Anda di halaman 1dari 9

TEKNIK TELEVISI DAN VIDEO

Oleh :

Nama : Icha Bellyna Putri

NPM : 0615 3033 0277

Kelas : 4TB

Dosen Pengasuh : Irma Salamah, S.T., M.T.I

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

2017
1. Jelaskan perbedaan TV analog dan TV digital!
Jawab :
Televisi Analog/TV Analog merupakan televisi yang hanya dapat
memproses sinyal analog. Televisi analog mengkodekan informasi gambar
dengan memvariasikan voltase dan atau frekuensi dari sinyal. Sistem yang
dipergunakan dalam televisi analog NTSC (National Television System
Committee), PAL, dan SECAM.
Sedangkan Televisi Digital/TV Digital merupakan televisi yang dapat
memproses sinyal digital dan sinyal analog. Televisi digital merupakan
perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi
menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.
Perbedaan yang paling mendasar antara sistem penyiaran televisi
analog dan digital terletak pada penerimaan gambar lewat pemancar. Pada
sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar televisi, sinyal akan
melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan
pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat dinikmati sampai
pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi. (Muhammad, 2015)
Perbedaan TV Digital dan TV Analog hanyalah perbedaan pada sistim
tranmisi pancarannya, kebanyakan TV di Indonesia, masih menggunakan
sistim analog dengan cara memodulasikannya langsung pada Frekwensi
Carrier, Sedangkan pada Pada sistim digital, data gambar atau suara
dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan.
Pada proses penerimaan ke pengguna, perbedaan TV analog dan TV
digital adalah seperti berikut :
Pada TV Analog, untuk mendapatkan siaran televisi digunakan alat
penangkap sinyal yang disebut antena. Pada siaran televisi analog, semakin
jauh letak antena dari stasiun pemancar televisi, sinyal yang diterima akan
melemah dan mengakibatkan gambar yang diterima oleh pesawat televisi
menjadi buruk dan berbayang.
Sedangkan pada TV Digital, proses penerimaan sinyal gambar, suara,
dan data ialah menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi. Modulasi

1
itu sendiri adalah proses perubahan suatu gelombang periodik sehingga
menjadikan suatu sinyal mampu membawa satu informasi. Dengan proses
modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekuensi rendah) bisa dimasukkan ke
dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus
berfrekuensi tinggi. Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut
modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi-informasi awal
(kebalikan dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang
melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.
Menurut cara produksinya TV Analog dan TV digital berbeda dalam
hal berikut :
Perangkat TV analog menggunakan tabung katoda sebagai display,
sementara TV digital menggunakan panel layar datar seperti LCD, plasma
atau LED. Akibatnya TV analog cenderung lebih besar dan tebal
dibandingkan dengan TV digital. TV analog juga mengkonsumsi daya yang
lebih banyak dibandingkan dengan TV digital.
Resolusi perangkat TV digital bisa diatur di angka 480p (SD = standard
definition) atau bahkan di 780p atau 1080i/p yang dikenal sebagai HD atau
high definition. HD memungkinkan untuk meningkatkan ukuran TV tanpa
mengorbankan kualitas gambar pada layar. TV analog menggunakan resolusi
SD. Meskipun telah ada upaya untuk mengimplementasikan HDTV untuk TV
analog, akan tetapi persyaratan dalam hal Bandwidth yang terlalu besar
sehingga tidak mungkin diterapkan.
Dalam produksinya TV analog biasanya terbatas pada ukuran dibawah
30 inci karena membuat ukuran layar lebih besar menimbulkan tantangan
yang lebih besar tanpa keuntungan nyata dalam kualitas gambar. Sementara
TV digital telah berkembang hingga dapat memiliki layar dengan ukuran lebih
dari 50 inchi. (Giovanni, 2015)

2
2. Jelaskan Standar Penyiaran! (Jenis-jenisnya)
Jawab :
Secara garis besar, standar penyiaran televisi dibedakan menjadi 2
macam yaitu sistem analog dan sistem digital. Perbedaan yang paling
mendasar antara sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada
penerimaan gambar lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari
stasiun pemancar televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar
menjadi buruk dan berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar
yang jernih akan dapat dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat
diterima lagi. Dapat dikatakan, siaran digital hanya mengenal dua kondisi
status, terima (kode 1) atau tidak (kode 0). Siaran televisi digital terestrial
berisikan siaran stasiun-stasiun televisi yang beroperasi secara free-to-air,
sehingga masyarakat tidak dipungut bayaran untuk menonton. Siaran televisi
digital ini dapat diterima di televisi analog dengan memanfaatkan perangkat
Digital Set Top Box (STB) / Digital Receiver / DVB-T Receiver yang
mengubungkan antena dengan televisi analog. Dengan kata lain Digital STB
adalah sebuah dekoder untuk mengubah sinyal digital menjadi gambar dan
suara dan menampilkannya pada pesawat televisi analog.

Sistem Analog
Ada 3 standar yang digunakan dalam sistem penyiaran analog.

 NTSC. Standar ini digunakan di Amerika serikat, Kanada, Meksiko,


Jepang, dan banyak Negara lainnya. Spesifikasi standar penyiaran ini
dibuat oleh National Television Standar Comitee pada tahun 1952. Standar
ini mendefinisikan sebuah metode untuk mengenkode informasi kedalam
sinyal video terbuat dari 525 garis Horizontal yang di-scan dan digambar
ke dalam wajah dalam tabung gambar berfosfor setiap 1/30 detik dengan
electron yang bergerak cepat.

3
 PAL. Sistem Phase Alternate Line (PAL) digunakan di Inggris, Eropa
Barat, Australia, Afrika Selatan, Cina, dan Amerika Selatan. PAL
meningkatkan resolusi layer menjadi 625 garis Horizontal, namun
memperlambat kecepatan scan menjadi 25 frame per detik. Sama seperti
saat penggunaan NTSC, garis genap dan ganjil digabungkan , setiap field
memerlukan 1/50 detik untuk menggambar (50Hz).

 SECAM. Sistem Sequantial Color and Memory (digunakan di Perancis.


Eropa timur, USSR (sekarang Rusia), dan beberapa Negara lain. Meskipun
SECAM merupakan system dengan 625 garis, 50 Hz, namun berbeda jauh
dari system warna NTSC dan PAL dalam hal dasar teknologi dan metode
penyiaran. Terkadang TV yang dijual di Eropa memanfaatkan dual
komponen dan dapat menggunakan system PAL dan SECAM.

Sistem Penyiaran Digital


Televisi digital (bahasa Inggris: Digital Television, DTV) atau
penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan
sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat
televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital, namun
lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang
lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting).
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu
televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T)
di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di
Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem
pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV
serta MPEG-1 untuk DVB-T.
Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan
memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T
terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi
melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita
6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang

4
dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi
berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan
SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode
ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua
data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan
16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang
disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan
antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital),
dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk
menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran
televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi
yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV). (Sardiyanto, 2011)

5
3. Apa yang dimaksud dengan media penyiaran?
Jawab :
Broadcasting atau penyiaran adalah bentuk distribusi konten audio
dan/atau video ke penonton yang tersebar melalui media komunikasi massa
audio atau visual melalui perantaraan radiasi gelombang elektromagnetik.
Broadcasting digunakan untuk tujuan sekedar relaksasi pribadi, pertukaran
pesan non-komersial, kesperimen, pelatihan diri, komunikasi amatir hingga
yang bersifat komersial seperti yang terlihat pada radio, televisi dan internet.
Penyiaran atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai broadcasting
adalah keseluruhan proses penyampaian siaran yang dimulai dari penyiapan
materi produksi, proses produksi, penyiapan bahan siaran, kemudian
pemancaran sampai kepada penerimaan siaran tersebut oleh pendengar /
pemirsa di suatu tempat. Berbeda dengan pemancaran, pemancaran sendiri
berarti proses tranmisi siaran, baik melalui media udara maupun media kabel
koksial atau saluran fisik yang lain.
Sebagaimana artinya penyiaran, bersifat tersebar ke semua arah atau
yang dikenal sebagai omnidirectional. Dari definisi sifat penyiaran ini bisa
diketahui bahwa semua sistem penyiaran yang alat penerima siarannya harus
dilengkapi dengan satu unit decoder, adalah kuang sejalan dengan definisi
broadcasting. Oleh karena itu, pada nama sistemnya harus ditambahkan kata
“terbatas”, sehingga menjadi sistem penyiaran terbatas.
Media penyiaran juga mempunyai karakteristik yang unik atau spesifik
dibandingkan dengan media cetak atau media massa yang lainnya. Melalui
media penyiaran, informasi dapat diterima pemirsa secara langsung atau biasa
disebut dengan real time atau live. Semua kejadian atau peristiwa dapat secara
langsung pada saat yang sama didengar/dilihat oleh pendengar/pemirsa
dengan cakupan populasi yang sangat luas dan efektif, tetapi informasi yang
disampaikan oleh media penyiaran sudah langsung berlalu dan tidak dapat
berulang lagi kecuali memang disiarkan ulang. Sementara pada media cetak,
informasi yang diberikannya masih dapat dibaca kembali, di mana dan kapan
saja. (Rohmadini, 2017)

6
4. Jelaskan perbedaan broadcasting TV dan Radio!
Jawab :
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi
sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara. Televisi merupakan
gabung dari kata tele (jauh) dari bahasa Yunani, dan visio (pengelihatan) dari
bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak
jauh yang menggunakan media visual/pengelihatan. Fugsi televisi sama
dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberikan informasi, mendidik,
menghibur dan membujuk. Sedangkan radio adalah teknologi yang digunakan
untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik
(gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat
udara dan bisa juga lewat ruang angkasa yang hampa udara.
Televisi bersifat audiovisual dan memiliki daya pengaruh tinggi dengan
biaya operasional yang juga tinggi. Serta menggunakan bahasa baku, bersifat
menyeluruh dan memerlukan perhatian khusus. Sedangkan perbedaan lain
yang terdapat pada radio adalah sifatnya berupa audio, memiliki daya
pengaruh rendah, biaya operasionalnya relatif murah, menggunakan bahasa
sehari-hari dan dapat dinikmati sambil beraktifitas. (Rizky, 2014)

7
DAFTAR PUSTAKA

Giovanni, Rianita. 2015. Perbedaan TV Analog dan TV Digital.


https://rianitagiovanni.wordpress.com/2015/11/12/perbedaan-tv-analog-dan-
tv-digital/
Muhammad, Fakhri Mahdi. 2015. TV Digital dan TV Analog. Depok : Universitas
Gunadarma.
https://fakhrimahdi67.wordpress.com/2015/11/12/perbedaan-tv-digital-dan-
tv-analog/
Rizky, Vhaya. 2014. Persamaan dan Perbedaan Televisi dan Radio.
https://vhaya07.blogspot.co.id/2014/12/persamaan-dan-perbedaan-televisi-
dan.html
Rohmadini, Siti. 2017. Pengaruh Tayangan Serial Kisah 9 Wali Episode “Sunan
Bonang dan Guptaja” di Trans TV Terhadap Kerukunan Dalam Keluarga
Masyarakat Kelurahan Ampel Kota Surabaya. Surabaya : Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya
Sardiyanto. 2011. Standar Penyiaran Televisi.
http://paknepedro.blogspot.co.id/2011/11/standar-penyiaran-televisi.html

Anda mungkin juga menyukai