Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

INSTALASI JARINGAN TELEKOMUNIKASI

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI

INSTALASI TV KABEL

KELOMPOK 4

KETUA :
MURSALIN FAJRI

NAMA ANGGOTA:
DINDA YANDITA
GHAZELLA FEBRILIA
M.ARIF ROMADONI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2014
Instalasi TV Kabel

1. Tujuan

Tujuan dari pembuatan Proyek jaringan koaksial adalah sebagai berikut:

 Membuat suatu rancangan jaringan koaksial yang efisien dengan kualitas yang
baik.
 Mengetahui proses instalasi TV kabel.
 Mengetahui cara kerja TV kabel.
 Mengetahui pembagian kanal frekuensi Televisi.
 Memudahkan pelanggan mendapatkan informasi yang uptodate mengenai TV
kabel.

2. Dasar Teori
2.1. Pengertian Televisi Kabel

Televisi kabel atau sering dikenal dengan Cable Antena Television (CATV) adalah
sistem penyiaran acara televisi lewat isyarat frekuensi radio yang ditransmisikan
melalui serat optik yang tetap atau kabel coaxial dan bukan lewat udara seperti siaran televisi
biasa yang harus ditangkap antena (over the air). Selain acara televisi, acara radio FM,
internet, dan telepon juga dapat disampaikan lewat kabel.
Cable Antenna Television sendiri sebenarnya identik dengan dengan televisi kabel yang
kita kenal saat ini, baik yang ada di kota besar maupun kota kecil yang ada di Indonesia,
yang mungkin membedakan satu dengan yang lain adalah sistem distribusi yang
diaplikasikan. Cable Antenna Television, dalam mekanismenya terdiri atas sebuah headend
pengendali siaran dan sistem distribusi yang digunakan agar siarannya dapat dinikmati oleh
para pelanggannya.
Sistem ini banyak dijumpai di Amerika Utara, Eropa, Australia, Asia Timur, Amerika
Selatan, dan Timur Tengah. Televisi kabel kurang berhasil di Afrika karena kepadatan
penduduk yang rendah di berbagai daerah. Seperti halnya radio, frekuensi yang berbeda
digunakan untuk menyebarkan banyak saluran lewat satu kabel. Sebuah kotak penerima
digunakan untuk memilih satu saluran televisi. Sistem televisi kabel modern sekarang
menggunakan teknologi digital untuk menyiarkan lebih banyak saluran televisi daripada
sistem analog.
Dalam sebuah sistem kabel, isyarat mungkin telah melampaui 30 atau 40 amplifier
sebelum mencapai rumah anda, satu tiap 1000 kaki atau lebih, dengan masing-masing
amplifier anda bisa mendapatkan gangguan dan distorsi. Ditambah lagi jika salah satu dari
amplifier gagal anda akan kehilangan gambar. Sistem kabel memiliki reputasi tidak memiliki
kualitas gambar yang baik dan tidak dapat dipercaya. Diakhir tahun 1970, TV Kabel
menemukan solusi dari masalah amplifier. Sejak itu mereka juga membuat teknologi mereka
dapat menambah program ke servis kabel.
Pada awal tahun 1950, sistem kabel mulai bereksperimen dengan cara menggunakan
pengirim glombang mikro dan menara penerima untuk menangkap isyarat dari stasiun yang
berjarak jauh. Dalam beberapa kasus, cara ini membuat televisi tersedia untuk orang-orang
yang tinggal di luar area dari standar penyiaran. Dalam kasus lainya, terutama di bagian
timur laut AS. Hal itu berarti pelanggan TV kabel mungkin dapat mengakses kebeberapa
stasiun penyiaran yang memiliki jaringan yang sama. Untuk pertama kalinya TV kabel
digunakan untuk memperbanyak tontonan, tidak hanya tontonan biasa. Ini memulai tren yang
mengawali booming-nya TV kabel pada tahun 1970an.
Tambahan dari stasiun CATV (Community Antenna Television) dan penyebaran sistem
kabel mengarahkan para pembuatnya untuk menambahkan switch sebagian besar dari
pengaturan televisi. Orang-orang dapat mengatur televisi mereka untuk memilih channel-
channel berdasarkan dari rencana alokasi frekuensi Federal Communications Commission
(FCC) atau mereka dapat mengatur semua untuk rencana penggunaan oleh kebanyakan
sistem kabel. Dua rencana tersebut kepentinganya berbeda.

2.2. Peralatan Instalasi Televisi Kabel

Berikut peralatan yang dibutuhkan untuk instalasi TV Kabel, yaitu :

2.2.1. Televisi

Pengertian Televisi adalah sebuah media telekomunikasi sebagai penerima siaran


gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom ("hitam putih") maupun warna,
"Televisi" juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, Kata "televisi" merupakan gabungan
dari kata tele ("jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin.
Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh.

Objek gambar yang biasa terlihat dilayar TV merupakan hasil produksi dari sebuah
kamera. Objek gambar yang ditangkap lensa kamera akan dipisahkan menjadi tiga warna
primer yaitu merah (Red) , hijau (Green) , dan biru (Blue) . Hasil tersebut akan dipancarkan
oleh pemancar TV (Transmitter) berupa sinyal krominan, sinyal luminan dan sinkronisasi.
Selain gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang ditransmisikan
bersama sinyal gambar. Gambar dipancarkan dengan system amplitudo modulasi (AM),
sedangkan suara dengan frekuensi modulasi (FM). Kedua sistem ini digunakan untuk
menghindari derau (noise) dan interferensi. Kedua sinyal informasi diatas dimodulasikan
dengan RF Carrier dan dipancarkan ke angkasa melalui antena.
Kelompok frekuensi yang ditetapkan untuk transmisi sinyal disebut saluran
(channel). Masing-masing mempunyai saluran 6 MHz dalam salah satu bidang frekuensi
(band) yang dialokasikan untuk penyiaran TV komersial, yaitu :
a). VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 4 (47-68 MHz).
b). VHF bidang frekuensi tinggi saluran 5 sampai 12 (174 - 230 MHz).
c). UHF saluran 21 sampai 69 (470 - 862 MHz).

Gambar 2.2.1. Televisi


2.2.2. DVD PLAYER

DVD (Digital Versatile Disc atau Digital Video Disc) adalah media penyimpan data
yang mempunyai kapasitas tinggi serta mampu menyimpan data pada kedua sisinya dan
biasanya digunakan untuk menyimpan file-file multimedia yang mempunyai ukukran yang
sangat besar

Gambar 2.2.2DVD Player

2.2.3. CCTV
CCTV (Closed Circuit Television) adalah penggunaan kamera video untuk
mentransmisikan signal video ke tempat spesifik, dalam beberapa set monitor. Berbeda
dengan siaran televisi, sinyal CCTV tidak secara terbuka ditransmisikan. CCTV paling
banyak digunakan untuk pengawasan pada area yang memerlukan monitoring seperti bank,
gudang, tempat umum, dan rumah yang ditinggal pemiliknya.
Sistem CCTV biasanya terdiri dari komunikasi fixed (dedicated) antara kamera dan
monitor. Teknologi CCTV modern terdiri dari sistem terkoneksi dengan kamera yang bisa
digerakkan (diputar, ditekuk, dan di-zoom) , dapat dioperasikan jarak jauh lewat ruang
kontrol, dan dapat dihubungkan dengan suatu jaringan baik LAN, Wireless-LAN maupun
Internet. Konfigurasi dari komponen-komponen CCTV dapat dilihat pada gambar dibawah
ini:
Gambar 2.2.3. konfigurasi CCTV

2.2.4. SPLITTER
Splitter adalah alat untuk memperkuat sinyal dari antena TV / Cable TV / Parabola
dan kemudian dapat dibagi ke beberapa TV pada bagian output-nya. Sehingga kualitas
gambar tidak menurun meskipun dibagi ke beberapa TV.

Gambar 2.2.4a Splitter 2 output


Gambar 2.2.4b Macam- macam Splitter

2.2.5. MODULATOR
RF Modulator UHF adalah alat untuk mengubah sinyal dari 4 buah input
AV (Misalnya:DVD,CCTV camera, Decoder Parabola, dll) menjadi sinyal RF dengan
channel UHF yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Tujuannya adalah untuk
mengikutkan atau menambahkan keempat input AV tersebut ke dalam jalur kabel coaxial
(dari antena TV atau TV kabel) untuk didistribusikan ke beberapa TV. Untuk
mendistribusikan siaran kebeberapa TV bisa menggunakan TV Booster & Splitter.

Gambar 2.2.5 Modulator

Modulator bisa digunakan untuk membuat jaringan TV kabel, yang channel-


channel yang akan didistribusikan bisa diatur dari AV input-nya dan diletakkan
pada channel UHF yang bisa kita tentukan sendiri. AV Input-nya bisa dari CCTV
Camera, DVD atau dari receiver parabola ataupun dekoder TV berbayar. Jika ingin
menggunakan lebih dari 4 input AV, bisa menggunakan alat tersebut lebih dari 1 unit.
Dengan rangkaian RF Out dari unit yang satu masuk ke RF Input unit lainnya, dan RF
out dari unit terakhir yang didistribusikan ke masing-masing televisi.
2.2.6. KABEL COAXIAL DENGAN JACK ANTENA

Kabel coaxial menghasilkan spectrum frekwensi yang lebih besar bila dibandingkan
dengan kable twisted-pair. Kabel coaxial jaringan TV yang biasa dapat mensupport
frekwensi 370 MHz. Sedangkan kabel coaxial terbaru yang sudah dikembangkan lebih baik
seperti Hybrid Fiber Coax (HFC) dapat mensupport system dengan frekwensi 750 MHz
atau 1.0000 MHZ.
Dari segi kapasitas, kabel coaxial dapat menghasilkan kapasitas 370-1.000 kali lebih
besar dari sebuah kable twisted-pair. Dengan kapsitas sebesar ini, kabel coaxial dapat
digunakan sebagai sarana pada sebuah jaringan broadband. Besarnya kapasitas ini
tergantung dari lokasi (standard yang berlaku di tempat tersebut). Pada system di Amerika
Utara, setiap kanal TV kabel menggunakan bandwidth 6MHZ, sesuai dengan standard
NTSC (National Television System Committee. Di Eropa, dengan standard PAL (Phase
Alternate Line), bandwidth kanalnya ialah 8 MHz. Dengan bandwidth dan kapasitas yang
lebih besar, kable coaxial juga akan mensupport system dengan service yang beragam,
seperti voice, data, video dan multimedia.
Kabel coaxial juga menawarkan performance yang jauh lebih baik dari kabel
twisted-pair, karena pelindung yang berupa ayaman tembaga pada kabel coaxial akan
melindungi pusat kabel dari interferensi gelombang elektomagnetik yang berasal dari luar
kabel, sehingga akan mengurangi terjadinya error/noise dan cross talk. Hal ini
memungkinkan kabel coaxial untuk mencapai bit error rate sampai dengan
1/1.000.000.000. Intensitas error, noise dan crosstalk yang lebih kecil ini akan berdampak
pada berkurangnya jumlah amplifier yang dibutuhkan untuk mengguatkan sinyal yang
lemah sepanjang jalur transmisi, dimana dengan menggunakan kabel coaxial amplifer
hanya dibutuhkan setip jarak 2,5 km
Gambar 2.2.6a Kabel Coaxial

Gambar 2.2.6b Jack Antena TV 5C Besi_LRG

Gambar 2.2.6c Kabel Coaxcial setelah


disambung dengan Jack antena
3. Alat yang Digunakan

No Nama Barang Jumlah


1 Kabel Coaxial Secukupnya
2 Splitter 1
3 Televisi 2
4 Modulator Winnersat 1
5 Dvd 2
6 Camera 1

4. Diagram Rangkaian

DVD 1 TV 1
MODULATOR

DVD 2 SPLITTER

TV 2

CCTV
5. Langkah Kerja

1. Membuat rangkaian instalasi seperti pada diagram rangkaian.


2. Menghubungkan perangkat tv, dvd, cctv, modulator pada sumber tegangan AC 220 v.
3. Memberikan input audio dan video pada dvd player.
4. Melakukan pengaturan pencarian frekuensi pada televisi untuk mendapatkan channel dari
ketiga input pada menu tv.
5. Melakukan pengamatan terhadap hasil channel pada televisi baik dvd player maupun
cctv.

6. Pembahasan

6.1. Penginstalan
a. Sebelum persiapan / penginstalan
- Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan seperti, Kabel Coaxial, Splitter,
Televisi, Modulator Winnersat, Dvd, Camera.
- Menghubungkan Sumber Channel Ke Modulator Televisi Winnersat 588 dan 688,
sesuai channel yang diinginkan. Lalu output dari Modulator Disambungkan ke
Combiner, dan Output dari Combiner dihubungkan dengan Splitter. Dan output
dari splitter dihubungkan ke Input Antena Televisi.
-

DVD 1

MODULATOR

DVD 2

Gambar 6.1a DVD1,DVD2, Modulator


TV 1 TV 2 CCTV
Gambar 6.1b TV1, TV2, CCTV

b. Pengecekan dan pengaturan kanal frekuensi TV


- Menghubungkan perkabelan pada instalasi TV kabel sesuai diagram rangkaian.

Gambar 6.1c Perkabelan instalasi TV Kabel


- Untuk mencari channel yang digunakan, maka cari pada menu televisi frekuensi
kanal yang dipakai pada modulator.

Gambar 6.1d Pencarian Kanal Frekuensi

c. Hasil dari percobaan


- Hasil pengecekan channel TV pada DVD 1

Gambar 6.1e Hasil DVD1


- Hasil pengecekan channel TV pada DVD 2

Gambar 6.1f Hasil DVD

- Hasil pengecekan channel TV pada CCTV

Gambar 6.1g Hasil CCTV


7. Analisa

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa pada praktek
televisi menggunakan dua buah televisi sebagai alat untuk melihat input yang berupa kamera
dan cd. Input berupa kamera dan cd tersebut juga terhubung dengan suatu alat yang bernama
repeater. Input akan terlihat pada masing-masing televisi sesuai dengan channel yang telah
dipilih sebelumnya dengan melakukan pengaturan secara manual hingga didapatkan frekuensi
yang digunakan pada input-input tersebut, dimana input akan berupa channel cd dan kamera.
Untuk mendapatkan hasil yang sebagaimana mestinya, melewati beberapa kesukaran seperti
tidak didapatkannya dua chanel tersebut pada masing-masing televisi. Bahkan bisa
didapatkannya banyak chanel pada masing-masing televisi tersebut, hal tersebut dikarenakan
adanya suatu kebocoran pada kabel atau sistem yang digunakan.

Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengecekan pada alat atau kabel yang
digunakan. Dan melakukan pencarian frekuensi chanel tersebut kembali secara manual pada
masing-masing televisi tersebut setelah dilakukannya pengecekan, sehingga didapatkannya
kembali input-input tersebut dan terlihat pada masing-masing televisi tanpa adanya chanel input
yang lain (kebocoran). Pada percobaan ini kita juga melakukan penambahan input menjadi tiga,
yaitu dengan menambahkan satu cd lagi sebagai inputnya. Sehingga pada masing-masing televisi
akan nampak tiga input, yaitu kamera, cd1, dan cd2. Selanjutnya dilakukan dengan cara yang
sama pada bagian penyambungan dan pensetingan frekuensi chanelnya, sama seperti yang
sebelumnya pada saat hanya dua input.

8. Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa :

1. Untuk menampilkan input pada tv digunakan repeater yang berfungsi untuk menampilkan
input pada channel yang ditentukan sebelumnya.
2. Pencarian channel dapat dilakukan secara manual atau otomatis pada setting yang berada
pada tv tersebut.
3. Jika terdapat lebih dari dua channel yang muncul pada tv maka saluran tersebut telah
bocor yang disebabkan oleh pemasangan kabel yang kurang baik
DAFTAR PUSTAKA

http://Masterparabola.net “TV KABEL HOTEL” (31 Agustus 2014)

https://informasiindonesia.wordpress.com “Tips Pemasangan TV Kabel Untuk


Rumah” (31 Agustus 2014)

Anda mungkin juga menyukai