Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan metodologi yang digunakan dalam penelitian
tentang cara menghitung dan mengukur keluaran daya pada sistem pemancar,
jangkauan dan kualitas penerimaan sinyal dari pemancar TV digital DVB-T2
dengan jenis modulasi QFSK, 64-QAM dan 256-QAM.

3.1 Langkah Penelitian

Gambar 3.1 adalah diagram alir penelitian untuk penyusunan tugas akhir
ini. Langkah pertama yang dilakukan adalah tinjauan pustaka berupa studi
literatur dengan melakukan kajian dari buku dan tulisan-tulisan lain berupa jurnal
nasional ataupun internasional. Kemudian mengidentifikasi masalah dan
menentukan tujuan. Setelah itu melakuakan penghitungan dan pengukuran di
lapangan dengan memilih lokasi yang sudah ditentukan. Dari hasil pengukuran
tersebut kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan hasil penghitungan.
Terakhir memberi kesimpulan dan saran dari hasil analisa tersebut.

31
32

Gambar 3.1 Diagram alir langkah penelitian


33

3.2 Konfigurasi Sistem

Untuk melakukan pengukuran area cakupan layanan di Wilayah Jakarta


diperlukan satu set pemancar TV Digital DVB-T2 di sisi pemancar dan satu set
alat ukur di sisi penerima. Konfigurasi sistem pemancar dan sistem penerima
DVB-T2 adalah sebagai berikut:

Gambar 3.2 Konfigurasi sistem pengukuran DVB-T2


Proses pengiriman sinyal DVB-T2 dari sistem pemancar ke sistem
penerima adalah sebagai berikut:
1. Informasi yang dikirimkan terlebih dahulu diubah ke dalam gelombang
frekuensi termodulasi pada perangkat modulator. Sistem modulasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah QPSK, 64-QAM dan 256-QAM.
Sinyal yang dikeluarkan dari exciter adalah sinyal RF dengan frekuensi
tengah kanal 43 UHF yaitu 650 MHz.

2. Pada keluaran modulator, sinyal RF masih sangat kecil (antara 0 dan +37
dBm. sehingga perlu dikuatkan lagi dengan penguat daya RF agar
menghasilkan daya maksimum 3.500 Watt. Pada penelitian ini, keluaran daya
disetel pada 3.050 Watt.

3. Supaya keluaran dari penguat daya RF dapat dipancarkan oleh antena maka
diperlukan kabel pengumpan yang akan menghubungkan antara penguat daya
RF dan Antena. Kabel yang digunakan adalah jenis Cellflex LCF158-50JL
dengan total panjang kabel 175 meter.
34

4. Sinyal RF dipancarkan melalui antena. Antena yang digunakan pada


penelitian ini adalah antena slot jenis DLP8B-70/30-E40 dengan pola radiasi
omni direksional yang dipasang pada ketinggian 150 meter di atas permukaan
tanah.

Alur proses penerimaan sinyal sebagai berikut:

1. Sinyal RF yang dikirmkan dari sistem pemancar diterima melalui antena Log
Periodik.

2. Dari antena sinyal diteruskan ke perangkat penerima melalui kabel koaxial


RG-223/U dengan panjang 12 meter.

3. Sinyal keluaran dari kabel disambungkan dengan alat ukur penerima DVB-T2
Rover HD Protab dan Spectrum Analyzer Advantest U-3751.

3.3 Konfigurasi Sistem Pemancar DVB-T2

Data konfigurasi sistem pemancar DVB-T2 yang akan dijadikan sample


dalam perhitungan area cakupan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Parameter Pemancar DVB-T2


Nama Stasiun Pemancar DVB-T2 TransTV Jakarta
Raya Joglo Raya RT.06 RW.06 No.100, Komplek
Lokasi
Pemadam Kebakaran Joglo Jakarta Barat
Koordinat Lokasi 06º12’57,58”S 106º43’22,7”E
Daya Pemancar 3500 Watt. (Daya saat ini: 3050 Watt)
Frekuensi / Kanal 626 MHz. / 40 UHF.
Jenis Antenna Slot DLP8B-70/30-E40
Gain 11.3 dB.
Pola Radiasi Antena Omni Direksional
Ketinggian Antena 150 meter di atas permukaan tanah.
Jenis Kabel Cellflex LCF158-50JL
Impedansi 50 Ohm
Panjang Kabel 175 meter
Rugi Kabel 1,85 dB / 100m. (3,7 dB @ 175 m)
Rugi Konektor 0,6 dB.
35

3.4 Pengaturan Parameter modulator DVB-T2


Modulasi QPSK:
Untuk memancarkan DVB-T2, pada bagian modulator diatur dengan modulasi seperti
di bawah ini:
Tabel 3.2 Parameter DVB-T2 dengan modulasi QPSK
Frequency 626 MHz.
PLP Mod QPSK
Pilot Patern PP6
FFT Size 32K
Guard Interval 1/32
Data Symbol 65

Modulasi 16-QAM:
Untuk memancarkan 16-QAM, pada bagian modulator diatur dengan modulasi seperti
di bawah ini:
Tabel 3.2 Parameter DVB-T2 dengan modulasi 16-QAM
Frequency 626 MHz.
PLP Mod 16-QAM
Pilot Patern PP6
FFT Size 32K
Guard Interval 1/32
Data Symbol 65

Modulasi 64-QAM:
Untuk memancarkan DVB-T2, pada bagian modulator diatur dengan modulasi seperti
di bawah ini:
Tabel 3.4 Parameter DVB-T2 dengan modulasi 64-QAM
Frequency 626 MHz.
PLP Mod 64-QAM
Pilot Patern PP6
FFT Size 32K
Guard Interval 1/32
Data Symbol 65
36

3.5 Metode Pengukuran Sistem Pemancar

Metode pengambilan data yang dilakukan pada sisi pemancar adalah


dengan cara melakukan uji simulasi sederhana dengan melakukan pengukuran
daya sinyal pada sisi pemancar. Metode ini bertujuan untuk mengukur besarnya
sinyal keluaran pada sisi pemancar dalam satuan dBm. dan dikonversi ke dalam
satuan Watt. Selanjutnya data inin akan dijadikan bahan analisis pengaruh jenis
modulasi terhadap sinyal yang dipancarkan. Pengukuran dilakukan dengan
mengambil sampel besarnya daya sinyal menggunakan Site Master Anritsu
S332D dan Spectrum Analyzer Advantest U3751.

Gambar 3.3 Diagram blok pengukuran daya pancar DVB-T2

3.6 Konfigurasi Site Master S332D Anritsu.

Dalam pengukuran sinyal keluaran daya sistem pemancar, alat ukur diatur
dengan konfigurasi sebagai berikut :
1. Mode : Power Monitor (External Detector)
2. Input : RF.
3. Unit : dBm. / Watt.

Masukan sinyal pembawa (RF) didapatkan dari keluaran directional coupler.


Site Master akan mengukur keluaran daya dari konektor forward power
37

dengan nilai sampling –50 dB. Daya keluaran pemancar adalah nilai yang terbaca
pada Site Master dalam dBm. ditambah dengan 50 dB.

3.7 Konfigurasi DVB-T2 Analyzer HD Protab.

Dalam pengukuran sinyal yang diterima, alat ukur DVB-T2 Analyzer HD


Protab diatur dalam konfigurasi sebagai berikut :
1. Mode : TV
2. Channel 40
3. Frequency : 626 MHz.
4. DC @RF : Off
5. BW : 8 MHz.
6. Modulation : DVB-T2.

Masukan sinyal pembawa (RF) didapatkan dari keluaran kabel antena,


kemudian diumpankan ke konektor masukan DVB-T2 Analyzer HD Protab untuk
mengukur kuat sinyal sesuai dengan frekuensi/kanal yang telah ditentukan.

3.8 Konfigurasi Spectrum Analyzer

Konfigurasi spectrum analyzer yang digunakan dalam pengukuran ini


adalah sebagai berikut:
1. Center Frequency : 622 MHz
2. Span : 10 MHz
3. IF BW : 100 kHz.
4. Video BW : 30 kHz.
5. Sweep Time : 1 Second

Masukan sinyal pembawa (RF) didapatkan dari keluaran kabel antena dan
spectrum akan mengukur kuat sinyal sesuai dengan frekuensi/kanal yang telah
ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai