Pengukuran FR
Hal. 1
Praktikum Pengukuran FR
III. GAMBAR KONFIGURASI ALAT UKUR DAN FUNGSINYA
Kabel RF
Kabel RF
Hal. 2
Praktikum Pengukuran FR
B. Pengukuran Center Frequency, Bandwidth, dan Level
• Hidupkan Spectrum Analyzer (SPA). Dengan menggunakan fitur tombol
Start dan Stop Frequency, amati frekuensi rentang 87 - 108 MHz. Pilih
dan catat frekuensi yang hendak diukur.
• Karena tidak dapat memenuhi kondisi ideal pengukuran Center
Frequency (kondisi pemancar memancar tanpa modulasi), maka
parameter SPA diatur sebagai berikut :
Parameter Nilai
Frekuensi Center Frekuensi center dari emisi yang diukur
Span 500 kHz
RBW 10 kHz
VBW 30 kHz
Attenuation Diatur agar spa tidak over range dan
memenuhi syarat S/N
Detector Peak / Sample
Sweep Time Auto
Trace Max Hold
Durasi ± 2 Menit
Parameter Nilai
Frekuensi Center Frekuensi center dari emisi yang diukur
Span 500 kHz
RBW 10 kHz
VBW 30 kHz
Attenuation Diatur agar spa tidak over range dan
memenuhi syarat S/N
Detector Peak / Sample
Sweep Time Auto
Trace Max Hold
Durasi ± 10 Menit
• Klik tombol Shift -> Meas -> Power & BW -> OCC BW -> On √ -> % Int
Pwr √
• Hentikan sweep SPA dengan menekan tombol Hold/View, catat nilai
OCC BW.
Hal. 3
Praktikum Pengukuran FR
C. Pengukuran Harmonisa (H1, H2, H3)
• Setting Parameter Spektrum Analyzer = sama dengan metode B%
namun frekuensi center-nya disetting sesuai frekuensi H1, H2 dan H3,
attenuation diset ke 0 dB, serta tidak perlu masuk ke Mode
Measurement OCC BW.
• Harmonisa 1
- Letakkan marker pada kelipatan dua dari frekuensi fundamental
- Catat frequency dan level yang tertera pada informasi marker
- Hitung delta level terhadap level frekuensi fundamental.
Harmonisa 2
- Letakkan marker pada kelipatan tiga dari frekuensi fundamental
- Catat frequency dan level yang tertera pada informasi marker
- Hitung delta level terhadap level frekuensi fundamental.
Harmonisa 3
- Letakkan marker pada kelipatan empat dari frekuensi fundamental
- Catat frequency dan level yang tertera pada informasi marker
- Hitung delta level terhadap level frekuensi fundamental.
• Batas level harmonisa yang diizinkan untuk daya pancar > 1 kW
maksimum 60 dB dibawah level frekuensi fundamental., untuk daya
pancar < 1 kW maksimum 50 dB dibawah level frekuensi fundamental
Parameter Nilai
• Atur dan letakkan marker 1 di posisi tengah dari frekuensi yang diukur,
kemudian tekan delta marker dan geser delta marker 1 ke sisi kiri hingga
ke sudut penurunan level yang tajam pada spektrum, catat nilai delta
marker 1.
• Ulangi langkah diatas untuk sisi spektrum yang sebelah kanan. Catat
nilai yang tertera. Bandingkan kedua nilai delta marker 1 tersebut. Nilai
yang paling besar merupakan nilai deviasi frekuensi (batas maksimum
deviasi frekuensi FM adalah 75 KHz). Catat dan masukkan dalam
Lembar Kerja.
Hal. 4
Praktikum Pengukuran FR
E. Pengukuran Kuat Medan (Field Strength)
• Pada praktikum kali ini digunakan metode Zero Span untuk mengukur
Field Strength.
• Hasil pengukuran kuat medan dalam satuan dBuV/m. Untuk
mendapatkan nilai pengukuran dalam satuan dBuV/m maka ke dalam
Spectrum Analyzer harus dimasukkan nilai antenna factor, k dan
redaman kabel ukur, ac. Apabila SPA tidak mendukung fitur input data
antenna factor, maka hasil pengukuran yang diperoleh dalam satuan
dBm atau dBuV harus dikonversi ke dalam satuan dBuV/m dengan
cara :
a. Untuk satuan dBm, dikonversi dengan persamaan :
Hal. 5
Praktikum Pengukuran FR
2. Pengukuran Parameter Teknis Televisi Siaran Analog UHF
Hal. 6
•
Praktikum Pengukuran FR
Hal. 7
Praktikum Pengukuran FR
• Atur parameter SPA sebagai berikut :
Parameter Nilai
V. PENGUMPULAN DATA
Output Level
Signal Generator
Hal. 8
Praktikum Pengukuran FR
B. Pengukuran Center Frequency, Bandwidth, dan Level
Parameter Hasil Ukur
Frequency Center (MHz) 99.7
Level (dBm) -54.24
Bandwidth (kHz) 188.747
Center Freq
dan Level
Occupied
Bandwidth
Hal. 9
Praktikum Pengukuran FR
C. Pengukuran Harmonisa (H1, H2, H3)
Harmonisa 1 Harmonisa 2 Harmonisa 3
Frekuensi Level Frekuensi Level Frekuensi Level
(MHz) (dBm) (MHz) (dBm) (MHz) (dBm)
199.4 -105.33 299.1 -104.58 398.8 -104.94
Hal. 10
Praktikum Pengukuran FR
D. Pengukuran Deviasi Frekuensi
Marker 1 (MHz) Δ Marker 1 (kHz)
99.7 68
Deviasi Frekuensi
Hal. 11
Praktikum Pengukuran FR
2. Pengukuran Parameter Teknis TV Siaran Analog UHF
Hal. 12
Praktikum Pengukuran FR
Frekuensi Video,
Frekuensi Audio,
dan Levelnya
H1 Frekuensi Video
H1 Frekuensi Audio
H2 Frekuensi Video
H2 Frekuensi Audio
Hal. 13
Praktikum Pengukuran FR
C. Pengukuran Spurious Emission Stasiun Televisi
Normalisasi Video
Spurious Emission
No. dari Frekuensi Carrier
Video Carrier Frek (MHz) Level (dBm) Frek (MHz) Level (dBm)
(MHz)
1 - 16.5 518.75 -95.81
2 - 11.5 523.75 -99.25
3 - 5.5 529.75 -99.10
4. - 4.43 535.25 - 68.17 530.82 -98.96
5. + 6.57 541.82 -99.52
6. + 9.93 545.18 -98.36
7. + 11.5 546.75 -99.25
8. + 16.5 551.75 -97.18
Level Spurious
Emission pada
- -16.5 MHz
Level Spurious
Emission pada
- -11.5 MHz
Hal. 14
Praktikum Pengukuran FR
Level Spurious
Emission pada
-5.5 MHz
Level Spurious
Emission pada
-4.43 MHz
Level Spurious
Emission pada
+6.57 MHz
Hal. 15
Praktikum Pengukuran FR
Level Spurious
Emission pada
+9.93 MHz
Level Spurious
Emission pada
+11.5 MHz
Level Spurious
Emission pada
+16.5 MHz
Hal. 16
Praktikum Pengukuran FR
D. Pengukuran Kuat Medan (Field Strength)
Parameter Hasil Ukur
Frequency (MHz) 535.25
Level Zero Span (dBm) -68.87
Hal. 17
Praktikum Pengukuran FR
VI. ANALISIS DAN EVALUASI
1. Pengukuran Parameter Teknis Radio Siaran FM
Hal. 18
Praktikum Pengukuran FR
D. Pengukuran Deviasi Frekuensi
Marker 1 (MHz) Δ Marker 1 (kHz)
99.7 68
Kuat Medan :
dimana : e = kuat medan [dBuV/m]
k = antenna factor (dB)
ac = redaman kabel ukur (dB)
po = output power (hasil ukur) (dBm)
Hal. 19
Praktikum Pengukuran FR
Disimulasikan spesifikasi antenna pemancar yang digunakan oleh radio Wadi
FM 99.7 MHz adalah :
Power Output Pemancar (Watt) 2500
Antenna OMB-GP 4
Jumlah Bay 4
Gain (dBd) 3
Kabel Heliax LDF7-50A
Panjang Kabel (m) 60
Redaman Kabel (dB) 0.400
RF Output Konektor Andrew L5TNM-PS
Redaman Konektor (dB) 0.365
Nilai redaman frekuensi 100 MHz adalah 0.671, untuk frekuensi 99.7 MHz
maka nilai redamannya adalah (0.671/100) x 99.7 = 0.668 dB/100m. Karena
panjang kabel yang digunakan adalah 60 meter, maka redaman kabel adalah
(0.668/100) x 60 = 0.400 dB.
Hal. 20
Praktikum Pengukuran FR
2. Pengukuran Parameter Teknis TV Siaran Analog UHF
Hal. 21
Praktikum Pengukuran FR
C. Pengukuran Spurious Emission Stasiun Televisi
Normalisasi dari Video
Spurious Emission
No. Frekuensi Video Carrier
Carrier (MHz) Frek (MHz) Level (dBm) Frek (MHz) Level (dBm)
1 - 16.5 518.75 -95.81
2 - 11.5 523.75 -99.25
3 - 5.5 529.75 -99.10
4. - 4.43 535.25 - 68.17 530.82 -98.96
5. + 6.57 541.82 -99.52
6. + 9.93 545.18 -98.36
7. + 11.5 546.75 -99.25
8. + 16.5 551.75 -97.18
Hal. 22
Praktikum Pengukuran FR
Disimulasikan spesifikasi antenna pemancar yang digunakan oleh stasiun
pemancar Trans TV (535.25 MHz adalah :
Power Output Pemancar (Watt) 80000
Antenna RFS RD Series
Jumlah Bay 12
Gain (dBd) 16.1
Kabel RFS HCA400-50J
Panjang Kabel (m) 300
Redaman Kabel (dB) 2.7
Konektor RFS 318EIA-HCA300-009
Redaman Konektor (dB) 0.05
Antenna
Konektor
Kabel
Nilai redaman frekuensi 512 MHz adalah 0.87, untuk frekuensi 535.25 MHz
maka nilai redamannya adalah (0.87/512) x 535.25 = 0.90 dB/100m. Karena
panjang kabel yang digunakan adalah 300 meter, maka redaman kabel
adalah (0.90/100) x 300 = 2.7 dB.
Nilai ERP dihitung dengan persamaan :
ERP (dBW) = Ptx (dBW) - L (dB) + G (dBd)
maka, nilai ERP adalah = (10 Log 80000) - (0.05+2.7) + 16.1
= 49.03 - 2.75 + 16.1
= 67.88 dBW (6138 kW)
Hal. 23
Praktikum Pengukuran FR
VII. KESIMPULAN
• Pada stasiun radio siaran FM, parameter karakteristik stasiun radio yang
perlu diukur dan diketahui antara lain adalah center frequency, bandwidth,
deviasi frekuensi, level dan kuat medan (fieldstrength), daya pancar dan
effective radiated power (ERP), serta level harmonisa (kelipatan center
frequency).
• Pada stasiun televisi siaran Analog, parameter karakteristik stasiun radio
yang perlu diukur adalah frekuensi, level dan fieldstrength pada video carrier
dan audio carrier, bandwidth, frekuensi dan level dari harmonisa, serta
frekuensi dan level emisi parasitik (spurious emission).
• Effective Radiated Power (ERP) yang dipancarkan oleh suatu stasiun radio
diketahui melalui perhitungan berdasarkan daya pancar yang terukur di sisi
Pemancar
• Pengukuran parameter teknis radio dan tv siaran diperlukan untuk
memastikan bahwa pemancar memancarkan parameter frekuensi siaran
sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu PM Kominfo No 3 Tahun 2017
untuk radio siaran FM dan PM Kominfo No 31 Tahun 2014 untuk TV Siaran
Analog UHF.
• Hasil pengukuran parameter teknis radio siaran FM dan TV siaran analog
UHF yang dilakukan didapatkan hasil yang tidak dapat dibandingkan dengan
peraturan yang berlaku, karena syarat pengukuran secara ideal tidak
terpenuhi (lokasi pengukuran dan tinggi antenna).
Hal. 24