4.1 Pendahuluan
Pada bab ini, yang akan dibahas adalah mengenai realisasi, pengukuran dan
analisis dari antena yang telah di rancang sebelumnya berdasarkan hasil dari
simulasi. Realisasi antena yang akan dirancang dimensinya sesuai dengan hasil
atau hasil fabrikasi yang berdasarkan hasil simulasi dan menganalisis setiap hasil
1. Return Loss
2. VSWR
3. Bandwidth
4. Pola Radiasi
5. Polarisasi
6. Gain
54
55
Pengukuran yang dilakukan ada 2 jenis yaitu pengukuran indoor (parameter return
loss, vswr, bandwith dan impedansi) dan pengukuran outdoor (parameter polarisasi,
polaradisi dan gain). Syarat untuk melakukan sebuah pengukuran antena sebaiknya
dilakukan di ruangan yang bebas pantulan. Pengukuran antena yang baik adalah
pengukuran yang dilakukan pada daerah medan jauh antena dan kondisi ruang yang
bebas pantulan atau refleksi. Hal ini dimaksudkan agar antena tidak terpengaruh
Lebih baik lagi jika melakukan sebuah pengukuran pada ruang yang bebas
pantulan atau disebut juga ruang tanpa gema (anechoic chamber). Ruang tanpa
gema merupakan salah satu cara untuk menghasilkan hasil pengukuran yang lebih
akurat. Ruang tanpa gema itu sendiri sudah tersedia di LIPI Bandung namun butuh
Sesuai dengan syarat medan jauh, jarak pengukuran antena pemancar dengan
2𝐷2
antena penerima adalah lebih besar sama dengan , sesuai dengan syarat medan
𝜆
115,5
115,5
𝐷 = √115,52 + 115,52
D = 163 mm = 0,163 m
𝑐 3𝑥108
Sedangkan nilai 𝜆 = = = 0,166 m
𝑓 1,8𝑥109
2𝐷2 2 ( 0,163)2
𝑅≥ =
𝜆 0,166
0,053
= 0,166 = 0,320 m
2𝐷2
Jadi, syarat medan jauhnya adalah 𝑅 ≥ = 0,320 m.
𝜆
pengukuran antena (kondisi ideal pada saat melakukan pengukuran) adalah sebagai
berikut:
Namun pada kenyataannya kondisi ideal di atas sangat sulit untuk dicapai
gema dibiarkan terbuka untuk mengurangi panas atau suhu udara yang
seharusnya tetap stabil pada saat pengukuran, dan hal tersebut sangat
Adapun alat ukur yang digunakan untuk mengukur parameter antena adalah
sebagai berikut :
58
a. Network Analyzer
Merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur parameter medan jauh
dan medan dekat pada antena. Parameter medan dekat sendiri terdiri dari
Return Loss, VSWR, Impedansi dan Bandwidth antena. Sedangkan pada medan
b. Spectrum analyzer
Merupakan alat ini berfungsi untuk mengetahui besar dari level daya terima
ditempatkan pada antena penerima (Rx) yang akan menampilkan level daya
mikrostrip tersebut.
d. Sweep Oscilator
Alat ini digunakan untuk mengatur gain, polarisasi, dan pola radiasi. Dalam
dilakukan di dalam ruangan (indoor) atau disebut juga pengukuran medan dekat
dengan menggunakan alat ukur Vector Network Analyzer dengan frekuensi operasi
300 kHz - 20 GHz. Konfigurasi pengukuran ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Impedansi
60
frekuensi dari 1,4 GHz sampai dengan 2,2 GHz dengan frekuensi kerja atau
frekuensi tengah 1,8 GHz. Hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut
ini .
frekuensi bawah, tengah, dan atas. Parameter return loss atau sering disebut
S11 yaitu parameter yang menunjukkan nilai daya refleksi dari suatu antena
biasanya nilai yang baik untuk nilai return loss atau S11 adalah kurang dari -
10 dBi. Berikut ini gambar menunjukkan nilai return loss tiap antena :
return loss pada frekuensi 1,8 GHz pada pacth 1 sebesar -11,248 dB, pacth 2
sebesar -11,503 dB, pacth 3 sebesar -15,197 dB, pacth 4 sebesar -12,217 dB.
Pada spesifikasi awal nilai return loss < -20 dB. Nilai return loss yang baik
kurang dari -10 dB. Jika pada frekuensi kerja 1,8 GHz menunjukkan bahwa
4.5.2 VSWR
sudah sepadan dengan saluran yang digunakan atau tidak. Nilai VSWR patch
1 didapat sebesar 1,754, pada patch 2 didapat sebesar 1,724, pada patch 3
didapat sebesar 1,434, dan pada patch 4 didapat sebesar 1,648. VSWR yang
baik adalah bernilai 1, akan tetapi pada kenyataannya nilai tersebut sulit untuk
didapat. Pada spesifikasi awal nilai VSWR ≤ 2 maka nilai yang sudah didapat
4.5.3 Impedansi
kaitannya dengan VSWR dimana dengan mengetahui nilai impedansi ini maka
kita juga dapat mengetahui nilai VSWR antena tersebut. Parameter ini
impedansi saluran transmisi harus sama. Impedansi input pada antena sebesar
50 Ω. Jika pada saat impedansi antena sama dengan 50 Ω, maka tidak akan
sebuah antena semakin mendekati 50 Ω maka akan semakin baik. Untuk lebih
4.5.4 Bandwith
frekuensi bawah (fl) adalah 1773 GHz sedangkan nilai frekuensi atas (fu)
persamaan rumus :
BW = 𝑓𝑢 − 𝑓1
BW = 1817 – 1773
= 44 MHz
69
kualitas parameter antena karena adanya dua antena atau lebih yang jaraknya
parameter antena baik gain, return loss, coupling, dan pola radiasi. Dalam
yaitu S12, S23, S34, S14. Dengan maksud untuk mengetahui apakah setiap antena
Frekuensi
S12 S23 S34 S14
(GHz)
Antena yang ideal adalah antena yang mampu meneruskan seluruh daya
sangat baik. Parameter S yang baik bernilai < -20 dB yang menunjukkkan
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan maka dapat dilihat pola radiasi
baik secara azimut maupun elevasi. Hasil yang didapatkan sudah mendekati
76
spesifikasi mau hasil simulasi. Pola radiasi yang didapatkan pada pengukuran
4.5.7 Polarisasi
cara rambat gelombang dari antena pada media propagasi. Polarisasi suatu
antena pada arah tertentu adalah sebagai jejak arah medan elektrik dari
penerima maka polarisasi antena adalah jejak arah medan elektrik dari
maksimum pada antena. Ada tiga jenis polarisasi gelombang yaitu linier,
sebagai berikut:
2. Selanjutnya jarak pengukuran diatur sesuai syarat jarak untuk medan jauh.
3. Antena penerima diputar secara horizontal setiap 10˚, hal ini dilakukan
secara manual dikarenakan tidak ada alat putar otomatis untuk pengukuran
polarisasi ini.
Polarisasi
0˚
3403̊50˚0 10˚20˚
330˚ 30˚
320˚ -10 40˚
310˚ -20 50˚
300˚ -30 60˚
290˚ -40 70˚
280˚ -50 80˚
270˚ -60 90˚
260˚ 100˚
250˚ 110˚
240˚ 120˚
230˚ 130˚
220˚ 140˚
210˚ 150˚
200˚
190˚ 160˚
170˚
180˚
Hasil pengukuran dan hasil simulasi terlihat ada perbedaan pola atau arah
akan tetapi pada hasil simulasi penyebaran pola tidak terarah. Analisis hasil
Dengan analisis rasio kuat medan elektrik, maka dapat diketahui tipe
𝐸2 𝑃𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑥 377
Pwatt = x Ae maka E = √
377 𝐴𝑒
0,0922
=
0,0286
= 3,22
bahwa Antena Under Test (AUT) berpolarisasi elips dan polarisasi linear axial
79
rasio-nya adalah 1 < AR < ∞, sedangkan untuk axial rasio untuk polarisasi
sirkular sama dengan 1 dan axial rasio untuk polarisasi linear sama dengan ∞.
Antena yang telah direalisasikan memiliki nilai axial rasio sebesar 3,22.
Dalam pengukuran gain pada tugas akhir ini diambil dari pengukuran pola
radiasi yang menghasilkan gain paling tinggi atau maximum pada rentang
frekuensi 1,8 GHz sesuai dengan antena ini bekerja. Metode perhitungan yang
Dimana :
Gref (dBi) = gain antena referensi atau horn bernilai 10 dBi. Nilai ini
= -5,74 + 10
= 4,26 dBi
= -5,97 + 10
= 4,03 dBi
= -4,99 + 10
= 5,1 dBi
82
= -5,88 + 10
= 4,12 dBi
ada perubahan yaitu kenaikan gain dan juga level daya terima (AUT) lebih
stabil. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut ini :
Reflektor 90˚
= -3,86 + 10
= 6,14 dBi
Reflektor 90˚
= -3,52 + 10
= 6,48 dBi
Reflektor 90˚
2 -53,28 -50,27
3 -53,5 -50,48
4 -53,23 -50,26
5 -53,12 -50,35
= -2,81 + 10
= 7,19 dBi
85
Reflektor 90˚
2 -52,23 -49,5
3 -52,45 -49,44
4 -52,65 -49,37
5 -52,86 -49,56
= -3,04 + 10
= 6,96 dBi
Gain antena yang didapatkan pada pengukuran ini tanpa reflektor adalah
sebesar 4,26 dBi untuk antena pertama, untuk antena kedua sebesar 4,03 dBi,
untuk antena ketiga sebesar 5,1 dBi, dan untuk antena keempat sebesar 4,12
dBi. Dengan demikian gain antena hasil pengukuran memiliki nilai yang lebih
adalah sebesar 6,14 dBi untuk antena pertama, untuk antena kedua sebesar 6,48
dBi, untuk antena ketiga sebesar 7,19 dBi, untuk antena keempat sebesar 6,96
86
dBi. Perbandingan gain antena tanpa corner reflektor 90˚ dengan menggunakan
Hasil simulasi merupakan salah satu bagian penting dalam proses perancangan
dan realisasi antena. Dari hasil simulasi yang telah didapat maka dapat disimpulkan
bahwa hasil simulasi sudah sesuai dengan spesifikasi. Untuk menentukan hasil
simulasi itu sudah optimum atau tidak maka perlu dilakukan optimalisasi pada saat
simulasi. Karena pada perancangan antena hasil perhitungan dengan rumus tidak
sesuai dengan spesifikasi, jadi perlu dioptimalisasi lagi. Pada dasarnya simulasi
antena menggunakan software CST sangat idel. Untuk lebih jelas Dapat dilihat pada