Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISIS HASIL PENGUJIAN


Tujuan utama dari pengukuran ini adalah untuk mendapatkan data
karakteristik rectenna yang telah dibuat dan mengetahui berapa tegangan output
hasil konversi rectenna yang dapat dihasilkan oleh rangkaian tersebut melalui
pengukuran langsung terhadap performansi antenna dan rectifier. Data yang
diperlukan untuk diketahui adalah karakteristik antena mikrostrip rectangular
patch array yang telah difabrikasi dan karakteristik tegangan keluaran rectifier
yang telah difabrikasi. Setelah antena di fabrikasi kemudian tahapan selanjutnya
yaitu pengukuran. Pengukuran dilakukan untuk membandingkan hasil fabrikasi
dengan hasil simulasi yang sudah diperoleh sebelumnya untuk kemudian di
analisis. Pengukuran antena dilakukan di laboratorium pengukuran Universitas
Trisakti. Pengukuran karakteristik antena yang dilakukan adalah pengukuran
return loss, VSWR, bandwidth, pola radiasi, dan gain antena.

1. Vector Network Analyzer, digunakan dalam pengukuran return loss,


bandwith, dan VSWR antena Vector Network Analyzer akan
menampilkan hasil ukur dalam bentuk grafik.
2. Spectrum Analyzer, digunakan dalam pengukuran gain, dan pola
radiasi dari antena yang diukur. Dalam proses penggunaanya,
spectrum analyzer ditempatkan pada antena penerima (Rx) yang
akan menampilkan level daya terima (RSL)
3. Signal Generator berfungsi sebagai pembangkit sinyal bagi antena.
4. Multitester berfungsi sebagai alat pengukur tegangan aliran listrik.

4.2 Fabrikasi Antena

Untuk melakukan fabrikasi antena yang sudah dirancang, maka file yang
sudah dibuat dari software AWR Microwave Office 2009 harus di export dulu ke
format file Microsoft Visio 2010.

29
30

Gambar 4.1 Hasil Fabrikasi Antena

4.3 Pengujian Antena

Pada tahap ini Pada tahap ini dilakukan perbandingan antara hasil
simulasi pada software AWR dengan hasil pengujian di laboratorium. Tujuan
dari pengukuran/pengujian adalah untuk mengetahui karakteristik antena
yang telah dirancang, sehingga bisa diketahui parameter-parameter antena
tersebut untuk kemudian dijadikan bahan pertimbangan antara simulasi dari
perangkat lunak dengan uji laboratorium.

4.3.1 Pengujian Return Loss

Berikut ini merupakan asil pengukuran Return Loss antena yang


telah di fabrikasi.
31

Gambar 4.2 Hasil Pengujian Return Loss

Hasil pengukuran Return Loss antena mikrostrip rectangular patch array


diatas menunjukkan rentang frekuensi 1800 – 2800 MHz. Dari pengujian ini
didapatkan hasil Return Loss -14,68 dB pada frekuensi 2,33 GHz. Terjadi
pergeseran frekuensi sekitar ± 50 MHz. Sehingga dapat dikatakan bahwa
antena dapat berkerja dengan baik pada rentang frekuensi yang telah
diinginkan.

4.3.2 Pengujian VSWR

Dengan menggunakan persamaan Return Loss, dapat dihitung


besarnya VSWR antena untuk setiap frekuensi yang didapat dari hasil
pengukuran Return Loss. Nilai VSWR dapat ditentukan apabila nilai Return
Loss sudah diketahui dengan menggunakan persamaan

1+ ΙΓΙ
𝑉𝑆𝑊𝑅 = 1+ ΙΓΙ

Grafik 4.3 berikut merupakan hasil pengukuran VSWR antena yang telah
difabrikasi
32

Gambar 4.3 Hasil Pengujian VSWR

Pengujian dilakukan dengan alat Vector Network Analyzer .Sebelum


melakukan pengujian, Kalibrasi dilakukan pada port 1 karena yang diukur
hanya S1. Kemudian setting rentang frekuensi dari 1,8 GHz – 2,8 GHz.
Tandai setiap pengukuran dengan memberikan marker pada range frekuensi
yang dirancang. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil VSWR yaitu
1.453 pada frekuensi 2,33 GHz. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja
antena tersebut sangat baik dan dapat digunakan pada rentang frekuensi
tersebut.

4.3.3 Pengujian Gain

Pengujian gain dilakukan pada ruangan Anechoic Chamber (ruangan


tanpa gema) dengan alat Spectrum Analyzer dan Analog Signal Generator. Gain

antena dapat diketahui dengan mengetahui nilai Daya Pemancar ( ), Daya

Penerima ( ), dan Gain Referensi Antena acuan.


33

Tabel 4.2 Data hasil pengukuran Gain

-54,48 dBm

-50,81 dBm

9 dB.

Gain Antena 11,16 dB.

G=PTX −PRX +GainReff


G= (−35,01 )−(−37,17 ) +9
G=11,16 dB

4.3.4 Pengujian Bandwidth (Lebar Pita)

Untuk menentukan nilai Bandwidth antena ditentukan dengan cara

penghitungan rumus . Sebelum menghitung dengan


rumus, maka ditentukan f 2 ¿batas atas) dan f 1 ¿batas bawah) frekuensi kerja.
Nilai batas frekuensi acuan diambil dari batas atas dan bawah hasil pengujian
Return Loss. Maka untuk menentukan Bandwidth tersebut yaitu dengan rumus
sebagai berikut:

BW =f 2−f 1
BW =2,379−2,295
BW =84 MHz
34

Hasil pengukurannya bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Bandwidth

Dari gambar dapat dilihat marker 2 dan 3 merupakan hasil nilai Bandwidth yaitu :
1. Marker 2 : 2,379 GHz ( Batas Atas ) = -9,995 dB
2. Marker 3 : 2,295 GHz ( Batas Bawah ) = -9,879 dB

4.4 Analisa Perbandingan Hasil Simulasi dengan Pengujian di Laboratorium

4.4.1 Perbandingan Return Loss dari Hasil Simulasi dan Pengujian

Dari hasil simulasi didapatkan nilai Return Loss -51,74 dB (2,4 GHz)
sedangkan pada hasil pengujian didapatkan Return Loss -14,68 dB (2,33 GHz).
Seperti pada gambar dibawah ini :
35

Gambar 4.5 Grafik perbandingan Return Loss

1.4.2 Perbandingan Bandwidth dari Hasil Simulasi dan Pengujian


Untuk mengetahui nilai Bandwidth maka ditentukan dulu batas
frekuensi atas dan bawah. Dengan menggunakan hasil uji pada
parameter Return Loss maka dapat diketahui nilai Bandwidth antena
yang diuji. Perhatikan gambar dibawah ini
:

Gambar 4.6 Grafik perbandingan Return Loss untuk mencari Bandwidth


36

Dari hasil simulasi didapatkan Bandwidth yaitu 191 MHz sedangkan


hasil pengukuran didapatkan Bandwidth 84 MHz. Terjadi pergeseran frekuensi
yang menyebabkan Bandwidth tidak optimal faktornya karena penyolderan
yang kurang sempurna dan dalam pencetakan dimensi Patch kurang
sempurna.

4.4.3 Perbandingan VSWR dari Hasil Simulasi dan Pengujian

Dari hasil simulasi didapatkan VSWR dengan nilai 1,005 (pada frekuensi
2,4 GHz) sedangkan dari hasil pengujian didapatkan VSWR dengan nilai 1,045
(bergeser menjadi 2,33 GHz) Seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.7 Grafik perbandingan VSWR


Dari hasil berikut dapat disimpulkan bahwa terjadinya pergeseran
frekuensi disebabkan adanya pergeseran dimensi Patch antena dalam proses
fabrikasi, penyolderan yang kurang baik juga sinyal mengalami attenuation
diruang bebas dan dipantulkan oleh benda – benda diruang sehingga hasilnya
berbeda dengan simulasi yang terjadi pengukuran grafik bergeser ke 2,33 GHz.

4.4.4 Perbandingan Gain dari Hasil Simulasi dan Pengujian

Hasil simulasi nilai Gain adalah 7,839 pada frekuensi 2,4 GHz dan 8,094
pada saat frekuensi 2,33 GHz. Perhatikan gambar berikut ini
37

Gambar 4.8 Hasil Simulasi Gain dengan software AWR

Gambar 4.9 Proses pengujian Gain

Pada pengujian Gain menggunakan Spectrum Analyzer ini dilakukan


dengan menguji Antena Mikrostrip dan Antena Horn (sebagai acuan). Gain
38

antena dapat diketahui dengan nilai level daya pancar ( ) = -35,01 dBm, level

daya penerima ( ) = -37,17 dBm, dan besarnya gain referensi ( ).


Antena yang menjadi referensi adalah Antena Horn dengan nilai gain 9 dB. Untuk
mengetahui nilai Gain antena tersebut dapat menggunakan rumus berikut ini

G=P RX −PTX +GainReff


G= (−37,17 )−(−35,01 ) +9
G=11,16 dB

4.4 Pengujian Rectenna

Tujuan utama dari pengukuran output rectifier ini adalah untuk


mengetahui apakah rectifier dapat bekerja sesuai dengan apa yang sudah di
rangkai, lalu kemudian di rakit dengan komponen-komponen elektronika yang
sudah ada. Gambar 4.12 berikut memperlihatkan bentuk rangkaian rectifier yang
sudah dirakit:

Gambar 4.10 Rangkaian Rectifier


39

Setelah kita merakit rangkaian rectifier penulis akan mencoba menguji hasil dari
rangkaian rectifier menggunakan sebuah antenna microstrip yang bekerja pada
frekuensi 2,4 Ghz . untuk mengetahui tegangan output hasil rectenna tersebut

dam kemampuan rectenna tersebut mengkonversi gelombang AC menjadi


gelombang DC dan menghasilkan tegangan DC secara maksimal. Berikut
merupakan gambar tegangan hasil pengukuran Rectenna.

Gambar 4.11 Proses Pengukuran tegangan Rectenna

Gambar 4.12 Hasil pengukuran menggunakan multitester

Dari hasil pengukuran tegangan Rectenna pada gambar diatas bisa kita analisa
bahwa antenna microstrip pada frekuensi 2,4 GHz dapat menangkap gelombang sinyal
elektromagnetik yang lansung dialirkan kesebuah rangkaian Rectifier sehingga daya
40

yang didapat oleh rectenna tersebut menghasilkan daya sebesar 1,35 mV sehingga
lampu LED yang terpasang dalam rectenna bisa menyala.

Anda mungkin juga menyukai