Anda di halaman 1dari 16

Percobaan IV

Carrier Acquistion, Signal to Noise Ratio and


Eye Diagram

Faxgih Aldi Lutfiyan (13116101)


Asisten : Luki Febriyanto (13115002)
Tanggal Percobaan : 24/04/2019
EL3206 Praktikum Sistem Komunikasi
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

I. LANDASAN TEORITIS
1.1. Emona DATEx
Emona DATEx experimental add-in module merupakan suatu perangkat elektronik yang berfungsi
untuk mempelajari dasar – dasar serta prinsip dari komunikasi dan telekomunikasi. Emona DATEx
adalah sebuah kumpulan “diagram blok” dimana blok tersebut dapat dihubungkan dengan kabel BNC
to Banana dan dapat diukur dengan dihubungkan ke NI ELVIS II.

Gambar 1.1. Emona DATEx Layout Diagram

1.2. Carrier Acquistion


Dalam proses demodulasi sinyal adalah melakukan sinkronisasi antara sinyal pembawa dari modulator
dengan sinyal pembawa local. Metode yang paling sering digunakan dalam melakukan sinkronisasi
sinyal pembawa untk demodulasi SSB dan DSB adalah menambahkan sinyal pembawa murni pada
transmitter ke sinyal SSB yang telah diproses, sinyal ini dinamakan dengan pilot carrier (berkisar
antara -20dB).
Metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan pilot carrier ini adalah penggunaan Phase-Locked
Loop (PLL). Berikut ini adalah blok diagram dari proses PLL.

Gambar 1.2. Blok Diagram Operais Phase-Locked Loop


Sinyal masukkannya berupa carrier yang belum dimodulasi dan VCO sendiri merupakan sinyal dengan
frekuensi tertentu, dengan cara kerja VCO yang berubah – ubah dalam waktu tertentu maka aka nada
efek yang timbul pada keluaran dari perkalian sinyal tersebut yaitu frekuensi dari sinyalnya dan
perubahan fasa secara kontinyu. Kemudian LPF akan berfungsi untuk meloloskan komponen DC dan
menahan sinyal hasil perkalian tersebut, dengan begitu keluaran dari VCO akan bernilai 90 fasanya
dan dapat digunakan sebagai local carrier.

1.3. Signal to Noise Ratio (SNR)


Signal to Noise Ratio (SNR) merupakan perbandingan antara daya sinyal dengan daya noise, noise
sendiri merupakan sinyal gangguan yang terdapat pada sinyal termodulasi dimana sinyal tersebut tidak
diinginkan oleh pengguna. Nilai SNR digunakan untuk menunjukkan kualitas jalur (medium)
komunikasi. Makin besar nilai SNR maka makin tinggi kualitas menghantarkan sinyal pada jalur
tersebut. Satuan ukuran dari SNR adalah decibel (dB). Dibawah ini adalah ilustrasi dari perbandingan
antara sinyal dengan noise.

Gambar 1.3. Ilustrasi Perbandingan Signal dengan Noise (SNR)

1.4. Eye Diagram


Eye Diagram adalah salah satu metode yang digunakan dalam dunia system komunikasi untuk
memperoleh kualitas sinyal yang baik dalam domain digital. Disebut dengan istilah eye diagram
dikarenakan bentuk keluaran yang ditampilkannya seperti mata yang tersusun sejajar. Metode eye
diagram sering digunakan untuk mengevaluasi efek dari gabungan sinyal termodulasi dengan noise,
seorang engineer dapat mengamati keluaran dari jalur komunikasi yang dirancang dengan
menggunakan metode eye diagram seperti overshoot, undershoot, terlalu lambat bahkan kemungkinan
terjadinya distorsi pada suatu sinyal.

Gambar 1.4. Ilustrasi Model Eye Diagram

II. HASIL DAN ANALISIS


Setelah melakukan percobaan pada praktikum di laboratorium, praktikan mendapatkan data percobaan
sebagai berikut.

2.1. Experiment 1 : Carrier Acquistion using The Phase-Locked Loop


2.1.1 PART A : Generating a 100% Modulated Signal
Pada percobaan ini membuat gelombang sinyal termodulasi 100%, menggunakan sinyal AM
dikarenakan pada modulasi AM sangat mudah untuk menambahkan pilot carrier. Pada percobaan
ini sinyal yang akan digunakan adalah sinyal informasi sebesar 8.33kHz termodulasi AM.
Gambar 2.1. Konfigurasi Rangkaian Percobaan Membuat Sinyal 8.33kHz

Gambar 2.2. Blok Diagram Percobaan Membuat Sinyal 8.33kHz

percobaan ini menggunakan Low-Pass Filter untuk mendapatkan sinyal sebesar 8.33kHz dengan
amplitudo sebesar 4Vpp dengan mengatur Gain controlnya.

Gambar 2.3. Sinyal Informasi 8.33kHz

Setealah ada sinyal informasi lalu menggabungkan antara sinyal termodulasi 8.33kHz dengan
100kHz sinyal pembawa untuk menghasilkan sinyal AM termodulasi 100%.

Gambar 2.4. Konfigurasi Rangkaian Percobaan Membuat Sinyal Termodulasi AM 100%


Gambar 2.5. Blok Diagram Percobaan Membuat Sinyal Termodulasi AM 100%
.

Gambar 2.6. Sinyal Termdoulasi AM 100%

Dari hasil outputan gelombang diatas sudah sesuai dengan yang di harapkan. Outputan
gelambang sama dengan gelombang AM termodulasi.

2.1.2 PART B : Acquiring The Carrier using The Phase-Locked Loop


Pada percobaan kedua praktikan akan menggunakan metode Phase-Locked Loop (PLL) untuk
membuat local carrier yang disinkronisasikan dengan sinyal pembawa

Gambar 2.7. Rangkaian Percobaan Acquiring The Carrier using The PLL Method
Gambar 2.8. Blok Diagram Percobaan Acquiring The Carrier using The PLL Method

Dari rangkaian di atas di hasilkan otputan geombang seperti di bawah ini.

Gambar 2.9. Acquired Carrier dengan Frekuensi 100kHz

Kemudian praktikan diharuskan untuk mengatur Gain control pada modul Adder hingga
keluaran dari VCO terkunci, pada saat VCO terkunci

Gambar 2.10. Acquired Carrier dengan Frekuensi 99kHz

Pada grafik diatas dapat diamati bahwa nilai frekuensi tidak terdapat perubahan walaupun
frekuensi pada generator sinyal sudah diubah menjadi 99kHz. Untuk menjawab
 Jawaban pertanyaan pertama hubungan fasa antara sinyal pembawa AM dengan sinyal
output hasil operasi PLL menurut analisis praktikan sinyal pembawa AM mendahului sinyal
hasil operasi PLL.

 Jawaban pertanyaan kedua perbedaan fasa yang timbul pada sinyal ini menyebabkan
keluaran dari sinyal VCO ini tidak dapat digunakan sebagai local carrier cara mengatasi
perbedaan fasa sebesar 90° dengan menambahkan Low-Pass Filter.\

 Jawaban pertanyaan ketiga LPF dapat digunakan sebagai filter bagi sinyal hasil dari fungsi
multiplier namun menerusan komponen DC dan efeknya pada saat yang sama kedua sinyal
tersebut dapat memiliki perbedaan fasa sebesar 90°.
2.2. Experiment 2 : Signal to Noise Ratio and Eye Diagram
2.2.1 PART A: Adding Noise to Signal
Pada percobaan pertama dalam eksperimen selanjutnya ini praktikan akan melakukan percobaan
dasar dari sinyal noise (derau), untuk memahami konsep dari Signal to Noise Ratio (SNR).

Gambar 2.11. Konfigurasi Rangkaian Percobaan Penambahan Noise pada Sinyal

Gambar 2.12. Blok Diagram Percobaan Penambahan Noise pada Sinyal

Dibawah ini adalah hasil yang ditampilkan oleh osiloskop saat praktikan menambahkan noise
sebesar -20dB.

Gambar 2.13. Noise Generator -20dB

Selannjutnya praktikan diharuskan untuk mengganti nilai noise tersebut menjadi -6dB dan 0dB
seperti dibawah ini.
Gambar 2.14. Noise Generator -6dB

Gambar 2.15. Noise Generator 0dB

 Jawaban pertanyaan pertama, tipe sinyal noise yang dihasilkan adalah noise eksternal
dikarenakan noise ini tidak dihasilkan oleh sinyal infromasi itu sendiri.

 Jawaban pertanyaan kedua semakin besar nilai noise dalam satuan desibel semakin besar
pula noise yang dihasilkan.

2.2.2 PART B : Band-Limiting The Noisy Signal


percobaan selanjutnya yaitu Signal to Noise Ratio (SNR) pada percobaan kali ini harus terlebih
dahulu memahami model keluaran dari sinyal proses komunikasi, dimana BPF secara otomatis
akan membatasi sinyal noise yang akan melewatinya. agar mendapatkan kondisi senyata
mungkin hasil keluarannya sinyal praktikan harus membatasi sinyal sekaligus noisenya. .

Gambar 2.16. Konfigurasi Rangkaian Percobaan Limiting The Noisy Signal


Gambar 2.17. Blok Diagram Percobaan Limiting The Noisy Signal

hasil yang didapatkan praktikan saat keadaan noise generator sebesar -20dB.

Gambar 2.18. Limiting The Noisy Signal dengan Input -20dB

Selanjutnya seperti pada percobaan sebelumnya praktikan diharuskan untuk mengubah


masukkan dari noise generator menjadi -6dB dan 0dB.

Gambar 2.19. Limiting The Noisy Signal dengan Input -6dB

Gambar 2.20. Limiting The Noisy Signal dengan Input 0dB


 Jawaban pertanyaan ketiga keluaran sinyal pada percobaan ini tidak sama dengan percobaan
sebelumnya dikarenakan adanya fungsi Low-Pass Filter tersebut sehingga keluaran sinyalnya pun
berbeda.

2.2.3 PART C : Determining Signal to Noise (SNR)


Pada percobaan ini praktikan akan melakukan kalkulasi nilai SNR pada sinyal dengan menggunakan
rangkaian sebelumnya. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah cabut plug 2mm pada Noise
Generator 0dB dan biarkan plug tersebut tidak terhubung kemanapun, catat nilai VRMS pada tabel
dibawah. Kemudian hubungkan plug tersebut dengan Noise Generator -20dB dan cabut plug yang
menghubungkan LINE CODE dengan SIGNAL input, catat VRMS sebagai tegangan dari sinyal noise.
Selanjutnya hubungkan kembali LINE CODE dan SIGNAL untuk mendapatkan “Signal plus Noise”.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perhitungan dan tabel hasil dibawah ini.

Tabel 4.1. SNR dengan Noise Generator -20dB


Signal Voltage 1.131 V
Noise Voltage 34.60 mV
Signal to Noise Ratio (SNR) 32.69
SNR (in decibles) 30.28 dB
Signal plus Noise Voltage 1.31 V
Alternate SNR 37.46
Alternate SNR (in decibles) 31.56 dB

Jawaban pertanyaan
 pertanyaan keempat nilai SNR menunjukkan bahwa perbandingan antara tegangan dengan daya pada
sinyal termodulasi lebih besar dibandingkan dengan sinyal noise artinya kualitas sinyal menjadi lebih
baik.
 pertanyaan kelima kedua sinyal yang dioperasikan dengan cara yang berbeda memiliki SNR yang
hampir saman dikarenakan persamaan yang digunakan tidak begitu berbeda. nilai noiseya juga tidak
terlalu besar sehingga SNR asli dengan alternatif tidak berbeda jauh.
 pertanyaan keenam nilai SNR akan menjadi lebih kecil saat noise generator dinaikkan menjadi -
6dB ataupun 0dB, pernytaan ini di landasi data percobaan sebelumnya bahwa semakin besar noise
generator (dalam desibel) yang diberikan maka tegangan noise akan semakin besar.
 pertanyaan ketujuh menggunakan Noise Generator yang lain maka tegangan noise, SNR, tegangan
sinyal plus noise dan juga SNR alternatif akan berubah tetapi perubhanya tidak terlalu besar .

Tabel 4.2. SNR dengan Noise Generator 0dB


Signal Voltage 1.131 V
Noise Voltage 14.34 mV
Signal to Noise Ratio (SNR) 78,87
SNR (in decibles) 37.93 dB
Signal plus Noise Voltage 1.58 V
Alternate SNR 110.18
Alternate SNR (in decibles) 40.84dB

Dari kedua table di ats di dapatkan kesimplan bahwa ketikan Noise Generator dinaikkan nilainya maka
SNR akan semakin besar.

2.2.4 PART D : Eye Diagram


Pada percobana ini menggukan emona datex eye diagram di kareakan utuk melihat haisl nya lebih jalas
jika menggunka osiloscop biasa akan sulit dalam melihat hasil outputan dan hasil sebelumya .

Gambar 2.21. Konfigurasi Rangkaian Percobaan Eye Diagram

Gambar 2.22. Blok Diagram Percobaan Eye Diagram

Pada percobaan yang pertama ini praktikan menggunakan frekuensi 2kHz dan berikut ini adalah hasil yang
ditampilkan pada osiloskop.

Gambar 2.23. Analisis dengan Osiloskop (f = 2kHz dan Noise = -20dB)

Dan dibawah ini adalah hasil tampilan menggunakan fitur Eye Diagram.

Gambar 2.24. Analisis dengan Eye Diagram (f = 2kHz dan Noise = -6dB)
Gambar 2.25. Analisis dengan Eye Diagram (f = 2kHz dan Noise = 0dB)

 Pertanyaa kedelapan semakin besar Noise Generator yang diberikan pada sinyal informasi akan
menyebabkan ukuran Eye Diagram semakin besar pula.
.

Gambar 2.26. Analisis dengan Eye Diagram (f = 4kHz dan Noise = -6dB)

Dari ketiga gambar di ats di dapatkan kesimpulan semakin besar nilai frekuensi yang di berikan kan
akan semkain rapat jug hasil gelombang pada eye diagram hal ini karean perioda dari gelombang kan
semakin kecil dan jika nois yng di berikna semik besar maka akan semakin banyak jalur yang
dihasilkan atau makin banyak yang keluar jalur dapat di lihat saat di berikan nois 0 dB lebih tidak
tertata dibafingkan di berikan -6dB.

III. KESIMPULAN
1.) agar sinyal VCO menjadi local sinyal perbedaan fasanya harusalah sebesar 90 0 Jika tidak maka harus
di tambahkan LPF untuk mencapii perbedaan fasa sebesar 900
2.) Nilai nois yang di berikan pada sinyal maka akan menggu sinyal jika semakin besar nois yang di
berikan maka semakin besar juga Vrms yang dihasilkan oleh sinyal yang artinya akan memiliki daya
yang akan besar juga.
3.) Signal to Noise Ratio adalah perbandingan tegangan / daya rata – rata sinyal termodulasi dengan
tegangan / daya rata – rata sinyal noise.
4.) Semakin besar nilai Noise maka semakin kecil nilai dari SNR dan begitupun sebaliknya dan pengaruh
SNR pada jalur kominikasi Semakin besar nilai SNR pada suatu jalur komunikasi menandakan jalur
komunikasi tersebut semakin baik.
5.) Pertambahan nilai Noise berbanding lurus dengan pertambahan besarnya ukuran dari Eye
Diagram. Dan Pertambahan nilai bit-clock digital (frekuensi) yang dibangkitkan pada sinyal
berbanding lurus dengan bertambahnya kerapat Eye Diagram.
IV. REFERENSI
1.) Modul IV Praktikum Sistem Komukasi. Laboratorium Dasar Teknik Elektro. Institut Teknologi Sumatera.
Lampung.
2.) Shift A-05. Praktikum Sistem Komunikasi. Teknik Elektro. Institut Teknologi Sumatera.
3.) Gary Altunian. “Signal to Noise Ratio”. 24 April 2019.
https://www.lifewire.com/signal-to-noise-ratio-3134701
.) Deepak Bahera. “Eye Diagram Basics”. 25 April 2019.
https://www.edn.com/design/test-and-measurement/4389368/Eye-Diagram-Basics-Reading-and-applying-
eye-diagrams
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai