Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Sistem Telekomunikasi

Modul 12 dan 13 – Amplitude and Frequency Shift Keying


Pramudya Rakhmadyansyah Sofyan/17524011
Asisten: Ardymas Jati Putu Mardana
Tanggal praktikum : 16 Desember 2019
17524011@students.uii.ac.id
Teknik Elektro – Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia

Abstrak—Pembagian kanal telekomunikasi merupakan hal


yang penting agar pengguna dapat melakukan telekomunikasi
secara bersamaan tanpa harus saling menunggu untuk
bergantian. Dalam pembagian kanal, terdapat dua metode, yaitu
modulasi ASK dan modulasi FSK. Dengan menggunakan aplikasi
EMONA, simulasi modulasi ASK dan FSK dapat dilakikan. Dari
simulasi tersebut, diketahui bahwa modulasi FSK lebih baik
daripada ASK dalam proses pembagian kanal. Kemudian, dalam
proses demodulasi ASK, metode comparator memiliki hasil yang
lebih baik tanpa adanya noise. Selain itu, pada modulasi FSK,
frekuensi masukan memiliki pengaruh terhadap frekuensi sinyal
termodulasi.
Kata kumci—Pembagian kanal; ASK; FSK; Gambar 1 Sinyal Amplitude Shift Keying
(Sumber : koosss.wordpress.com)
I. PENDAHULUAN
Pada bidang telekomunikasi, terdapat dua metode yang B. Frequency Shift Keying
dapat digunakan untuk membagi kanal tersebut, yaitu dengan Menurut pustaka [2], frequency shift keying merupakan
time division multiplexing dan frequency division multiplexing. suatu metode yang dapat digunakan sbeagai pemodulasi sinyal
Menurut pustaka [1], mekanisme kerja yang dilakukan oleh time digital untuk memodulasikan frekuensi dari sinyal carrier
division multiplexing yaitu dengan membagi waktu pelayanan sinusoidal. Dengan menggunakan modulasi ini, sinyal yang
yang sangat pendek ke pada pelanggan aktif dalam suatu dihasilkan adalah sinyal sinusoidal yang memiliki amplitude
jaringan. Sehingga, pelanggan yang ingin memakai kanal konstan, tetapi frekuensinya fluktuatif berdasarkan arus data
tersebut diharuskan untuk mengantri terlebih dahulu. sinyal pemodulasi. Berikut ini adalah gambar dari sinyal
Sedangkan, pada frequency division multiplexing, sebuah kanal frequency shift keying:
informasi memungkinkan untuk dapat digunakan secara
bersamaan oleh beberapa pelanggan dengan melalukan
superimpose atau penumpangan sinyal pesan ke pada sinyal
carrier dalam alokasi spektrum pengguna. Untuk dapat
menjalankan time division multiplexing, maka metode yang
digunakan yaitu dengan amplitude shift keying. Sedangkan,
frequency division multiplexing menggunakan metode
frequency shift keying. Dengan melaksanakan praktikum ini,
praktikan diharapkan mampu untuk memahami serta
mengaplikasikan amplitude shift keying dan frequency shift
keying.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Amplitude Shift Keying Gambar 2 Sinyal Frequency Shift Keying
Menurut pustaka [2], amplitude shift keying merupakan (Sumber : tmatlantic.com)
metode yang dapat digunakan sebagai pemodulasi sinyal digital
untuk memodulasikan amplitude dari sinyal carrier. Dengan
menggunakan modulasi ini, sinyal yang ditransmisikan adalah
sinyal sinusoidal yang memiliki frekuensi serta fase konstan,
namun amplitude sinyal yang fluktuatif berdasarkan arus data
pada sinyal pesan. Berikut ini adalah gambar dari sinyal
amplitude shift keying:
III. METODE PRAKTIKUM
Pada praktikum ini, terdapat empat buah percobaan, yaitu
modulasi ASK, demodulasi sinyal ASK dengan envelope
detector, Demodulasi sinyal ASK dengan comparator, dan
modulasi FSK. Secara garis besar, metode yang dilakukan pada
masing-masing percobaan yaitu sama, dengan menggunakan
aplikasi EMONA, simulasi pembangkitan serta pengaturan
sinyal dengan berbagai modul pendukung dapat dilakukan dan
hasil sinyal dari proses tersebut akan ditampilkan pada osiloskop
dua kanal yang masih merupakan bagian dari aplikasi EMONA.
Sinyal-sinyal yang akan dibangkitkan dan diatur tersebut, diatur
Gambar 6 Skema Demodulasi ASK dengan Comparator
pada skema-skema yang terdapat pada modul praktikum untuk
masing-masing percobaan. Setelah sinyal berhasil dibangkitkan,
selanjutnya sesuaikan time base, vertical attenuation, serta
parameter-parameter yang terdapat pada modul pembangkitan
sinyal untuk menghasilkan sinyal yang sesuai seperti apa yang
diminta agar sinyal dapat diamati dengan baik. Setelah sinyal
berhasil diamati, selanjutnya jawab pertanyaan-pertanyaan yang
terdapat pada lembar kerja serta gambar sinyal yang dihasilkan
jika diminta. Berikut ini adalah skema dari masing-masing
percobaan yang dilaksanakan:

Gambar 3 Skema Pertama Percobaan Modulasi ASK

Gambar 7 Skema Percobaan Modulasi FSK

Gambar 4 Skema Kedua Percobaan Modulasi ASK IV. HASIL DAN ANALISIS
Dari seluruh percobaan yang telah dilaksanakan sesuai
dengan metodologi, selanjutnya data-data yang didapatkan
akan digunakan untuk melakukan analisis terhadap proses
amplitude shift keying dan frequency shift keying. Berikut ini
adalah sinyal yang didapatkan dari percobaan modulasi ASK:

Gambar 5 Skema Percobaan Demodulasi ASK dengan Envelope Detector


Gambar 8 Hasil Modulasi ASK Gambar 10 Hasil Demodulasi ASK dengan Comparator
Dari gambar 8, dapat dilihat bahwa sinyal yang ditampilkan Dari gambar 10, dapat dilihat bahwa sinyal yang didapatkan
oleh hasil simulasi sama persis seperti apa yang dijelaskan pada lebih baik dari sinyal sebelumnya, hal ini dapat terjadi karena
tinjauan pustaka sebelumnya. Kemudian, dari gambar tersebut pada metode ini, sinyal yang akan didemodulasi akan
juga, dapat diketahui bahwa sinyal digital dengan bentuk sinyal dibandingkan dengan sinyal DC lainnya yang tegangannya
carrier pada sinyal ASK memiliki hubungan yang berbanding dapat diatur sedemikian hingga sinyal demodulasi yang
lurus, karena pada saat sinyal digital bernilai “1”, sinyal carrier didapatkan sesuai seperti sinyal pesan.
pada sinyal ASK akan muncul dan padaa saat sinyal digital Kemudian, dari percobaan modulasi frequency shift
bernilai “0”, sinyal carrier pada sinyal ASK tidak muncul. Pada keying, berikut ini adalah bentuk sinyal yang didapatkan:
saat sinyal digital bernilai “0”, maka tegangan pada sinyal ASK
juga akan bernilai 0 V. selain itu, dari gambar 8, dapat dilihat
bahwa envelope dari sinyal termodulasi memiliki bentuk yang
sma dengan data stream, sehingga dapat dipastikan bahwa
sinyal yang dihasilkan merupakan sinyal ASK.
Selanjutnya, dari hasil percobaan demodulasi ASK dengan
metode envelope detector, berikut ini adalah sinyal yang
didapatkan:

Gambar 11 Hasil Modulasi FSK


Dari gambar 12, dapat dilihat bahwa terdapat dua kondisi
berbeda dari sinyal hasil modulasi berwarna biru. Perbedaan
muncul pada saat sinyal pesan berbeda kondisi. Pada saat
kondisi sinyal pesan berlogika “1”, maka keluaran yang muncul
disebut sebagai mark frequency. Sedangkan, pada saat sinyal
pesan berlogika “0”, maka keluaran yang muncul disebut
sebagai space frequency. Proses modualsi ini sangat bergantung
pada nilai frekuensi masukan dari modul audio oscillator.
Sehingga, pada saat nilai frekuensi masukan diubah, maka mark
frequency akan berubah juga dengan hubungan yang
Gambar 9 Hasil Demodulasi ASK Metode Envelope Detector berbanding lurus dengan perubahan frekuensi masukan
Dari gambar 9, dapat dilihat bahwa hasil sinyal recovery tidak tersebut.
mirip dengan sinyal pesan aslinya. Hal ini dikarenakan terjadi V. KESIMPULAN
noise pada sinyal dari kanal yang digunakan. Sehingga bentuk
sinyal sedikit terdistorsi. Untuk membersihkan sinyal hasil Dari seluruh percobaan yang telah dilaksanakan, dapat
demodulasi digital tersebut, maka digunakanlah metode disimpulkan bahwa FSK lebih baik daripada ASK dalam proses
comparator. Berikut ini adalah sinyal yang didapatkan: membagi kanal karena kanal dapat digunakan oleh beberapa
pengguna secara langsung. Dalam proses demodulasi sinyal
ASK, metode comparator lebih baik daripada metode envelope
detector karena sinyal hasil rekonstruksi yang didapatkan lebih
baik tanpa ada noise. Kemudian, dalam proses modulasi FSK,
frekuensi masukan memiliki pengaruh yang sangat besar
karena dari frekuensi masukan tersebut akan mempengaruhi
frekuensi sinyal termodulasi dengan hubungan yang
berbanding lurus.
DAFTAR PUSTAKA

[1] J. T. Elektro, Buku Petunjuk Praktikum


Sistem Telekomunikasi, Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia, 2019.

[2] I. Susilawati, Teknik Telekomunikasi


Dasar, Yogyakarta: Universitas Mercu
Buana Yogyakarta, 2009.

Anda mungkin juga menyukai