Anda di halaman 1dari 7

MODUL 4 PULSE CODE MODULATION ENCODING DAN

FOTO
AMPLITUDE-SHIFT KEYING

Satrio Puji Laksono (13218084)


Asisten: Hillary Christine R / 13217030
Tanggal Percobaan: 15/04/2021
EL3216-Praktikum Sistem Komunikasi
Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB

Abstrak Percobaan pertama ialah generasi sinyal ASK. Pada


percobaan pertama ini akan dilihat bagaimana
Pada percobaan modul empat ini akan dilakukan simulasi
sinyal ASK yang terbentuk dari sinyal digital.
pulse code modulation encoding dan amplitude-shift keying.
Sinyal digital yang digunakan pada percobaan ini
Percobaan yang ada pada modul ini memiliki dua bagian yaitu,
dihasilkan oleh bilangan biner Bernoulli.
bagian 1 PCM Encoding, dan bagian 2 ASK (Amplitude
Percobaan kedua akan dilakukan demodulasi
Shift Keying). Pada bagian satu percobaan, praktikan akan
sinyal ASK dengan envelope detector. Pada
mengerjakan simulasi-simulasi yang berupa: PCM encoding
percobaan kedua ini akan dilihat bagaimana sinyal
menggunakan static DC voltage, PCM encoding
keluaran demodulasi berdasarkan sinyal modulasi
menggunakan variable DC voltage, dan PCM encoding
yang dihasilkan percobaan sebelumnya.
menggunakan continuously changing voltage. Bagian dua
Percobaan ketiga akan dilakukan restorasi hasil
percobaan, praktikan akan mengerjakan simulasi-simulasi
sinyal digital dengan komparator. Pada percobaan
yang berupa: generasi sinyal ASK, Demodulasi sinyal ASK
ketiga ini akan dilihat bagaimana efek komparator
dengan envelope detector, Restorasi hasil sinyal digital dengan
terhadap proses demodulasi sinyal ASK.
komparator, dan noise pada ASK. Modul ini bertujuan
Percobaan keempat akan dilakukan pengamatan
untuk memahami proses PCM encoding agar menghasilkan
noise pada ASK. Pada percobaan keempat ini akan
sinyal analog menjadi digital, dan mengerti bagaimana proses
dilihat bagaimana efek penambahan noise pada
modulasi dan demodulasi sinyal digital dengan metode
hasil keluaran sinyal demodulasi.
amplitude shift keying. Percobaan-percobaan yang ada pada
modul ini akan digunakan aplikasi Simulink pada Modul empat ini bertujuan agar praktikan mampu
MATLAB. memahami bagaimana proses PCM encoding
sinyal analog menjadi sinyal digital, dan dapat
Kata kunci: Simulink MATLAB, PCM Encoding,
Amplitude-Shift Keying. mengerti bagaimana proses modulasi dan
demodulasi sinyal digital dengan metode amplitude
1. PENDAHULUAN shift keying.

Pada modul 4 ini dilakukan dengan membuat 2. STUDI PUSTAKA


skema rangkaian dengan aplikasi Simulink pada
MATLAB. Percobaan-percobaan pada modul 4 ini 2.1 PULSE CODE MODULATION (PCM)
akan dibagi menjadi dua bagian yaitu PCM
Modulasi Kode Pulsa/Pulse Code Modulation
encoding, dan ASK (Amplitude Shift Keying).
(PCM) merupakan salah satu teknik modulasi yang
Pada bagian satu PCM encoding, praktikan akan merubah sinyal analog menjadi format sinyal
melakukan tiga percobaan. Percobaan pertama digital yang ekivalen dengan sinyal aslinya. Proses-
adalah PCM encoding menggunakan static DC proses utama yang dilakukan pada sistem PCM,
Voltage. Pada percobaan pertama ini akan dilihat diantaranya adalah proses Filterisasi, Sampling
bagaimana bentuk sinyal pada masing-masing (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi), dan coding
scope rangkaian dan hasil keluaran biner ketika (pengkodean) sehingga membentuk suatu sistem
diberi masukan tegangan 0 volt. Percobaan kedua PCM.
akan dilakukan PCM encoding menggunakan
- Filterisasi
variable DC voltage. Pada percobaan kedua ini akan
dilihat bagaimana keluaran biner untuk tiap Filter adalah suatu rangkaian yang dirancang
masukan tegangan DC. Percobaan ketiga akan agar dapat meloloskan suatu sinyal input pada
dilakukan PCM encoding menggunakan rentang frekuensi tertentu, dan meredam sinyal
continuously changing voltage. Percobaan ketiga ini, input yang mempunyai frekuensi rentang
akan diubah masukan tegangan DC variable frekuensi yang telah ditentukan.
sebelumnya menjadi sinyal sinusoidal.
- Sampling
Pada bagian dua ASK (Amplitude Shift Keying),
praktikan akan melakukan empat percobaan.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1
Sampling adalah suatu proses mengubah sinyal
analog menjadi sinyal diskrit agar sesuai dengan
format digital. Untuk mendapatkan informasi yang
menyerupai informasi asli, penyamplingan
dilakukan sesuai dengan teorema nyquist yang
ditunjukkan dalam persamaan seperti berikut:
𝐹𝑠 ≥ 2𝐹𝑚𝑎𝑥
Urutan biner sinyal pesan akan menghasilkan
𝐹𝑠 : Frekuensi sinyal penyampling (Hz)
input high atau low. Jika input high maka saklar
𝐹𝑚𝑎𝑥 : Frekuensi maksimum sinyal informasi (Hz) akan tertutup, melewatkan sinyal carrier. Ketika
- Kuantisasi input low maka saklar akan terbuka, tidak
melewatkan sinyal carrier, keluaran bernilai 0 volt.
Kuantiasi adalah suatu tahap pemetaan dari
sinyal yang telah disampling menjadi sinyal 2.2.2 ASK DEMODULATOR
dengan level tertentu berdasarkan bit ADC yang
Terdapat dua jenis teknik demodulasi ASK, yaitu:
digunakan. Berikut contoh sinyal kuanstisasi
- Asynchronous ASK Demodulation
- Synchronous ASK Demodulation
➢ Asynchronous ASK Demodulator
Asynchronous ASK detector terdiri dari half
wave rectifier, lowpass filter, dan komparator.

- Pengkodean
Pengkodean (encoder) merupakan proses
mengubah suatu besaran tertentu kedalam bentuk
lain yang dikenali berdasarkan ketentuan yang
teratur. Pengkodean NRZ adalah suatu
pengkodean dimana sinyal tidak kembali ke 0 volt Sinyal modulasi ASK akan dilewati menuju
di tengah-tengah bit. Dalam pengkodean NRZ, bit recitifer. Rectifier akan menghasilkan sinyali
0 direpresentasikan oleh sinyal dengan tegangan 0 positive half. Kemudian fiter lowpass akan
volt, sedangkan bit 1 direpresentasikan oleh sinyal menghilangkan/melemahkan frekuensi tinggi.
dengan tegangan +V volt. Hasil filter akan memberikan sinyal dengan
envelope yang mirip dengan sinyal aslinya, namun
2.2 AMPLITUDE SHIFT KEYING (ASK) agar seperti sinyal aslinya sinyal pemfilteran
dilewatkan menuju komparator.
Amplitde shift keying (ASK) merupakan salah satu
tipe modulasi amplituda yang merepresentasikan ➢ Synchronous ASK Demodulator
data biner. Berikut representasi sinyal termodulasi Synchronous ASK detector terdiri dari square law
ASK beserta sinyal masukan. detector, filter lowpass, komparator, dan voltage
limiter.

3. METODOLOGI
2.2.1 ASK MODULATOR Alat yang digunakan:
Blok diagram ASK modulator terdiri dari generator - 1 unit komputer
sinyal carrier, urutan biner dari sinyal pesan, dan
- Simulink pada MATLAB
band-limited filter.
Percobaan yang dilakukan:
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2
➢ Bagian 1 PCM Encoding ➢ Bagian 2 ASK (Amplitude Shift Keying)
1. PCM Encoding menggunakan static DC Voltage 4. Generasi Sinyal ASK

Susun skema Atur nilai parameter


Susun skema Atur nilai parameter rangkaian seperti seperti yang ada
rangkaian seperti seperti yang ada pada diatas pada modul
yang ada diatas modul

Ulangi percobaan
Amati sinyal-sinyal
dengan variasi
Amati sinyal-sinyal Amati hasil biner pada scope
frekuensi sine
pada scope pada display

5. Demodulasi sinyal ASK dengan envelope


2. PCM Encoding menggunakan variable DC detector
voltage

Susun skema rangkaian Atur nilai parameter


seperti yang ada pada seperti yang ada pada
percobaan 1 modul

Susun skema Atur nilai parameter


rangkaian seperti seperti yang ada
diatas pada modul
Variasikan nilai DC
Amati hasil biner pada
menjadi tegangan
display
negatif

Amati perbedaan
Amati sinyal-sinyal sinyal demodulasi
pada scope dengan sinyal pesan
aslinya
Tentukan tegangan
Ulangi percobaan
input agar menghasilkan
dengan nilai DC menjadi
encoder seperti pada 6. Restorasi hasil sinyal digital dengan
tegangan positif
tabel komparator

3. PCM Encoding menggunakan continuously


changing voltage

Susun skema rangkaian


Atur nilai parameter
seperti yang ada pada
seperti yang ada pada
percobaan dengan input
modul
tegangan sinusoidal

Amati sinyal-sinyal pada Amati hasil biner pada


scope display

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


Sinyal sample and hold menunjukkan nilai 0
Susun skema Atur nilai parameter dikarenakan input tegangan DC hanya bernilai 0
rangkaian seperti seperti yang ada volt yang tidak mengalami rising edge.
diatas pada modul
Hasil kuantisasi:

Amati perbedaan
Amati sinyal-sinyal sinyal komparator
pada scope dengan sinyal pesan
aslinya

7. Noise pada ASK


Hasil kuantisasi menunjukkan nilai 128. Nilai
tersebut diperoleh dari pengaturan blok uniform
encoder (level kuantisasi) dengan puncak 5 dalam
8 bit unsigned integer. Berdasarkan perhitungan
diperoleh:
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 (𝐿) = 28 = 256
5 − (−5) 10
∆= = = 0.03921
Susun skema Atur nilai parameter 𝐿−1 255
rangkaian seperti seperti yang ada Maka level kuantisasi pada tegangan 0 volt,
diatas pada modul
diperoleh dengan persamaan:
0 − (−5)
𝐿𝑒𝑣𝑒𝑙 (0) = = 127.52 = 128
0.03921
Dapat dilihat hasil perhitungan dengan hasil grafik
Amati sinyal-sinyal simulasi menunjukkan kesesuaian.
pada scope
Hasil encoder:
Bit ke-7:
4. HASIL DAN ANALISIS
➢ Bagian 1 PCM Encoding
1. PCM Encoding menggunakan static DC Voltage
Pada percobaan ini akan dilihat bagaimana hasil
encoder dari input tegangan DC 0 volt. Berikut
hasil grafik yang diperoleh:
Bit ke-6:0
Sinyal input:

S/H sinyal: Hasil display:


Bilangan biner = 10000000
Hasil encoder merupakan proses mengubah nilai
kuantisasi yang dihasilkan pada proses
sebelumnya menjadi bilangan biner. Proses
kuantisasi menghasilkan nilai 128, jika diubah
menjadi bilangan biner 8 bit unsigned integer maka
diperoleh bilangan biner 10000000.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


Output PCM yang dihasilkan pada 0V tidak PCM Validasi
bernilai 00000000 dikarenakan proses PCM Input (V)
Encoder Perhitungan
berpengaruh pada level kuantisasi dan nilai
11000000 2.5
tegangan yang diinput, bukan hanya besar
tegangan lalu diubah menjadi bilangan biner. 10100110 1.5
11111111 5
2. PCM Encoding menggunakan variable DC
Voltage ➢ Validasi perhitungan
Constant value negatif 𝑉𝑜𝑙𝑡 = (𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 × ∆) − 𝑉𝑚𝑖𝑛
- DC voltage = -1 V Bilangan biner : 11000000 (192)
Bilangan biner : 01100110 (102) 𝑉𝑜𝑙𝑡 = 2.528𝑉
- DC voltage = -3 V Bilangan biner : 10100110 (166)

Bilangan biner : 00110011 (51) 𝑉𝑜𝑙𝑡 = 1.5088𝑉

Dari dua titik pengujian dengan peningkatan Bilangan biner : 11111111 (255)
tegangan DC semakin negative, terlihat bahwa 𝑉𝑜𝑙𝑡 = 5𝑉
nilai kuantisasi yang diperoleh semakin kecil. Hal
tersebut dikarenakan nilai kuantisasi 0 berada pada 3. PCM Encoding menggunakan continuously
tegangan minimum dari level kuantisasi, yaitu changing voltage
tegangan -5 V. Pada percobaan ini akan dilihat hasil encoder dari
sinyal input sine. Pada proses simulasi, akan dilihat
PCM Validasi
Input (V) perubahan nilai display yang berubah-ubah
Encoder Perhitungan ketikan simulasi di-run.
00100110 -3.5
01011001 -1.5
00000000 -5
➢ Validasi perhitungan
𝑉𝑜𝑙𝑡 = (𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖 × ∆) − 𝑉𝑚𝑖𝑛
Bilangan biner : 00100110 (38)
𝑉𝑜𝑙𝑡 = −3.51𝑉
Bilangan biner : 01011001 (89)
Grafik diatas menunjukkan adanya perubahan bit
𝑉𝑜𝑙𝑡 = −1.51031𝑉
encoder dalam rentang waktu tertentu yang
Bilangan biner : 00000000 (0) dihasilkan oleh sinyal sine. Perubahan nilai bit
𝑉𝑜𝑙𝑡 = −5𝑉 encoder disebabkan oleh nilai kuantisasi yang
merepresentasikan besar amplitude pada waktu
Constant value positif tertentu. Dengan begitu akan dilihat hasil encoder
- DC voltage = 1 V dengan merubah nilai Stop time pada simulasi.

Bilangan biner : 10011001 (153) Berikut hasil display biner yang diperlihatkan pada
akhir simulasi dengan nilai stop time yang
- DC voltage = 3 V bervariasi:
Bilangan biner : 11001100 (204) - Stop time : 1.0003, bilangan biner = 01110000
Dari dua titik pengujian dengan peningkatan - Stop time : 1.0005, bilangan biner = 01111111
tegangan DC semakin positif, terlihat bahwa nilai
kuantisasi yang diperoleh semakin besar. Hal - Stop time : 1.0006, bilangan biner = 10011000
tersebut dikarenakan nilai kuantisasi maksimum - Stop time : 1.0009, bilangan biner = 01100111
255 berada pada tegangan maksimum dari level
kuantisasi, yaitu tegangan 5 V. Hasil diatas menunjukkan data biner untuk
beberapa titik-titik pada sinyal sine dengan
frekuensi 2000 Hz.
➢ Bagian 2 ASK (Amplitude Shift Keying)
4. Generasi sinyal ASK
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5
- Sine dengan frekuensi 20 Hz berada pada rentang 1-0.2. Hal tersebut
dikarenakan besarnya perbedaan yang dimiliki
oleh sinyal ASK dengan sinyal digital aslinya.
Namun hal ini dapat diselesaikan dengan
pemberian komparator pada akhir sinyal
demodulasi.
6. Restorasi hasil sinyal digital dengan
komparator

- Sine dengan frekuensi 200 Hz

Kedua data diatas menunjukkan bagaimana


bentuk sinyal ASK berdasarkan frekuensi sinyal
carrier dan sinyal digitalnya. Saat sinyal digital
bernilai 0, maka saklar akan terbuka. Terbukanya
saklar tersebut akan memutus sinyal carrier, Terlihat dari kedua sinyal diatas menunjukkan
sehingga sinyal ASK-nya akan bernilai 0 volt. Saat bahwa sinyal hasil komparator sama dengan sinyal
sinyal digital bernilai 1, saklar akan tertutup. digital aslinya. Hal tersebut disebabkan oleh
Tertutupnya saklar tersebut akan melewatkan pemberian komparator pada akhir proses
sinyal carrier sehingga sinyal ASK akan memiliki demodualsi ASK.
amplitude dan frekuensi yang sama dengan sinyal Sinyal komparator dapat mengubah transisi sinyal
carrier-nya. Dengan demikian, apabila sinyal demodulasi (landau) menjad sharp transition. Hal
carrier diperbesar maka akan menghasilkan sinyal terebut dikarenakan pada prose komparator akan
ASK yang lebih rapat ketika sinyal digital bernilai dibandingkan untuk tiap waktu sinyal demodulasi.
1. Apaila sinyal demodulasi bernilai lebih dari 0.1
Sinyal ASK merupakan sinyal Amplitude maka hasil komparator akan mengeluarkan
modulation dikarenakan perubahan sinyal carrier tegangan 1 volt, sedangkan apabila kurang dari 0.1
yang memiliki envelope yang sama dengan sinyal maka hasil komparator akan mengeluarkan
yang dimodulasi. Sinyal yang dimodulasi pada tegangan 0 volt.
ASK merupakan sinyal digital. 7. Noise pada ASK
5. Demodulasi sinyal ASK dengan envelope Pada percobaan ini akan dilihat bagaimana efek
detector penambahan noise ketika sinyal ASK ditransmisi.
Scope1:

Sinyal demodulasi dengen envelope detector


memiliki perbedaan dengan sinyal asli digitalnya.
Sinyal demodulasi memiliki nilai amplitude yang
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
Pada penambahan noise di transmisi, sinyal ASK
mengalami perubahan amplitude pada waktu-
waktu tertentu. Kemudian ketika sinyal diterima
oleh receiver, sinyal ASK akan di band limited
terlebih dahulu. Hasil sinyal band-limited
menunjukkan sinyal-sinyal impulse dengan
amplitude kecil pada waktu tertentu.
Scope2:

Pada proses demodulasi dengan komparator


menunjukkan hasil komparator yang sangat
berbeda dengan sinyal digital aslinya. Sinyal hasil
komparator menunjukkan nilai konstan sebesar 0
volt.

5. KESIMPULAN
• PCM memiliki batas-batas ketelitian
bergantung dengan level kuantisasi yang
digunakan.
• Semakin besar nilai input tegangan PCM
maka akan menghasilkan nilai encoder
yang lebih besar, dan sebaliknya
• Sinyal ASK menunjukkan proses
amplitude modulation dengan sinyal yang
dimodulasi merupakan sinyal digital
• Demodulasi sinyal ASK membutuhkan
komparator agar sinyal hasil demodulasi
menunjukkan kesesuaian dengan sinyal
digital aslinya
• Pemberian noise pada proses modulasi
dan demodulasi ASK menunjukkan
pengaruh yang sangat signifikan. Pada
percobaan ini terlihat hasil demodulasi
sinyal digital menunjukkan tegangan
konstan sebesar 0 V.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Haykin. S., Communication Systems 4th edition,
McMaster University , Canada, 2001.
[2] https://www.tutorialspoint.com/digital_com
munication/digital_communication_amplitud
e_shift_keying.htm, 18-apr-2021

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7

Anda mungkin juga menyukai