Oleh:
Nama : Mohammad Faisol Fambudi
NIM : 211710201101
Kelas : TEP B
Acara : IV (Rangkaian Alat Ukur Cahaya Secara
Analog)
Asisten : Indra Gunawan
2.1 Fotoresistor
Menurut Suryana (2021) Fotoresistor merupakan sebuah komponen
elektronika ketika terjadi perubahan cahaya nilai resistansinya akan menurun
karena ada perbedaan dan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya.
Fotoresistor disebut juga dengan LDR (Light Dependent Resistor). LDR merupakan
jenis resistor yang nilainya berubah seiring dengan intensitas cahaya yang diterima
pada komponennya. Cara kerja dari LDR adalah pada saat cahaya terang, akan
melepaskan elektron dari atom bahan semikonduktor. Dengan demikian akan
banyak elektron untuk memuat muatan listrik. LDR memiliki tahanan dalam
kegelapan sebesar jutaan Ohm dan turun hingga ratusan Ohm dalam keadaan
terang.
2.2 Rangkaian Jembatan Wheatstone
Rangkaian jembatan wheatstone merupakan sebuah alat ukur yang
digunakan untuk menghubungkan sensor ke rangkaian. Pada dasarnya jembatan
wheatstone merupakan suatu rangkaian yang berbentuk dari empat buah tahanan
dan berbentuk segi empat meliputi A, B, C dan D. Rangkaian jembatan wheatstone
dihubungkan dengan sumber tegangan atau power supply untuk mengetahui nilai
resistansinya. Rangkaian jembatan wheatstone bersifat pararel karena dihubungkan
dengan terminal supply dan ground, sehingga menghasilkan perbedaan tegangan
(Aritonang et al., 2014).
2.3 Rangkaian Penguat Differensial Amplifier
Rangkaian penguat differensial amplifier merupakan sebuah komponen
elektronika yang berfungsi untuk menguatkan sinyal selisih tegangan dari dua
sinyal yang masuk. Perlu diketahui bahwa semua operational amplifier merupakan
sebuah rangkaian penguat differensial hal ini karena memiliki konfigurasi input
yang sama. Sehingga differensial amplifier berperan dalam memperkuat sinyal
dalam perbedaan antara dua tegangan. Adapun persamaan dari penguat differensial
yaitu Vout = R3/R1 (V2-V1), jika nilai resistor memiliki nilai tahanan yang sama
maka R1 = R2 = R3 = R4 (Wahyuningsih, 2018).
2.4 Rangkaian Alat Ukur Cahaya Secara Analog
Menurut Siltri (2015) Rangkaian alat ukur cahaya secara analog merupakan
sebuah penerapan instrumentasi dalam pengukuran intensitas cahaya yang masuk
pada sistem secara analog. Rangkaian ini terbentuk dari sebuah sistem LDR yang
saling berhubungan pada sebuah jembatan wheatstone. Prinsip kerja dari
pengukuran cahaya secara analog yaitu dengan meletakkan sensor cahaya LDR
pada sumber cahaya yang akan diukur intensitasnya. Cahaya yang mengenai sensor
LDR diteruskan sebagai energi dan menjadi arus listrik. Semakin banyak cahaya
yang diserap oleh sel, semakin banyak pula arus yang dihasilkan.
3 BAB 3. METODOLOGI
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir praktikum rangkaian alat ukur cahaya secara analog
Berdasarkan diagram alir diatas, berikut uraian prosedur kerja dari
praktikum rangkaian alat ukur cahaya secara analog :
1. Menyiapkan alat dan komponen yang akan digunakan untuk praktikum
2. Merangkai alat ukur cahaya sesuai dengan gambar pada modul,
menggunakan tegangan power supply 5 volt
3. Menentukan titik intensitas cahaya maksimal atau intensitas cahaya yang
paling terang, dengan mengukur potensio hingga VBD 0 volt
4. Mengukur dan mencatat hasil tegangan input pada lima kondisi (intensitas
cahaya semakin kecil)
5. Mengukur dan mencatat hasil tegangan output pada lima kondisi
6. Melakukan dengan percobaan pada dua scenario
7. Mencatat atau melengkapi tabel dengan tegangan input dan output hasil dari
pengukuran secara teoritis
8. Selesai
3.4 Rangkaian
Berikut merupakan skema rangkaian alat ukur cahaya secara analog.
a. Skema rangkaian jembatan wheatstone
A
R1 R2
D VBD B
R3 R4
GambarRANGKAIAN
3.2 Skema rangkaian
JEMBATAN jembatan wheatstone
WHEATSTONE
R1 +12
2 _ 7
V1 6
3 + Vout
V2 4
R2 -12
R3
DIFFERENTIAL
Gambar 3.3 Skema AMPLIFIER
rangkaian penguat differential amplifier
c. Skema rangkaian alat ukur cahaya secara analog
A R4
Sensor Ra Rb
R1 +12
B _
D 2 7 6
3 +
4
Potensio Rd Rc -12
R2
R3
C
Vout
Vin
RANGKAIAN
Gambar ALAT
3.4 Skema UKUR CAHAYA
rangkaian alat ukurSECARA ANALOG
cahaya secara analog
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 4.1 Dapat dilihat pada pengukuran alat ukur cahaya secara
analog dilakukan dengan sensor dan dua kali pengukuran pada skenario I dan
skenario II, dengan nilai kondisi atau jarak 0, 5, 10, 15, dan 20 cm pada kedua
skenario I dan II. Menggunakan resistor 1KΩ pada skenario I dan resistor 100kΩ
pada skenario II. Serta menggunakan tegangan 5 volt pada kedua skenario. Pada
pengukuran ketinggian 0 cm pada skenario I mendapatkan nilai Vout 2,08v dan
pada ketinggian 20 cm mendapatkan nilai 4,93v. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa semakin meningkat nilai ketinggian maka nilai Vout yang
terukur semakin besar. Hal ini berlaku pada skenario II, dan berlaku pada
pengukuran tegangan output secara teoritis. Dapat disimpulkan, bahwa semakin
sensor mendekati sumber cahaya maka intensitas cahaya akan semakin besar
(Pamungkas, 2015). Sehingga jarak sumber cahaya berbanding terbalik dengan
besarnya intensitas cahaya.
4.1.1 Skenario I
Berikut merupakan grafik hasil pengukuran rangkaian alat ukur cahaya
secara analog pada skenario I.
y = -x + 5
R² = 1
6.13 7.00
5.97 y = -0.8307x + 4.292
6.00
5.28
5.13 R² = 0.727
4.93
4.48 4.69
5.00 4.84
V output (volt)
4.00 Ukur
2.93
3.00 2.08 Teori
2.00
1.00
0.00
-2 -1 0 1 2 3
V input (Volt)
Gambar 4.1 Grafik hasil pengukuran rangkaian alat ukur cahaya secara analog skenario I
6.00 y = -x + 5
5.14
5.13 5.09
5.05
4.93 5.03 4.99 R² = 1
4.72 4.73
5.00 y = -4.32x + 4.5309
R² = 0.9523
V output (volt)
4.00 3.27
3.00
Ukur Teori
2.00
1.00
0.00
-0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3
V input (Volt)
Gambar 4.2 Grafik hasil pengukuran rangkaian alat ukur cahaya secara analog skenario II
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan yakni sebagai
berikut.
1. Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut diperoleh hasil pengukuran
rangkaian alat ukur cahaya secara analog adalah perlakuan yang dilakukan
pada sensor LDR intensitas cahaya semakin menurun seiring dengan
menambahnya ketinggian, karena resistansi menurun. Serta hasil pengukuran
menunjukkan perbedaan nilai antara pengukuran tegangan output dan teori.
2. Hubungan tegangan output pada pengukuran secara langsung dan teori adalah
berbanding lurus dengan korelasi pada skenario I menunjukkan pada kuadran
korelasi kuat yaitu 0,727. Sedangkan pada skenario II menunjukkan pada
kuadran korelasi sangat kuat yaitu 0,9523.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penulisan laporan dan praktikum acara IV
yaitu sebaiknya asisten dosen dalam pelaksanaan praktikum hadir pada waktu yang
telah ditentukan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan cepat dan
efisien. Serta untuk praktikkan sebaiknya memahami terkait acara 4 pada modul,
sehingga pada waktu praktikum sudah memahami secara teknis.
DAFTAR PUSTAKA