Anda di halaman 1dari 35

Sistem Komunikasi Radio Digital

Solichah Larasati, S.T.,M.T.

Institut Teknologi Telkom Purwokerto

Purwokerto, 1 Oktober 2018


Blok Sistem Komunikasi Radio Digital

2
Format Sinyal Baseband Digital(1/4)
1. Non Return to Zero (NRZ)
Karakteristiknya saat bit “0” dinyatakan sebagai low signal, sedangkan saat bit “1”
dinyatakan sebagai high signal.

a. Non Return to Zero Unipolar


b. Non Return to Zero bipolar

3
Format Sinyal Baseband Digital(1/4)
2. Return to Zero (RZ)
Bit 0 dinyatakan sebagai low signal, sedangkan saat bit 1 dinyatakan high signal,
Namun ada proses kembali ke nol.

3. Mancester
1 = transisi dari tinggi ke rendah di pertengahan interval
0 = transisi dari rendah ke tinggi di pertengahan interval

4
4. AMI - Bipolar
0 = tanpa sinyal pada jalur
1 = level positif/negative, alternative untuk satu yang berturut - turut

5. Pseudoternary
1 = tanpa sinyal pada jalur
0 = level positif/negative, alternative untuk satu yang berturut - turut

5
Mux / Multiplexing
 Berfungsi untuk menggabungkan beberapa
kanal informasi menjadi satu kanal secara
simultan.
 Untuk system radio digital yang digunakan
adalah TDM (Time Division Multiplexing)
 Pada TDM : total waktu dibagi menjadi slot-
slot waktu dimana 1 slot waktu ditempati oleh
1 kanal informasi.
 PCM 30 : Standart Eropa
PCM 24 : Standart Amerika
6
Format Frame TDM (1/2)
Contoh format frame PCM – 30, standart E1 = 2,048 Mbps

• 1 Time Slot (TS) = 8 bit


• Terdiri dari 32 TS = 30 kanal suara + 1 sinkronisasi + 1 signalling
- Sinkronisasi : TS 0
- Signaling : TS 16
- Voice : TS 1 -15 dan TS 17 – 31
• Dalam 1 detik terdapat 8000 sampel sehingga :
Bit rate = ( 8 x 8000) x 32 = 2,048 Mbps
7
Format Frame TDM (2/2)
Contoh format frame PCM – 24, standart T1 = 1,544 Mbps

• 1 Time Slot (TS) = 8 bit


• 1 Frame = 24 TS = 24 kanal suara dalam 1 detik terhadap 8000 sampel.
• Tiap frame ditambahkan satu bit frame / sinkronisasi bit (TS 1)
• Signaling diambil pada bit ke-8 tiap TS pada frame ke-6 dan kelipatannya.
• Dalam 1 detik terdapat 8000 sampel sehingga :
Bit rate = ( (24 x 8) +1 ) x 8000 = 1,544 Mbps
8
Channel Encoder/Pengkodean Kanal
 Prinsip : Menambahkan bit – bit redundancy
terhadap bit – bit data yang berfungsi untuk
melindungi bit – bit data agar lebih kuat
terhadap gangguan (noise) dikanal transmisi.

Akibat : Performansi akan lebih baik tetapi akan


menambah bandwidth transmisi.

Contoh : Convolutional Codes, Block Codes


9
Modulator (1/2)

• Prinsip Modulasi Digital :


 Menumpangkan sinyal informasi (bit/symbol) ke
dalam gelombang pembawa (carrier), dimana
karakteristik dari gelombang yang dimodulasi adalah
amplitude, fasa, frekuensi. Biasanya gel. Pembawa
berupa gelombang sinus.

Alat yang digunakan untuk modulasi disebut Modulator,


alat yang melakukan proses demodulasi disebut
Demodulator.
10
Modulator (2/2)

• Modulasi Analog • Modulasi Gabungan (hybrid)


1. Amplitude Modulation (AM) 1. Pulse-code Modulation (PCM)
2. Frequency Modulation (FM) 2. Pulse-width modulation
3. Phase Modulation (PM) (PWM)
3. Pulse-Amplitude Modulation
(PAM)
• Modulasi Digital 4. Pulse-position modulation
(PPM)
1. Amplitude-Shift Keying (ASK)
5. Pulse-density modulation
2. Frequency-Shift Keying (FSK) (PDM)
3. Phase-Shift Keying (PSK)

11
Up Converter dan Down Converter

• Yaitu perangkat yang berfungsi untuk mengubah


sinyal dari frekuensi IF (Intermedient Frekuensi)
ke frekuensi RF (Radio Frequency) atau
sebaliknya.
• Blok up converter akan mengkonversi sinyal
radio dari frekuensi rendah ke frekuensi yang
lebih tinggi.
• Blok down converter akan mengkonversi sinyal
radio dari frekuensi tinggi ke frekuensi yang
lebih rendah.
12
High Power Amplifier (HPA)
 Berfungsi untuk menguatkan level sinyal
sebelum dipancarkan oleh antenna.

 Parameter yang harus diperhatikan:


o Penguatan besar
o Daya output besar
o Linearitas baik pada semua frekuensi

 Komponen : Solid State

13
Low Noise Amplifier (LNA)
 Berfungsi untuk menguatkan level sinyal yang telah
diterima oleh antenna sebelum masuk ke perangkat
down converter.

 Parameter yang harus diperhatikan:


o Penguatan besar
o Daya output besar
o Linearitas baik pada semua frekuensi
o Noise figure kecil

 Komponen : Solid State


14
Duplexer
• Berfungsi untuk membagi penggunaan antenna
pada arah transmit dan arah receive, karena
satu perangkat (transmitter dan receiver)
menggunakan satu antenna.

15
Faktor – faktor yang mempengaruhi
transmisi microwave antara lain:
1. Antena
2. Pengaruh Atmosphere (Ruang Atas)
3. Terrain Effects (Ruang Bawah)
4. Fading
5. Availability
6. Diversity
7. Link Analysis

http://telcoconsultant.net 16
Merupakan perangkat yang berfungsi untuk memindahkan
energy gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara
atau sebaliknya dari udara ke kabel.

Antena dalam Gelombang Radio

 Untuk daerah frekuensi >30 MHz, antenna yang sering


digunakan dalam komunikasi gelombang radio adalah
antenna VHF dan UHF.
 Antena UHF dan VHF digolongkan menjadi dua jenis :
- Antena Omnidirectional memancar ke segala arah.
- Antena directional pemancaran/penerimaan ke suatu
arah tertentu.
17
• Parameter penting :
1. Pola radiasi
2. Main lobe, minor lobe
3. Beamwidth
4. Front to back ratio
5. Gain

• Pemilihan parameter antenna menjadi penting


karena pengarahan yang salah akan menyebabkan
interferensi ke user lain.

18
Antena Omnidirectional
• Digunakan pada stasiun “mobile service” atau
siaran radio dan televisi.

Antena Omnidirectional

Antena Omnidirectional Antena Omnidirectional


dengan Polarisasi Vertikal dengan Polarisasi Horizontal

19
Antena Directional (Berarah)

• Digunakan untuk hubungan titik-titik atau


penerimaan TV.
• Jenis antenna dengan diagram berarah antara
lain:
- Antena Corner Reflector
- Antena Yagi
- Antena Parabola
- Antena Helical
20
Antena Corner Reflektor Antena Yagi

• Refrektornya membentuk • Terdiri dari “Driven


array dari “parasitic Element”, refrektor,
element” pada dua bidang director, dan boom.
datar yang berpotongan Banyak digunakan dalam
membentuk sudut. komunikasi VHF.

21
Antena Parabola

• Digunakan untuk daerah


frekuensi UHF dan
gelombang mikro.
• Prinsipnya adalah
memusatkan tenaga
radiasi dari radiator.
• Penguatan (gain) antenna
parabola tergantung dari
diameter fisik antenna
dan frekuensi kerja
antenna.

22
Gain Antena (1/2)
Gain antenna merupakan karakteristik yang paling
penting dan mencerminkan kemampuan antenna untuk
mengirimkan gelombang yang diinginkan ke arah yang
dituju. Untuk antenna parabola, efisiensi tidak mencapai
100% karena beberapa daya hilang oleh spillover dan
pabrikasi antenna yang tidak sempurna. Secara komersial,
efisiensi antenna parabola antara 50% - 70%.

Besarnya gain antenna dapat dicari dengan persamaan:

𝑮 = 𝟐𝟎 𝐥𝐨𝐠 𝒇 + 𝟐𝟎 𝐥𝐨𝐠 𝒅 + 𝟏𝟎 𝐥𝐨𝐠 𝝉 + 𝟐𝟎. 𝟒

23
Gain Antena (2/2)
Atau jika antenna mempunyai
efisiensi yang lain, maka gain
dapat dicari dengan:

Keterangan :
𝟒𝝅𝑨𝒆 G = gain/penguatan antenna (dB)
𝑮 = 𝟏𝟎 𝒍𝒐𝒈
𝝀𝟐 𝝉 = effisiensi antenna (%)
d = diameter antenna (meter)
c = kecepatan cahaya (3 x 108 𝑚/𝑑𝑡)
𝜆 = 𝑐/𝑓 f = frekuensi radio (GHz = Hz yang dikonversi ke
𝜋𝑑 2 109 )
𝐴= A = luas antenna aperture
4 Ae = luas effective
𝐴𝑒 = 𝜏. 𝐴 𝜆 = panjang gelombang

24
Latihan Soal :
• Hitung luas effective dan gain sebuah antenna
reflector paraboloid yang diameter
reflektornya adalah 6 meter dan efisiensi
penyinarannya 0.65. Frekuensi 10 GHz !

• Sebuah antenna mempunyai frekuensi 300


MHz. Hitung luas effective-nya jika panjang
diameter antenna 6 meter dan efisiensi
antenna 0.65. Berapa gain antenna tersebut!
http://telcoconsultant.net 25
Beamwidth (1/2)
• Beamwidth disebut juga “half power beamwidth” atau 3 dB
beamwidth.
Besarnya sudut pada lobe utama (main lobe) diagram
pancaran antenna yang terbentuk antara dua titik 3 dB di
bawah puncak main lobe tersebut, dimana satu titik terletak
di sebelah kiri boresight dan satu titik terletak dikanan
boresight main lobe tersebut.
Persamaan beamwidth antenna
Parabola adalah sebagai berikut :

21,1
𝐵𝑊 =
𝑓𝐷

f = frekuensi kerja dalam GHz


D = diameter antenna (meter)

26
Beamwidth (2/2)

Berdasarkan persamaan di atas dapat diambil


kesimpulan:

Makin besar diameter antenna dan frekuensi,


akan berakibat semakin kecil beamwidth dari
antenna dan makin panjang bentuk main lobenya.
Hal ini berarti semakin tajam direktivitasnya
sehingga harus lebih cermat dalam pengarahan
antenna. Apabila menyimpang sedikit saja
boresightnya dari LOS akan besar sekali
kemorosotan gain antenna tersebut.
27
Antena Noise
Performance suatu sistem komunikasi diukur dari kesamaan
antara sinyal yang diterima dan sinyal yang dikirimkan, serta
ketidaktergantungan penerimaan dari faktor-faktor lain.
Noise yang memasuki sistem dapat mengganggu
performance. Noise (derau) dalam system komunikasi dapat
digambarkan sebagai sinyal yang tidak diharapkan.
1. External Noise
Noise yang diakibatkan oleh sumber diluar rangkaian
elektronik sistem pemancar dan penerima sinyal.
Contoh : suara busi automotif, suara motor, dll.
2. Internal Noise
Noise yang dibangkitkan dari dalam komponen-k
omponen elektronik, seperti resistor, diode,
amplifier, dll.
28
3. Thermal Noise

Thermal noise dibangkitkan karena adanya aliran


listrik, karena elektron menumpuk molekul-molekul
dalam konduktor. Jika temperatur konduktor terus naik,
noise juga akan naik karena molekul-molekul tersebut
bergerak lebih cepat yang mengakibatkan lebih banyak
tumpukan yang terjadi. Besarnya daya noise yang
dibangkitkan sebanding dengan temperatur konduktor
yang dinyatakan dengan:
𝑃𝑛 = 𝑘𝑇𝐵
𝑃𝑛 = daya thermal noise (W)
𝑘 = konstanta Boltzman = 1,38 x 10−23 𝐽/𝑜 𝐾
B = lebar bidang frekuensi/bandwidth (Hz)
T = Temperatur absolut (derajad Kelvin), yaitu derajad
Celcius+273𝑜 .
29
Contoh :

Jika temperature 300𝑜 𝐾, bandwidth 40 MHz


Maka
𝑃𝑛 = 𝑘𝑇𝐵
= 1,38 𝑥 10−23 . 300 . 40 𝑥 106
= 0.166 𝑝𝑊 = 1,66 𝑥 10−13 𝑊
= −127,79 𝑑𝐵𝑊

Dapat kita analisa rumus di slide sebelumnya, 𝑘 (konstanta


Boltzman tidak berubah atau konstan, sehingga daya noise
suatu bandwidth tertentu hanya bergantung pada temperature
sumber noise (noise berbanding lurus dengan temperatur).

30
Tinggi Antena (1/4)

Tinggi Antena juga


Berpengaruh terhadap
Kinerja system komunikasi

d1 : jarak antara pemancar


dgn penghalang (km)
d2 : jarak antara penerima
dgn penghalang (km)
x : tinggi antenna pemancar (m) c4 : daerah Fresnel pertama (m)
y : tinggi antenna penerima (m)
a : tinggi lokasi antena pemancar di atas permukaan laut (m)
b : tinggi lokasi antena penerima di atas permukaan laut (m)
c1 : peninggian profil atau factor koreksi (m)
c2 : tinggi penghalang : gunung, bukit, dsb (m)
c3 : tinggi penghalang : pohon, gedung, dsb (m)
Tinggi Antena (2/2)
Dari gambar sederhana untuk komunikasi gelombang mikro di atas dapat dicari
tinggi antena pemancar dengan cara :
x = c – a + (c – b)(d1/d2) – y (d1/d2)
c = c1 + c2 + c3 + c4
c1 = 0.0785 x (d1 x d2)/k
{Soetamso, Drs, Diktat Kuliah Perencanaan Transmisi Radio, Bandung, 1999.}

𝑑1 𝑑2
𝐹1 = 17,3
𝑓(𝑑1 +𝑑2 )

𝐹1 = radius daerah Fresnel pertama (m)


𝑓= frekuensi kerja (GHz)
𝑑1 = jarak antara Tx dengan halangan (km)
𝑑2 = jarak antara Rx dengan halangan (km)
𝑑 = 𝑑1 + 𝑑2 = jarak antara Tx dan Rx (km)
32
Untuk mencari tinggi tower yang akan dibangun
diperlukan parameter – parameter :
Tinggi tower di lokasi A, tinggi tower di lokasi B,
tinggi lokasi antenna pemancar di atas permukaan laut,
tinggi lokasi antenna penerima di atas permukaan laut,
peninggian profil atau factor koreksi, tinggi penghalang
(gunung, bukit, dsb), tinggi penghalang (pohon,
gunung, dsb), daerah Fresnel pertama, faktor
kelengkungan bumi, frekuensi yang digunakan, jarak
antara pemancar dengan penghalang dan jarak antara
penerima dengan penghalang.
33
Latihan 1 :

Akan dibangun suatu link GMD (A-B) dengan panjang lintasan


39 km pada frekuensi 6 GHz. Sepanjang jalur yang akan dilalui link
GMD tersebut terdapat suatu penghalang berupa gedung setinggi 9
meter yang terletak 18 km dari tower yang sudah dibangun (existing).
Tower yang sudah terpasang (existing) tersebut mempunyai ketinggian
45 meter.
Kedua tower GMD ini akan dibangun di daerah dataran dekat
pantai yang beriklim tropis atau sedang sehingga lebih baik dipilih 4/3
untuk faktor kelengkungan bumi. Karena lokasi tersebut berada dijalur
dekat laut maka tinggi lokasi di A dan di B dapat dianggap 0 karena di
atas permukaan laut dan tinggi penghalang yang berupa gedung 0
karena sepanjang jalur tidak terdapat gunung atau bukit.
Berapa tinggi tower (antenna pemancar) yang akan di bangun?

Latihan 2 : Carilah tinggi antenna penerima apabila antenna pemancar


56 meter dengan parameter lainnya sama dengan perhitungan
sebelumnya!
34
TERIMA KASIH
DAN
SELAMAT BELAJAR

35

Anda mungkin juga menyukai