Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGGANTI UAS

MODUL MATEMATIKA 1
Dosen Pengampu : Sapriesty Nainy Sari, S.T., M.T.

Disusun Oleh :

Danang Ardy H 145060300111035


Muhammad Rifqy S 145060300111048
Rosihan Arby Harahap 145060301111037

MUHAMMAD RIFQY SETYANTO


NIM. 145060300111048
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2017
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I FUNGSI
1.1 Pengertian Fungsi ................................................................................................................. 1
1.2 Pertidaksamaan ..................................................................................................................... 2
1.2.1 Pertidaksamaan Linier ..................................................................................................... 3
1.2.1.1 Contoh Soal................................................................................................................ 3
1.2.2 Pertidaksamaan Kuadrat .................................................................................................. 4
1.2.2.1 Contoh Soal................................................................................................................ 4
1.2.3 Pertidaksamaan Irasional (Betuk Akar) .......................................................................... 4
1.2.3.1 Contoh Soal................................................................................................................ 5
1.2.4 Pertidaksamaan Pecahan ................................................................................................. 5
1.2.4.1 Contoh Soal................................................................................................................ 5
1.2.5 Pertidaksamaan Nilai Mutlak .......................................................................................... 6
1.2.5.1 Contoh Soal................................................................................................................ 7
1.3 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil .......................................................................................... 7
1.2.1 Contoh Soal ..................................................................................................................... 9
1.4 Operasi pada Fungsi .......................................................................................................... 10
1.4.1 Pengertian Fungsi Komposisi ...................................................................................... 10
1.4.1.1 Contoh Soal............................................................................................................. 11
1.4.2 Syarat-syarat Fungsi Komposisi .................................................................................. 11
1.4.2.1 Contoh Soal............................................................................................................. 11
1.4.2.2 Contoh Soal............................................................................................................. 13
1.4.3 Sifat-sifat Fungsi Komposisi ........................................................................................ 15
1.4.3.1 Contoh Soal............................................................................................................. 15
1.4.3.2 Contoh Soal............................................................................................................. 16

ii
1.4.3.3 Contoh Soal............................................................................................................. 16

iii
I. Fungsi
Pengetahuan yang mendalam tentang fungsi dan berbagai sifatnya sangat membantu dalam
mempelajari konsep-konsep lainnya dalam matematika, terutama dalam belajar kalkulus.
Tentunya kita dapat melihat bahwa semua topik sentral dalam kalkulus melibatkan fungsi
sebagai objeknya. Dalam kesempatan ini akan diperkenalkan konsep fungsi dengan dua cara,
yaitu sebagai pemetaan dan sebagai himpunan pasangan terurut.
1.1 Pengertian Fungsi
Perhatikan empat buah relasi yang ditunjukkan dengan diagram panah seperti berikut ini.

Gambar 1.1 Diagram a, b dan c merupakan Fungsi sedangkan d bukan Fungsi

Suatu fungsi dapat dikatakan sebagai hal yang khusus dari suatu relasi. Oleh karena
itu, seperti halnya relasi bahwa untuk mendefinisikan suatu fungsi diperlukan tiga hal, yaitu
sebagai berikut. a. Himpunan A b. Himpunan B c. Suatu kalimat terbuka f, yang juga
disebut aturan yang mengaitkan setiap elemen x → A dengan tepat satu elemen tunggal y
→ B.
Kemudian untuk mempersatukan tiga hal di atas, kita sering menulis dengan notasi:
f : A → B atau y = f(x)
Hal yang berarti bahwa f memetakan setiap unsur di A ke B dengan aturan y = f(x). Di
sini x dinamakan variabel bebas dan y nilainya tergantung pada x dinamakan variable
tak bebas. Karena itulah, nama lain untuk suatu fungsi adalah pemetaan. Pada definisi

1
fungsi di atas, himpunan A dinamakan daerah definisi fungsi, dan himpunan semua unsur
yang merupakan pasangan dari unsur di A dinamakan daerah nilai fungsi yang bisa sama
dengan himpunan B, tetapi bisa pula merupakan himpunan bagian dari B. Himpunan B
dinamakan kodomain atau daerah kawan, sedangkan istilah lain yang digunakan untuk
daerah definisi adalah domain, daerah asal, wilayah atau ranah; sedangkan untuk daerah
nilai digunakan istilah daerah hasil, jelajah atau range.
1.2 Pertidaksamaan
Pertidaksamaan dalam matematika adalah kalimat/pernyataan matematika yang
menunjukkan perbandingan ukuran dua objek atau lebih. Menyelesaikan suatu pertidaksamaan
adalah dengan menemukan sekumpulan bilangan riil yang menjadikan pertidaksamaan itu
bernilai benar. Berbeda dengan persamaan yang memiliki solusi berupa satu buah angka,
pertidaksamaan lebih sering memiliki solusi berupa sekumpulan angka pada interval tertentu.
Interval digunakan untuk memudahkan penulisan himpunan. Terdapat dua jenis interval
yaitu interval terbuka dan interval tertutup. Interval Terbuka ditunjukkan oleh pertidaksamaan
a < x < b yang sebenarnya adalah dua pertidaksamaan a < x dan x < b. interval pertidaksamaan
ini merupakan semua bilangan di antara a dan b tetapi tidak termasuk a dan b itu sendiri.
Sedangkan Interval Tertutup ditunjukkan oleh pertidaksamaan a ≤ x ≤ b yang berarti interval
pertidaksamaannya merupakan seluruh bilangan antara a dan b serta a dan b ikut serta menjadi
bagian dari interval.

Gambar 1.2 Aturan penulisan notasi interval

2
Dalam menyelesaikan sebuah pertidaksamaan, terdapat beberapa aturan dasar yaitu:
a. Kita boleh menambahkan bilangan yang sama pada kedua sisi.
b. Kita boleh mengalikan kedua sisi dengan bilangan positif yang sama.
c. Kita boleh mengalikan kedua sisi dengan bilangan negatif yang sama dengan syarat
membalikkan tanda pertidaksmaan.
d. Kita boleh memindahkan sebuah bilangan ke sisi yang lainnya dengan syarat bilangan
tersebut berganti tanda (positif dan negatif).
Terdapat beberapa jenis pertidaksamaan yang dikelompokkan berdasarkan unsur
penyusunnya yaitu:
a. Pertidaksamaan Linier
b. Pertidaksamaan Kuadrat
c. Perstidaksaman irasional (Akar)
d. Pertidaksamaan Pecahan
e. Pertidaksamaan Nilai Mutlak
1.2.1 Pertidaksamaan Linier
Pertidaksamaan Linier adalah pertidaksamaan yang salah satu atau kedua ruasnya
mengandung bentuk linier. bentuk linier yang dimaskud adalah variablenya hanya berpangkat
1. Fungsi linier sendiri akan menghasilkan suatu garis lurus pada grafiknya. Cara penyelesaian
suatu pertidaksamaan linier adalah sebagai berikut:
a. Kelompokkan seluruh bilangan konstanta pada sisi kanan serta seluruh bilangan yang
memiliki variabel pada sisi kiri.
b. Kemudian jadikan sisi kiri (variabel) bernilai 1 dengan cara menggunakan opersai
aritmatika (+, -, x, :)
1.2.1.1 Contoh soal
Selesaikan pertidaksamaan berikut:
5𝑥 − 18 < 9𝑥 − 10

3
Penyelesaian:
5𝑥 − 18 < 9𝑥 − 10
−9𝑥 + 5𝑥 < −10 + 18
−4𝑥 < 8
4𝑥 > −8 (dikalikan -1)
𝑥 > −2
1.2.2 Pertidaksamaan Kuadarat
Pertidaksaman Kuadrat adalah pertidaksamaan yang memiliki variable berpangkat dua.
Pertidaksamaan kuadrat memiliki bentuk umum yaitu ax² + bx + c > 0 atau ax² + bx + c < 0
dengan a, b, c konstanta dengan syarat a ≠ 0. Cara penyelesaian suatu pertidaksamaan kuadrat
adalah sebagai berikut:
a. Jadikan ruas kanan = 0.
b. Jadikan koefisien x² positif (untuk memudahkan pemfaktoran).
c. Uraikan ruas kiri atas faktor-faktor linier.
1.2.2.1 Contoh soal
Selesaikan pertidaksamaan berikut:
𝑥 2 + 3𝑥 > 2𝑥 + 2
Penyelesaian:
𝑥 2 + 3𝑥 > 2𝑥 + 2
𝑥 2 + 3𝑥 − 2𝑥 − 2 > 0
𝑥2 + 𝑥 − 2 > 0
(𝑥 + 2) (𝑥 − 1) > 0
𝑥 < −2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 1

1.2.3 Pertidaksamaan Irasional (Bentuk Akar)


Pertidaksamaan Irasional (Bentuk Akar) adalah pertidaksamaan yang variabelnya ada di
dalam tanda akar. Cara penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
a. Susunlah dahulu agar kedua ruas seimbang. Bila ada dua tanda akar letakkan satu di
ruas kiri, satu di ruas kanan; bila ada tiga tanda akar letakkan satu di ruas kiri, dua di
ruas kanan atau sebaliknya.

4
b. Kuadratkan kedua ruasnya. Tanda tidak berubah karena yang dikuadratkan adalah
bilangan positif.
c. Selesaikan pertidaksamaannya dengan syarat bilangan di bawah tanda akar tidak
negatif.
1.2.3.1 Contoh soal
Selesaikan pertidaksamaan berikut:
√−8𝑥 + 32 − 𝑥 + 4 > 0
Penyelesaian:
√−8𝑥 + 32 − 𝑥 + 4 > 0
√−8𝑥 + 32 > 𝑥 − 4
−8𝑥 + 32 > (𝑥 − 4)2
−8𝑥 + 32 > 𝑥 2 − 8𝑥 + 16
−𝑥 2 + 8𝑥 − 16 − 8𝑥 + 32 > 0
−𝑥 2 + 16 > 0
𝑥 2 − 16 < 0
(𝑥 + 4)(𝑥 − 4) < 0
𝑥≠4
1.2.4 Pertidaksamaan Pecahan
Pertidaksamaan pecahan adalah pertidaksamaan yang di dalamnya terdapat bentuk
pecahan. Pertidaksaman pecahan memiliki bentuk umum sebagai berikut:
𝑓(𝑥) 𝑓(𝑥)
≤ 0 𝑎𝑡𝑎𝑢 ≥0
𝑔(𝑥) 𝑔(𝑥)
Cara menyelesaikan pertidaksamaan pecahan sama seperti menyelesaikan pertidaksamaan
secara umum namun terdapat beberapa aturan khusus dalam menyelesaikannya, yaitu:
a. Tidak boleh melakukan perkalian silang, sebab akan menghilangkan penyebutnya.
b. Jangan sampai penyebut dari pecahan tersebut bernilai 0 karena hasilnya tidak
terdefinisi.
1.2.4.1 Contoh soal
Selesaikan pertidaksamaan berikut:
𝑥−1
≥0
𝑥+2

5
Penyelesaian:
𝑥−1
≥0
𝑥+2
Agar penyebut tidak sama dengan 0 maka x tidak boleh sama dengan 2 (x ≠2)
Sehingga:
{𝑥|𝑥 ∈ 𝑅, 𝑥 ≠ 2}

1.2.5 Pertidaksamaan Nilai Mutlak

Nilai mutlak dari suatu bilangan x dapat diartikan sebagai jarak bilangan tersebut terhadap
titik 0 pada garis bilangan, dengan tidak memperhatikan arahnya. Ini berarti |x| = 5 memiliki dua
selesaian, karena terdapat dua bilangan yang jaraknya terhadap 0 adalah 5 : x = –5 dan x = 5
(perhatikan gambar berikut).

Nilai mutlak memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

|𝑎𝑏| = |𝑎||𝑏|

|𝑎 + 𝑏| = |𝑎| + |𝑏|

|𝑎 − 𝑏| = ||𝑎| − |𝑏||

𝑎 |𝑎|
| |=
𝑏 |𝑏|

Konsep ini dapat diperluas untuk situasi yang pertidaksamaan yang memiliki simbol nilai
mutlak di dalamnya seperti yang dijelaskan oleh sifat berikut:

|𝑥| < 𝑎 ⟺ −𝑎 < 𝑥 < 𝑎

|𝑥| < 𝑎 ⟺ 𝑥 < −𝑎 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 > 𝑎

6
1.2.5.1 Contoh soal
Selesaikan pertidaksamaan berikut:
|𝑥 − 7| < 3
Penyelesaian:

Menggunakan salah satu sifat nilai mutlak maka dapat diselesaikan dengan cara:
|𝑥 − 7| < 3 ⟺ −3 < 𝑥 − 7 < 3
Kemudian kedua sisi ditambah 7 hingga menjadi:
4 < 𝑥 < 10
Dari hasil di atas, maksudnya adalah pada interval 4 < x < 10 akan menjadikan
pertidaksamaan itu bernilai benar karena hasilnya akan selalu positif sesuai dengan aturan nilai
mutlak.

1.3 Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil


Dalam kesimentrian grafik, kita belajar bahwa grafik suatu persamaan ada yang simetri
terhadap sumbu-x, sumbu-y, ataupun titik asal. Jika memandang kembali fungsi sebagai
sebuah persamaan , maka sekarang kita bisa kategorikan fungsi-fungsi yang memiliki
kesimetrian sebagai fungsi genap ataupun fungsi ganjil. Jika untuk setiap
bilangan riil , maka kita katakan merupakan fungsi genap, yang mana grafiknya simetri
terhadap sumbu-y. Contoh dari fungsi genap adalah , sebab untuk setiap bilangan
riil berlaku :

Perhatikan juga grafik dari fungsi sebagai berikut:

7
Gambar 1.3 Grafik dari fungsi

Grafik tersebut terlihat seperti pencerminan terhadap sumbu-y.

Jika untuk setiap bilangan riil , maka merupakan fungsi ganjil,


yang mana grafiknya simetri terhadap titik asal. Contohnya adalah fungsi ,
sebab untuk setiap bilangan riil berlaku.

Grafik fungsinya adalah sebagai berikut :

Gambar 1.4 Grafik dari fungsi

8
Fungsi genap dan ganjil juga memiliki beberapa sifat, diantaranya:

 Hasil penjumlahan fungsi genap dengan fungsi genap merupakan fungsi genap juga.
 Hasil penjumlahan fungsi ganjil dengan fungsi ganjil merupakan fungsi ganjil juga.
 Hasil penjumlahan fungsi genap dan fungsi ganjil bukan merupakan fungsi genap
ataupun fungsi ganjil, kecuali salah satu fungsinya adalah nol.
 Hasil perkalian dua fungsi genap merupakan fungsi genap.
 Hasil perkalian dua fungsi ganjil merupakan fungsi genap.
 Hasil perkalian fungsi genap dengan fungsi ganjil merupakan fungsi ganjil.

Untuk memahami lebih lanjut fungsi genap dan fungsi ganjil, perhatikan contoh di bawah ini:
1.3.1 Contoh soal
Tentukan apakah fungsi-fungsi berikut ini merupakan fungsi genap, ganjil, atau bukan
keduanya.
a.

b.
c.
Penyelesaian:
a. Karena

maka merupakan fungsi genap.


b. Karena

maka merupakan fungsi ganjil.


c. Karena

ataupun
maka bukan merupakan fungsi genap ataupun fungsi ganjil.

9
1.4 Operasi Pada Fungsi
Fungsi bukanlah bilangan, tetapi seperti halnya dua buah bilangan a dan b dapat
ditambahkan untuk menghasilkan sebuah bilangan baru a + b, deikian juga dua buah fungsi f
dan g dapat ditambahkan untuk menghasilkan fungsi baru f + g. ini baru salah satu dari beberapa
operasi fungsi yang akan dijelaskan dalam materi berikut ini.
1.4.1 Pengertian Fungsi Komposisi

Dua fungsi 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥) dapat dikombinasikan untuk membentuk fungsi baru
𝑓(𝑥)
𝑓(𝑥)+ 𝑔(𝑥), 𝑓(𝑥)- 𝑔(𝑥), dengan cara seperti cara kita menambahkan, mengurangkan,
𝑔 (𝑥)

mengalikan, dan membagi bilangan real. Ada juga cara lain yakni Dari dua buah fungsi
𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥)dapat dibentuk fungsi baru dengan menggunakan operasi komposisi.
Operasi komposisi dilambangkan dengan o (dibaca : komposisi atau bundaran).
Sebelum masuk ke pembahasan berikutnya, perhatikan fungsi berikut :
𝑥−3
𝑓(𝑥) = , 𝑔(𝑥) = √𝑥
2
Penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian fungsi f (x) dan g (x) dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:

Gambar 1.5 Tabel Operasi pada Fungsi

Fungsi baru yang dapat dibentuk dengan operasi komposisi adalah :


a. (𝑓𝑜𝑔) (𝑥)dibaca : f komposisi 𝑔x atau 𝑓(𝑔x)
b. (𝑔𝑜𝑓) (𝑥)dibaca : g komposisi 𝑓x atau 𝑔(𝑓x)

10
1) Misal fungsi
g : A  B ditentukan dengan y = g (x)
f : B  C ditentukan dengan y = f (x)
Fungsi komposisi f dan g ditentukan dengan :
h (x) = (f o g) (x) = f (g(x))
2) Misal fungsi
f : A  B ditentukan dengan y = f (x)
g : B  C ditentukan dengan y = g (x)
Fungsi komposisi g dan f ditentukan dengan :
h (x) = (g o f) (x) = g (f (x))

1.4.1.1 Contoh Soal


Misal fungsi f : R  R dan g : R  R ditentukan dengan rumus f (x) = 3x – 1 dan g
(x) = 2x.
Tentukan : a. (f o g) (x) b. (g o f) (x)

Penyelesaian :
a. (f o g) (x) = f (g (x))
= f (2x)
= 3 (2x) – 1 = 6x – 1
b. (g o f) (x) = g (f (x))
= g (3x – 1)
= 2 (3x – 1) = 6x – 2

1.4.2 Syarat-syarat Fungsi Komposisi


1.4.2.1 Contoh Soal
Misal fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut :
f : {(-1,4), (1,6), (2,3), (8,5)}
g : {(3,8), (4,1), (5,-1), (6,2)}

11
Tentukan :
a. f o g d. (f o g) (2)
b. g o f e. (g o f) (1)
c. (f o g) (4) f. (g o f) (4)

Penyelesaian :
Pasangan terurut dari fungsi f dan g digambarkan dalam diagram panah (pemetaan).
a. (f o g) = {(3,5), (4,6), (5,4), (6,3)}

g f

3 8 5

4 1 6

5 -1 4

(f o g)

b. (g o f) = {(-1,1), (1,2), (2,8), (8,-1)}


f g

-1  4 1

1 6 2

2 3 8

(g o f)

c. (f o g) (4) = 6
d. (f o g) (2) tidak didefinisikan
e. (g o f) (1) = 2
f. (g o f) (4) tidak didefinisikan

12
1.4.2.2 Contoh Soal
Misal fungsi f dan g dinyatakan dalam bentuk pasangan terurut
f : {(0,1), (2,4), (3,-1), (4,5)}
g : {(2,0), (1,2), (5,3), (6,7)}
Tentukan : a) f o g b) g o f

Penyelesaian : g f

2 0 1

1 2 4

5 3 -1
Dg Rg Df Rf

(f o g)
f g

0 1 2

2 4 3

3 -1 6 7

Df Rf Dg Rg
(g o f)

Dari contoh 1.4.2.1 dan 1.4.2.2 dapat disimpulkan syarat fungsi komposisi (f o g)
adalah :
 Hasil irisan antara daerah hasil fungsi g dengan daerah asal fungsi f bukan himpunan
kosong. Rg  Df  
 Daerah asal fungsi komposisi (f o g) adalah himpunan bagian dari daerah asal fungsi
g. D(f o g)  Dg
 Daerah hasil fungsi komposisi (f o g) adalah himpunan bagian dari daerah hasil
fungsi f. R(f o g)  Rf
1.4.2.3 Contoh Soal

13
Diketahui fungsi f : R  R dan g : R  R ditentukan dengan rumus :

f (x) = 2x + 1 dan g (x) = x

Tentukan :
a. (f o g) (x)
b. (g o f) (x)
c. Daerah asal (f o g) (x) dan daerah hasil (f o g) (x)
d. Daerah asal (g o f) (x) dan daerah hasil (g o f) (x)

Penyelesaian :
f (x) = 2x + 1
Daerah asal Df : {x | x  R} daerah hasil Rf : {y | y  R}

g (x) = x
Daerah asal Dg : {x | x  0, x  R}, daerah hasil Rg : {y | y  0, y  R}

a. (f o g) (x) = f (g (x)) = f ( x ) = 2 x + 1

b. ( g o f) (x) = g (f (x)) = g (2x + 1) = 2x  1


c. Daerah asal (f o g) (x) = D(f o g) = {x | x  0, x  R}
Daerah hasil (f o g) (x) = R(f o g) = {y | y  1, y  R}
Tampak bahwa D(f o g) = Dg dan R(f o g)  Rf
d. Daerah asal (g o f) (x) = D(g o f) = {x | x  ½ , x  R}
Daerah hasil (g o f) (x) = R(g o f) = {y | y  o, y  R}
Tampak bahwa D(g of)  Df dan R(g o f) = Rg

14
1.4.3 Sifat-Sifat Fungsi Komposisi
Sifat-sifat operasi komposisi pada fungsi-fungsi dapat disimpulkan dengan
menggunakan beberapa contoh di bawah ini.
1.4.3.1 Contoh Soal
Fungsi f : R  R ditentukan oleh rumus f (x) = 3x – 5 dan g (x) = 2x2 – 1
Tentukan :
a. (f o g) (x) dan (g o f) (x)
b. dari hasil di atas apakah (f o g) (x) = (g o f) (x) ?

Penyelesaian :
a. (f o g) (x) = 𝒇(𝒈(𝒙))= 𝒇(𝟐𝒙𝟐 − 𝟏)=𝟑(𝟐𝒙𝟐 − 𝟏) − 𝟓 = 𝟔𝒙𝟐 − 𝟑 − 𝟓 = 𝟔𝒙𝟐 − 𝟖
(g o f) (x) = 𝑔(𝑓(𝑥)) = 𝑔(3𝑥 − 5) = 2(3𝑥 − 5)2 − 1 = 2(9𝑥 2 − 30𝑥 + 25) − 1
= 𝟏𝟖𝒙𝟐 − 𝟔𝟎𝒙 + 𝟓𝟎 − 𝟏 = 𝟏𝟖𝒙𝟐 − 𝟔𝟎𝒙 + 𝟒𝟗
b. (f o g) (x) ≠ (g o f) (x)
Kesimpulan : dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa (f o g) (x) ≠ (g o f) (x).

15
1.4.3.2 Contoh Soal
Fungsi f : R  R dan g : R  R, h : R  R ditentukan dengan rumus :
f (x) = x + 1 , g (x) = 3x dan h (x) = x2
Tentukan :
a. ((f o g) o h) (x) dan (f o (g o h)) (x)
b. Dari hasil di atas apakah (f o g) o h (x) = f o ( g o h) (x) ?

Jawab :
a. ((𝒇𝒐𝒈)𝒐𝒉)(𝒙) = (𝒇𝒐𝒈)(𝒉(𝒙)) = (𝒇𝒐𝒈)(𝒙𝟐 ) = 𝟑(𝒙𝟐 ) + 𝟏 = 𝟑𝒙𝟐 + 𝟏
(𝒇𝒐𝒈)(𝒙) = 𝒇(𝒈(𝒙)) = 𝒇(𝟑𝒙) = 𝟑𝒙 + 𝟏
((𝒇𝒐(𝒈𝒐𝒉))(𝒙) = 𝒇 ((𝒈𝒐𝒉)(𝒙)) = 𝒇(𝟑𝒙𝟐 ) = (𝟑𝒙𝟐 + 𝟏)
(𝒈𝒐𝒉)(𝒙) = 𝒈(𝒉(𝒙)) = 𝒈(𝒙𝟐 ) = 𝟑𝒙𝟐
b. ((f o g) oh) (x) = (f o (g o h)) (x)

Kesimpulan : dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa ((f o g) oh) (x) = (f o (g o h))
(x)

1.4.3.3 Contoh Soal


Fungsi f : R  R dan I : R  R ditentukan dengan rumus f (x) = x2 – 2x + 1 dan I (x)
=x

Tentukan :
a. (f o I) (x) dan (I o f) (x)
b. dari hasil di atas apakah (f o I) (x) = (I o f) (x) ?

Jawab :
a. (𝒇𝒐𝑰)(𝒙) = 𝒇(𝑰(𝒙)) = 𝒇(𝒙) = 𝒙𝟐 − 𝟐𝒙 + 𝟏
(𝑰𝒐𝒇)(𝒙) = 𝑰(𝒇(𝒙)) = 𝑰(𝒙𝟐 − 𝟐𝒙 + 𝟏) = 𝒙𝟐 − 𝟐𝒙 + 𝟏
b. (f o I) (x) =(I o f) (x)

16
Kesimpulan : dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa (f o I) (x) =(I o f) (x)
Dari ketiga contoh di atas, beberapa sifat operasi komposisi pada fungsi-fungsi dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Operasi komposisi pada fungsi-fungsi pada umumnya
(f o g) (x) ≠(g o f) (x)
2. Operasi komposisi pada fungsi bersifat asosiatif
((f o g) o h) (x) =(f o (g o h)) (x)
3. Dalam operasi komposisi pada fungsi-fungsi ada sebuah unsur identitas yaitu fungsi
identitas I (x) = x sehingga
(f o I) (x) =(I o f) (x) =f (x)

17

Anda mungkin juga menyukai