Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRATIKUM RADIO TELEVISI DAN DISPLAY


TUNER TV

Oleh :
Marias Fitrah
17065077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
A. Tujuan
1. Mengetahui blok rangkaian tuner pada TV.
2. Memahami dan mengetahui prinsip kerja tuner TV.
3. Dapat mengukur tegangan tala untuk tunner pada setiap perubahan talaan siaran dari
masing-masing stasiun pemancar TV di sekitar anda.
4. Dapat mengukur tegangan supply rangkaian tuner dan menelusuri sumber tegangan
supply tersebut.
5. Dapat mengukur sinyal IF pada keluaran (output) rangkaian tuner.

B. Alat dan Bahan


1. Antena TV / Pattern Generator
2. Trainer televisi warna
3. Toolset
4. Multimeter dan Osciloscop
5. Kabel penghubung serta alat tulis untuk pengambilan data.

C. Teori Singkat
Sinyal yang diterima oleh antena televisi adalah semua frekuensi yang termasuk dalam
range kerja frekuensi dari antena yang digunakan pada sebuah TV, tetapi pada sistem PAL
dan NTSC telah ditetapkan frekuensi kerja dari masing-masing kanal frekuensi VHF dan
UHF. Untuk VHF bekerja pada range kanal 2 hingga kanal 12 dengan frekuensi kerja 47-
230 MHz, sedangkan untuk UHF bekerja pada range kanal 14- 83 dengan frekuensi kerja
470- 890 MHz. Semua frekuensi yang diterima oleh antena dan diteruskan oleh saluran
transmisi kemudian diolah pada bagian tuner sebuah televisi.

Bagian tuner atau bagian penala merupakan bagian yang berfungsi untuk memilih salah
satu frekuensi dari pemancar (repeater) televisi yang ditangkap oleh antena. Gambar
dibawah ini menunjukan salah satu rangkaian penala (tuner sistem saklar). Tiap kanal
dapat dipilih dan diubah menjadi sinyal If gambar oleh penala tersebut.
Bagian-Bagian Tuner :
1. Pemilih Kanal (Pemilih Stasiun Pemancar)
Tuner blok memilih gelombang pemancar yang akan diterima, mencakup kanal 2
hingga kanal 12 (54-230 MHz) pada VHF dan tiap kanal memiliki lebar frekunsi 7
MHz. Rangkaian penala dapat dipilih sehingga beresonansi dengan frekuensi kanal
yang dikehendaki.
Didalam tuner blok terdapat penguat RF, Mixer dan Osilator. Penguat RF memilih
pemancar yang akan diterima, kemudian diteruskan ke mixer. Osilator
membangkitkan frekuensi yang tertentu besarnya untuk pembanding frekuensi yang
diterima penguat RF kemudian diberikan ke mixer kemudian di filter akhirnya
menghasilkan Frekuensi baru yang keluar yaitu 38,9 MHz merupakan frekuensi
pembawa gambar yang didalamnya terdapat sinyal sinkronisasi dan 33,4 MHz
merupakan frekuensi pembawa suara dan kedua frekuensi tersebut diteruskan
kepenguat video IF.

2. Penguat Frekuensi Tinggi (HF Amplifier)


Sebelum sampai pada rangkaian pencampur (Mixing) gelombang TV diperkuat oleh
penguat HF. Karena ratio S/N (perbandingan sinyal/nois) pada penerima TV berwarna
ditentukan oleh penguatan HF ini, maka penguatan HF harus dapat menghasilkan
penguatan (gain) yang besar. Juga memerlukan distorsi yang kecil walaupunn bila
gelombang TV input besar. Maka dibutuhkan tegangan AGC (Automatic Gain
Control / pengatur penguatan otomatis ) pada penguat HF itu dipasang rangkaian
netralisasi, pada penguat HF untuk mencegah osilasi parasitis yang timbul.
Karakteristik resfon frekuensi penguat HF pada bidang frekuensi kanal penerimaan,
harus serata mungkin dan perbedaan penguatan antara kanal-kanal yang diterima
harus sekecil mungkin.

3. Pencampur (Mixer)
Gelombang TV yang diterima TV dicampur dengan output osilator lokal dengan
menggunakan pencampur (Mixer) dan dirubah menjadi sinyal IF (Intermediate)
gambar yang mempunyai frekuensi sama dengan selisih dengan kedua frekuensi tadi.
Frekuensi pembawa sinyal IF gambar adalah 38,9 MHz dan frekuensi pembawa suara
adalah 33,4 MHz.

Kanal No.3 Freq. Osc. Lokal

FV 38,9 MHz
FA 33,4 MHz

55,25 60,75 95,15 MHz

FV = Frekuensi pembawa gambar; FA = Frekuensi pembawa suara


4. Osilator Lokal
Frekuensi pencampur (frekuensi lokal) dibangkitkan oleh osilator lokal, dan diberikan
ke pencampur (Mixer). Frekuensinya dapat dirubah tergantung pada kanal penerimaan
yang dipilih.
Sebagai osilator lokal biasanya digunakan osilator Colpitts karena sifat kestabilannya
dan juga sederhana struktur rangkaiannya. Ada dua cara memilih frekuensi osilator
lokal pertama adalah dengan merubah kumparan resonansi dan yang kedua dengan
mengontrol tegangan bias dioda kapasitansi variabel.

D. LANGKAH KERJA
1. Sediakan sebuah televisi trainer.
2. Lakukan kalibrasi pada alat ukur multimeter dan osciloscope.
3. Buka tv trainer tersebut dan pastikan sudah melakukan pengosongan tegangan
tersimpan pada kapasitor tegangan tinggi dengan kabel penghubung.
4. Cari dan amati bagian tuner dengan pedoman skema rangkaian di bawah ini :

5. Temukan titik pengukuran tegangan 5 V dan 33 V. atau B+., VT, TU1


6. Sambungkan televisi dengan antene penerima.
7. Hubungkan jala-jala listrik dan hidupkan televisi.
Masuk ke menu pencarian manual ” manual searching” untuk mendapatkan semua
siaran televisi yang ada di kota Padang. Setiap siaran televisi yang ditemukan catat
frekuensi pancarnya pada tabel pengamatan.
8. Cari salah satu chanel yang paling kuat penerimaannya.
9. Ukurlah dengan menggunakan osciloscope bentuk sinyal pada C109. (amplitudo dan
bentuk sinyal).
10. Dokumentasikan sinyal IF yang terbaca pada osciloscope.
11. Ukur Tegangan (dc) pada pin AGC, B1, B2, TU1, VCC dan LNA dan catat pada
tabel pengamatan kedua.
12. Putus catu daya 5 V dan perhatikan efek yang ditimbulkan?

E. HASIL PRATIKUM
1. Daftar siaran televisi yang ditemukan pada manual serching dan frekuensi pancar nya

FREKUENSI
NO STASIUN
SIARAN KETERANGAN
TELEVISI
(MHz)

1 Tv one 519
2. Tvri sumbar 503
3. Metro TV 615 Jernih
4. Trans 7 487 Kurang jernih
5. RTV 791 Tidak jernih
6 Indosiar 695 Jernih
7 Anteve 663 Jernih
8 RCTI 647 Kurang jernih
9

2. Dokumentasi Manual serching


3. Dokumentasi pengukuran sinyal IF

4. Dokumentasi pengukuran sinyal pada C 109

5. Pengukuran pada pin AGC, B1, B2, TU1, VCC dan LNA
Pin AGC (dc) Pin B1 Pin B2 (dc) TU1 /VT (dc) VCC (dc) LNA (dc)
(dc)
3,5 V 5,2 V 5,2 V 10,2 V 5,2 V 5,2 V

E. ANALISA
Tuner adalah sebuah komponen yang terdpat pada sebuah penerima televisi yang
berfunsi sebagai penerima sinyal siaran televisi. Komponen ini bekerja dengan tegangan
VCC sebesar 5 Volt, yang mana jika tegangan ini tidak ada, maka tuner tidak akan bekerja.
Terdapat 7 pin atau kaki pada tuner (tergantung jenis tuner nya), diantaranya pin IF, berfungsi
sebagai penurun frekuensi. Frekuensi pancar sebuah stasiun televisi biasa nya besar, contoh
stasiun Metro TV mempunyai frekuensi pancar sebesar 615 MHz, maka tuner akan
menurunkan frekuensi ini hingga 38,9 Mhz untuk sinyal pembawa gambar dan 33,4 MHz
untuk sinyal pembawa suara. Sinyal ini masih berupa gabungan siyal informasi dan
pembawa, jadi belum terjadi pemisahan atau demodulasi, demodulasi akan terjadi pada ic
mcu.
Pin AGC (Automatic Gain Control) pada tuner berfunsi sebagai penguat otomatis,
kenapa diperlukan AGC? Karena sinyal yang diterima ada yang kuat (jernih) dan ada yang
lemah (kurang jernih), maka dari itu dibuatkan pengaturan otomatis yang bisa mengikuti
level sinyal yang diterima. Cara kerja AGC yaitu makin kuat tegangan yang berasal dari pin
IF, semakin kecil juga tegangan pada pin AGC ini, begitu juga sebaliknya

Anda mungkin juga menyukai