Anda di halaman 1dari 6

Instalasi dan Konfigurasi VSAT Dasar

ericoseptiahari@gmail.com

Gambar 1 Antenna VISAT

VSAT IP adalah layanan last mile pelanggan dan backbone internal IM2 dengan memanfaatkan
teknologi VSAT IP DVB RCS. Sistem ini dibangun berbasiskan produk NERA dari Norwegia dengan
alokasi frekuensi C Band. Layanan ini memungkinkan untuk dijadikan sebagai last mile untuk aplikasi :
transfer data, voice (VoIP) dan VPN. Khusus layanan non VPN dapat dilengkapi dengan fitur penunjang
yaitu TCP accelerator system client server dan TCP accelerator system proxy (gateway).

Gambar 2 Topologi VISAT


Merakit Antena:

Gambar 3 Merakit Instalasi Antena VISAT

1. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah memeriksa kelengkapan pendukung
reflektor/dish antena, seperti Pedestal, baut-baut, feedhorn dan LNB.
2. Apabila di lokasi tersebut berupa tanah maka buatlah pondasi sesuai ukuran pedestal
yang telah ditetapkan (ukuran standart 2m x 2m).
3. Penggabungan antar segmen pedestal, reflektor, feed horn serta LNB harus benar-benar
terpasang dengan baik dan kencang, usahakan tidak ada baut-baut yang kendor atau tidak
terpasang.
4. Perakitan Pedestal / boom antena harus tegak lurus ( 90 derajat ) dengan garis horizontal
bumi, gunakan water pass / angle meter untuk levelingnya, tujuannya agar pada saat
pointing diperoleh kemiringan reflektor yang akan optimal.
5. Setelah antena terakit dengan benar, persiapkan satu kabel RF pendek dan hubungkan
antara LNB ke perangkat spectrum analizer atau satellite finder. Tentukan arah polarisasi
pada feedhorn sesuai dengan transponder yang akan kita gunakan, dalam hal ini
transponder 4H dengan polarisasi horizontal.
6. Tentukan frekuensi dan transponder di Satellite yang akan kita cari, dalam hal ini Satellite
Palapa C2 transponder 4H dengan center frekuensinya FWD RF=3,840Ghz /
Lband=1298Mhz dengan simbol rate 8.7 Msps.

Instalasi Perangkat Elektronik

1. RF Head
2. DIU
3. Kabel ( IFL dan connection kit )
Pointing

1. Sebelum melakukan pointing, harus diketahui terlebih dahulu posisi sudut azimut dan
sudut elevasi untuk satellit yang akan digunakan / diterima pada suatu daerah dimana
stasiun bumi / VSAT akan didirikan.
2. Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah dengan menentukan sudut azimut
reflektor secara kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat dimulai dari arah
utara, kemudian ke arah timur adalah positif dan bila ke arah barat adalah negatif.
3. Langkah pertama dalam melakukan pointing adalah dengan menentukan sudut azimut
reflektor secara kasar dengan menggunakan kompas. Arah 0 derajat dimulai dari arah
utara, kemudian ke arah timur adalah positif dan bila ke arah barat adalah negatif.
4. Selanjutnya adalah melakukan pointing receive dan transmit. Untuk melakukan pointing
halus, dibutuhkan peralatan sebagai berikut :
(Spektrum analyzer atau Satellite Finder, DC blok dengan catu daya, LNB dan BUC,
Kabel pointing, Terminal Nera/modem)
5. Keluaran dari LNB dihubungkan melalui kabel pointing ke DC blok dan dari DC blok
dihubungkan ke Spektrum analyzer.

”Perhatikan ; konektor F type dengan tegangan V= + 18 Vdc ke arah LNB dan konektor
N type tanpa tegangan V=0 volt ke arah Spektrum analyzer. Apabila menggunakan
satellite finder, hubungkan keluaran LNB ke Satellite finder dengan konektor F type
( satellite finder sudah mensuplai tegangan dc 13/18V”.

6. Kemudian lakukan pointing receive untuk mengarahkan antena ke satelit, caranya dengan
memutar azimut dan elevasi secara perlahan hingga diperoleh sinyal dari satelit yang
dicari, langkah yang tepat adalah putar sudut elevasi setelah mendapat sinyal hingga
maximum kencangkan baut elevasi kemudian putar sudut azimut setelah mendapat sinyal
maksimum kencangkan baut azimut kemudian putar polarisasi feedhorn hingga mendapat
sinyal yang maksimum, langkah tadi dilakukan secara berulang-ulang hingga diperoleh
sinyal receive yang paling maksimum.

Gambar 4 Pointing
Crosspole

1. Hubungkan input BUC pada feedhorn melalui kabel transmit ke peralatan Terminal Nera
pada keluaran yang berlabel TX, kemudian hubungkan output LNB melalui kabel receive
ke input Terminal berlabel RX.
2. Selanjutnya hidupkan perangkat Terminal Nera, untuk menerima sinyal dari satellite di
transponder yang telah ditentukan. Untuk melihat SNR di terminal gunakan perintah dvb
rx show.
3. Lakukan crosspole dengan Pure carrier / CW sesuai dengan frekuensi dan petunjuk dari
NCC PT.Indosat. Untuk melakukan CW dari terminal gunakan perintah dvb tx cw on
(level tx) (freq).
4. Kencangkan baut-baut azimut, elevasi dan feedhorn setelah diperoleh crosspole dengan
hasil yang sesuai dengan rekomendasi NCC PT.Indosat dan mintalah printout hasil
crosspole tersebut dari NCC PT.Indosat.
5. Gunakan sealant / 3m tape untuk membungkus konektor f type di BUC dan LNB agar
tidak kemasukan air pada saat hujan.

Konfigurasi terminal dengan Command Line Interface

Command Line Interface dapat diakses melalui telnet atau port RS323. Dalam hal ini parameter
penting yang harus dilakukan yaitu :

Start up Sequence

Pada saat terminal di hidupkan (turn on), maka Boot SW akan melakukan proses start up. Dan
selanjutnya aplikasi DVB RCS akan meng-inisialisasi file system, dan merestore semuan
parameter konfigurasi terminal, melakukan inisialisasi konfigurasi, dan receive transmit signal
untuk logon ke gateway (apabila di set autostart). Selanjutnya system akan meminta
memasukkan usename dan password (Username: root, password: near / balder1)

Konfigurasi IP
Ada dua Ip yang harus di set up di terminal DVB RCS, yaitu IP LAN (eth) dan IP SNMP (DVB).

Caranya yaitu :
Set IP LAN (eth)
# ip set <ifnum> <ipaddr> <mask>
contoh : # ip set 1 219.83.112.161 255.255.255.248
Set IP SNMP (dvb)
# ip set <ifnum> <ipaddr> <mask>
contoh : # ip set 3 10.10.40.30 255.255.255.248
Setelah itu save konfigurasi dengan menggunakan command #save config Dan untuk melihat
hasil konfigurasi ip yg sudah di set dapat menggunakan command #ip show.

Parameter Forward Link


Paremeter ini di gunakan untuk mengidentifikasi forward link yang di transmitdari gateway.
Diantaranya adalah :
Set Symbol rate : dvb rx symbrate <symbrate> (dalam symbols per sec)
Set Frekwensi : dvb rx freq <freq> (dalam KHz)
Contoh :
# dvb rx symbrate 28000000 (artinya set symb rate 28 Msps)
# dvb rx freq 3840000 (artinya set frek 2840 MHz)
# save config
# dvb rx show

Out Door Unit Parameter


Parameter ini digunakan untuk mengkonfigurasi ODU yang di gunakan. Dalam hal ini command
yang di gunakan adalah sebagai berikut :
# odu antenna 5
# odu lnb 80
# odu txtype 81
# odu txlo 4900 (artinya set local oscilator BUC pada 4900 MHz)
# odu lnbdc 1 (untuk mengaktifkan tegangan dc pada RX terminal, 0=off, 1=on)
# odu txdc 1 (untuk mengaktifkan tegangan dc pada TX terminal, 0=off, 1=on)
# save config

Posisi Terminal
Parameter ini didapat dengan menggunakan GPS (Global Positioning system) pada saat instalasi,
parameter ini menggambarkan posisi terminal (antenna) yang sedang di instalasi. Dalam hal ini
command yang di gunakan adalah :
# dvb pos alt <height> Dimana height adalah ketinggian dari permukaan laut (meter).
# dvb pos lat 7 19 17 1
# dvb pos long 11 29 85 0
# dvb pos alt 571
# save config
# DVB post show

Catatan :

Setelah semuanya selesai, pastikan semua baut-baut, kabel-kabel, dll sudah terpasang dengan
benar. Pastikan juga kabel RF yang menyambung ke BUC dan LNB harus ditutupi dengan slotip
3M. Fungsinya agar pada saat hujan, LNB dan BUC tidak kemasukkan air, yang bisa
menyebabkan korslet.
Daftar pustaka

http://kge1992.wordpress.com/instalasi-dan-konfigurasi-vsat/

http://teuku-afriliansyah.blogspot.com/2009/09/instalasi-dan-konfigurasi-vsat.html

http://mr-amateur.co.cc/bedah_instalasi-dan-konfigurasi-vsat.php

http://www.facebook.com/photo.php?fbid=451969145897&set=t.582992887#!/photo.php?
fbid=451969145897&set=o.115299292439

http://www.vsat-systems.com/haiti-satellite-internet/Haiti-hospital-install.html

Anda mungkin juga menyukai