Jaringan VSAT terdiri dari satu satelit dan dua stasiun bumi sebagai
terminal (stasiun bumi), baik dari titik ke titik maupun dari titik ke banyak titik
stasiun bumi.
bumi terbagi 2 alur proses yaitu proses memancarkan sinyal ke satelit dan proses
modulasi ini menggunakan teknik PSK atau QAM. Modulasi ini bertujuan
43
44
gelombang lain pada frekuensi yang lebih tinggi untuk dibawa ke media
transmisi.
yang disebut RFT ( RF Transceiver) atau driver. Dalam RFT ini terdapat
Up Converter.
yang berfungsi sama dengan HPA yaitu untuk memperkuat sinyal RF agar
Dimana LNA ini berfungsi untuk menekan noise dan memperkuat sinyal
yang diterima.
Ruas bumi adalah semua perangkat yang digunakan di stasiun bumi Metra
Bogor dan stasiun bumi Telkom Timika. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk dalam merencanakan ruas bumi yaitu kondisi lokasi stasiun bumi,
penentuan letak antenna agar garis pandang bebas ke arah satelit, kebutuhan daya
maka dapat diperoleh posisi bujur dan lintang lokasi stasiun bumi sehingga
46
dapat dihitung posisi sudut pandang antenna (elevasi dan azimuth), serta
elevasi.
48
penarikan kabel IFL dan juga mengurangi losses pada kabel. Hal ini
ujung-ujung kabel IFL dibuat serapi mungkin dengan peralatan yang tepat
seperti Solder dengan watt yang cukup untuk mendapatkan hasil solder
yang benar-benar matang kemudian kikir, pisau tang potong dan lainnya.
dari satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth
Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA disebabkan oleh
faktor berikut:
disepanjang lintasannya.
Converter. Perangkat RFT ini memiliki beberapa port yaitu port RF IN, port
dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir
• Up Converter
• Down Converter
sebesar 70 MHz.
52
oleh pelanggan. Kapasitas SSPA yang beredar di pasaran antara lain SSPA
tipe 5 w, 10w, 20w, 25w, 40w, 50w, 60w, 80w, 100w, 120w, 200w, 400w.
yang ada. Hubungkan port IF Tx dan IF Rx pada modem ke port RFT dan
1. Data satelit, yaitu koordinat satelit serta polarisasi yang akan digunakan.
3. Sudut elevasi, azimuth. Data ini diperoleh dari GPS atau dari perangkat
pengetesan CPI (Cross Polar Isolation). CPI diperlukan agar transmit dari
Interference).
Perencanaan ruang angkasa meliputi kebutuhan lebar pita frekuensi dan nilai
kontrak sewa transponder satelit. Hal ini terkait dengan nilai kontrak yang
kita harus dapat menghitung pemakaian lebar pita untuk kecepatan data yang
dibutuhkan.
(carrier). Lebar pita sinyal pembawa tersebut ditentukan dari kecepatan data
(data rate) dan parameter link budget seperti FEC, modulasi, encoder
lebar pita frekuensi untuk satelit tersebut. Dalam perencanaan kontrak sewa
umum dan kontrak regulasi yang diberikan oleh penyedia satelit dalam hal ini
no.7 nilai kontrak sewa transponder ditunjukkan pada tabel di bawah ini