Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Satelit
Satelit merupakan suatu benda di ruang angkasa yang mengorbit benda lain
dengan periode dan revolusi tertentu. Satelit dapat disebut repeater karena berfungsi
sebagai penguat sinyal komunikasi, sehingga sistem ini dikatakan sebagai sistem
komunikasi satelit. Pada umumnya sistem komunikasi satelit memiliki konfigurasi
yang dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Konfigurasi Sistem Komunikasi Satelit

Pada Gambar 1.1 terlihat bahwa sinyal yang dikirim dari Stasiun Bumi
Transmit akan diterima dan diperkuat kembali oleh satelit yang kemudian dikirimkan
ke Stasiun Bumi Receive. Secara umum, sistem komunikasi satelit tersusun atas dua
bagian penting yaitu segmen angkasa (space segment) dan segmen bumi (ground
segment).

1
1.2. Keunggulan dan Kelemahan Sistem Komunikasi Satelit
Adapun keunggulan dari sistem komunikasi satelit dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Cakupan areanya yang sangat luas
2. Bandwidth yang cukup besar
3. Independen dari infrastruktur teresterial
4. Instalasi jaringan yang cepat
5. Biaya relatif rendah
6. Karakteristik layanan yang seragam
7. Layanan total hanya dari satu provider
8. Layanan mobile/wireless yang independen terhadap lokasi
Sementara itu, kelemahan dari sistem komunikasi satelit adalah sebagai
berikut :
1. Delay propagasi besar
2. Rentan terhadap pengaruh atmosfir dan lainnya
3. Up Front Cost tinggi : contoh untuk Satelit GEO : Spacecraft, Groun Segment&
Launch = US $ 200 jt, Asuransi : $ 50 jt
4. Distance Insensitive : biaya komunikasi untuk jarak pendek maupun jauh relatif
sama
5. Hanya ekonomis jika jumlah user besar dan kapasitas digunakan secara intensif

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1. Ground Segment

Ruas bumi (ground segment) adalah bagian dari sistem komunikasi satelit yang
berada di bumi. Secara umum, ruas bumi terdiri dari stasiun bumi (earth station) dan
jaringan lanjutan atau jaringan ekor (tailing network) yaitu berupa hubungan stasiun
bumi menuju ke sentral telekomunikasi (sentel), pusat komputer, stasiun televisi dan
radio serta unit-unit pemakai VSAT.

Stasiun bumi, seperti pada gambar 2.1 adalah lokasi di permukaan bumi yang
berfungsi untuk memancarkan serta menerima sinyal informasi dari dan ke satelit.
Lokasi stasiun bumi dapat dimana saja tersebar di seluruh permukaan bumi asalkan
berada di coverage area dari satelit.

Gambar 2.1. Stasiun Bumi

Berdasarkan ukuran antenanya, stasiun bumi dapat dibedakan menjadi :

1. Stasiun bumi besar.


2. Stasiun bumi sedang.
3. Stasiun bumi kecil.
4. Stasiun bumi Transportable, Fly-Away.
5. Stasiun bumi Mini, Mikro,VSAT.

3
Berdasarkan kedudukan dalam jaringan, stasiun bumi dapat dibedakan
menjadi :
1. Stasiun bumi Induk / Hub Station.
2. Stasiun bumi Gate Way seperti TELKOM Gambir dan kalibata.
3. Stasiun bumi Reference seperti pada stasiun bumi sistem digital.
4. Stasiun bumi Non-Reference seperti stasiun-stasiunVSAT.
5. Stasiun bumi pengendali / TT & C (Telemetry, Tracking & Control).
Berdasarkan fungsinya, stasiun bumi dapat dibedakan menjadi :
1. Stasiun Bumi Pengendali Utama (SPU)
Yaitu stasiun bumi yang berfungsi mengendalikan satelit agar selalu berada pada
tempat yang ditentukan di orbit serta menjalankan fungsi komando dan telemetri.
Selain itu SPU juga bertugas melakukan fungsi tracking (penjejakan) apabila ada
satelit yang mengalami pergeseran posisi di orbit. Di Indonesia terdapat
setidaknya tiga buah SPU yang dioperasikan oleh tiga operator satelit berbeda.
SPU Cibinong milik PT Telkom mengendalikan satelit Telkom-1 dan Palapa B2R,
SPU Daan Mogot Jakarta milik PT Satelindo mengendalikan satelit Palapa-C
serta SPU Jatiluhur milik PT Indosat mengendalikan satelit milik konsorsium
Intelsat dan Inmarsat.
2. Stasiun Bumi Besar (SBB)
Yaitu stasium bumi yang berfungsi mengirimkan serta menerima sinyal informasi
dan sinyal siaran televisi dan radio dari satelit. Stasiun ini memiliki banyak antena
dengan kapasitas (bandwidth) yang tinggi besar serta laju bit (bit rate) yang
tinggi.
3. Stasiun Bumi Kecil (SBK)
Fungsinya sama dengan stasiun bumi besar, namun memiliki kapasitas kanal serta
bandwidth yang lebih kecil. SBK biasanya ditempatkan di wilayah yang
kebutuhanbandwidth-nya tidak terlalu besar atau sebagai transmisi cadangan
(redundant).
4. Stasiun Bumi Bergerak

4
Adalah stasiun bumi yang digunakan untuk keadaan khusus, misalnya untuk
peliputan siaran televisi secara langsung (life broadcasting) di daerah yang
berjarak jauh dari stasiun bumi tetap. Stasiun bumi bergerak berupa peralatan
stasiun bumi dengan kapasitas kecil yang ditempatkan pada suatu kendaraan
bergerak (mobile). Stasiun bumi bergerak utamanya digunakan untuk layanan
penyiaran televisi secara langsung (live broadcasting), sehingga sering disebut
juga sebagai mobile TV up-link. Selain digunakan oleh stasiun televisi, stasiun
bumi bergerak juga digunakan oleh stasiun radio seperti RRI untuk
melakukan outside broadcasting dengan kendaraan yang disebut mobil
penghubung satelit (OutsideBroadcasting Van) sehingga peristiwa yang terjadi di
luar studio dapat diliput dengan cepat.
5. Stasiun TVRO (Television Receive Only).
Adalah stasiun bumi yang hanya dapat menagkap siaran televisi lewat satelit.
TVRO memiliki kapasitas kanal yang kecil, biasa digunakan di kawasan
pemukiman untuk keperluan penerimaan siaran TV satelit.Untuk dapat
melaksanakan fungsinya, stasiun bumi memiliki perangkat-perangkat sebagai
berikut antenna stasiun bumi, modem, LNA, HPA & converter.

2.2. Antena
Antena stasiun bumi yang biasa digunakan adalah berbentuk parabola, seperti
ditunjukkan pada gambar 2.2. Pada fokus parabola, setiap sinyal yang datang pada
parabola memantul sejajar dengan sinyal-sinyal lainnya, sehingga semua garis adalah
tegak lurus terhadap bidang fokus. Dengan konstruksi seperti ini antena dapat
memiliki penguatan karena bentuk dari berkas titik fokus dalam arah satelit.

5
Gambar 2.2. Antena SB Kecil Tope Cassegrain
Perangkat penghubung antena dengan saluran transmisinya adalah perangkat
yang disebut feed. Pada dasarnya feed merupakan ujung terbuka dari pemandu
gelombang (wave guide), sisinya dimiringkan dan membentuk terompet kecil.
Persyaratan Antena :
Antena harus memiliki gain pengarahan yang tinggi serta level side lobe yang
rendah
Antena harus memiliki efisiensi yang rendah
Antena harus memiliki crosspoll yang tinggi
Antena harus fleksibel atau mudah digerakkan.

2.2.1 Jenis Antena


Jenis antena stasiun bumi menurut bentuknya dibedakan menjadi empat yaitu:
1. Antena parabola (parabolic) atau Prime Focus Feed, mempunyai feeder di
titik pusat dari parabola. Antena ini merupakan antena yang paling banyak
digunakan di dunia antara lain karena efisiensinya tinggi. Sayangnya terdapat
kesulitan dalam pengaturan cross-pol pada tipe Linear Orthogonal untuk
antena stasiun bumi, oleh karenanya antena ini hanya praktis sampai dengan
ukuran 5 meter saja.

6
2. Antena Horn Reflector/Offset Feed, memiliki feeder yang berada di ujung
reflektor. Sistem Off Set Feed sebenarnya berawal pada Prime Focus juga, tapi
di sini efisiensinya sedikit lebih baik karena blocking berkurang. Selain itu
antenna ini relatif lebih ringan dan praktis untuk digelar, misalnya untuk antena
stasiun bumi fly-away. Hal yang membuatnya populer adalah karena
pengaturan dan penyesuaian isolasi cross-pol jauh lebih mudah dibandingkan
dengan antena prime focus feed. Berkenaan dengan desain adalah pada feed
support yang harus memiliki kekokohan tertentu, maka ukuran diameter yang
dibuat umumnya ialah 1,5 meter sampai 3,8 meter.
3. Antena Casseigrain, mempunyai dua reflektor, yaitu main reflector (utama)
yang berbentuk parabola sedangkan sub-reflektornya berbentuk
hiperbola. Feederditempatkan di bawah dari cekungan parabola.
Memungkinkan LNA dan HPA untuk dipasang di belakang main reflecor,
sehingga memudahkan konstruksi dan perawatan.Tipe antena yang umum
dipakai di stasiun bumi adalah antena Casseigrain. Antena ini memiliki
keunggulan dibandingkan jenis antena lain, yaitu :
Memungkinkan LNA dan HPA untuk dipasang di belakang main reflecor,
sehingga memudahkan konstruksi dan perawatan.
Dengan mengoptimasi bentuk reflector utama dan sub-reflector, bisa dicapai
efisiensi yang tinggi.
4. Antena Gregorian, mempunyai bentuk hampir sama dengan antena
casseigrain, tetapi memiliki pola pantulan yang berbeda. Umumnya sistem
antena jenis ini dimanfaatkan untuk antena berukuran 4,6 meter atau lebih. Jika
ukuran main reflector lebih kecil dari 4,6 meter, sub-reflector akan mulai
memblokir sinyal dan menyebabkan pelemahan, dengan demikian gain
berkurang, maka efisiensi menurun. Kelebihan dari antena ini antara lain
adalah aman dan relatif mudah dalam pengaturan isolasi cross-pol untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
Antena stasiun bumi sesuai fungsinya menangkap serta mengirimkan sinyal ke
dan dari satelit sehingga memiliki konstruksi dengan bentuk cekungan parabola

7
untuk mendapatkan penguatan. Dengan kostruksi parabolik maka sinyal satelit
yang sangat jauh dapat diterima dengan baik.

Gambar 2.3. Jenis-jenis Antena (a) Parabola, (b) Horn Reflector, (c) Casseigrain, (d)
Gregorian

2.2.2 Pondasi dan Pedestal Antena


Main reflector sebuah antenna untuk stasiun bumi, haruslah terpasang pada
konstruksi yang cukup kuat untuk tahan segala cuaca, panas, hujan, dan angina
sedapat mungkin tidak menyebabkan intalasi antenna tidak mengalami
perubahan bergetar apalagi bergoyang. Untuk mejamin hal itu, ada 2 sistem
Pedestal yang umum dipergunakan, ialah:
1. Sistem HA dan DEC
Pedestal ini mempunyai 2 Axis atau sumbu putar, ialah sumbu medatar untuk
perputaran sudut Hour-Angle, dan sumbu Deklinasi untuk perputaran sudut
Declinasi. Sistim ini tidak mempunyai sumbu vertikal.

catatan : Z = Zenith = arah = titik tertinggi matahari.

8
Jadi petunjuk sudut/ derajat H-A kea rah satellite tertentu, ialah sekian derajat
timur, atau sekian derajat barat. Bila lokasi Stasiun bumi terletak tepat berada
pada katulistiwa, maka sumbu H-A tersebut tidak perlu dijinjitkan, tetapi bila
tidak demikian, jadi bila lokasi stasiun ada disebelah utara atau selatan
katulistiwa, maka sumbu H-A haruslah dideclanasikan sedikit kearah tergantung
di belahan mana (lintang utara atau selatan) letak stasiun buminya.

Contoh : untuk stasiun bumi Anune, pointing pada palapa B2-P telah dihitung
dan diketahui adalah H-A = 12,34 derajat barat dan DEC = 1,23 derahat selatan.
Dari data tersebut dapatlah dipastikan, bahwa Stasiun Anune tersebut terletak
pada belahan bumi katulistiwa, karena sumbu HAnya harus di deklanasikan
sedikit kearah selatan = 1,23 derajat. Dan sumbu HA antenna harus diputar agak
ke barat = 12,34 deajat ari zenith. Pada instalasi antena sistem HA/ DEC, satu hal
utama yang harus diteliti benar-benar, adalah mana arah utara-selatan yang
tepatnya, barulah kita bisa tetapkan pondasi pedestal antenanya. Dengan kata
lain, Axis HA harus benar-benar mengarah kearah berikut :
Utara ke selatan, bila lokasi stasiun bumu berada di sebelah utara equator
Selatan ke utara, bila lokasi stasiun bumi berada disebelah selatan equator.
2. Sistem AZ dan EL
Pada Pedestal ini, akan selalu memiliki 2 Axis/ sumbu putar, ialah :
Sumbu Vertikal untuk gerakan/ pengaturan sudut azimuth.
Sumbu Horizontal untuk pengaturan sudut elevasi

9
2.2.3. Konstruksi Antena

Fungsi masing-masing bagian :


a. Main Reflector : Untuk memantulkan sinyal yang datang dari satelit
menuju satu titik fokus serta memantulkan sinyal yang dipancarkan dari
titik fokus menuju satelit agar diperoleh gain yang cukup besar.
b. Sub Reflector : untuk memantulkan sinyal kembali dari main reflektor
menuju suatu titik fokus (feedhorn) atau sebaliknya.
c. Feedhorn : Untuk melepaskan sinyal dari HPA yang selanjutnya
dipancarkan ke satelit pada bagian pemancar, sebaliknya pada bagian
penerima berfungsi untuk menangkap sinyal dari satelit yang telah
dikumpulkan oleh main reflektor dan subreflektor untuk diteruskan ke
LNA.
d. Polarizer : untuk memisahakan antara sinyal berpolarisasi vertikal dengan
sinyal berpolarisasi horizontal yang berasal dari satelit.
e. Orthode Transducer (OMT) : Untuk menempatkan dua sinyal yang
berbeda agar interferensi tidak terjadi.
f. Elliptical to Receive WG Flange Adaptor : Sebagai adaptor dari Elliptical
WG ke Rektangular WG.
g. Transmit Reject Filter : untuk melindungi dari sinyal yang cukup besar.
h. Sirkulator : membadakan sinyal uplink & sinyal downlink

2.2.4 Feeder Antena


Feeder antena adalah penghubung antara perangkat luar stasiun bumi (antena)
dengan perangkat dalam (HPA dan LNA). Sistem satelit menggunakan sebuah

10
antena untuk mengirim dan menerima sinyal, sehingga diperlukan pemisah
atau pembatas antara sinyal pancar dan sinyal terima. Pembatas pancaran dan
penerima terletak pada feeder antena. Disamping itu pada feeder antena
terdapat polarizer yang mengatur pembagian polarisasi. Pada feeder harus
diatur agar rugi-rugi (loss) yang terjadi sekecil mungkin. Pemisah antara arah
pancar dan terima menggunakan alat yang disebut diplexer.
Feeder memiliki redaman yang timbul akibat pengaruh jenis bahan yang
digunakan untukfeeder. Pada gambar 20, setiap perangkat antena
dan feeder didesain sedemikian rupa agar memiliki redaman sekecil mungkin.

Gambar 2.4. Konstruksi Feeder Antena

2.3. Perangkat RF
RFT dipasang pada frame antena dan dihubungkan secara internal ke feedhorn.
RFT terdiri atas:
a. Low Noise Amplifiers (LNA)
LNA berfungsi memberikan penguatan terhadap sinyal yang datang dari
satelit melalui antena dengan noise yang cukup rendah dan bandwidth yang
lebar (500 MHz). Lemahnya sinyal dari satelit yang diterima oleh LNA
disebabkan oleh faktor berikut:

11
Jauhnya letak satelit, sehingga mengalami redaman yang cukup besar
disepanjang lintasannya.
Keterbatasan daya yang dipancarkan oleh satelit untuk mencakup wilayah
yang luas.
Untuk dapat memberikan sensitivitas penerimaan yang baik, maka LNA
harus memiliki noise temperatur yang rendah dan mempunyai penguatan / gain
yang cukup tinggi (Gain LNA = 50 dB). LNA harus sanggup bekerja pada band
frekuensi antara 3,7 GHZ sampai dengan 4,2 GHz (bandwidthnya 500 MHz).
Salah satu jenis LNA yaitu Parametrik LNA. Parametrik LNA yaitu LNA
yang menggunakan penguat parametrik untuk penguat pertamanya dan penguat
transistor biasa pada tingkat keduanya. Penguatan pertama (parametric
amplifier) memberikan penguatan 15 sampai dengan 20 dB dan penguatan
transistor memberikan penguatan 35 sampai dengan 40 dB, sehingga total
penguatannya sebesar 55 dB.

b. Solid State Power Amplifier (SSPA)


SSPA berfungsi untuk memperkuat daya sehingga sinyal dapat
dipancarkan pada jarak yang jauh. SSPA ini merupakan penguat akhir dalam
rangkaian sisi pancar (transmit side) yang merupakan penguat daya frekuensi
sangat tinggi dalam orde Gega Hertz.
Tujuan penggunaan SSPA adalah untuk memperkuat sinyal RF pancar
pada band frekuensi 5,925 GHz sampai dengan 6,425 GHz dari Ground
Communication Equipment (GCE) pada suatu level tertentu yang jika
digabungkan dengan gain antena akan menghasilkan daya pancar (EIRP) yang
dikehendaki ke satelit.
Ada hal yang perlu diperhatikan dalam mengoperasikan penguat daya
frekuensi tinggi , diantaranya :
Besar daya output yang dihasilkan
Lebar band frekuensi yang harus dicakup
Pengaruh intermodulasi yang muncul

12
Input dan output Back off
c. Up / Down Converter
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi
yaitu sebagai up converter dan sebagai down converter.
1. Up Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal Intermediate frequency (IF) atau sinyal
frekuensi menengah dengan frekuensi centernya sebesar 70 MHz menjadi
sinyal RF Up link (5,925 6,425 GHz).

2. Down Converter
Berfungsi untuk mengkonversi sinyal RF Down link (3,7 MHz 4,2 MHz)
menjadi sinyal Intermediate Frequency dengan frekuensi center sebesar 70
MHz.

2.4. TT&C
TT&C merupakan subsistem yang sangat vital yang merupakan jalan satu-
satunya untuk dapat berkomunikasi antara satelit dengan stasiun di bumi. Memiliki
fitur untuk mengirim informasi dari stasiun pengendali ke satelit (Uplink) yang
berupa data Command, menerima informasi dari satelit ke stasiun pengendali
(Downlink) berupa data Telemetry yang bersifat real-time, dan juga Informasi data
Ranging.
Secara sederhana subsistem TT&C dapat dartikan sebagai subsistem yang menangani
masalah komunikasi antara satelit dengan satsiun pengendali. Seluruh akses

13
komunikasi pasti akan melalui antena. Begitu juga komunikasi TT&C. Antena dapat
dibedakan menjadi beberapa bagian baik menurut daerah cakupannya maupun bentuk
dari antenanya sendiri. Menurut daerah cakupannya (coverage) antena dapat dibagi
menjadi 3 macam, yaitu:
a. Global Coverage
b. Narrow Coverage
c. Shape Coverage
Untuk subsistem TT&C terdapat beberapa komponen yang digunakan pada satelit
maupun pada ground segment diantaranya,
- Command Reciever (CMR)
Berfungsi untuk menyediakan fungsi filter, penguatan, down converter dan
demodulasi bagi sinyal commanding, termasuk penyediaan telemetry bagi
status subkomponen
- Telemetry Transmitter (TTX)
Berfungsi untuk pembiasan, pengkondisian daya, penguatan (daya tinggi dan
menengah), osilator dan modulator bagi sinyal telemetry
- Omni Antena
Berfungsi sebagai sinyal RF utama bagi high power command dan telemetry
saat transfer orbit dan on-station anomaly
- Wide Coverage Antena

Befungsi sebagai sinyal RF back-up bagi high power command dan telemetry
saat transfer orbit dan anomaly

2.4.1 Telemetry
Telemetry, adalah sebuah sistem yang dapat mengirimkan data informasi mengenai
kondisi satelit secara real-time. Oleh karena itu, salah satu bagian yang sangat penting
adalah penerima data tersebut yaitu stasiun pengendali. Sehingga, perkembangan
satelit tersebut dapat dimonitor dari stasiun yang ada di bumi serta dapat mendeteksi

14
tingkat kesehatan satelit dan mengetahui apakah subsistem dan perangkat on-board
yang ada di satelit tersebut berjalan sesuai dengan fungsinya.
Data telemetry dibagi menjadi 3 kategori yaitu,
- Housekeeping data, atau biasa dikenal dengan engineering parameter data
merupakan data yang harus terus dimonitor secara real-time untuk mengetahui
kondisi kesehatan dan satus dari perang-prangkat on-board. Pada
perkembangannya, banyak sekali housekeeping data yang perlu dimonitor.
Akan tetapi data basic yang biasanya diantaranya adalah, Temperatur,
Tekanan, Arus, Tegangan, Status Operasi, Status Redudansi, dan Mekanisme
Deploy.
- Attitude Data, merupakan dat yang menggunakan berbagai variasi sensor
untuk mengetahui orientasi dari satelit seperti, Sun sensor, Earth sensor, Star
sensor, gyroscope, dan accelerometer.
- Payload Data, sangat bervariabel dan setiap kasus dapat berbeda-beda,
sehingga perlu dipertimbangkan sesuai dengan kebutuhannya.
Data perangkat on-board pada satelit dapat dibagi menjadi 3 bentuk dasar yaitu,
analog, digital bi-level, dan digital serial. Keseluruhan data tersebut akan dilakukan
Time Division Multiplexing (TDM) untuk dirubah kedalam bit Pulse Code
Modulation (PCM) yang kemudian akan dimodulasikan dalam sinyal RF carrier
downlink. Perlakuan TDM dan PCM tersebut dilakukan pada komponen TTF.
Sedangkan sinyal RF carrier downlink tersebut akan dipancarkan oleh WCA atau
Omni Antena.

2.4.2 Telecommand
Command, merupakan suatu perintah yang dapat mengendalikan satelit melalui
stasiun penegendali di bumi. Mulai dari melakukan re-orientasi, menangani kesalahan
yang terjadi, mengoprasikan hal-hal mekanik, atau untuk keadaan lainnya.

15
Sikap dan orientasi satelit merupakan parameter yang juga penting agar satelit
tersebut dapat tetap berada dalam kendali satsiun pengendalian di bumi. Perintah
untuk mengendalikan satelit melalui stasiun pengendali di bumi itulah yang disebut
dengan telecommand. Perintah tersebut berfungsi mulai dari melakukan re-orientasi,
menangani kesalahan yang terjadi, mengoprasikan hal-hal mekanik, atau untuk
keadaan lainnya.
Tipe command dapat dibagi menjadi:
- Low-level on-off command. Merupakan command yang menggunakan pulse
logic level untuk melakukan set dan reset.
- High-level on-off command. Merupakan command yang menggunakan pulse
hogher-powered untuk mengeoprasikan relay atau switch RF waveguide
secara langsung
- Proportional command. Menggunakan complate digital word yang digunakan
untuk melakukan re-program pada lokasi memori on-board computer, atau
untuk set up register di dalam attitude control subsistem.
Proses telecommand sampai pada satelit adalah dengan stasiun pengendali
mengirimkan sinyal telecommand dan kemudian akan diterima oleh WCA atau Omni
antena yang kemudian akan dilakukan demodulasi dan decode oleh Command
Receiver Assembly (CMR). Setelah itu akan diinterpretasikan oleh Base Band
Processor (BBE) dan diroute menuju destinasi tertentu di satelit.

2.4.3 Tracking dan Ranging


Tracking adalah proses mengukur azimuth dan elevasi antena dari stasiun bumi yang
berfungsi untuk melakukan determinasi lokasi satelit. Antena tersebut akan bergerak

16
berdasarakan tingkat kekuatan sinyal beacon yang ditransmitkan oleh satelit.
Sehingga diperoleh posisi latitude dan longitude satelit.
Ranging, adalah salah satu fungsi sistem untuk mengetahui jarak antara satelit dengan
stasiun di bumi. Tracking, adalah melakukan gerakan antena untuk mengikuti satelit.
Sehingga dengan adanya ranging dan tracking dapat dilakukan determinasi orbit
satelit tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Satelit merupakan suatu benda di ruang angkasa yang mengorbit benda lain
dengan periode dan revolusi tertentu.
2) Terdapat 4 jeni antenna yang biasa digunakan pada SB Antena parabola
(parabolic) atau Prime Focus Feed, Antena Horn Reflector/Offset Feed,
Antena Casseigrain Antena Gregorian
3) Perangkat RF terdiri atas LNA, HPA serta UP/Down Converter
4) TT&C merupakan subsistem yang sangat vital yang merupakan jalan satu-
satunya untuk dapat berkomunikasi antara satelit dengan stasiun di bumi.

17

Anda mungkin juga menyukai