Anda di halaman 1dari 9

JURNALISTIK

SASTRA

PERKULIAHAN SEMESTER GENAP FAKULTAS SASTRA

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


PERKEMBANGAN MEDIA

• 100 – 44 SM: Pada tahun ini, pemerintah kaisar Julius Caesar membuat sebuah produk
jurnalistis pertama yaitu Acta Diurna yang juga di ketahui sebagai papan informasi atau
majalah dinding. Dengan itu pun, Julius Caesar disebut sebagai Bapak Pers Dunia.
• Nabi Nuh mengutus seekor burung dara ke luar kapal untuk memantau keadaan air dan
kemungkinan makanan. Sang burung pergi keluar dan kembali membawakan daun dan
ranting pohon zaitun, yang menandakan air bah sudah surut. Atas dasar itu, Nabi Nuh
dianggap sebagai pencari berita dan penyiar kabar (wartawan) pertama kali di dunia. Kapal
Nabi Nuh pun disebut sebagai kantor berita pertama di dunia.
• Abad 18: Jurnalisme lebih merupakan bisnis dan alat politik ketimbang sebuah profesi. Pada
Abad ini, perkembangan jurnalisme mulai diwarnai perjuangan panjang kebebasan pers
antara wartawan dan penguasa
PENGERTIAN JURNALISTIK

• Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ. Dalam bahasa Perancis, journ
berarti catatan atau laporan harian. Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai
kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari.
• Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula media massa. Jurnalistik
adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media massa bekerja dan diakui
eksistensinya dengan baik.
• Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang, yakni
sebagai proses, teknik, dan ilmu. Sebagai proses, jurnalistik adalah aktivitas
mencari mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik
melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan atau jurnalis.
Pengertian Jurnalistik…

• Sebagai teknik, jurnalistik adalah keahlian atau keterampilan membuat karya


jurnalistik termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan pemberitaan seperti
peliputan peristiwa atau reportase dan wawancara.
• Sebagai ilmu, jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan
penyebarluasan informasi melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu
terapan yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi serta dinamika masyarakat itu sendiri.
• Selain itu, jurnalistik termasuk bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang
mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada
orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan
kejelasan.
Para Ahli berbicara Jurnalistik…

• Onong Uchjana Effendy mengemukakan, secara sederhana jurnalistik dapat didefinisikan


sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada
menyebarluaskannya kepada masyarakat.
• AS Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia mengemukakan bahwa
jurnalistik adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan
menyebarkan berita melalui media massa berkala kepada khalayak seluas-seluasnya
dengan secepat-cepatnya.
• Amar dan Sumadiria: Pengertian Jurnalistik adalah kegiatan mengumpulkan, mengolah,
dan menyebarkan berita kepada khalayak seluas-luasnya.
• Adinegoro: Pengertian Jurnalistik menurut Adinegoro adalah semacam kepandaian karang
mengarang yang pokoknya memberi perkabaran pada masyarakat dengan selekas-lekasnya
agar tersiar seluas-luasnya.
Para Ahli berbicara Jurnalistik….

• Erik Hodgins (Redeaktur Majalah Time): Menurutnya pengertian jurnalistik adalah


pengiriman informasi dari sini ke sana dengan benar, seksama, dan cepat, dalam
rangka membela kebenaran dan keadilan.
• Roland E. Wolseley: Menurunya, Pengertian Jurnalistik adalah pengumpulan,
penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat
pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada
surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran.
SASTRA

Menurut Wikipedia, sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata


serapan dari bahasa Sanskerta “Sastra”, yang berarti teks yang
mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas yang
berarti instruksi atau ajaran dan tra yang berarti alat atau sarana.
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk
kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti
atau keindahan tertentu.
PENGERTIAN JURNALISTIK SASTRA

• Gay Talase (1970) mengatakan: Meski seperti fiksi, jurnalisme ini bukanlah fiksi. Pengaruh
fiksi memang sangat kental dalam laporan jurnalis yang dijalankan di sela-sela teks fakta.
• Menurut Atmakusumah yang mengutip Tom wolf, mengatakan: sebuah bacaan yang amat
langsung, dengan realitas yang terasa kongkret, serta melibatkan emosi dan mutu
penulisnya.”
• Menurut Mark Kramer: “Istilah jurnalisme sastra yang kemudian menyebar dari new
journalism yang diperkenalkan oleh Tom Wolfe, berkembang pada pertengahan tahun 1960-
an yang penuh pemberontakan. Jurnalisme sastra lalu memasuki berbagai wilayah penulisan,
misalnya penulisan traveling, memoar, esai-esai historis dan etnografis, dan sejumlah fiksi,
bahkan semifiksi ambigu yang berasal dari peristiwa-peristiwa nyata.”
• Tom Wolfe membuat empat karakteristik jurnalisme baru yang membedakannya dengan
jurnalisme konvensional, diantaranya: Pemakaian konstruksi adegan per adegan, pencatatan
dialog secara utuh, dan pemakaian sudut pandang orang ketiga.
Pengertian Jurnalistik Sastra…

• Jurnalistik Sastra atau Jurnalisme Satrawi (Literary Journalism) adalah penulisan karya jurnalistik
bergaya sastra, seperti penulisan cerpen atau novel. Praktisnya, menulis berita atau feature dengan
gaya menulis cerpen/novel. Jurnalistik Sastra disebut juga “penulisan kreatif nonfiksi” (creative
nonfiction), nonfiksi sastra, nonfiksi naratif, atau verfabula, yaitu genre penulisan yang
menggunakan gaya dan teknik sastra untuk membuat narasi yang akurat secara faktual. Karena gaya
penulisannya yang baru, jurnalistik sastra disebut juga “jurnalisme baru (new journalism).
• Nonfiksi kreatif berbeda dengan nonfiksi lainnya, seperti penulisan akademis atau teknis atau
jurnalisme, yang juga berakar pada fakta yang akurat, tetapi tidak ditulis untuk menghibur
berdasarkan gaya penulisan atau prosa yang muluk-muluk.
• Pencetus jurnalistik sastra, Tom Wolfe, menyebutnya “like a novel” (seperti novel).
• Jurnalistik sastra muncul tahun 1960, ketika Tom Wolfe –seorang wartawan sekaligus novelis–
mengenalkan bentuk penulisan jurnalistik dengan gaya penulisan karya sastra (cerpen/novel).

Anda mungkin juga menyukai