Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN PERS

Istilah pers merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, press. Di Indonesia, pengertian pers


identik dengan media massa dan lebih banyak dikaitkan dengan jurnalistik dan wartawan.

Undang-Undang tentang media massa pun dinamakan UU Pers. Nama lengkapnya: Undang-


Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

UU Pers adalah undang-undang yang mengatur tentang prinsip, ketentuan, dan hak-hak
penyelenggara media massa di Indonesia. UU ini disahkan 23 September 1999 oleh Presiden BJ
Habibie.

Pengertian pers, media, dan wartawan juga ada dalam UU Pers. Apa sebenarnya pengertian


pers? Berikut ini ulasannya.

Asal-Usul Istilah Pers


Secara etimologis, istilah pers (press) berasal dari istilah latin, pressus, yang artinya adalah
tekanan, tertekan, terhimpit, padat.

Dalam bahasa Inggris, press artinya menekan, tekanan,  mesin pencetak, menyeterika, mencetak


(records), dan mendesak.

Kata pers juga berasal dari bahasa Belanda, Persen atau Press dalam bahasa Inggris yang barti


menekan pada mesin cetak sehingga menghasilkan karya cetak pada lembaran kertas.

Istilah pers tidak lepas dari penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg yang menjadi
momentum penerbitan surat kabar atau media cetak.

Pengertian Pers secara Bahasa


Secara bahasa, pers memiliki banyak arti, mulai percetakan hingga media massa.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan pers sebagai berikut:

1. usaha percetakan dan penerbitan


2. usaha pengumpulan dan penyiaran berita
3. penyiaran berita melalui surat kabar, majalah, dan radio
4. orang yang bergerak dalam penyiaran berita
5. medium penyiaran berita, seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film

Dalam kamus Merriam Webster juga disebutkan, salah satu pengertian pers terkait dengan
“pencetakan” (printing pers) yang artinya:

 tindakan atau proses pencetakan (the act or the process of printing)


 perusahaan percetakan atau penerbitan (a printing or publishing establishment)
 pengumpulan dan penerbitan atau penyiaran berita (jurnalisme) (the gathering and
publishing or broadcasting of news (journalism))
 surat kabar, majalah, dan seringkali siaran berita radio dan televisi (newspapers,
periodicals, and often radio and television news broadcasting)
 reporter berita, penerbit, dan penyiar (news reporters, publishers, and broadcasters)
 komentar atau pemberitahuan di surat kabar dan majalah mendapatkan pers yang bagus
(comment or notice in newspapers and periodicals is getting a good press).

Dalam Kamus Jurnalistik, saya mengartikan pers sebagai berikut:

1. Usaha percetakan atau penerbitan


2. Usaha pengumpulan atau penyiaran berita atau informasi
3. Penyiaran berita melaui media massa
4. Orang-orang yang bergerak dalam penyiaran berita
5. Media penyiaran atau media massa
6. Singkatan dari persuratkabaran.

Pengertian Pers secara Istilah


Pengertian pers secara istilah bisa dibagi menjadi dua, yaitu definisi pers dalam UU Pers dan
menurut para ahli, praktisi, atau akademisi.

1. Pengertian Pers Menurut UU Pers

Menurut UU No. 40/1999 tentang Pers, pers adalah lembaga sosial dan


wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memiliki,
memperoleh, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan,
gambar, suara, gambar dan suara, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media elektronik, media cetak dan segala jenis saluran yang tersedia.

Dalam penjelasn disebutkan, pers adalah segala usaha dari alat-alat komunikasi massa untuk
memenuhi kebutuhan anggota masyarakat akan hiburan, keinginan, peristiwa, dan berita yang
terjadi dalam wujud surat kabar, majalah, bulletin, atau media cetak lain atau diusahakan melalui
radio, televisi, film, dan sebagainya.

2. Pengertian Pers menurut Para Ahli

Definisi atau batasan pengertian pers menurut para ahli (akademisi/praktisi) antara lain sebagai
berikut:

1. J.C.T Simorangkir

Menurut Simorangkr, pers memiliki dua pengertian, yaitu pengertian pers dalam arti sempit dan
pengertian pers dalam arti luas.

Pengertian pers dalam arti sempit ialah hanya terbatas pada surat-surat kabar harian, mingguan,
dan majalah. Pengertian pers dalam arti luas tidak hanya sebatas surat kabar, majalah, tabloid
mingguan, tapi mencakup juga radio, televisi dan film.

2. Oemar Seno Adji

Oemar Seno Adji juga memberikan pengertian pers dalam arti sempit dan luas. Menurutnya,
pers dalam arti sempit berarti penyiaran –penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan
kata tertulis.

Pers dalam arti luas memasukkan di dalamnya semua media komunikasi massa yang


memancarkan pikiran dan perasaan seseorang baik dengan kata-kata tertulis maupun dengan
lisan.

Pers dalam arti luas merupakan manifestasi dari “freedom of the press”. Pers dalam arti sempit
merupakan manifestasi dari “freedom of speech” dan keduanya tercakup oleh pengertian
“freedom of expression”.

3. Raden Mas Djokomono

Pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya
ini yang membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak-hak bangsa indonesia
pada masa penjajahan belanda.

4. Frederich S. Siebert

Pengertian pers menurut Frederich S. Siebert adalah semua media komunikasi massa yang
memenuhi sebuah persyaratan publisistik ataupun tidak dan media komunikasi massa yang
memenuhi persyaratan publisistik  tertentu.
5. L. Taufik

Pers adalah usaha-usaha dari alat komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan anggota
masyarakat terhadap penerangan, hiburan, keinginan mengetahui peristiwa, atau berita yang
telah atau akan terjadi di sekitar mereka khususnya dan di dunia umumnya.

6. Weiner

Bagi Weiner, pers mempunyai tiga arti. Pertama, wartawan media cetak. Kedua, publisitas atau
peliputan. Ketiga, mesin cetak-naik cetak.

7. Marshall McLuhan

Pers adalah sesuatu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lainnya dan peristiwa satu
dengan peristiwa lain dalam satu momen yang bersamaan.

8. Kustadi Suhandang

Pers adalah seni atau keterampilan dalam mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan
menyajikan berita mengenai peristiwa yang terjadi sehari-hari, dalam rangka memenuhi segala
kebutuhan hati nurani khalayaknya.

Demikian definisi atau pengertian pers menurut para ahli.

Karakteristik Pers
Karakteristik pers identik dengan karakteristik media massa. Mengacu pada pengertian pers di
atas, berikut ini karakteristik pers:

1. Periodisitas

Sebuah lembaga dapat disebut pers bila dapat menerbitkan informasi dan berita secara teratur
dan periodik. Periodisitas mengedepankan jadwal terbit dan konsistensi.

Jadwal terbit media cetak umumnya tiap hari atau harian (surat kabar), sepekan sekali atau
mingguan (tabloid), dan sebulan sekali atau bulanan (majalah).

Media penyiaran (radio dan televisi) memiliki jadwal siaran tiap hari, misalnya mulai jam 05.00
hingga 24.00 WIB atau bahkan 24 jam nonstop.

Media online atau media siber tidak terikat jadwal terbit karena 24 online nonstop. Jadwal
publikasi media online per menit bahkan mungkin per detik.

2. Publisitas

Pers harus bisa menyebarkan berita atau informasi kepada khalayak dengan sasaran yang
heterogen, baik dari sisi psikografis, maupun geografis.

3. Aktualitas

Informasi atau berita yang dipublikasikan atau disiarkan mengandung unsur kebaruan,
menunjukkan peristiwa yang baru dan sedang terjadi.

4. Universalitas

Media yang diterbitkan disebarkan untuk publik atau dikonsumsi umum dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami orang awam (bahasa jurnalistik) dan topik-topik beragam (umum).

5. Objektivitas
Informasi atau berita yang disajikan menjunjung tinggi objektivitas dalam arti menyajikan fakta
atau data tentang peristiwa yang terjadi. Pers menyebarkan berita secara objektif dan
menaati kode etik jurnalistik sebagaimana diamanatkan UU Pers.

Jenis-Jenis Pers
Pers dalam pengertian media massa terdiri dari tiga jenis:

1. Media Cetak

Media cetak (print  media) adalah media yang tercetak berupa kertas berisi informasi. Media
cetak terdiri dari surat kabar atau koran, tabloid, dan majalah.

2. Media Elektronik

Media elektronik adalah media yang proses produksi dan cara aksesnya menggunakan aliran
listrik (elektro) dan alata elektronik, yaitu radio dan televisi. Film juga masuk kategori media
elektronik.

Media elektronik disebut juga media penyiaran (broadcasting). Di Indonesia ada undang-undang
khusus penyiaran radio dan TV, yakni UU Penyiaran, dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

3. Media Online

Media online adalah media yang tersaji secara online di internet. Media Online disebut juga
media siber atau situs berita (news site). Contoh media online a.l. detik.com, republika.co.id,
liputan6.com, cnnindonesia.com, dan kompas.com.

Perbedaan Pers, Jurnalistik, dan Media


Di buku Jurnalistik Terapan (Batic Press, 2004) saya menulis perbedaan sekaligus kaitan antara
pers, jurnalistik, dan media sebagai berikut.

Pengertian “jurnalistik”, “media massa”, dan “pers” sama-sama bermuara pada dunia
kewartawanan dan kepenulisan. Ketiga istilah itu berkaitan erat satu sama lain dan tidak bisa
dipisahkan.

Perbedaan makna di antara ketiga istilah itu sebagai berikut:

1. Pengertian Jurnalistik lebih mengarah pada “aktivitas” atau proses kerja kewartawanan


dan kepenulisan.
2. Media massa mengarah pada benda atau “produk aktivitas” tersebut tempat dituangkan
atau disiarkannya aktivitas kewartawanan dan kepenulisan.
3. Pers lebih mengandung pengertian “lembaga” atau perusahaan yang bergerak di bidang
penyiaran hasil kerja wartawan atau penulis.

Pengertian pers sebagai lembaga atau badan juga tercantum di Wikipedia:


Pers adalah badan yang membuat penerbitan media massa secara berkala. Secara etimologis,
kata Pers (Belanda), atau Press (inggris), atau presse (prancis), berasal dari bahasa latin,
perssare dari kata premere, yang berarti “Tekan” atau “Cetak”, definisi terminologisnya
adalah “media massa cetak” atau “media cetak”.
Fungsi Pers menurut UU No. 40/1999
Sebagai media, fungsi utama pers adalah publikasi atau penyebarluasan informasi yang penting
dan ingin diketahui publik.

Secara formal, fungsi pers dirumuskan dalam UU No. 40/1999 tentang Pers di Pasal 3  yang
berbunyi sebagai berikut:
Ayat 1 : Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan
kontrol sosial.

Ayat 2 : Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai
lembaga ekonomi.

Dengan demikian, menurut UU Pers, pers di Indonesia memiliki fungsi-fungsi sebagai:

1. Media Pendidikan (To Educate)


2. Media Hiburan (To Entertain)
3. Kontrol Sosial (Social Control)
4. Lembaga Ekonomi (Commercial)

Sebagai media informasi, pers memiliki kebebasan untuk mencari serta menyampaikan


informasi yang valid kepada masyarakat.

Hal ini terkait dengan hak memperoleh informasi yang melekat pada masyarakat serta dijamin
dan dilindungi oleh konstitusi dan peraturan perundang-undangan lainnya.

Sebagai media pendidikan, pers merupakan sarana pendidikan bagi masyarakat sehingga


masyarakat dapat memperkaya wawasan serta pengetahuan tentang berbagai macam hal yang
ingin diketahui.

Sebagai media hiburan, pers merupakan media untuk memperoleh hiburan atau kesenangan
bagi masyarakat yang diperoleh melalui isi media yang dikemas oleh perusahaan pers.

Sebagai kontrol sosial, pers berfungsi mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan atau


penyimpangan lainnya yang dilakukan oleh pejabat publik atau penguasa.

Kontrol sosial dilakukan melalui pernyataan pendapat secara bebas namun bertanggung jawab.

Sebagai lembaga ekonomi, pers dikelola dengan menggunakan prinsip-prinsip ekonomi agar


tercipta pers yang berkualitas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para insan pers, baik
karyawan maupun jurnalis, dengan tetap menjalankan kewajiban sosialnya.

Fungsi Pers Menurut Para Ahli


Fungsi pers menurut para ahli (akademisi) tercantum dalam kajian komunikasi massa (mass
communications).

Menurut Harold D. Laswell, fungsi komunikasi massa atau fungsi pers yaitu:

1. Informasi (to inform)


2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)

Menurut Wright:

1. Pengawasan (Surveillance) – terhadap ragam peristiwa yang dijalankan melalui proses


peliputan dan pemberitaan dengan berbagai dampaknya –tahu, panik, terancam, gelisah,
apatis, dsb.
2. Menghubungkan (Correlation) – mobilisasi massa untuk berpikir dan bersikap atas suatu
peristiwa atau masalah.
3. Transmisi Kultural (Cultural Transmission) – pewarisan budaya, sosialisasi.
4. Hiburan (Entertainment).

Menurut De Vito:

1. Menghibur
2. Meyakinkan – e.g. iklan, mengubah sikap, call for action.
3. Menginformasikan
4. Menganugerahkan status – menunjukkan kepentingan orang-orang tertentu; name makes
news. “Perhatian massa = penting”.
5. Membius – massa terima apa saja yang disajikan media.
6. Menciptakan rasa kebersatuan –proses identifikasi.

Peran Pers
Peranan pers sudah tergambar dalam fungsi pers. Menurut Pasal 6 UU No. 40/1999, peranan
pers adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui.


2. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supremasi hukum, hak
asasi manusia, serta menghormati kebinekaan.
3. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang tepat, akurat dan benar.
4. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap hal-hal yang berkaitan
dengan kepentingan umum.
5. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Demikian ulasan ringkas tentang pengertian pers serta fungsi dan perannya di masyarakat.
Wasalam. (www.romeltea.com).*

Referensi:

 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1987.


 William R. Rivers at.al., Media Massa dan Masyarakat Modern: Edisi Kedua, Prenada
Media, Jakarta, 2003.
 Winarni, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, UMM Press, 2003.
 UU No. 40/1999
 Romli, Asep Syamsul M, Kamus Jurnalistik, Simbiosa Rekatama, 2010.

Anda mungkin juga menyukai