UU Pers adalah undang-undang yang mengatur tentang prinsip, ketentuan, dan hak-hak
penyelenggara media massa di Indonesia. UU ini disahkan 23 September 1999 oleh Presiden BJ
Habibie.
Istilah pers tidak lepas dari penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg yang menjadi
momentum penerbitan surat kabar atau media cetak.
Dalam kamus Merriam Webster juga disebutkan, salah satu pengertian pers terkait dengan
“pencetakan” (printing pers) yang artinya:
Dalam penjelasn disebutkan, pers adalah segala usaha dari alat-alat komunikasi massa untuk
memenuhi kebutuhan anggota masyarakat akan hiburan, keinginan, peristiwa, dan berita yang
terjadi dalam wujud surat kabar, majalah, bulletin, atau media cetak lain atau diusahakan melalui
radio, televisi, film, dan sebagainya.
Definisi atau batasan pengertian pers menurut para ahli (akademisi/praktisi) antara lain sebagai
berikut:
1. J.C.T Simorangkir
Menurut Simorangkr, pers memiliki dua pengertian, yaitu pengertian pers dalam arti sempit dan
pengertian pers dalam arti luas.
Pengertian pers dalam arti sempit ialah hanya terbatas pada surat-surat kabar harian, mingguan,
dan majalah. Pengertian pers dalam arti luas tidak hanya sebatas surat kabar, majalah, tabloid
mingguan, tapi mencakup juga radio, televisi dan film.
Oemar Seno Adji juga memberikan pengertian pers dalam arti sempit dan luas. Menurutnya,
pers dalam arti sempit berarti penyiaran –penyiaran pikiran, gagasan, atau berita-berita dengan
kata tertulis.
Pers dalam arti luas merupakan manifestasi dari “freedom of the press”. Pers dalam arti sempit
merupakan manifestasi dari “freedom of speech” dan keduanya tercakup oleh pengertian
“freedom of expression”.
Pers adalah yang membentuk pendapat umum melalui tulisan dalam surat kabar. Pendapatnya
ini yang membakar semangat para pejuang dalam memperjuangkan hak-hak bangsa indonesia
pada masa penjajahan belanda.
4. Frederich S. Siebert
Pengertian pers menurut Frederich S. Siebert adalah semua media komunikasi massa yang
memenuhi sebuah persyaratan publisistik ataupun tidak dan media komunikasi massa yang
memenuhi persyaratan publisistik tertentu.
5. L. Taufik
Pers adalah usaha-usaha dari alat komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhan anggota
masyarakat terhadap penerangan, hiburan, keinginan mengetahui peristiwa, atau berita yang
telah atau akan terjadi di sekitar mereka khususnya dan di dunia umumnya.
6. Weiner
Bagi Weiner, pers mempunyai tiga arti. Pertama, wartawan media cetak. Kedua, publisitas atau
peliputan. Ketiga, mesin cetak-naik cetak.
7. Marshall McLuhan
Pers adalah sesuatu yang menghubungkan satu tempat dengan tempat lainnya dan peristiwa satu
dengan peristiwa lain dalam satu momen yang bersamaan.
8. Kustadi Suhandang
Pers adalah seni atau keterampilan dalam mencari, mengumpulkan, mengolah, menyusun, dan
menyajikan berita mengenai peristiwa yang terjadi sehari-hari, dalam rangka memenuhi segala
kebutuhan hati nurani khalayaknya.
Karakteristik Pers
Karakteristik pers identik dengan karakteristik media massa. Mengacu pada pengertian pers di
atas, berikut ini karakteristik pers:
1. Periodisitas
Sebuah lembaga dapat disebut pers bila dapat menerbitkan informasi dan berita secara teratur
dan periodik. Periodisitas mengedepankan jadwal terbit dan konsistensi.
Jadwal terbit media cetak umumnya tiap hari atau harian (surat kabar), sepekan sekali atau
mingguan (tabloid), dan sebulan sekali atau bulanan (majalah).
Media penyiaran (radio dan televisi) memiliki jadwal siaran tiap hari, misalnya mulai jam 05.00
hingga 24.00 WIB atau bahkan 24 jam nonstop.
Media online atau media siber tidak terikat jadwal terbit karena 24 online nonstop. Jadwal
publikasi media online per menit bahkan mungkin per detik.
2. Publisitas
Pers harus bisa menyebarkan berita atau informasi kepada khalayak dengan sasaran yang
heterogen, baik dari sisi psikografis, maupun geografis.
3. Aktualitas
Informasi atau berita yang dipublikasikan atau disiarkan mengandung unsur kebaruan,
menunjukkan peristiwa yang baru dan sedang terjadi.
4. Universalitas
Media yang diterbitkan disebarkan untuk publik atau dikonsumsi umum dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami orang awam (bahasa jurnalistik) dan topik-topik beragam (umum).
5. Objektivitas
Informasi atau berita yang disajikan menjunjung tinggi objektivitas dalam arti menyajikan fakta
atau data tentang peristiwa yang terjadi. Pers menyebarkan berita secara objektif dan
menaati kode etik jurnalistik sebagaimana diamanatkan UU Pers.
Jenis-Jenis Pers
Pers dalam pengertian media massa terdiri dari tiga jenis:
1. Media Cetak
Media cetak (print media) adalah media yang tercetak berupa kertas berisi informasi. Media
cetak terdiri dari surat kabar atau koran, tabloid, dan majalah.
2. Media Elektronik
Media elektronik adalah media yang proses produksi dan cara aksesnya menggunakan aliran
listrik (elektro) dan alata elektronik, yaitu radio dan televisi. Film juga masuk kategori media
elektronik.
Media elektronik disebut juga media penyiaran (broadcasting). Di Indonesia ada undang-undang
khusus penyiaran radio dan TV, yakni UU Penyiaran, dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
3. Media Online
Media online adalah media yang tersaji secara online di internet. Media Online disebut juga
media siber atau situs berita (news site). Contoh media online a.l. detik.com, republika.co.id,
liputan6.com, cnnindonesia.com, dan kompas.com.
Pengertian “jurnalistik”, “media massa”, dan “pers” sama-sama bermuara pada dunia
kewartawanan dan kepenulisan. Ketiga istilah itu berkaitan erat satu sama lain dan tidak bisa
dipisahkan.
Secara formal, fungsi pers dirumuskan dalam UU No. 40/1999 tentang Pers di Pasal 3 yang
berbunyi sebagai berikut:
Ayat 1 : Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan
kontrol sosial.
Ayat 2 : Disamping fungsi-fungsi tersebut ayat (1), pers nasional dapat berfungsi sebagai
lembaga ekonomi.
Hal ini terkait dengan hak memperoleh informasi yang melekat pada masyarakat serta dijamin
dan dilindungi oleh konstitusi dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Sebagai media hiburan, pers merupakan media untuk memperoleh hiburan atau kesenangan
bagi masyarakat yang diperoleh melalui isi media yang dikemas oleh perusahaan pers.
Kontrol sosial dilakukan melalui pernyataan pendapat secara bebas namun bertanggung jawab.
Menurut Wright:
Menurut De Vito:
1. Menghibur
2. Meyakinkan – e.g. iklan, mengubah sikap, call for action.
3. Menginformasikan
4. Menganugerahkan status – menunjukkan kepentingan orang-orang tertentu; name makes
news. “Perhatian massa = penting”.
5. Membius – massa terima apa saja yang disajikan media.
6. Menciptakan rasa kebersatuan –proses identifikasi.
Peran Pers
Peranan pers sudah tergambar dalam fungsi pers. Menurut Pasal 6 UU No. 40/1999, peranan
pers adalah sebagai berikut:
Demikian ulasan ringkas tentang pengertian pers serta fungsi dan perannya di masyarakat.
Wasalam. (www.romeltea.com).*
Referensi: