Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI

1. Komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin
communicatio, dan berasal dari kata communis yang artinya sama. Sama disini artinya
sama makna.
• Menurut Laswell, Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
• Menurut Edwin Emery, Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan
sikap seseorang kepada orang lain.
• Menurut Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia
yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja.
Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga
dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
2. Tingkatan Komunukasi ada 4 yaitu komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok,
komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.
a. Komunikasi antarpribadi
Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua
orang atau lebih secara tatap muka (face to face) dimana komunikator langsung
menangkap respon atau reaksi dari komunikan.
b. Komunikasi kelompok
menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner: “Komunikasi kelompok
merupakan interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu, guna memperoleh
maksud ataupun tujuan yang dikehendaki, seperti berbagi informasi, pemeliharaan
diri, atau pemecahan masalah
c. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal, dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang
lebih besar daripada komunikasi kelompok.
d. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan
media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi),
berbiaya relatif mahal yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang
dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak
tempat, anonim, dan heterogen. Pesanpesannya bersifat umum, disampaikan secara
cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik)
3. Bidang Bidang Kegiatan Komunikasi
a. Psikologi Komunikasi
Psikologi komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai adalah cabang ilmu
yang mempelajari tentang karakter, sikap lawan bicara tanpa mengabaikan aspek
kejiwaannya. Psikologi komunikasi dapat pula diartikan sebagai interaksi
komunikasi. Dimana komunikasi akan timbul karena terjadi rangsangan terhadap
isi pesan dari komunikator.
Psikologi komunikasi menurut George A. Miller adalah ilmu yang meramal,
mengendalikan dan menguraikan insiden mental seseorang. Termasuk mengetahui
kebiasaan seseorang dalam komunikasi.
b. Komunikasi Politik
Secara umum, komunikasi politik dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi
yang di dalamnya terdapat pesan-pesan politik. Dalam komunikasi politik, ada
beberapa aktor atau tokoh politik yang ikut terlibat sebagai komunikator ataupun
sebagai komunikan, selain itu pesan politik, media politik memiliki kaitan dengan
tujuan dari politik itu sendiri yaitu kekuasaan.
Menurut Muelller mendefinisikan komunikasi politik ialah hasil yang memiliki
sifat politik, apabila ditekankan kepada hasil. Sedangkan apabila komunikasi politik
didefinisikan dengan menekankan pada fungsi dalam sistem politik ialah
komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik serta terjadi di antara sistem
tersebut dengan lingkungannya.
c. Komunikasi Antar Budaya
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa komunikasi antar
budaya adalah sebuah proses negosiasi atau pertukaran dari sistem simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan
fungsinya sebagai kelompok.
4. Dalam komunikasi terdapat enam karakteristik, pertama adalah komunikasi sebagai
suatu proses, artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau
peristiwa yang terjadi secara berurutan serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun
waktu tertentu. Kedua, komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai
tujuan, artinya komunikasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja
serta sesuai dengan tujuan atau keinginan-keinginan dari pelakunya. Ketiga,
komunikasi menurut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat,
maksudnya kegiatan komunikasi akan berlangsung dengan baik apabila pihak-pihak
yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama
mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang dikomunikasikan.
Keempat, komunikasi bersifat simbolis. Artinya komunikasi pada dasarnya merupakan
tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambing-lambang, misalnya bahasa.
Kelima, komunikasi bersifat transaksional. Komunikasi pada dasarnya menuntut dua
tindakan: memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan
secara seimbang atau proposional oleh masing-masing pelaku yang terlibat dalam
komunikasi. Terakhir, komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Artinya, bahwa
pelaku komunikasi tidak harus hadir pada ruang dan waktu yang sama. Dengan adanya
berbagai produk teknologi komunikasi seperti telepon, faksimili, teleks dan lain-lain
(Fajar, 2009: 33-34).
Pakar lain, Cassandra L. Book dkk. dalam Human Communication (1980) membagi
komunikasi atas lima tipe atau level sebagai berikut:
a. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
b. Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication)
c. Komunikasi Organisasi (Organizational Communication)
d. Komunikasi Massa (Mass Communication)
e. Komunikasi Publik (Public Communication)
5. Teori komunikasi lasswell dicetuskan oleh Harold Lasswell (1948) yang menjadi
teoritikus terkenal yang ikut berpartisipasi dalam mengutarakan pendapatnya dalam
membentuk suatu teori. Beliau menyatakan dalam teorinya bahwa beliau memiliki
model komunikasi yang sederhana. Berikut ini model komunikasi dari teori komunikasi
lasswell :
Siapa? (who?), berbicara apa? (says what?), di dalam saluran yang mana? (in which
channel?), ditujukan untuk siapa? (to whom?), dan apa pengaruhnya? (what that
effect?).
6. JURNALISTIK
a. Pengertian Jurnalistik
urnalistik adalah aktivitas yang meliputi pencarian, pengolahan, penulisan, dan
penyebaran informasi kepada publik mengenai media massa. Aktivitas ini biasanya
dilakukan oleh seorang jurnalis atau wartawan.
Berita yang disebarluaskan harus dapat dipertanggungjawabkan oleh seorang
jurnalis. Artinya, berita tersebut harus dibuat berdasarkan fakta atau dapat
dibuktikan kebenarannya.
Roland E. Wolseley dalam buku Understanding Magazines (1969): jurnalistik
adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi
umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya
untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan.
b. Jenis Jurnalistik
Jenis-jenis jurnalistik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jenis jurnalistik
berdasarkan media publikasi dan jenis jurnalistik berdasarkan gaya dan topik.
1) Jenis Jurnalistik Berdasarkan Media Publikasi
• Jurnalistik Cetak
Pada jurnalistik cetak, media yang digunakan publikasi berita adalah pada
lembaran kertas seperti koran, majalah, atau tabloid.
• Jurnalistik Elektronik
Seperti namanya, jurnalistik elektronik menggunakan media elektronik
untuk publikasi beritanya. Media tersebut meliputi televisi, film, dan radio.
Biasanya berita yang ditayangkan pada media elektronik hanya dapat
ditayangkan satu kali dan sangat jarang untuk menemukan adanya
pengulangan berita.
• Jurnalistik Online
Jurnalistik online menggunakan media online berupa internet atau portal
berita online untuk penyebaran beritanya. Tentunya berita yang diberikan
dapat diakses kapan saja dan dimana saja oleh pembaca.
2) Jenis Jurnalistik Berdasarkan Gaya dan Topik
• jurnalisme perang(peace journalism),
• jurnalisme pembangunan (development journalism),
• jurnalisme warga (citizen journalism),
• jurnalisme umpan balik (clickbait journalism),
• jurnalisme komunitas (community journalism),
• jurnalisme merek (brand journalism),
• jurnalisme investigasi (investigative journalism), dan lain-lain.
c. Kode Etik Jurnalistik
Berikut ini merupakan kode etik jurnalistik dilansir dari Dewanpers :
• Wartawan Indonesia bersikap independen
• Menjalankan tugasnya secara profesional
• Menguji informasi dan berimbang
• Tidak membuat berita yang bohong
• Tidak menyiarkan identitas korban
• Memiliki Hak tolak
• Menghormati hak narasumber
• Meralat berita yang keliru
d. Bahasa Jurnalistik
Bahasa jurnalistik merupakan bahasa pers yang diterapkan untuk penulisan berita.
Berita yang dihasilkan nantinya harus sesuai dengan norma tata bahasa dan susunan
kalimat yang benar. Nantinya berita tersebut akan dapat dinikmati oleh pembaca.
Adapun karakteristik utama dari bahasa jurnalistik adalah sebagai berikut :
• Singkat, kamu dapat memilih kata yang ringkas supaya informasi yang
kamu sampaikan tidak bertele-tele.
• Umum, gunakanlah kata-kata yang tidak terdengar asing bagi audiens agar
informasi yang kamu sampaikan dapat lebih mudah dicerna.
• Lugas, kamu harus menyampaikan informasi secara to the point.
e. Teknik Jurnalistik
Teknik jurnalistik merupakan suatu keahlian atau keterampilan umum yang harus
dimiliki oleh seorang jurnalis. Kemampuan dan keahlian tersebut meliputi
penulisan, penggunaan bahasa jurnalistik, dan melakukan reportase.
7. TEKNIK WAWANCARA/REPORTER
a. Teknik Wawancara
• Menentukan topik atau masalah
• Memahami masalah yang ditanyakan — wawancara yang baik tidak berangkat
dengan kepala kosong.
• Menyiapkan pertanyaan.
• Menentukan narasumber
• Membuat janji –menghubungi narasumber atau “mengintai” narasumber agar
bisa ditemui.
8. PUBLIC SPEAKING
a. Pengertian Public Speaking
Public speaking bermula dari para ahli retorika yang mengartikannya sebagai seni
(keahlian) berbicara atau berpidato di mana istilah tersebut sudah berkembang sejak
abad sebelum masehi.
Sebagai pengertian awal, seperti yang sudah kita ketahui bahwa public speaking
merupakan sebuah frasa yaitu public dari bahasa Inggris yang berarti umum dan
speaking dari bahasa Inggris yang berarti berbicara, sehingga dalam bahasa
Indonesia diartikan sebagai bicara di depan umum.
b. Metode Public Speaking
1) Impromptu atau Ad Libitum
Metode Impromtu merupakan metode yang dilakukan secara spontanitas yang
mana tidak menggunakan persiapan atau pembuatan naskah tertulis terlebih
dahulu (secara langsung). Metode impromtu biasanya dilakukan oleh seseorang
yang akan tampil secara mendadak.
2) Manuscript atau Naskah
Metode manuscript atau naskah merupakan metode yang dilakukan dengan cara
membaca naskah yang sudah disiapkan. Biasanya metode ini digunakan oleh
pejabat negara atau bagi mereka yang memberi sambutan di acara resmi atau
formal.
3) Memoriter atau Hafalan
Metode memoriter atau hafalan adalah metode yang dilakukan dalam berbicara
di depan umum dengan menghafalkan teks atau naskah yang sudah disiapkan.
Sehingga pada saat pembicara akan menyampaikan pidatonya, pembicara tidak
lagi menggunakan teks atau naskah yang dibuatnya karena keseluruhan isi teks
sudah dihafalkan.
4) Extempore atau Using Note
Metode ini dilakukan dengan menggunakan teks atau naskah pidato yang hanya
berisi outline (garis besar) dan pokok penunjang.
9. PRAKTEK MC
10. DALIL KOMUNIKASI

َۡ‫ض ع ۡن ُهمَۡ و ِع ۡظ ُهمَۡ وقُلَ لَّ ُهم‬


َ ۡ ‫ى قُلُ ۡو ِب ِهمَۡ فا ۡع ِر‬ َٰ ‫اُولٰٓ ِٕٮكَ الَّذ ِۡينَ ي ۡعل َُم‬
َۡ ‫ّللاُ ما ِف‬
‫ى ا ۡنفُس ِِهمَۡ ق ۡو ًاَل ب ِل ۡي َغًا‬
َۡ ِ‫ف‬
“Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada
di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka
nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.” (QS.
An-Nisa Ayat 63)

‫فقُ ۡولَ لهَ ق ۡو ًَل لَّ ِينًا لَّعلَّهَ يتذك ََُّر ا َۡو ي ۡخشى‬
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir‘aun) dengan kata-kata yang lemah
lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut.”(QS. Taha Ayat 44)

11. PRINSIP KOMUNIKASI


Berikut 12 prinsip komunikasi menurut Deddy Mulyana:
Prinsip 1: Komunikasi adalah proses simbolik
Dikutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2010) karya Deddy Mulyana,
komunikasi merupakan proses penyampaian dan pertukaran simbol, lambang, tanda,
atau gambar dari komunikator kepada komunikan. Karena simbol atau lambang
digunakan untuk menunjukkan suatu hal berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.
Prinsip 2: Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
Artinya setiap bentuk komunikasi nonverbal, yakni perilaku manusia, bisa dimaknai
sebagai stimulus bagi orang lain. Perilaku manusia, seperti gerak-gerik tubuh dan raut
wajah bisa ditafsirkan oleh orang lain, walaupun sebenarnya orang tersebut sedang
tidak ingin berkomunikasi.
Prinsip 3: Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Prinsip komunikasi ini menjelaskan bahwa tiap pesan komunikasi punya dimensi isi
dan hubungan. Dimensi isi dilihat dari isi pesannya. Sedangkan dimensi hubungan
terlihat dari cara seseorang mengatakan pesannya.
Prinsip 4: Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Artinya komunikasi bisa terjalin dari peristiwa yang tidak disengaja sama sekali, hingga
bentuk komunikasi yang sudah direncanakan dan disadari. Kesengajaan bukan syarat
terjadinya komunikasi, meskipun seseorang tidak berniat menyampaikan pesan.
Namun, perilaku orang tersebut bisa ditafsirkan orang lain.
Prinsip 5: Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Pesan yang dikirim komunikator, baik secara verbal maupun nonverbal, disesuaikan
dengan konteks tempat, ruang, dan waktu. Tempat berarti di mana proses terjadinya
komunikasi. Fisik dan ruang mencakup iklim, suhu, intensitas cahaya, dan lainnya.
Sedangkan waktu menunjukkan kapan pesan komunikasi dikirimkan.
Prinsip 6: Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Artinya komunikasi memerlukan tata krama yang disesuaikan dengan lawan bicaranya.
Sehingga sikap yang akan dilakukan harus diprediksi terlebih dahulu. Adanya prediksi
membuat orang lebih nyaman dan tenang dalam berkomunikasi.
Prinsip 7: Komunikasi bersifat sistemik Sistem internal dan eksternal
memengaruhi cara seseorang berkomunikasi.
Sistem internal adalah segala hal yang dibawa dalam berkomunikasi. Sementara, sistem
eksternal merupakan situasi lingkungan. Kedua sistem ini mencakup faktor latar
belakang budaya, nilai, adat, pengalaman, pendidikan, dan lingkungan keluarga.
Prinsip 8: Semakin mirip latar belakang sosial-budaya, semakin efektif
komunikasi
Prinsip komunikasi ini menjelaskan bahwa kesamaan latar belakang, seperti suku dan
pendidikan, akan membuat orang lebih mudah berkomunikasi. Karena kedua belah
pihak punya makna yang sama terhadap simbol yang saling dipertukarkan.
Prinsip 9: Komunikasi bersifat nonsekuensial
Artinya komunikasi melibatkan respon sebagai bukti bahwa pesan telah dikirimkan,
diterima, serta dimengerti. Sehingga proses komunikasi bersifat nonsekuensial atau
dalam artian tidak berlangsung satu arah.
Prinsip 10: Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
Komunikasi adalah proses berkelanjutan, yang mana tiap peserta komunikasi saling
bergantung dan memengaruhi satu sama lain. Hal ini terlihat dari proses penyampaian
dan penerimaan pesan.
Prinsip 11: Komunikasi bersifat irreversible
Tiap orang yang berkomunikasi tidak bisa mengontrol dampak yang timbul akibat
pesan yang dikirimkan. Pesan yang telah disampaikan, tidak bisa dikendalikan atau
dihilangkan pengaruhnya oleh komunikator.
Prinsip 12: Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Prinsip komunikasi ini menjelaskan bahwa komunikasi bukan satu-satunya solusi
pemecahan masalah. Karena komunikasi hanya salah satu faktor pendukung dalam
penyelesaian masalah.

.
DAKWAH
1. DAKWAH
a. Pengertian Dakwah
Secara etimologis, menurut para ahli bahwa kata dakwah berakar pada kata da’a
yad’u da’watan yang artinya adalah mengajak atau menyerukan. Secara
terminologis, pengertian dakwah ialah mengajak ataupun menyeru pada manusia
agar menempuh kehidupan di jalan Allah sesuai dengan sabda Allah dalam QS.
An-Nahl ayat 125, berikut artinya:
“Serulah oleh kalian semua (umat manusia) pada jalan Tuhanmu dengan hikmah,
nasihat-nasihat baik serta berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik…”
(QS. An-Nahl: 125).
Menurut Endang, dakwah merupakan suatu upaya atau usaha untuk
menyampaikan ajaran agama Islam kepada manusia, baik secara lisan atau tulisan.
b. Unsur-Unsur Dakwah
1) Da’i (Pelaku Dakwah)
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun
perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat
organisasi/lembaga.
2) Mad’u (Penerima Dakwah)
Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima
dakwah, baik sebagai individu maupun kelompok, baik manusia yang
beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara
keseluruhan.
3) Maddah (Materi Dakwah)
Pada dasarnya, materi dakwah bersumber pada Al Qur’an dan Al Hadist
sebagai sumber utama yang meliputi : aqidah, syariah, dan akhlak dengan
berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh darinya.
4) Wasilah (Media Dakwah)
Hamzah Ya’qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu :
• Lisan
Lisan merupakan wasilah dakwah yang paling sederhana menggunakan
lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat berbentuk pidato,
ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, lagu, musik dan sebagainya.
• Tulisan
Tulisan merupakan wasilah dakwah yang menggunakan buku, majalah,
surat kabar, surat menyurat, spanduk dan sebagainya.
• Lukisan Lukisan merupakan wasilah dakwah yang menggunakan gambar,
karikatur dan sebagainya.
• Audio Visual
Audio visual merupakan wasilah dakwah yang merangsang indra
pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya.seperti: televisi, film,
internet dan sebagainya.
• Akhlak
Akhlak merupakan wasilah dakwah dengan menggunakan perbuatan-
perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran islam dapat dinikmati serta
didengarkan oleh mad'u.
5) Thariqoh (Metode Dakwah)
Ketika membahas tentang metode dakwah, maka pada umumnya merujuk
pada surat An-Nahl : 125 yang artinya :
Artinya : “serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dia yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.
Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu :
• Bil hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi
sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka,
sehingga di dalam melanjutkan ajaranajaran agama Islam selanjutnya,
mereka tidak lagi merasa terpaksa dan keberatan.
• Mau’izatulَHasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-
nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang,
sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh
hati mereka.
• Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar
pikiran dan membantah dengan cara yang sebaikbaiknya dengan tidak
memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang
menjadi sasaran dakwah.
6) Atsar ( Efek Dakwah)
Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya, jika
dakwah telah dilakukan oleh seorang da’i dengan materi dakwah, wasilah, dan
thariqah tertentu, maka akan timbul respon dan efek (atsar) pada mad’u
(penerima dakwah)
2. METODOLOGI DAKWAH
a. Bil hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran
dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga di dalam
melanjutkan ajaranajaran agama Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasa
terpaksa dan keberatan.
b. Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-nasihat atau
menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat
dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka.
c. Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan
membantah dengan cara yang sebaikbaiknya dengan tidak memberikan tekanan-
tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.
3. MANAJEMEN DAKWAH
Manajemen dakwah adalah proses memanaje dakwah melalui POAC yaitu Planning
(perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (penggerakan), dan
Controlling (pengawasan/ evaluasi) agar tercapai sasaran dan tujuan yang telah
ditentukan, dengan harapan proses dakwah tersebut memperoleh hasil lebih efektif
dan efisien.
4. SYARAT SYARAT DA’I
a. Dai harus memiliki hati yang luas dan siap menerima keragaman dan perbedaan
ditengah masyarakat. Hati yang luas lanjutnya juga mencakup kesabaran dalam
mengahadapi orang lain ketika tidak mau diajak kepada kebaikan.
b. Dai harus memiliki keluasan ilmu dan kedalaman pengetahuan agama yang
didapatkan melalui pendidikan dari para guru yang jelas silsilah keilmuannya
c. Dai harus memiliki kedekatan dengan Allah melalui ketekunan ibadah yang
dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
5. HADIS DAKWAH
‫منَ د ََّل على خيرَ فل َهُ ِمث َُل أجرَ فا ِع ِل َِه )رواه مسلم‬

“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang
yang melaksanakannya”

‫صب َِر )رواه البخاري‬


َّ ‫وجدنا خيرَ ِعيشنا ِبال‬: " ‫قال عمر رضي هللا عنه‬
“Dan kami merasakan bahwa sebaik-baiknya hidup ini dilalaui dengan kesabara”

،‫ َوبَش ُِّر ْوا َوالَ تُنَفِّ ُر ْوا‬،‫س ُر ْوا‬


ِّ َ‫س ُّروا َوالَ تُع‬
ُ َ‫ (ي‬:‫وقال النبي صلى هللا عليه وعلى آله وسلم وهو يبعث الناس‬
ِّ َ‫فَإنَّ َما بُعثْت ُ ْم ُمي‬
ِّ َ‫سر ْينَ َولَ ْم ت ُ ْبعَث ُ ْوا َمع‬
)‫سر ْينَ ) (رواه مسلم‬
“Hendaklah kalian bersikap memudahkan dan jangan menyulitkan. Hendaklah kalian
menyampaikan kabar gembira dan jangan membuat mereka lari, karena sesungguhnya kalian
diutus untuk memudahkan dan bukan untuk menyulitkan.”

6. AYAT DAKWAH

َ‫ن ۡال ُم ۡنك َِؕر واُولٰٓ ِٕٮكَ ُه ُم‬ َِ ‫ُن ِم ۡنكُمَۡ ا ُ َّمةَ يَّ ۡدع ُۡونَ اِلى ۡالخ ۡي َِر وي ۡا ُم ُر ۡونَ ِب ۡالم ۡع ُر ۡو‬
َِ ‫ف وي ۡنه ۡونَ ع‬ َۡ ‫و ۡلتك‬
َ‫ۡال ُم ۡف ِل ُح ۡون‬

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan
mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS. Ali 'Imran Ayat 104)

َ‫ار وا ُ ۡد ِخلَ ۡالجـنَّة‬ َۡ ‫ت واِنَّما ت ُوفَّ ۡونَ ا ُ ُج ۡوركُمَۡ ي ۡومَ ۡال ِقيم َِؕة فم‬
َِ ‫ن ُز ۡح ِزحَ ع‬
َِ َّ‫ن الن‬ َِؕ ‫كُلَ ن ۡفسَ ذآٰ ِٕٮق َةُ ۡالم ۡو‬
‫ع ۡالغُ ُر ۡو َِر‬
َُ ‫ؕ وما ۡالحيو َةُ الد ۡنياَ ا ََِّل متا‬ َ ؕ َ‫فق َۡد فاز‬

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah
diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan
dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS. Ali 'Imran Ayat 185)
‫واِنَّكَ لـت ۡدع ُۡوهُمَۡ اِلى ِصراطَ م ۡست ِق ۡي َم‬
“Dan sesungguhnya engkau pasti telah menyeru mereka kepada jalan yang lurus.”
(QS. Al-Mu’minunَAyatَ73)

َ ‫َّوذ ِك َۡر فاِنََّ الذ ِۡكرى ت ۡنف َُع ۡال ُم ۡؤ ِمنِ ۡي‬
‫ن‬
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat
bagi orang-orang mukmin.” (QS. Az-Zariyat Ayat 55)

َٰ ‫ِن لَّمَۡ ت ۡفع َۡل فما بلَّ ۡغتَ ِرسلـتهََؕ و‬


َ‫ّللاُ ي ۡع ِص ُمكَ ِمن‬ َۡ ‫كَؕ وا‬
َ ‫ن َّر ِب‬َۡ ‫س ۡو َُل ب ِل َۡغ ماَ ا ُ ۡن ِزلَ اِل ۡيكَ ِم‬
ُ ‫الر‬
َّ ‫يـايها‬
َ‫ّللا لَ ي ۡهدِى ۡالق ۡومَ ۡالـك ِف ِر ۡين‬ َ ِ َّ‫الن‬
َٰ ََّ‫اسَؕ اِن‬
“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak
engkau lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan
amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah Ayat 67)

7. TABLIGH
Dilihat dari makna katanya, tabligh sendiri memiliki makna yang berarti penyampaian
atau menyampaikan. Sedangkan secara istilah, tabligh merupakan kegiatan
menyampaikan ajaran Allah dan Rasul kepada orang lain ataupun umat muslim.
Dalam perihal ini, hukum tabligh sendiri tercantum dalam QS. Al Maidah ayat 67:
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu…”
8. KARAKTERISTIK MAD’U
Ada Beberapa karakteristik objek dakwahmenurut Al-Gazali sepertidikutip Malik
Idris yang menyatakan bahwa, umat manusia terbagi tiga golongan, yaitu;
a. Kaum awam, yakni kaum yang daya akalnya sederhana, memiliki ciri
berpikir yang sederhana, sehingga mereka tidak dapat menangkap hakekat-
hakekatmereka mempunyai sifat lekas percaya dan penurut. Golongan ini
harus dihadapi dengan sikap member nasihat atau petunjuk
b. Kaum pilihan, yakni kaum yang memiliki daya akal yang kuat dan mendalam,
tajam danberfikir secara mendalam sehingga mereka harus didekati
dengan sikap menjelaskan hikmah-hikmah.
c. Kaum penengkar, yakni kaum yang harus dihadapi dengan mujadalah
9. HAFALAH JUZ AMMA
10. ETIKA DALAM BERDAKWAH
a. Dakwah dilaksanakan dengan hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas dan sikap
yang bijaksana.
b. Dakwah dilakukan dengan mauiẓatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara
persuasif (tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran).
c. Dakwah dilaksanakan dengan memberi contoh yang baik (uswatun hasanah).
d. Dakwah dilakukan dengan mujādalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang
berjalan secara dinamis dan santun serta menghargai pendapat orang lain. Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah) dan pengajaran yang
baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S. an-
Nahl/16:125).

Anda mungkin juga menyukai