Anda di halaman 1dari 229

PENGANTAR

KOMUNIKASI
dalam
ARSITEKTUR

ariwidyatipurwantiasning
[DAFTAR ISI]

DAFTAR ISI

Bagian Pertama : FENOMENA KOMUNIKASI


Bagian Kedua : KOMUNIKASI ARSITEKTUR
Bagian Ketiga : BERPIKIR DENGAN GAMBAR
Bagian Keempat : MEDIA KOMUNIKASI ARSITEKTUR
Bagian Kelima : STRATEGI PRESENTASI
Bagian Keenam : BAHASA TUBUH DALAM PRESENTASI

DAFTAR PUSTAKA

 20011 ari widyati purwantiasning

2
BAGIAN PERTAMA

[FENOMENA KOMUNIKASI]

PENDAHULUAN
Seperti yang telah diketahui sejak lama, setiap manusia
membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan pesan
maupun berita dalam bahasa sehari-hari. Perkembangan
komunikasi sangat nyata terlihat sesuai dengan
perkembangan teknologi. Pada jaman dahulu, manusia hanya
perlu menggunakan bahasa isyarat sebagai penyampaian
pesan. Kemudian dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, ditemukanlah abjad yang mewakili suatu
isyarat sebagai lambang yang selanjutnya diolah menjadi
kumpulan huruf atau dikenal sebagai kata. Pada akhirnya
manusia tidak lagi berbicara menggunakan isyarat tetapi
menggunakan kata-kata yang tersusun menjadi kalimat untuk
berbicara. Yang dulunya bahasa tersebut hanya digunakan
sebagai komunikasi untuk penyampaian pesan atau berita,
saat ini berkembang bahwa bahasa dan komunikasi
digunakan juga untuk bersosialisasi, negosiasi dan juga
propaganda.

 2011 ari widyati purwantiasning

3
Komunikasi itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana terjadi kesamaan pengertian di antara kedua
pihak antara penerima dan pemberi pesan. Di dalam suatu
komunikasi terdapat beberapa elemen yang terkait di
dalamnya. Elemen yang paling utama dalam komunikasi
adalah pesan yaitu sesuatu yang akan disampaikan untuk
mencapai suatu komunikasi. Elemen lainnya yaitu pemberi
pesan dan penerima pesan. Penerima pesan biasa disebut
sebagai komunikan, sementara pemberi pesan biasa dikenal
sebagai komunikator.

Bila dirunut dari asal muasalnya, kata komunikasi berasal


dari bahasa Latin communicatio/communis yang berarti
sama dalam hal makna mengenai satu hal. Komunikasi
mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang
mengirim dan menerima pesan, yang dapat terdistorsi oleh
gangguan (noise), yang terjadi dalam konteks tertentu dan
ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Komunikasi
selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih
orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Manusia
melakukan komunikasi dengan berbagai macam tujuan.
Berbeda tujuan berbeda pula cara mengungkapkannya. Selain
itu dalam melakukan komunikasi juga diperlukan media
 20011 ari widyati purwantiasning

4
sebagai obyek pelengkap ataupun perangkat untuk
melancarkan komunikasi tersebut yang disesuaikan dengan
tujuannya. Sebagai contoh bila dalam komunikasi arsitektur,
komunikasi yang digunakan dalam mempresentasikan hasil
karya arsitektur tentu saja menggunakan media pembantu
seperti gambar-gambar 2 dimensi maupun 3 dimensi, maket
ataupun media komunikasi lainnya yang berhubungan dengan
arsitektural. Berbeda lagi dengan komunikasi dalam hal
propaganda saat orasi, tentunya alat atau media yang
digunakan juga berbeda, seperti menggunakan proyektor,
spanduk-spanduk, toa, wireless, mike dan lain sebagainya.

Berjalan dengan waktu dan perkembangan teknologi,


komunikasi pun berkembang pesat. Pada awalnya komunikasi
hanyalah berupa penyampaian sebuah berita ataupun pesan
antar manusia. Namun dengan bertambahnya kebutuhan dan
keinginan manusia, komunikasi berkembang menjadi suatu
keperluan untuk bernegosiasi, propaganda maupun
sosialisasi seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya.

 2011 ari widyati purwantiasning

5
Pada awalnya, komunikasi manusia hanya berupa bahasa isyarat dengan

menggunakan isyarat tangan, sampai saat ini, bahasa isyarat tangan ini masih

digunakan untuk orang-orang dengan kebutuhan khusus (tuna wicara/ tuna rungu)

Selain itu, komunikasi juga tidak hanya terbatas pada


penyampaian suatu pesan ataupun informasi dari
komunikator pada komunikan, tetapi berkembang menjadi
komunikasi dengan berbagai media sebagai penunjang dalam
penyampaian informasi itu sendiri.

 20011 ari widyati purwantiasning

6
PESAN
komunikator komunikan

Deskripsi komunikasi yang melibatkan 3 elemen pokok,

komunikator, pesan dan komunikan

Dalam tulisan ini, akan dijelaskan mengenai segala hal yang


berkaitan dengan komunikasi secara general, yang kemudian
pembahasannya akan diarahkan lebih khusus pada
komunikasi arsitektur. Selanjutnya pembahasan juga akan
merambah pada media-media yang digunakan dalam
komunikasi arsitektur dengan strategi yang dapat dipakai
dalam presentasi arsitektural. Dan yang terakhir juga akan
dijabarkan mengenai strategi dalam bernegosiasi, mengingat
 2011 ari widyati purwantiasning

7
bahwa seorang arsitek juga berfungsi sebagai penjual, yaitu
menjual ide dan gagasan-gagasannya.

STUDI FENOMENA PERNYATAAN ANTAR MANUSIA


Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai Komunikasi
Arsitektur alangkah baiknya bila sebelumnya diperkenalkan
tentang pengertian komunikasi dan sejarah munculnya
komunikasi yang sesungguhnya merupakan penyataan antar
manusia.

Beberapa teori yang berkaitan dengan studi penyataan antar


manusia akan dijelaskan. Bersamaan dengan pemaparan
teori-teori tersebut, selanjutnya beberapa perintis Ilmu
Komunikasi juga akan disinggung secara singkat.

Seperti telah disinggung sebelumnya, komunikasi merupakan


suatu proses penyampaian berita atau pesan antar manusia.
Beberapa penelitian ataupun studi mengenai fenomena ini
telah dilakukan sesuai dengan perkembangan jaman. Secara
garis besar, studi fenomena pernyataan antar manusia ini
terbagi menjadi 3 kelompok studi yaitu:

 20011 ari widyati purwantiasning

8
1. RETORIKA
Yang dimaksud dengan retorika di sini adalah ilmu yang
mengkaji mengenai proses pernyataan antar manusia
sebagai suatu fenomena sosial. Dalam studi ini,
komunikasi dinyatakan sebagai fenomena sosial. Yang
dimaksud fenomena sosial disini, komunikasi merupakan
alat untuk kebutuhan bersosialisasi, bermasyarakat
sehingga timbul suatu proses.

Bila dilihat hakekat manusia, setiap orang mempunyai


berbagai kebutuhan yang dapat dinilai sebagai kebutuhan
mendasar, yaitu kebutuhan dan keinginan setiap orang
untuk bersosialisasi. Setiap orang akan membutuhkan
orang lain. Dalam bersosialisasi tentu saja banyak caranya,
namun satu hal utama yang punya andil dan menjadi inti,
yaitu komunikasi. Orang yang ingin bersosialisasi tentu
saja harus berkomunikasi, entah dengan bahasa isyarat
maupun dengan kata-kata.

Ilmu retorika berkembang dari waktu ke waktu, beberapa


tokoh yang berkecimpung dalam perkembangannya
diantaranya adalah:

 2011 ari widyati purwantiasning

9
a. Georgias: merupakan pelopor munculnya ilmu retorika
b. Socrates: menyatakan retorika demi kebenaran
c. Plato: menyatakan retorika sebagai metode pendidikan,
yaitu bahwa ilmu komunikasi retorika sebagai fenomena
sosial dapat digunakan sebagai media untuk memberikan
suatu proses pembelajaran yaitu proses belajar mengajar
dalam dunia pendidikan. Pada dunia pendidikan, ilmu
komunikasi retorika digunakan sebagai media dalam
bersosialisasi antara guru dan murid, atau pengajar dengan
orang yang diajarkannya.
d. Aristoteles: menganggap retorika sebagai seni persuasi,
dimana ilmu komunikasi ini digunakan sebagai media
untuk berkomunikasi dalam hal mempengaruhi orang lain
yang mendengarkan pesan tersebut sehingga dapat
terpengaruh dan mengikuti apa yang disampaikan oleh si
komunikator. Seni persuasi ini biasanya digunakan dalam
proses komunikasi dalam negosiasi dengan pihak lain,
ataupun dalam proses propaganda, dimana seseorang atau
sekelompok orang akan mempengaruhi orang lain atau
sekelompok orang lain, sehingga dapat mengikuti dengan
apa yang disampaikan oleh si komunikator. Seni ini bisa
menjadi hal yang negative bisa juga menjadi hal yang
positif. Hal yang negative bila propaganda digunakan
 20011 ari widyati purwantiasning

10
untuk hal-hal yang berbau anarkis, dan positif bila
digunakan untuk mengajak sekelompok orang untuk
berbuat kebaikan, misalnya khutbah seorang kyai atau
ustad.

2. PUBLISISTIK
Lain halnya dengan retorika, publisistik merupakan ilmu
yang mempelajari tentang pernyataan kepada khalayak
umum dengan menggunakan media. Media yang dimaksud
disini bisa saja media tulis atau surat kabar misalnya,
ataupun media televisi juga dapat dimasukkan dalam
kelompok komunikasi publisistik.

Sampai saat ini ilmu publisistik berkembang pesat, berbagai


media yang semula hanya dapat dicapai pada tingkat lokal
atau nasional, contohnya program televisi, radio ataupun surat
kabar. Pada akhirnya muncul media lain yang berkembang
sebagai imbas positif dari majunya teknologi. Media internet
adalah salah satu contoh yang merupakan media yang bersifat
worldwide. Dengan alat parabola, kita dapat melihat dan
menjelajah berbagai siaran di seluruh dunia, dengan berbagai
bahasa.

 2011 ari widyati purwantiasning

11
Dalam perkembangannya ilmu publisistik dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Acta Diurna:
publikasi yang pertama kali di jaman Romawi
b. Surat kabar:
“Avisa Relation Order Zeitung” di Jerman pada tahun
1609
b. Weekly News:
muncul pertama kali di Inggris pada tahun 1622
c. Ilmu Persuratkabaran:
Ilmu ini muncul pertama kalinya pada abad 19 di seluruh
penjuru dunia

3. ILMU KOMUNIKASI
Ilmu komunikasi berasal dari Ilmu Jurnalistik yang dapat
didefinisikan sebagai pengetahuan tentang seluk beluk
pemberitaan (peliputan, pengelolaan, penyebaran berita).
Ilmu komunikasi sampai saat ini berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan juga pengaruh ilmu pengetahuan
dan teknologi.

 20011 ari widyati purwantiasning

12
Pada dasarnya perkembangan ilmu komunikasi dapat
dibagi menjadi dua bagian:
a. Mass Communication:

yaitu komunikasi yang dikenal sebagai komunikasi massa,


merupakan komunikasi melalui media massa

b. Communication Science
yaitu ilmu pengetahuan komunikasi yang mencakup ilmu
komunikasi yang lingkupnya lebih luas.

PERINTIS ILMU KOMUNIKASI


Beberapa perintis ilmu komunikasi dapat dipaparkan antara
lain sebagai berikut:
1. HAROLD LASSWELL
Tokoh ini meneliti tentang pengaruh propaganda terhadap
opini publik sebagai salah satu bagian dari komunikasi

2. KURT LEWIN
Sementara Lewin memfokuskan penelitiannya kepada
masalah komunikasi kelompok sebagai sarana untuk
memperoleh pemahaman bagaimana orang-orang
dipengaruhi oleh kelompoknya. Teori dari Kurt Lewin ini
dapat digolongkan juga dalam seni persuasif.

 2011 ari widyati purwantiasning

13
3. PAUL LAZARDSHELD
Lazardsheld melakukan studi penelitian yang difokuskan
terhadap sumber-sumber perilaku, penelitian pada
komunikasi radio siaran. Pada akhirnya, Lazardsheld
melahirkan sebuah dalil “two steps flow of
communication” yang dikenal sebagai arus komunikasi
dua tahap.

4. CARL HOULAND
Sebagai seorang ahli psikologi eksperimental, Houland
menjadi psikolog sosial dengan minatnya pada
fundamental kepada efek komunikasi. Selain itu Houland
juga mempunyai kelahlian dalam bidang komunikasi dan
perubahan sikap.

5. WILBUR SCHIAMM
Sementara itu Wilbur Schiamm adalah seorang pendiri
lembaga penelitian komunikasi yang pertama kali.
Schiamm juga dikenal sebagai pelembaga penelitian
komunikasi.

 20011 ari widyati purwantiasning

14
DEFINISI KOMUNIKASI
Dari uraian-uraian sebelumnya, telah disinggung pengertian
komunikasi secara umum. Pada hakekatnya, komunikasi
adalah suatu proses pernyataan antar manusia. Dari
pengertian tersebut terdapat tiga unsur penting yang
memegang peranan dalam komunikasi.

Unsur yang pertama adalah penyataan atau pesan yang


akan disampaikan. Unsur paling utama ini merupakan hal
yang mempunyai andil terbesar. Tentu saja tanpa pernyataan
atau pesan, tidak ada hal yang akan disampaikan, dan bila
tidak ada hal yang akan disampaikan, sudah pasti tidak akan
terjadi suatu komunikasi. Pesan atau pernyataan tidak hanya
terkait dengan pesan kata-kata, tetapi juga meliputi bahasa
isyarat dengan gerakan anggota tubuh.

Unsur kedua adalah orang yang menyampaikan pesan.


Dalam hal ini unsur kedua biasanya disebut sebagai
komunikator. Tanpa penyampai pesan, tentu saja pesan
tersebut tidak akan tersampaikan pada si penerima pesan.
Penyampai pesan bisa saja berupa satu orang ataupun
kelompok orang. Komunikator dapat menggunakan berbagai

 2011 ari widyati purwantiasning

15
media dalam penyampaian pesan. Tidak cukup hanya dengan
kata-kata, penyampai pesan dapat menambahkan ekspresi
dalam proses komunikasi dengan gerakan-gerakan anggota
tubuh maupun mimik wajah.

Selanjutnya unsur yang terakhir adalah orang yang


menerima pesan atau diistilahkan sebagai komunikan. Sebuah
komunikasi tidak akan terjadi bila tidak ada pihak penerima
pesan. Seorang komunikator mungkin akan seperti orang
sakit ingatan bila dia terlihat sedang berbicara sendiri tanpa
ada penerima pesannya.

Komunikan dapat menerima pesan baik satu arah maupun


dua arah. Dalam menerima pesan satu arah, komunikan
berperan hanya sebagai pendengar. Sementara itu dalam
komunikasi dua arah, komunikan berhak memberikan timbal
balik atas pesan yang disampaikan.

Contoh yang paling nyata ketika komunikan memberikan


timbal balik adalah dalam diskusi antara dosen dan
mahasiswa dalam proses pembelajaran. Sedangkan contoh
komunikasi satu arah adalah ketika seorang reporter televisi

 20011 ari widyati purwantiasning

16
sedang membacakan berita, atau juga dapat dilihat pada
ceramah atau pidato.

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa bila ditelusuri dari asal


usul kata, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
communicatio dengan kata dasarnya communis. Kata
communis berarti sama, dalam hal ini sama makna atau sama
arti.

Jadi, komunikasi akan terjadi bila terdapat kesamaan makna


mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator
pada komunikan.

Sementara itu kesamaan makna akan menghasilkan suatu


situasi komunikatif. Situasi komunikatif tersebut akan
tercapai bila ada kesamaan:
a. frame of reference
atau kerangka acuan: yaitu yang berkaitan antara paduan
pengalaman dan pengertian
b. field of experience
atau bidang pengalaman: baik pengalaman dalam bidang
pekerjaan maupun pada studinya

 2011 ari widyati purwantiasning

17
Kedua kesamaan pada unsur tersebut di atas harus dimiliki
oleh komunikator dan komunikan.

PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi dapat dilihat dari dua sudut perspektif.
Kedua perspektif tersebut adalah:

1. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS
Pada perspektif psikologis, proses komunikasi terjadi
pada diri komunikator dan komunikan. Dalam perspektif
ini pesan komunikasi terdiri dari dua aspek yaitu:
a. isi pesan yaitu pikiran
b. lambang atau bahasa

Proses komunikasi dalam perspektif ini terdiri dari dua


proses yaitu:

a. encoding:
proses pengemasan pikiran dengan bahasa yang dilakukan
komunikator dalam bahasa komunikasi
b. decoding:
proses dalam diri komunikan dalam menerima pesan

 20011 ari widyati purwantiasning

18
2. PERSPEKTIF MEKANISTIS
Sementara itu secara perspektif mekanistis, proses
komunikasi terjadi ketika komunikator menyampaikan
pesan sampai diterima komunikan melalui alat inderanya.
Dalam perspektif ini, proses komunikasi dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu:
a. komunikasi secara primer: yaitu komunikasi dengan
menggunakan lambang/ simbol sebagai media,
contohnya: bahasa isyarat tubuh – body language
b. komunikasi secara sekunder: yaitu dengan
menggunakan benda sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama, contoh:
surat kabar, TV, radio
c. komunikasi secara linier: yaitu penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik
terminal (satu arah). Pada komunikasi ini tidak ada
feedback atau timbal balik dan tanggapan secara
langsung
d. komunikasi secara sirkular: yaitu proses komunikasi
dimana terjadi timbal balik atau feedback dari
komunikan kepada komunikator

 2011 ari widyati purwantiasning

19
Komunikasi akan terjadi dengan efektif, bila faktor-faktor
penunjang di dalamnya dapat mencapai beberapa hal penting
yang berkaitan di dalam prosesnya. Kedua faktor penunjang
tersebut adalah faktor komunikan dan faktor komunikator.

Sementara itu ada beberapa hal yang harus diingat dalam


menyampaikan pesan, diantaranya adalah waktu yang tepat,
bahasa yang mudah dimengerti, sikap dan nilai yang harus
ditampilkan dan terakhir adalah jenis kelompok tempat
komunikasi dilaksanakan.

Komunikan dapat atau akan menerima pesan secara efektif


bila ia mengerti isi pesan tersebut, sesuai dengan tujuannya,
bersangkutan dengan kepentingan pribadinya dan mampu
menepatinya secara mental dan fisik.

Di lain pihak, komunikator dapat melaksanakan komunikasi


yang efektif bila faktor-faktor penting dalam diri komunikator
dapat dipenuhi. Terdapat dua faktor penting pada
komunikator yang harus dicapai yaitu kepercayaan pada
komunikator (source credibility) serta daya tarik komunikator
(source attractiveness).

 20011 ari widyati purwantiasning

20
LINGKUP KOMUNIKASI
Secara umum, komunikasi mencakup berbagai bidang
diantaranya adalah bidang-bidang sosial, organisasional
(manajemen), bisnis, politik, internasional, antar budaya,
pembangunan dan tradisional.

Cara berkomunikasi dapat menentukan pesan tersampaikan


dengan baik atau tidak. Oleh sebab itu perlu diketahui
beberapa bentuk komunikasi, yaitu:

a. Komunikasi verbal dan non-verbal

Komunikasi verbal atau lisan (pendengaran,


pengucapan atau bunyi-bunyian) menggunakan telinga
sebagai sensasi dengar. Ada dua macam komunikasi
verbal yaitu bahasa lisan dan auditory voice (musik,
siulan, lonceng, kenthongan dan sebagainya)
Komunikasi non-verbal, yaitu yang berupa tulisan,
seperti: surat, majalah, koran dan sebagainya.

 2011 ari widyati purwantiasning

21
b. Komunikasi tactual

Yaitu jenis komunikasi yang mempergunakan kulit


sebagai sensasi rabaan. Misalnya: huruf Braille untuk
tuna netra, contoh kertas, kain, keramik dan lain-lain.

c. Komunikasi olfactoral/gustatory

Menggunakan hidung sebagai sensasi penciuman.


Misalnya: contoh parfum.

d. Komunikasi pengecap

Menggunakan sensasi lidah sebagai sensasi rasa.


Misalnya: contoh masakan

e. Komunikasi tubuh

Kinetika atau studi tentang gerakan tubuh dalam


komunikasi non-verbal yang merujuk pada sikap
tubuh dan gerakan tubuh lain (misalnya untuk tuna
rungu), body language, seni peran, pantomime, tarian
dan sebagainya.

 20011 ari widyati purwantiasning

22
f. Komunikasi teknologi

Terdiri dari bahasa pemrograman seperti HTML, Java


Script atau melalui telepon, facsimile, televisi dan
lainnya.

g. Komunikasi visual

Menggunakan mata sebagai sensasi penglihatan.


Komunikasi visual termasuk salah satu bentuk
penyampaian pesan yang memanfaatkan unsur-unsur
rupa (contoh: bentuk, warna, komposisi, lambang dan
lain sebagainya).

Bahkan bentuk komunikasi ini telah dikenal jauh


sebelum manusia mengenal aksara, seperti Hieroglyph
di Mesir, keping tanah liat dari Sumeria, lukisan di
dinding gua Altamira, Spanyol dan gua Leang-Leang
Sulawesi.

 2011 ari widyati purwantiasning

23
Satu bahasa visual yang mewakili banyak bahasa.

Meskipun manusia telah mempergunakan komunikasi tulisan


dan verbal dalam kehidupan sehari-hari, namun komunikasi
visual tetap memegang peranan penting dalam proses dan
upaya penyampaian pesan. Dalam beberapa kasus,
komunikasi visual lebih efektif dibandingkan jenis
komunikasi yang lain. Pada keadaan perbedaan bahasa,
keterbatasan literatur, ketiadaan teknologi komunikasi,
hambatan cuaca, jarak ataupun situasi, maka komunikasi
visual dapat dipergunakan di sini. Komunikasi visual bersifat
universal, meskipun begitu tetap memerlukan
konvensi/persetujuan untuk dapat sama-sama dipahami dan
juga lingkup referensi yang sama.

 20011 ari widyati purwantiasning

24
Gerakan tangan untuk memandu pesawat terbang di landasan

Rambu lalu-lintas berlaku universal di seluruh dunia,


petunjuk piktorial di bandara misalnya, mampu mengatasi
masalah kendala perbedaan bahasa. Gerakan-gerakan tubuh
menghasilkan pesan visual, kedipan lampu kode Morse dari
kapal perang mampu mengatasi kendala jarak, asap merah
atau peluru suar dari korban kecelakaan laut dapat mengatasi
masalah penyampaian pesan dalam kendala cuaca dan
geografis. Dalam situasi tidak boleh bicara maka dipakailah
kode tangan dalam sepasukan tentara. Orang Indian Amerika
memakai komunikasi visual berupa kepulan asap ketika
belum ada teknologi canggih untuk berkomunikasi.

 2011 ari widyati purwantiasning

25
Dalam kehidupan sehari-hari sekarangpun kita juga banyak
memanfaatkan komunikasi visual, baik sebagai penyampai
pesan pokok maupun sekedar alat bantu, seperti pada
interface komputer, televisi, majalah, iklan hingga LCD/OHP
di ruang kuliah/seminar. Bahasa visual dapat digunakan
untuk mengatasi kendala bahasa verbal.

Bila dilihat dari sifatnya, komunikasi dapat dibedakan antara


lain:
1. KOMUNIKASI VERBAL

Pada komunikasi verbal ini, kata-kata menjadi unsur yang


penting. Di dalamnya terdapat dua jenis komunikasi yaitu
komunikasi lisan atau oral dan komunikasi tulisan atau
written.

2. KOMUNIKASI NIRVERBAL

Sementara komunikasi non-verbal atau nir-verbal, hal


yang dominan adalah bahasa isyarat atau bahasa tubuh
(body communication – body language) serta bahasa
gambar. Seluruh pesan yang ingin disampaikan, disajikan
dengan bahasa isyarat dan bahasa gambar.

 20011 ari widyati purwantiasning

26
3. KOMUNIKASI TATAP MUKA
Komunikasi jenis ini dikenal juga dengan istilah face to
face communication. Biasanya komunikasi ini berlaku
pada dialog pribadi yang hanya terdiri dari seorang
komunikator dan seorang komunikan.

4. KOMUNIKASI BERMEDIA
Disebut juga sebagai mediated communication. Di dalam
komunikasi bermedia, komunikator menggunakan media
atau alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesannya
kepada komunikan. Media yang digunakan pada saat ini
beraneka ragam jenisnya sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan seorang komunikator untuk mencapai tujuannya
berkomunikasi.

Selanjutnya, muncul satu pertanyaan di benak, apa sebenarnya


tujuan komunikasi itu.

Dari berbagai studi literatur, dapat dirumuskan bahwa tujuan


komunikasi selain untuk menyampaikan sebuah pesan atau
berita, komunikasi juga mempunyai beberapa tujuan penting.

 2011 ari widyati purwantiasning

27
Tujuan yang pertama dari komunikasi adalah untuk merubah
sikap atau attitude. Contoh yang paling nyata yaitu pada ceramah
agama dan dakwah. Orang yang sebelumnya mungkin
mempunyai sikap tercela tanpa merasa berdosa, dapat dipengaruhi
untuk merubah sikapnya setelah mendengarkan ceramah agama
tersebut.
Tujuan kedua adalah mengubah opini seseorang atau
sekelompok orang. Yang kemudian komunikasi dapat merubah
perilaku atau behaviour seseorang.
Tujuan terakhir dari penyampaian pesan adalah untuk
mengubah masyarakat yang berkaitan dengan tujuan pertama
sampai ketiga.

Dari keempat tujuan tersebut, secara terpisah, komunikasi


juga mempunyai empat fungsi yang saling berkaitan. Keempat
fungsi tersebut adalah:
a. untuk menginformasikan,
contohnya dalam media massa, televisi, internet dan
lainnya yang berhubungan dengan publisistik dan
jurnalistik
b. untuk mendidik,
contohnya dalam dunia pendidikan, dalam proses
belajar dan mengajar.
 20011 ari widyati purwantiasning

28
c. untuk menghibur,
yaitu contohnya dalam dunia hiburan, infotainment,
panggung hiburan, konser dan lainnya
d. untuk mempengaruhi
contohnya dalam hal propaganda, orasi saat
demonstrasi, khutbat oleh kyai ataupun ustadt,
negosiasi untuk memenangkan tender dan lainnya.

 2011 ari widyati purwantiasning

29
BAGIAN KEDUA

[KOMUNIKASI ARSITEKTUR]

TATANAN KOMUNIKASI
Dalam susunannya, komunikasi dapat dibedakan menjadi
empat jenis komunikasi. Keempat jenis komunikasi tersebut
diuraikan sesuai dengan sifat dan proses berlangsungnya
komunikasi.

1. KOMUNIKASI PRIDABI/ PERSONAL


Seseorang berkomunikasi tidak hanya kepada orang lain.
Karena pada saat berpikir, sebenarnya seseorang sedang
berkomunikasi pada dirinya sendiri. Joseph A Devito,
memaknai komunikasi antar pribadi sebagai proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara 2 orang atau
diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek
dan umpan balik seketika.
Komunikasi personal dapat dibedakan menjadi dua
bagian, yaitu:
a. komunikasi intra personal
yang termasuk dalam intra personal adalah seluruh
komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang, jadi
 20011 ari widyati purwantiasning

30
komunikasi intra personal dapat diartikan sebagai
komunikasi dalam diri pribadi. Pada dunia arsitektur saat
proses merancang dan merencanakan sebuah bangunan,
komunikasi ini sangat berperan penting, karena proses
komunikasi intra personal dari seorang arsitek dapat
menentukan bagaimana karakter sebuah bangunan dapat
terbentuk dari hasil komunikasi tersebut.

b. komunikasi inter personal


kata inter personal dapat diartikan sebagai antar orang,
sehingga komunikasi inter personal terdefinisi sebagai
komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih.
Pada bidang arsitektur proses komunikasi inter personal
terjadi pada saat arsitek bernegosiasi dan berkonsultasi
dengan klien, maupun dengan pelaksana/ kontraktor saat
arsitek berperan sebagai wakil owner/ pemilik bangunan.

2. KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok adalah suatu komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok
orang yang jumlahnya lebih dari 2 orang.

 2011 ari widyati purwantiasning

31
Dalam komunikasi jenis ini, terjadi interaksi baik secara
linier maupun sirkular antara komunikator dengan
komunikan. Komunikasi ini dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. komunikasi kelompok kecil
pada komunikasi kelompok kecil, proses interaksi
ditujukan pada kognisi komunikan, proses berlangsung
secara dialogis
b. komunikasi kelompok besar
Lain halnya dengan komunikasi kelompok kecil, karena
dalam komunikasi kelompok besar, prosesnya ditujuan
pada efeksi komunikan. Proses berlangsung secara linier
sehingga tidak diharapkan adanya timbal balik dari
komunikan kepada komunikator.

3. KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang bersifat
umum dan mempunyai karakteristik antara lain adalah
komunikannya yang bersifat heterogen, media massa
menimbulkan keserempakan/ serentak/ berbarengan,
hubungan komunikator dengan komunikan bersifat non
pribadi.

 20011 ari widyati purwantiasning

32
Komunikasi massa dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Komunikasi media massa cetak
b. Komunikasi media massa elektronik

4. KOMUNIKASI MEDIO
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, komunikasi medio
adalah sama dengan yang disebut sebagai komunikasi media.
Yaitu komunikasi yang menggunakan media pembantu
sebagai alat penunjang dalam penyampaian berita atau pesan.

Selama berlangsungnya proses komunikasi, terdapat


beberapa teknik dan metode yang digunakan oleh seorang
komunikator, yang tentu saja disesuaikan dengan tujuan
diadakannya komunikasi tersebut.

Beberapa teknik komunikasi yang biasanya digunakan


komunikator diantaranya adalah teknik persuasi,
informatif pervasif, koersif, instruktif dan teknik
manusiawi. Sementara itu, metode komunikasi yang
dipakai dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut:
a. metode jurnalistik cetak/ elektronik
b. metode hubungan masyarakat (public relation),

 2011 ari widyati purwantiasning

33
c. metode periklanan (advertising),
d. metode propaganda,
e. metode perang urat syaraf
f. metode perpustakaan/ library method.

KOMUNIKASI ARSITEKTUR
Setelah diuraikan secara umum apa dan bagaimana proses
komunikasi berlangsung, maka pada bagian ini akan
dipaparkan komunikasi secara khusus yaitu komunikasi yang
berlangsung dalam bidang arsitektur. Komunikasi ini disebut
sebagai komunikasi arsitektur. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa ilmu komunikasi meliputi berbagai ilmu
pengetahuan, dan salah satunya adalah bidang arsitektur.
Mengapa diperlukan komunikasi arsitektur? Mungkin hal ini
yang harus pertama kali dijelaskan sebelum selanjutnya akan
menjadi lebih rumit.

Dalam bidang arsitektur, tenaga ahli yang akan terjun di


lapangan pekerjaan adalah tenaga profesional arsitek.
Seorang arsitek adalah orang yang mempunyai
profesionalisasi sebagai perencana dan perancang baik
bangunan tunggal, kompleks maupun permukiman dan

 20011 ari widyati purwantiasning

34
perkotaan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
perencanaan dan perancangan merupakan proses yang
bertahap dalam mengeluarkan ide dan gagasan dari seorang
arsitek. Dalam proses inilah seorang arsitek perlu
mengkomunikasikan gagasan dan ide dengan
menuangkannya dalam bentuk gambar. Proses komunikasi
inilah yang dikenal sebagai berpikir dengan gambar.
Kemudian bahasa gambar tersebut harus diungkapkan
dengan kata-kata baik lisan maupun tulisan untuk mencapai
satu kesepahaman antara si tenaga ahli profesional dalam hal
ini arsitek dengan seorang kliennya. Sehingga segala
keinginan dan kebutuhan sang klien dapat terpenuhi dan
gagasan serta ide arsitek juga dapat diterima setelah
keduanya mencapai kata sepakat dalam bernegosiasi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa manusia


sebagai mahluk sosial akan selalu berhubungan / berinteraksi
antara individu satu dengan yang lainnya. Salah satu interaksi
sosialnya adalah dengan berkomunikasi. Komunikasi
merupakan bahasa dalam berinteraksi. Bila dalam
komunikasi sehari-hari, manusia menggunakan bahasa verbal
maupun isyarat baik bahasa tubuh dan juga gesture. Maka

 2011 ari widyati purwantiasning

35
dalam komunikasi arsitektur, bahasa yang digunakan sebagai
alat berinteraksi adalah hasil karya sang arsitek, baik berupa
sketsa gambar, gambar ide, gambar arsitektur, maket,
maupun bangunan yang sudah jadi. Dalam hal ini bangunan
sebagai suatu hasil karya manusia dapat dikatakan juga
merupakan bentuk komunikasi seperti halnya bahasa.

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai apa dan bagaimana


itu proses komunikasi arsitektur, sebagai bagian dari
keseluruhan proses perencanaan dan perancangan arsitektur.

PROSES KOMUNIKASI ARSITEKTUR


Pada hakekatnya proses komunikasi arsitektur adalah suatu
tahap dan keadaan dimana seorang arsitek sebagai tenaga
profesional berusaha untuk mengungkapkan ide, gagasan
maupun pemikiran-pemikiran handalnya kepada orang lain,
khususnya orang awam yang berlaku sebagai pemberi tugas
atau owner.

Pada tahap ini, arsitek diharapkan dapat menuangkan idenya


baik dalam gambar, secara lisan maupun tulisan atau narasi.
Dari ketiga jenis proses komunikasi tersebut pemberi tugas

 20011 ari widyati purwantiasning

36
dapat menerima semua gagasan dari sang arsitek secara
gamblang tanpa ada keragu-raguan atas gagasan arsitek.
Dalam proses ini, arsitek juga diharapkan harus dapat
mengutarakan gagasan dan pemikirannya untuk orang lain,
bukan untuk kepentingan ataupun atas dasar egonya.
Berbagai istilah arsitektur kadang kala digunakan oleh
seorang arsitek untuk mengutarakan idenya, dan hal ini
kadang tidak dimengerti oleh orang awam, dan inilah yang
menimbulkan tidak lancarnya komunikasi antara dua belah
pihak. Dalam hal ini kedua pihak tersebut adalah arsitek sang
penerima tugas, dan owner sebagai pemberi tugas.

Komunikasi arsitektur tidak hanya harus dimengerti oleh


seorang arsitek tetapi sebaiknya dipahami oleh para calon
arsitek, sehingga jenis komunikasi ini tidak lagi menjadi
sesuatu yang baru atau asing setelah mereka terjun dalam
bidang arsitektur secara nyata.

Diharapkan para calon arsitek sebagai tenaga ahli profesional


dapat mengutarakan semua ide, gagasan dan pemikirannya
dalam gambar, secara lisan maupun dengan tulisan atau
narasi. Selain itu akan dipaparkan juga, bagaimana strategi

 2011 ari widyati purwantiasning

37
presentasi yang baik, karena selama ini banyak orang yang
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara lisan,
kadang terlalu berbelit-belit dan akhirnya tidak menuju ke
inti persoalannya.

Komunikasi dalam arsitektur mempunyai beberapa tujuan


yaitu:
1. Menjelaskan agar hasil rancangan dimengerti
2. Memberi arahan dalam tahapan pelaksanaan
bangunan
3. Memperkenalkan karya agar diketahui masyarakat
4. Mengatur agar bangunan berfungsi seperti yang
diharapkan
5. Mengajak berinteraksi dengan kemajuan kebudayaan /
peradaban

Di dalam komunikasi arsitektur juga mengenal beberapa


bentuk komunikasi diantaranya adalah:

KOMUNIKASI ARSITEKTUR LISAN / VERBAL


Dalam komunikasi lisan atau verbal ini, beberapa pihak yang
terkait di dalamnya adalah tim arsitek/ perencana, pemilik

 20011 ari widyati purwantiasning

38
bangunan atau pemberi tugas dalam hal ini disebut juga
sebagai owner, dan yang terakhir adalah pelaku bangunan
atau pelaksana yaitu kontraktor dan tim di dalamnya.
Komunikasi yang terjadi di dalam proses antara tim arsitek,
owner dan pelaksana biasanya merupakan proses komunikasi
arsitektur yang berlangsung dalam proses perencanaan
bangunan sampai dengan pelaksanaan pembangunan. Di
dalam proses ini dibutuhkan beberapa komunikasi sebagai
media dalam proses negosiasi maupun koordinasi.

KOMUNIKASI ARSITEKTUR TULISAN


Dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan
pembangunan sebuah bangunan, dibutuhkan juga komunikasi
tulisan, dalam hal ini contohnya seperti pembuatan laporan
koordinasi, pembuatan kontrak-kontrak kerja sama, maupun
rencana anggaran biaya. Komunikasi tulisan ini melibatkan
tim perencana atau arsitek, owner atau pemilik bangunan,
pelaksana atau kontraktor dan timnya.

Selain itu, komunikasi arsitektur secara tulisan juga dapat


berupa tulisan-tulisan atau artikel yang berkaitan dengan
bidang arsitektur yang disajikan dalam bentuk media massa.

 2011 ari widyati purwantiasning

39
Tujuan dari komunikasi tulisan ini adalah sebagai media dan
sarana untuk menginformasikan kepada masyarakat secara
luas mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan dunia
arsitektur. Selain komunikasi tulisan yang bertujuan seperti di
atas, kajian ilmiah dan kritik arsitektur juga dapat
dimasukkan dalam kategori komunikasi arsitektur dalam
bentuk tulisan.

KOMUNIKASI ARSITEKTUR VISUAL


Dalam dunia arsitektur, komunikasi arsitektur visual
merupakan komunikasi yang sangat penting, karena dunia
arsitektur semuanya berkaitan dengan visualisasi. Seperti
misalnya, saat pertama kali bertemu dengan calon klien,
sebagai arsitek kita harus dapat memberikan contoh-contoh
karya arsitektur yang sudah pernah kita kerjakan, baik dalam
bentuk visual maupun dalam bentuk tiga dimensi (maket
misalnya). Bentuk visual disini adalah gambar-gambar
arsitektur baik dua dimensi, tiga dimensi maupun dalam
bentuk fotografi. Bagus tidaknya suatu visualisasi yang dapat
menyebabkan calon klien kita memilih kita atau tidak adalah
dengan adanya pengaturan cahaya, tekstur, warna, estetika
dalam disain yang kita sajikan. Selanjutnya, saat kita sudah

 20011 ari widyati purwantiasning

40
sampai pada proses konsultasi disain dengan klien kita,
bentuk visual dari rencana atau disain kita juga sangat
penting untuk disajikan. Tidaklah mungkin kita sebagai
arsitek saat mempresentasikan disain kita, hanya menyajikan
bentuk-bentuk komunikasi lisan maupun tulisan saja. Klien
tentu saja ingin melihat bentuk nyata dari disain kita dalam
bentuk visual. Oleh karenanya komunikasi arsitektur visual
sangatlah penting dalam dunia arsitektur.

Selain komunikasi arsitektur yang berkaitan antara si arsitek


dengan seorang klien, di dalam proses perancangan arsitektur
itu sendiri juga terjadi komunikasi arsitektur, yaitu
komunikasi baik di dalam diri sang arsitek dan juga
komunikasi dengan pihak lain yaitu klien maupun lingkungan
sekitarnya.

Komunikasi dalam proses perancangan arsitektur tersebut


meliputi beberapa proses yaitu:
1. ASSIMILASI
Komunikasi dengan diri meliputi: pengumpulan,
pengaturan informasi berkaitan dengan masalah yang
dihadapi

 2011 ari widyati purwantiasning

41
2. STUDI UMUM
Penyelidikan mengenai sifat masalah dan cara
pemecahannya
3. PENGEMBANGAN
Pengolahan pemecahan dari hasil studi umum
4. KOMUNIKASI/ PRESENTASI
Penyampaian beberapa pemecahan kepada pihak lain

Di dalam proses komunikasi arsitektur, salah satu hal yang


sulit dalam sumber pernyataan arsitektural adalah sulitnya
tugas arsitek dalam memilih alternatif yang paling efektif
dalam memberikan citra visual yang tepat pada bangunan
yang dirancangnya. Citra visual sebuah bangunan karya
arsitektur mencerminkan baik sisi tersembunyi dari si arsitek
tersebut maupun karakter dari si empunya bangunan. Citra
visual sebuah bangunan harus dihubungkan dengan makna
dari bangunan yang dimaksud, selain itu bentuk atau citra
bangunan juga harus disesuaikan dengan makna tersebut. Hal
ini menjadikan makna sebuah bangunan yang diekspresikan
menjadi penting bagi seorang arsitek, karena bangunan
tersebut dapat mengkomunikasikan secara tidak langsung

 20011 ari widyati purwantiasning

42
keinginan dari pemilik bangunan sehingga dapat dibaca
secara tidak langsung oleh publik.

Selain komunikasi dalam proses perancangan arsitektur,


komunikasi arsitektur juga menjamah masalah komunikasi
bangunan terhadap lingkungan sekitarnya. Citra sebuah
bangunan dapat tercermin dari penampilan sosok bangunan
tersebut. Dalam pendekatan komunikasi citra bangunan
terhadap lingkungan sekitarnya, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Syarat kedekatan ruang kegiatan (Proximity)
2. Kegunaan ruang
3. Kesesuaian dengan tapak
4. Bentuk ruang
5. Ukuran ruang
6. Pengguna ruang
7. Waktu penggunaan

TIPE BANGUNAN
Berdasarkan tipologinya, bangunan sebagai hasil karya
seorang arsitek dapat dikelompokkan dalam kategori -
kategori fungsi. Misalnya bangunan fungsi komersial, hunian,

 2011 ari widyati purwantiasning

43
entertainmen dll. Tipologi bangunan ini juga dapat dikatakan
merupakan simbolisme atau citra yang mewakili gagasan
kolektif masyarakatnya yang diterjemahkan oleh sang arsitek
yang berkaitan dengan:
1. Hirarki penggunaannya
2. Lokasi
3. Ekspresi

GAYA ARSITEKTUR
Dalam mengkomunikasikan sebuah ide/ gagasan rancangan
sebuah disain arsitektur, setiap arsitek memiliki gayanya
masing-masing sesuai dengan karakter si arsitek tersebut.
Gaya dalam konteks ini dapat dikatakan sebagai sifat-sifat
bentuk khusus yang diberi pada suatu bangunan yang
memungkinkan kita dapat mengelompokkan proyek tersebut
yang mewakili seseorang (arsiteknya), sehingga bangunan
tersebut memiliki karakter tersendiri. Ada beberapa
fenomena mengenai gaya arsitektur ini yaitu:
1. Arsitek mengembangkan suatu gaya tersendiri sesuai
dengan karakter masing-masing arsitek, sehingga
dapat dikatakan bahwa si arsitek tidak menerima satu

 20011 ari widyati purwantiasning

44
gaya apapun yang sedang trend saat ini, ataupun sudah
ada sejak dahulu
2. Gaya yang digunakan si arsitek merupakan gaya yang
berkembang dari seseorang yang mengekspresikan
konsep baru dan kemudian dikembangkan lagi oleh si
arsitek menjadi gaya baru
3. Filsafat yang konsisten menghasilkan gaya arsitektural
sesuai dengan filosofi dari gaya tersebut ataupun
sesuai dengan filosofi si pemilik bangunan.
4. Pengetahuan tentang sejarah penting dalam arsitektur,
hal ini tentunya berkaitan dengan filosofi dari
bangunan itu sendiri dan juga gaya yang digunakan
sesuai dengan sejarahnya.

PENGERTIAN dan PERAN ARSITEK


Pengertian arsitek dapat dijabarkan dalam beberapa definisi
sesuai dengan jamannya:
1. JAMAN YUNANI
Arsitek dari kata ARCHI (Kepala) dan TECHTON
(Tukang bangunan terutama kayu)

 2011 ari widyati purwantiasning

45
2. JAMAN PERTENGAHAN (MEDIEVAL)
Arsitek disebut MAGISTER OPERIS (Guru/Ahli karya),
MAGISTER LAPIDUM (Guru/ Ahli batu)
3. JAMAN MODERN
Arsitek disebut MASTER BUILDER (Ahli bangunan)

Peran arsitek di dunia barat (occidental) dapat diuraikan


sebagai berikut:
1. JAMAN MESIR KUNO
Arsitek merancang berdasarkan plan net (jaringan
perencanaan) yang mengendalikan seluruh gambaran
bangunan yang direncanakan

2. JAMAN YUNANI KUNO (Greek)


Arsitek sebagai pengelola projek yang menghitung
bahan, jumlah pekerja, pembagian tugas dan
penjadwalan pekerjaan

3. JAMAN ROMAWI (Roman)


Arsitek secara personal belum dihargai. Selain belajar
liberal arts perlu magang pada ahli yang lebih

 20011 ari widyati purwantiasning

46
berpengalaman dan melanjutkan kepelatihan dalam
militer dan rekayasa.

4. JAMAN RENAISANS
Menyelesaikan proyek dalam skala besar (bangunan &
kota). Untuk pertama kali dihargai secara pribadi,
tidak sebagai keberhasilan penguasa.

5. JAMAN BAROK
Perannya mulai bercabang, perancang bangunan &
perancang kota.

6. JAMAN NEOKLASIK / PENCERAHAN (Enlightment)


Perancangan karya arsitetkut total termasuk perabot.

7. JAMAN ARSITEKTUR MODERN


Didukung dengan kemajuan teknologi bahan seperti :
beton, prefabrikasi. Arsitek sebagai team leader.
Adanya pemisahan bidang perencanaan kota, interior
dan lansekap.

 2011 ari widyati purwantiasning

47
Sementara itu, peran arsitek di dunia timur (oriental) dapat
dikatakan bahwa peranannya tidak saja meliputi lingkungan
fisik tetapi metafisik keseimbangan makrokosmos dan
mikrikosmos. Dunia timur meliputi: India, Cina, Jepang dan
Asia Tenggara. Berbicara tentang peran arsitek dalam
komunikasi arsitektur di dunia barat dan timur, tentu saja
pada khususnya kita akan melihat bagaimana dengan peran
arsitek di Indonesia? Peran arsitek di Indonesia di beberapa
daerah memiliki kebijakan yang berbeda-beda yang dikaitkan
dengan tradisi budaya masing-masing daerah, hal ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1. JAWA (Jaman Hindu Jawa)
Candi dibangun oleh Arsitek Pendeta (STHAPAKA)
dan Arsitek Perencana (STHAPATI). Pedoman
perancangan / pakem disebut KAWRUH KALANG.

2. BALI (Hindu Bali)


Arsitek disebut UNDAGI. Pedoman perancangan
arsitektur terdapat dalam lontar HASTA KOSALA
KOSALI. Bangunan dianggap benda mati sehingga
[erlu diberi jiwa dengan upacasa spiritual.

 20011 ari widyati purwantiasning

48
3. NIAS
Arsitek merancang istana disebut OMOSEBUA bagi
Raja (BALUGU). Arsitek sebagai penjaga keserasian
bangunan. Jika bangunan sudah jadi, arsitek
diluncurkan dari atap. Dalam perkembangannya
arsitek digantikan dengan babi (hewan).

4. MASA KOLONIAL
Dipengaruhi peran arsitek barat. Pencipta karya
arsitektur semua ahli ilmu bangunan disebut
BOUWKUNDE. Yang kemudian disebut ahli
membangun (BOUWMASTER). Pada masa politik
ethis banyak arsitek asing sebagai penyusun
peraturan bangunan (BOUWORDERING). Arsitek
sebagai kepala pembangunan disebut AANEMER.
Prsitek pribumi sebagai pembantu arsitek disebut
DRAFTER.

5. MASA KEMERDEKAAN
Berkembang sebagaimana arsitek barat, dimana
seorang arsitek mengembangkan gayanya masing-
masing sesuai perkembangan teknologi. Hal ini

 2011 ari widyati purwantiasning

49
memunculkan beberapa gaya baru seperti
modernism, minimalism, dan lainnya. Seorang
arsitek juga lebih bebas menuangkan idenya
berdasarkan kebutuhan dan keinginan pemberi
tugas/ owner. Walaupun pada beberapa daerah,
arsitek juga tetap harus menggunakan pedoman-
pedoman adat dan tradisi dari masing-masing
daerah tersebut. Seperti di Bali misalnya, yang tetap
menjunjung tinggi pedoman hidupnya dimana
semua bangunan harus menghadap ke arah gunung
agung.

Sementara itu pengguna arsitek dan arsitektur


(hasil karya arsitek) adalah semua orang yang
meliputi orang yang di dalam maupun di luar
bangunan. Para pengguna ini juga dapat
digolongkan berdasarkan ciri sosial budaya
pengguna yaitu:
1. MASYARAKAT TRADISIONAL
Guyub / komunal, memegang teguh adat, rasa
relung yang kuat

 20011 ari widyati purwantiasning

50
2. MASYARAKAT MODERN
Kebutuhan privacy tinggi, longgar terhadap
adat, individualis, senang hal baru

3. MASYARAKAT SUPER KULTUR


Ketertutupan (egois), Instan (langsung
menggunakan), mudah beradaptasi terhadap
hal baru

 2011 ari widyati purwantiasning

51
Bagian Ketiga

[BERPIKIR DENGAN GAMBAR]

BERPIKIR DENGAN GAMBAR


Berpikir dengan gambar adalah istilah yang digunakan oleh
seorang arsitek untuk mendiskripsikan proses berpikir sambil
mencoret-coretkan semuanya dalam secarik kertas. Dalam
arsitektur, proses berpikir biasanya terjadi ketika merancang pada
tahapan pembentukan konsep. Disinilah arsitek berpikir sambil
membuat coretan untuk merangsang pengembangan gagasannya.
Segala gagasan yang ada tentu saja akan berkembang dari waktu
ke waktu. Dan hal tersebut biasanya tergantung pada suasana
yang ada di sekitar kita. Ide-ide yang muncul dalam pikiran
biasanya dipengaruhi oleh segala sesuatu yang tertangkap
oleh mata kita dan berkembang menjadi gagasan yang baru.

Konsep berpikir dengan gambar ini didorong oleh adanya


pengkajian kembali sejarah merancang arsitektur, dampak
komunikasi rupa di masyarakat dan paham baru tentang
peranan perancang dan merancang. Dengan strategi berpikir
dengan gambar inilah, diharapkan arsitek dapat
berkomunikasi dengan bahasa gambar pada seorang pemberi

 20011 ari widyati purwantiasning

52
tugas. Dan tentu saja bahasa gambar tersebut juga harus
mudah dimengerti oleh orang awam pada umumnya.

Terkadang tanpa disadari oleh seorang arsitek, bahasa


gambar mengandung perangkap, sebagaimana disebutkan
oleh Robert McKim, diantaranya adalah sebagai berikut:

a. kurang terampil atau tidak tepat dalam memilih bahasa


gambar dapat berakibat merusak pada konsep yang baru
dan rapuh
b. memandang santir/ simbol gambar sama dengan
kenyataan
c. memperelok gagasan
d. menyembunyikan hal yang seharusnya diperhatikan
e. kebiasaan memakan sedikit bahasa gambar menghambat
beberapa jenis kerja berpikir.

Penggunaan bahasa gambar, juga harus memperhatikan


beberapa tatanan, tidak asal saja. Karena pada akhirnya, bisa
saja orang awam tidak jelas dan sesuai dengan pokok
persoalan serta tujuan dari sang arsitek pada awalnya.

 2011 ari widyati purwantiasning

53
Kosa gambar yang disajikan dipilih karena lambang tersebut
merupakan hal yang representatif yang kemudian
disederhanakan dan diterima secara umum. Mengingat kosa
gambar akan berkelanjutan memperluas komunikasi gambar,
hendaknya menggunakan lambang yang dimengerti oleh
orang banyak dan dengan bangun gramatika yang jelas agar
kosa gambar bertautan dengan efektif.

Jelas sekali bahwa sebagai arsitek kita harus memiliki


kemampuan untuk membaca dan menulis gambar. Sebagai
seorang arsitek, sangatlah perlu untuk mengenal berbagai
bahasa gambar. Pemikir yang menguasai bahasa gambar
dengan luas bukan saja dapat mengungkapkan pikirannya
lebih lengkap, tetapi dapat memperbaharui pikirannya juga
dengan berpindah dari bahasa gambar yang satu kepada yang
lain, dengan kata lain ia menggunakan bahasa untuk
memperluas pikirannya.

Komunikasi dan berpikir gambar merupakan dua kegiatan


yang berpasangan. Yang perlu diperhatikan ialah bagaimana
keduanya dapat bekerja sama dan bukan mana yang lebih
penting.

 20011 ari widyati purwantiasning

54
Proses merancang dapat dipandang sebagai rangkaian
perubahan dari ketidakpastian menjadi informasi. Tahapan
proses yang berurutan tersebut biasanya dicatat dalam
bentuk gambar. Pada tahap akhir dalam proses merancang,
arsitek menggunakan bahasa gambar yang sangat beratur
seperti yang diberikan oleh ilmu ukur melukis.

Secara mendasar, proses berpikir gambar, dapat diuraikan


menjadi beberapa tahap, yaitu:
a. buat bermacam-macam gagasan yang muncul secara tiba-
tiba dalam pikiran kita, dimanapun kita berada dalam
sebuah buku kecil. Gagasan dapat berbeda-beda, yang
terpenting adalah menampung semua ide yang tiba-tiba
muncul. Rekam berbagai bentuk ataupun sesuatu yang
unik menurut kita sebagai arsitek, yang tentu saja
menunjang ide dan gagasan awal, dengan
menggambarkannya dalam buku kecil.
b. Gunakan skala dan cara yang berbeda-beda dalam setiap
gagasan atau masalah, tuangkan segala gagasan tersebut
dalam bentuk yang berbeda-beda, seperti gagasan
gubahan massa, denah, potongan, tampak, perspektif
ataupun pemandangan suasana yang menarik. Jika perlu

 2011 ari widyati purwantiasning

55
bawalah penggaris berskala, yang kecil dan mudah untuk
dibawa kemana saja.
c. Pikiran kita adalah bersifat menjajal dan juga membuka
kemungkinan-kemungkinan yang ada, dengan adanya
sketsa kasar diharapkan pada tahap pengembangan dapat
lebih jelas arahnya
d. Perlihatkan berbagai alternatif perluasan gagasan, hal ini
akan menimbulkan adanya situasi dimana pengamat
diajak untuk berpikir

Dari sinilah kita sebagai arsitek dapat memahami bahwa


proses berpikir gambar ini akan sangat membantu dalam
mengembangkan gagasan dan ide yang sedang mekar.
Menggunakan gambar sebagai sarana untuk menemukan
sesuatu, bukan untuk memberi kesan kepada orang lain.

 20011 ari widyati purwantiasning

56
Contoh sketsa dari hasil berpikir gambar oleh
Frank Owen Gehry seorang arsitek terkenal dari Canada,
Walt Disney Concert Hall
sumber: http://www.architectur_week.com/20031217/design_1-1.html

 2011 ari widyati purwantiasning

57
Dibawah ini juga diberikan contoh-contoh sketsa dari hasil
berpikir gambar oleh Frank Owen Gehry dalam upayanya
mencari ide/ gagasan dan berkomunikasi dalam arsitektur
dalam proses merancang.

 20011 ari widyati purwantiasning

58
 2011 ari widyati purwantiasning

59
Sementara berikut adalah hasil mahakarya Frank Owen Gehry
di penjuru dunia, bentuk disainnya yang unik dan
berkarakter, membuatnya menjadi symbol arsitektur dunia.

 20011 ari widyati purwantiasning

60
 2011 ari widyati purwantiasning

61
Contoh sketsa dari hasil berpikir
gambar oleh Renzo Piano
Aurora Place, Sidney Australia
sumber: http://renzopiano.com

Di antara arsitek modern, Alvar Aalto meninggalkan satu


contoh terbaik tentang tradisi berpikir gambar. Sketsa yang
dibuatnya dalam waktu relatif singkat dan cepat, selain itu
juga beragam dan mengacu pada persoalan dengan cekatan.
Tangan, mata dan pikiran tercurah padanya. Sketsa tersebut
mencerminkan tingkat perkembangan, ketangguhan dan
kejelasan gagasan Aalto.

 20011 ari widyati purwantiasning

62
Proses berpikir gambar dapat dipandang sebagai percakapan
dengan diri sendiri, mengapa? Karena selama proses berpikir
dengan gambar tersebut, kita sebagai tenaga ahli profesional
berusaha menuangkan ide kita yang akhirnya bentuk
keluaran nyatanya adalah sebuah sketsa. Orang tidak akan
tahu ide-ide atau gagasan seorang arsitek, bila sang arsitek
hanya ngecap semata, seolah-olah hal yang dia bicarakan dan
jelaskan adalah sesuatu yang riil dan dapat dilihat. Orang
awam hanya dapat melihat ide kita, bila seorang arsitek
menuangkannya dalam sebuah gambar dan sketsa.

Proses komunikasi itu sendiri melibatkan imaginasi yang


akan dibuat sketsanya, yaitu melibatkan mata, benak atau
pikiran dan juga tangan. Bagaimanakah ketiga unsur ini dapat
bergabung menciptakan suatu jaringan proses dan
menghasilkan gagasan-gagasan yang belum ada dalam pikiran
kita.

Gagasan baru sesungguhnya adalah cara baru memandang


dan memadu gagasan lama. Semua gagasan dapat dikatakan
berhubungan, lalu proses berpikir mengocok semuanya,
memperhatikan beberapa diantaranya dan menggabung-

 2011 ari widyati purwantiasning

63
gabungnya kembali. Dalam proses komunikasi ini, keempat
unsur, yaitu mata, tangan, pikiran dan juga sketsa, dapat
menambah, mengurangi ataupun mengubah informasi yang
melintasi rangkaian komunikasi.

Sketsa ide ini merupakan proses berpikir dengan gambar, yaitu salah satu proses
komunikasi arsitektur di dalam diri si arsitek.
Sumber: sketsa ide oleh Masdar Djamaludin

Mata melalui kemampuan melihatnya dapat memilah ide-ide


yang terekam yang juga akan tertuang dalam sketsa. Dan ini
akan bermanfaat dalam mengesampingkan segala informasi
yang tidak berkaitan dengan ide kita.

 20011 ari widyati purwantiasning

64
Pikiran atau benak, akan mengolah ide-ide yang sudah ada
menjadi suatu gagasan baru, dengan bertambahnya informasi.
Tangan dan juga sketsa mempunyai peran penting, karena
kadangkala ide dan gagasan yang ada di kepala kita akan lain
bila dituangkan dalam gambar, dan disinilah peran penting
dari tangan dalam mewujudkan ide dalam benak kita.
Kemampuan menggambar, bahan dan media yang dipakai dan
suasana batin kita, dapat menjadi sumber perubahan. Bahkan
image pada kertas pun dapat berubah.

Kesanggupan berpikir gambar terletak pada perputaran


informasi yang melanjut dari kertas ke mata, ke benak, ke
tangan dan kembali lagi ke kertas. Secara teori, semakin
sering informasi melintasi rangkaian itu, semakin banyak pula
kemungkinan berubahnya.

Berpikir gambar memanfaatkan kekuatan mata, dengan


melahirkan sketsa-sketsa tersebut kita beri sifat ragawi yang
berada di luar benak kita, suatu wujud yang berdiri sendiri
tanpa batas waktu. Berpikir gambar sebagai pikiran yang
diungkapkan, memiliki beberapa kelebihan juga dibandingkan
dengan pikiran yang tersimpan dalam benak.

 2011 ari widyati purwantiasning

65
a. pertama: keterlibatan indera secara langsung dengan
bahan memberi kesuburan pada indera secara harfiah, hal
itu memberi makanan bagi pikiran kita

b. kedua: berpikir sambil menggarap bangunan yang nyata


memberi kesempatan untuk menemukan hal yang tak
terduga dan menguntungkan pada waktu mencari hal
yang lain

c. ketiga: berpikir dalam tautan yang langsung dengan


penglihatan, rabaan dan gerak menimbulkan rasa
perjumpaan langsung dan nyata, serta rasa berbuat

Sketsa kasar memungkinkan kita untuk mengamati banyak


informasi dalam waktu bersamaan, sketsa menghidangkan
pertalian, dan memberikan seluk beluk persoalan.

Jangan salah, karena hampir kebanyakan bangunan-bangunan


besar dan terkenal di dunia ini, merupakan rancangan dari
hasil coretan belaka. Yang kemudian coretan-coretan tersebut
berkembang menjadi suatu desain yang indah dan
spektakuler. Sebagai contoh adalah karya dari Renzo Piano,

 20011 ari widyati purwantiasning

66
yang semula ia hanya mencoretkan di atas kertas bentuk
kerucut yang terbalik, yang akhirnya sekarang justru menjadi
simbol dari Gedung Kacanya di Sydney, Australia.

Semoga saja hal tersebut dapat memberikan kepercayaan diri


bagi seorang arsitek, sehingga tidak merasa minder dengan
disainnya yang menurutnya hanya biasa-biasa saja.

CUPLIKAN IDE SEBAGAI AWAL DISAIN


Sebelum mengawali sebuah disain, biasanya seorang arsitek
meluangkan waktunya untuk berimaginasi, bahwa
menenangkan waktu untuk berpikir. Berpikir disini bukanlah
berpikir seperti halnya memecahkan suatu masalah
matematika ataupun fisika, dimana ilmunya merupakan ilmu
pasti, yaitu satu tambah satu sama dengan dua, namun
berpikir disini adalah mengumpulkan ide-ide atau gagasan,
dalam memulai sebuah proses perancangan arsitektur.
Berpikir dalam proses ini juga merupakan salah satu proses
komunikasi arsitektur. Seorang arsitek sudah dibiasakan
sejak dini, untuk selalu membiasakan diri mengumpulkan
semua ide dan gagasannya dengan mencoret-coretnya di atas
kertas. Hal ini tentu saja akan memudahkan dalam proses

 2011 ari widyati purwantiasning

67
komunikasi arsitektur lebih lanjut. Cuplikan ide-ide disini
dimaksudkan nantinya untuk dirangkum sehingga
menghasilkan karya arsitektur yang mempunyai nilai estetika.

Dua gambar diatas menunjukkan perbedaan, seorang ilmuwan dan seorang arsitek dalam
berpikir. Seorang ilmuwan berpikir ilmu pasti, sementara seorang arsitek berpikir
tentang munculnya sebuah ide/ gagasan disain

 20011 ari widyati purwantiasning

68
Berikut adalah salah satu contoh cuplikan sketsa ide yang
dilakukan seorang arsitek yaitu Masdar Djamaludin dalam
mencoba menuangkan ide sebuah monumen.

Sketsa cuplikan ide sebagai salah satu proses komunikasi arsitektur


oleh seorang arsitek
Konsep Monumen Tugu Tapak oleh Masdar Djamaludin

ANALISA TAPAK
Sesaat setelah arsitek mendapatkan tugas dari seorang klien,
hal yang pertama kali harus dilihat adalah tapak atau lokasi
lahan tempat bangunan tersebut akan dibangun. Arsitek
biasanya akan langsung melakukan survey lapangan ke tapak

 2011 ari widyati purwantiasning

69
yang dimaksud. Setelah adanya bayangan tentang tapak
tersebut, arsitek dapat memulai proses komunikasi arsitektur
dengan menerawang tapak yang disesuaikan dengan kondisi
sekitarnya. Cuplikan-cuplikan ide akan orientasi bangunan,
massa bangunan dan semua hal yang berhubungan dengan
tapak dapat dimulai. Seluruh ide di dalam kepala, dituangkan
dalam bentuk coretan-coretan gambar di atas kertas dengan
menggunakan gambar tapak sebagai pedoman dan panduan
mememulai proses perancangan.

Di dalam menerawang tapak ini juga termasuk analisa tapak,


dari mulai analisa pencahayaan, aklimatisasi, kebisingan,
aliran angin, dan lainnya yang nantinya akan berpengaruh
pada orientasi massa bangunan dan juga akses masuk ke
dalam bangunan.

Proses komunikasi arsitektur di dalam diri si arsitek dengan


cara berkunjung ke tapak dan memulai pengalaman ruang di
dalam tapak mengingatkan pada saat Ridwan Kamil
memberikan kuliah umumnya di Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta. Hal yang paling
mendasar adalah jangan merancang sebuah bangunan tanpa

 20011 ari widyati purwantiasning

70
survey ke lokasi tapak. Karena pengalaman ruang di lokasi
dapat diterjemahkan dengan sebuah puisi bangunan. Ide yang
muncul saat ke lokasi tapak akan bermunculan disesuaikan
dengan kondisi tapak yang ada.

PENETAPAN KONSEP GAYA ARSITEKTUR dan FUNGSI


Setelah proses penerawangan dan analisa tapak telah selesai
dilakukan, maka sebuah konsep massa telah terbentuk,
walaupun masih dalam bentuk coretan-coretan, belum berupa
massa bangunan yang pasti. Sebuah proses disain adalah
proses yang selalu berkembang dengan adanya ide-ide baru
yang muncul, selama disain tersebut belum mendapat
persetujuan dari pihak pemilik. Dari konsep massa tersebut,
arsitek dapat mengembangkan idenya dengan memberikan
batasan disain pada gaya disain apa yang akan digunakan
pada proses disain tersebut. Konsep gaya arsitektur adalah
konsep yang berawal dari karakter dari si arsitek yang
disesuaikan dengan keinginan dari pemberi tugas. Dengan
adanya pemilihan konsep gaya arsitektur tertentu, maka
proses disain akan dibatasi oleh konsep gaya tertentu. Hal ini
tentu saja bermanfaat bagi si arsitek, karena dengan adanya

 2011 ari widyati purwantiasning

71
pembatasan tersebut, arsitek tidak akan terlalu bias
keberbagai konsep gaya arsitektur.

Konsep gaya arsitektur juga harus disesuaikan dengan jenis


dan fungsi bangunan tersebut, jangan sampai ada salah
penggunaan konsep sehingga terkesan adanya salah disain
dalam suatu bangunan. Misalnya, fungsi bangunan adalah
bangunan ibadah, namun arsitek menggunakan konsep gaya
mediteranian sehingga bangunan ibadah tersebut terkesan
ceria, dan berwarna warni. Hal ini tentu saja membuat
konotasi dan kesan bangunan ibadah yang suci dan agung
menjadi hilang.

Secara harfiah dan pengertian sederhana, fungsi dapat


dimaknai sebagai kegunaan. Fungsi juga dapat dimaknai
sebagai suatu cara untuk memenuhi keinginan. Fungsi timbul
sebagai akibat adanya kebutuhan manusia dalam
mempertahankan dan mengembangkan hidup. Berikut akan
dipaparkan mengenai makna fungsi dari beberapa teori.

 20011 ari widyati purwantiasning

72
FUNGSI MENURUT GEOFFREY BROADBENT
Fungsi adalah apa saja yang diekspresikan dan
diinformasikan arsitektur.

Menurut Geoffrey fungsi dalam arsitektur dapat diuraikan


menjadi 6 fungsi :
1. ENVIRONMENTAL FILTER (Penangkal Faktor Lingkungan)
2. CONTAINER ACTIVITY (Wadah Kegiatan)
3. CAPITAL INVESTMENT (Investasi/ Penanaman Modal)
4. SYMBOLIC FUNCTION (Fungsi Simbolik)
5. BEHAVIOR MODIFIER (Pengarah Perilaku)
6. AESTHETIC FUNCTION (Fungsi Estetika)

FUNGSI MENURUT CHRISTIAN NORBERG SCHULTZ


Fungsi adalah tugas dan pekerjaan yang harus dijalankan
oleh sebuah lingkungan
Menurut Schultz fungsi dalam arsitektur dapat diuraikan
dalam 4 fungsi :
1. PHYSICAL CONTROL (Pengendali Faktor Alam)
2. FUNCTIONAL FRAME (Kerangka Fungsi)
3. SOCIAL MILIEU (Lingkungan Sosial)
4. CULTURAL SYMBOLIZATION (Simbol Budaya)

 2011 ari widyati purwantiasning

73
FUNGSI MENURUT LARRY R. LIGO
Fungsi adalah tugas atau efek yang ditimbulkan
arsitektur
Menurut Ligo fungsi dalam arsitektur dapat diuraikan dalam
5 fungsi :
1. STRUCTURE FUNCTIONAL (Fungsi Struktur)
2. PHYSICAL FUNCTION (Fungsi Fisik)
3. PSYCHOLOGICAL FUNCTION (Fungsi Psikologis)
4. SOCIAL FUNCTION (Fungsi Sosial)
5. CULTURE / EXISTENTIAL FUNCTION (Fugsi Budaya)

Dalam arsitektur fungsi mempunyai beberapa definisi, yaitu:


1. FUNGSI ADALAH PROSES
Dalam proses penciptaan suatu karya arsitektur fungsi
juga sejalan dengan proses tersebut. Unsur
pemakai/pengguna, pemilihan komponen bangunan,
penyusunan ruang, pengolahan bentuk dan proses
penciptaan lainnya akan dideteksi dari fungsi setiap
aspek
2. FUNGSI ADALAH TUJUAN
Karena fungsi adalah proses, maka akan mengarah
pada satu tujuan dan karenanya arsitektur diciptakan

 20011 ari widyati purwantiasning

74
3. FUNGSI ADALAH KESELURUHAN
Fungsi mengacu pada keseluruhan / totalitas karya
arsitektur
4. FUNGSI ADALAH PERILAKU
Dalam sistem arsitektur, fungsi dipengaruhi oleh
kecenderungan perilaku yang timbul dalam setiap
tahapan prosesnya
5. FUNGSI ADALAH HUBUNGAN
Sebagai suatu sistem, maka fungsi berada dalam
keterkaitan antara komponen satu dengan lainnya

MAKNA FUNGSI DALAM ARSITEKTUR


FUNGSIONALISME BENTUK
Peran fungsi dalam bentuk arsitektur memiliki makna paling
awal. Paling banyak dikenal dan paling lazim Form Follow
Function
1. Segala rancangan arsitektur terjadi karena fungsi
2. Pembedaan bagian bangunan menurut tujuannya
3. Rancangan bangunan untuk memenuhi kebutuhan
manusia
4. Bentuk berasal dari keinginan pemakai

 2011 ari widyati purwantiasning

75
FUNGSIONALISME KONSTRUKSI
Struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas
tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi Form Follow
Structure Function
1. Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi
dan bahan bangunan
2. Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur,
jelas dan wajar tanpa disembunyikan
3. Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui
elemen strukturnya sendiri

FUNGSIONALISME EKSPRESI
Memperlihatkan GUNA dan STRUKTUR secara bersama-sama
dalam arsitektur
1. Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di
dalamnya
2. Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi
3. Rancangan bangunan memperlihatkan struktur &
konstruksi serta peralatan bangunan secara menonjol

 20011 ari widyati purwantiasning

76
FUNGSIONALISME GEOMETRIS
Mencoba mengabaikan guna dan memusatkan perhatian pada
cara dimana geometri bangunan berfungsi secara visual
Function Follow Form
1. Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan
guna, tetapi akibat penyesuaian bentuk geometris itu
sendiri
2. Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas
dari ornamen
3. Nilai estetis didapat dari pengolahan elemen geometri

FUNGSIONALISME EKONOMIS
Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya
arsitektur
1. Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan
secara ekonomis
2. Penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan
efisien

FUNGSIONALISME KULTURAL
Penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan manusia
secara sentral

 2011 ari widyati purwantiasning

77
Form Follow Culture
1. Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial
budaya pemakai
2. Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak,
kecenderungan dan nafsu serta cita-cita

PEMISAHAN ZONA (ZONING)


Tahap penzoningan merupakan tahap yang paling penting di
dalam proses disain, karena tahap ini menentukan
pembentukan organisasi ruang sebuah bangunan.
Penzoningan berawal pada pemisahan zona massa bangunan
di dalam tapak, dan setelah itu penzoningan di dalam massa
bangunan itu sendiri. Penzoningan ini juga merupakan bagian
dari komunikasi dalam arsitektur, dimana si arsitek berusaha
untuk berkomunikasi dengan alam pikirnya dan juga kondisi
eksisting dari lokasi tapan yang akan direncanakan.

Pada dasarnya sebuah bangunan terdiri dari bermacam ruang


yang mempunyai fungsi berbeda. Fungsi ruang dapat dibagi
menjadi 4 kelompok besar, yaitu: ruang publik, ruang, privat,
ruang sirkulasi, dan ruang servis.

 20011 ari widyati purwantiasning

78
RUANG PUBLIK
Adalah ruang umum, misalnya lobi, hall
Syarat fisik :
1. Mudah dicapai dan dimasuki
2. Mudah keluar terutama kalau ada bahaya kebakaran
3. Jalan keluarnya langsung diarahkan ke ruang terbuka
Syarat psikis :
1. Ventilasi dan penerangan
2. Pemandangan, hubungan interior dengan eksterior
melalui bukaan
3. Efek penerangan buatan yang cocok

RUANG PRIVAT
Adalah ruang yang dipakai untuk kepentingan pribadi,
misalnya kamar tidur, ruang kerja, dll.

RUANG SERVIS
Adalah sarana pemeliharaan dan tempat untuk melayani
kebutuhan pribadi para pemakai gedung, seperti dapur,
gudang, tempat jemur.
Syarat umum daerah servis :

 2011 ari widyati purwantiasning

79
1. Jarak sependek mungkin dengan daerah lain dalam
bangunan
2. Sesedikit mungkin atau tanpa cross circulation
3. Pola susun ruang mengelompok

RUANG SIRKULASI
Adalah jalan lalu dari jalan masuk di luar bangunan sampai
masuk ke dalam bangunan.
1. Sirkulasi Horizontal : gang/selasar, ruang peralihan
2. Sirkulasi Vertikal : penghubung dari lantai ke lantai,
seperti tangga, ramp, eskalator, lift

Syarat sirkulasi horisontal:


1. Urutan yang logis baik dalam ukuran ruang, bentuk
dan arah
2. Pencapaian yang mudah dan langsung dengan jarak
sependek mungkin
3. Memberi gerak yang logis dan pengalaman yang indah
bermakna
4. Aman, persilangan arus sirkulasi sesedikit mungkin
atau dihindari sama sekali
5. Cukup terang

 20011 ari widyati purwantiasning

80
SIRKULASI VERTIKAL: TANGGA
1. Penempatan
2. Arah
3. Efek
4. Lebar dan Mutu Bahan
5. Tangga Kebakaran

PENGGUNAAN MATERIAL BANGUNAN


Penetapan penggunaan material bangunan juga menjadi salah
satu tahap dalam proses perancangan arsitektur, dimana
didalamnya merupakan proses komunikasi dalam arsitektur.
Penggunaan material bangunan disesuaikan dengan konsep
gaya arsitektur dan juga fungsi bangunan. Jangan sampai
konsep gaya arsitektur yang ditetapkan adalah konsep gaya
modern, tetapi menggunakan bahan bangunan yang masih
konvensional, hal ini akan berpengaruh pada tampak dari
hasil karya arsitektur nantinya. Saat ini trend material
bangunan yang digunakan kebanyakan adalah bahan
bangunan yang ramah lingkungan. Material bangunan yang
bagaimanakan yang bisa disebut sebagai bahan bangunan
yang ramah lingkungan? Ada beberapa kriteria yang dapat
dimasukkan dalam bahan bangunan yang ramah lingkungan.

 2011 ari widyati purwantiasning

81
Material ramah lingkungan yang disebutkan diatas
kriterianya dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan


b. dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat
berbahaya bagi lingkungan
c. dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita
makin dekat dengan alam karena kesan alami dari material
tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah, kayu
pada pepohonan)
d. bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak
memerlukan ongkos atau proses memindahkan yang besar,
karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material
tersebut ke lokasi pembangunan)
e. bahan material yang dapat terurai dengan mudah secara
alami

 20011 ari widyati purwantiasning

82
Bagian Keempat

[MEDIA KOMUNIKASI ARSITEKTUR]

PENDAHULUAN
Seperti telah dijabarkan sebelumnya, bahwa salah satu cara
untuk berkomunikasi dalam dunia arsitektur adalah dengan
menuangkan segala ide dan gagasan seorang arsitek dalam
bentuk gambar. Tentu saja gambar yang disajikan untuk
keperluan presentasi kepada pihak klien atau pemberi tugas,
bukan hanya gambar asal, berupa gambar coret-coretan
belaka. Tetapi merupakan gambar presentasi dengan
penyajian yang semenarik mungkin untuk mencapai tujuan
awal sang arsitek, yaitu menjual gagasan dan idenya, sehingga
pihak pemberi tugas akan tertarik dengan desain yang
disajikan.

Selain untuk menambah cantik suatu desain, presentasi atau


penyajian gambar dalam arsitektur juga dapat digunakan
untuk menutupi kekurangan dari suatu konsep atau ide. Hal
pertama yang menjadi strategi di sini adalah, arsitek harus
berhasil menarik sang klien untuk menerima gagasan
awalnya, dan kemudian menandatangani kontrak kerjanya.
 2011 ari widyati purwantiasning

83
Selanjutnya desain dapat diperbaiki berjalan dengan
munculnya ide-ide pengembangan.

Pemberi tugas pasti tidak akan tertarik sama sekali untuk


membeli sebuah desain atau gagasan, bila pada awalnya, dia
melihat penyajian arsitektur yang serba tidak menarik atau
asal saja.

Untuk itu presentasi atau penyajian gambar arsitektur


merupakan bagian yang terpenting sebagai cara mewujudkan
hasil akhir arsitek baik berupa hasil perancangan maupun
karya berupa gambar. Berikut ini adalah contoh bagaimana
karya arsitektur dalam bentuk gambar dua dimensi disajikan
dalam layout yang diharapkan dapat menarik bagi calon klien.

Dalam penyajian ini ada beberapa teknik presentasi yang


biasanya digunakan oleh seorang arsitek untuk lebih
meyakinkan orang lain melalui keseriusan, ketekunan yang
menghasilkan karya gambar yang tidak sekedar indah untuk
dilihat melainkan juga mudah untuk dimengerti.

 20011 ari widyati purwantiasning

84
Contoh layout penyajian gambar Proyek Rumah Tinggal Keluarga Yasmin S
Mulyono, Bintara Asri
Koleksi Pribadi Ari Widyati Purwantiasning
Layout oleh: Wafirul Aqli

 2011 ari widyati purwantiasning

85
Dalam membantu penyajian yang menarik dari penyajian
karya arsitektur, pada dasarnya, ada beberapa jenis penyajian
gambar yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. FOTOGRAFI ARSITEKTUR
Pengertian dari istilah fotografi arsitektur ternyata cukup
kompleks. Kriteria yang baku agaknya terlalu sulit untuk
diterapkan. Hasil fotografi dapat berarti arsitektur tetapi
dalam konteks dan situasi yang berbeda dapat berarti lain.
Pendekatan yang paling mengena adalah jika fotografer
membuat dokumentasi dari suatu obyek interior atau
eksterior dari hasil karya seorang arsitek, maka hasil
fotonya akan merupakan fotografi arsitektur.

Estetika dari foto tersebut tidaklah terlalu penting, tetapi


kejelasan dari hasil rancangan yang tercatat itu lebih
penting. Keahlian fotografer arsitektur terlihat dari hasil
yang tidak sekedar suatu dokumentasi. Karena yang
diharapkan fotografer dapat menampilkan tidak hanya
kepentingan dokumentasi tetapi juga estetika, seni,
ekspresi, komunikasi, etika, imaginasi, abstraksi, realita,

 20011 ari widyati purwantiasning

86
emosi, harmoni, drama, waktu, dan kejujuran serta
dimensi yang tersirat.

Sama seperti halnya fotografi biasa, fotografi arsitektur


juga mengenal pencahayaan dan komposisi. Fotografi itu
pada dasarnya melukis dengan cahaya, baik cahaya alami
maupun cahaya buatan. Terkadang kita perlu
menambahkan filter lensa agar hasilnya lebih dramatis
atau juga menggunakan perspective correction supaya
bangunan tetap terlihat tegak lurus.
Di bawah ini ditampilkan beberapa contoh fotografi
arsitektur:

Contoh Fotografi Arsitektur di Kota Liverpool


Foto koleksi Ari Widyati Purwantiasning

 2011 ari widyati purwantiasning

87
Contoh Fotografi Arsitektur
Universitas Syah Kuala Banda Aceh
Foto koleksi Masdar Djamaludin

Contoh Fotografi Arsitektur


Salah satu supermall di Jakarta
Foto koleksi Masdar Djamaludin

 20011 ari widyati purwantiasning

88
Contoh Fotografi Arsitektur
Katedral di Kota Liverpool
Foto koleksi Ari Widyati Purwantiasning

 2011 ari widyati purwantiasning

89
2. PRESENTASI AIRBRUSH
Airbrush adalah alat pewarna mekanik dengan
menggunakan campuran cat dan air yang akan
menghasilkan berbagai komposisi di permukaan kertas
sesuai dengan udara yang disemprotkan. Udara tersebut
dihasilkan oleh semacam kompresor yang disalurkan
melalui selang penghubung pena airbrush.

Pewarna yang dapat dipergunakan bervariasi dari tinta cat


air, cat poster, acrylic, dan tinta pewarna khusus airbrush.
Beberapa pewarna merupakan tinta tahan air. Disamping
peralatan tersebut juga menggunakan masking film, untuk
menutupi bagian yang tidak akan diwarnai, ada juga yang
berupa cairan.

Kertas untuk airbrush biasanya permukaannya keras dan


licin serta tidak menyerap warna. Pena airbrush dapat
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. single action fixed: yaitu dengan menggunakan


tombol sederhana, daya semprot dan tekstur yang
dihasilkan tidak dapat bervariasi

 20011 ari widyati purwantiasning

90
b. double action fixed: terdapat tombol pengontrol
keluarnya cairan dan udara, variasinya terbatas

c. double action independent: seorang seniman atau


arsitek dapat lebih seksama melakukan kontrol
terhadap hasil keluaran airbrush. Untuk gambar
arsitektur biasanya hanya dipergunakan untuk bidang-
bidang yang luas karena untuk bidang yang kecil
memerlukan waktu cukup lama untuk menutupi
bagian-bagian yang tidak diberi warna.

Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik airbrush, tekstur titik-titik


dari semprotan cat terlihat jelas
Proyek Summit Pool & Cafe Pangrango Plaza Bogor,
koleksi Ari Widyati Purwantiasning,
Visual Image oleh: Dodi Yunan Nasution

 2011 ari widyati purwantiasning

91
3. PENSIL WARNA
Menggambar dengan pensil warna juga merupakan
persiapan yang baik untuk kemudian diselesaikan dengan
menggunakan teknik yang lain seperti cat air, spidol, atau
cat poster.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam


penggunaan teknik pensil warna ini, yaitu:
a. pensil warna harus selalu runcing dengan cara meraut
atau menggunakan kertas amplas
b. tekanan yang ringan akan menghasilkan tone terang
dan tekanan yang kuat akan mengasilkan tone gelap
yang akan menutup serat kertas
c. untuk membuat garis tipis atau detail, peganglah
pensil seperti pada saat kita menulis. Untuk bidang
yang luas peganglah pensil dengan batang pensil dalam
telapak tangan dengan ujung pensil horisontal pada
kertas
d. ketika mewarnai, harus diingat untuk memulai dengan
warna yang lebih terang, kemudian sedikit demi
sedikit ditutup dengan warna yang lebih gelap.
Mewarnai dari terang ke gelap, dapat memberikan

 20011 ari widyati purwantiasning

92
tekanan atau mencampur warna dengan cara
menumpuk warna di atas warna yang terang.

Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik menggambar arsitektur


Dengan teknik pewarnaan menggunakan pensil warna dan cat air
Gedung BNI 46
Oleh: Dodi Yunan Nasution

 2011 ari widyati purwantiasning

93
4. MENGGAMBAR ARSITEKTUR
Satu penyajian arsitektur yang dianggap penting adalah
menggambar arsitektur. Menggambar arsitektur di sini
berarti adalah menggambar suatu bangunan atau benda
yang berhubungan dengan arsitektur. Ada perbedaan
menggambar bangunan oleh arsitek dengan pelukis.
Pelukis lebih menekankan dari segi artistik sebuah lukisan
sedangkan hasil lukis arsitek akan tergantung dari apa
yang dapat disampaikan dari bangunan yang
digambarkan, apakah arsitek melukiskan keindahan atau
sebuah karya arsitektur yang bagus.

Sebuah gambar arsitektur digunakan sebagai bagian untuk


berkomunikasi, gambar yang bagus akan lebih berguna
untuk lebih menjelaskan maksud dari karya arsitektur
tersebut.

 20011 ari widyati purwantiasning

94
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik menggambar arsitektur
Dengan menggunakan pensil dan teknik mewarnai menggunakan pensil warna
Pesantren Aceh Selatan
Oleh: Masdar Djamaludin

Gambar yang dihasilkan oleh arsitek lebih bermakna


karena sudut pengambilan gambar oleh arsitek biasanya
diperhitungkan akan menjadi bagian yang paling menarik
dari hasil rancangannya. Arsitek biasanya memulai dengan
sketsa yang bukan saja sekedar catatan pemikiran, tetapi
juga sebagai acuan pengembangan hasil akhirnya kelak.
Beberapa arsitek dikenal karena kemampuan
rancangannya juga sekaligus hasil presentasi gambar yang
bagus seperti Hugh Feniss, Caesar Pelli. Ada juga yang
karena keahliannya, arsitek kemudian beralih profesi sebagai
pembuat artist impression.
 2011 ari widyati purwantiasning

95
5. PENSIL
Pensil adalah alat bantu menggambar yang paling
sederhana dan murah. Yang diperlukan hanyalah pensil
dengan ukuran HB/F, B, 2B, 4B serta sebuah penghapus.
Karena pensil adalah alat untuk membuat titik atau garis,
latihan yang terbaik adalah membuat gambar garis,
macam-macam garis panjang dan pendek, tipis, sedang
dan tebal, lurus atau bergelombang, melengkung,
terputus-putus, titik-titik maupun kombinasi garis dan
titik. Kemudian dapat dilanjutkan dengan latihan
membuat gradasi tone dan patterns. Baik dengan cara
menggunakan garis, titik-titik maupun dengan
menggosokkan pensil berulang-ulang secara tidak teratur.
Ada tiga jenis permukaan pensil yang biasanya digunakan,
yaitu:
a. typical point: runcing, dan tajam, cocok untuk semua
jenis penggunaan
b. blunt point: berbentuk gepeng, banyak digunakan
untuk membuat detail yang menjelaskan bentuk bujur
sangkar atau persegi seperti batu bata, panel kaca atau
sirap/ papan.

 20011 ari widyati purwantiasning

96
c. chisel point: bentuk ini biasanya digunakan untuk
membuat garis tipis atau tebal, tergantung dari cara
kita memegang pensil tersebut. Selain itu, pensil juga
dapat digunakan sebagai dasar untuk pemakaian
rapido, cat air dan teknik lainnya.

Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik menggambar arsitektur


dengan menggunakan teknik rendering pensil
Bandara Soekarno Hatta
Oleh: Dodi Yunan Nasution

 2011 ari widyati purwantiasning

97
6. RAPIDO/ SIGN PEN
Teknik rapido atau signpen termasuk teknik tinta yang
paling banyak digunakan dalam presentasi arsitektur.
Keuntungan penggunaan tinta adalah kemampuannya
untuk menggambar detail yang paling kecil sekalipun.

Pada prinsipnya, teknik tinta dapat diuraikan sebagai


berikut:
a. variasi tebal tipis gambar, biasanya penggunaan garis
tebal digunakan untuk bentuk-bentuk utama (fore
ground) dan garis yang tipis untuk elemen penunjang
(back ground)
b. pola garis menunjukkan perbedaan kualitas dan
tekstur. Pola garis yang lurus dan bersih untuk
struktur yang kaku, pola tak beraturan untuk bidang
kasar
c. kontrol garis setiap saat, karena tiap bagian harus
tergambar dengan cermat
d. tentukan ukuran yang tepat bagi tiap garis. Makin
banyak berlatih, makin berkembang pula variasi dan
mutu gambar

 20011 ari widyati purwantiasning

98
Dengan tinta rapido, dapat menghasilkan gambar yang
tahan air. Ketegasan garis yang dihasilkan membuat
gambar menarik dan berkesan alami, sedangkan bayangan
dan naungan dengan teknik garis dan titik akan
membentuk dimensi antar ruang.

Pena rapido mempunyai beberapa jenis mata pena dari


yang terkecil 0.1 mm sampai dengan 1,4 mm.
Penggunaannya disesuaikan dengan seberapa penting
benda yang akan digambar.

7. SPIDOL
Spidol tersedia dengan dua macam tinta, yaitu:
a. tinta yang mudah menguap (marker) dan
b. tinta yang tidak mudah menguap

Berdasarkan bentuk ujung spidol, dapat dibedakan


menjadi 3 jenis:
a. spidol dengan ujung runcing digunakan untuk
menggambar sketsa atau mewarnai bidang yang
sempit

 2011 ari widyati purwantiasning

99
b. spidol dengan ujung bulat digunakan untuk membuat
garis dari agak lebar menjadi lebar dan mengisi bidang
gambar yang agak luas
c. spidol dengan ujung miring (sedang-lebar) sangat baik
untuk membuat garis dengan berbagai ukuran atau
untuk mewarnai bidang yang luas.
d. spidol dengan ujung miring (sedang-lebar) sangat baik
untuk membuat garis dengan berbagai ukuran atau
untuk mewarnai bidang yang luas.
Kertas yang baik untuk spidol, harus mempunyai ciri-ciri:
a. harus berserat lembut, yaitu tanpa serat atau dengan
serat sangat lembut
b. tidak terlalu menyerap, sehingga tinta tidak akan
c. menyebar ke seluruh permukaan kertas
d. harus cepat menahan tinta, sehingga warna dapat
diperluas sebelum mengering, karena tinta yang
digunakan adalah tinta transparan atau terang, teknik
dasarnya sama dengan penggunaan cat air. Warna
transparan akan membuat goresan spidol atau warna
lain yang sudah digunakan sebelumnya terlihat. Warna
terang harus dipergunakan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.

 20011 ari widyati purwantiasning

100
MEDIA KOMUNIKASI DENGAN TEKNIK GAMBAR
KOMPUTER

Komunikasi tidak hanya sekadar kata-kata, tetapi dapat


divisualisasikan dengan gambar. Komunikasi sebagai satu
rangkaian kehidupan sosial manusia yang tidak dapat
dipisahkan. Grafis sebagai alat komunikasi bagi para desainer
atau arsitek yang telah terpola, sebagai sarana penuangan ide-
ide kreatif imajinatif desainer atau arsitek. Pola tersebut
sebagai wujud keterikatan pekerjaan antara perancang selaku
arsitek dengan pemberi pekerjaan, antara sesama perancang,
serta pelaksana pekerjaan.

Komunikasi grafis sebagai wujud perpaduan (mixed) antara


kata-kata dan gambar-gambar perspektif terukur, sketsa-
sketsa tiga dimensi yang proporsional, dan amat menarik
apabila tersaji berwarna (colorfull). Hal tersebut
diperuntukkan agar mempermudah masyarakat untuk dapat
membayangkan rancangan yang diusulkan, sehingga akan
lebih mudah untuk menjelaskannya secara teknis maupun
disain dari seorang arsitek kepala kliennya dalam proses
komunikasi arsitektur.

 2011 ari widyati purwantiasning

101
Dalam komunikasi visual dalam rancangan arsitektur,
diperlukan kecepatan penyajian informasi rancangan dan
akurasi informasi rancangan. Dengan adanya tuntutan ini,
maka piranti bantu Computer Aided Design (CAD) dapat
menjadi salah satu solusinya. Dan seiring dengan
perkembangan teknologi, CAD ini pun berkembang menjadi
lebih baik dengan beberapa program lainnya, seperti
ECOARCHICAD, ARCHICAD dan lainnya yang mendukung
proses perancangan maupun perencanaan arsitektur.

Penyajian gambar dengan menggunakan software komputer


saat ini sudah dikenal oleh hampir seluruh pemeran penyaji
karya arsitektur dari mulai mahasiswa sampai dengan arsitek
ataupun perencana. Selain memudahkan, program ini juga
mempercepat proses produksi gambar baik gambar pra
rencana maupun gambar pelaksanaan.

Software yang digunakan pun juga bermacam-macam, dari


mulai program standar seperti Auto CAD sampai dengan
Archi CAD dan program tiga dimensi seperti VIS dan 3D MAX.
Kemutakhiran pada program-program komputer tersebut
mempunyai kelebihan diantaranya adalah kecepatan dalam

 20011 ari widyati purwantiasning

102
proses pengambaran dan juga hasil akhir visual image yang
disajikan dapat lebih indah, karena banyaknya efek-efek yang
dapat digunakan di dalam program masing-masing.

Dengan menggunakan program 3D MAX misalnya, orang


awam yang melihat gambar yang disajikan akan lebih jelas
karena gambar yang biasanya dalam bentuk 2 dimensi dapat
dilihat replika 3 dimensinya dalam bentuk animasi misalnya.

Dengan berkembangnya program-program sejenis di atas,


banyak pula program yang menawarkan kemudahan bagi
para pemula. Seperti contohnya Google dengan program
Sketchup nya. Program ini ditawarkan dengan kelebihan
kecepatan dalam menggambar visual image 3 dimensi.

Adapun manfaat penggunaan komputer dalam dunia


arsitektur adalah:
a. Menghemat waktu
b. Memungkinkan menjelajahi semua akternatif
perancangan yang lebih tinggi
c. Efisien, tak terbatas, ekonomis, terkendali
d. Mengurangi kesalahan dan kelalaian

 2011 ari widyati purwantiasning

103
e. Meluaskan pemberian jasa
f. Mendorong pendekatan yang lebih teratur pada
perolehan data dan metode perancangan

Penerapan-penerapan dalam menggunakan computer dalam


dunia arsitektur adalah:
a. Analisis Tapak
b. Pemetaan Wilayah
c. Sudut-sudut Matahari
d. Visualisasi
e. Komposisi Bentuk Bangunan
f. Penggambaran Otomatis
g. Analisis Ekonomi dan Penaksiran Biaya
Bangunan
h. Manajemen
i. Penerapan lain

 20011 ari widyati purwantiasning

104
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer Sketchup
Visual Image Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Digambar oleh: Harimas Negara, M. Ihsan, Adam Fitranto

Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer 3D MAX


Proyek Summit Pool & Cafe Pangrango Plaza Bogor
Koleksi Ari Widyati Purwantiasning
Digambar oleh: Dodi Yunan Nasution

 2011 ari widyati purwantiasning

105
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer program
3D MAX dan V-RAY
Proyek Interior Dapur - Koleksi EXINT
Digambar oleh: Rimawaty Rais

Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar computer AUTOCAD


Koleksi: Program Studi Arsitektur FT UMJ
Digambar oleh: Rachman Hakim (Perancangan Arsitektur 2)

 20011 ari widyati purwantiasning

106
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer
3D MAX dan Kirkethea digunakan untuk alat promosi sebagai spanduk
Proyek Rumah Tinggal Keluarga Dedi Buditrianto
koleksi Ari Widyati Purwantiasning
Digambar oleh: Saeful Bahri

Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer Auto CAD
Proyek Rumah Tinggal Keluarga Ibu Ratna Sri Unon Pratiwi
koleksi Ari Widyati Purwantiasning

 2011 ari widyati purwantiasning

107
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer SketchUp
Proyek Rumah Tinggal Keluarga Muzaki
Koleksi: Ari Widyati Purwantiasning

LAYOUT DALAM PENYAJIAN ARSITEKTUR


Gambar yang terwujud baik gambar 2 dimensi (denah,
tampak, dan potongan) maupun 3 dimensi (perspektif dan
axonometri) dapat menjadi lebih menarik bila disajikan
dengan cara yang menarik baik secara hitam putih maupun
berwarna.

Membuat sebuah penyajian gambar yang menarik dapat


dilakukan dengan cara teknik gambar yang baik, penyusunan

 20011 ari widyati purwantiasning

108
gambar yang artistik (LAYOUT), komposisi baik warna
maupun gambar dengan cermat serta ditunjang dengan alas
gambar (kertas karton, matboard) yang juga menarik dan
bagus.

Dalam penyajian arsitektur, layout menjadi sangat penting,


karena berkaitan dengan bagaimana mengkomunikasikan
sebuah disain untuk dapat dimengerti oleh orang lain.
Penyajian arsitektur yang berbeda-beda, saat ini berkembang
dengan pesat baik perpaduan warnanya, maupun teknik
pengaturan layoutnya. Dengan menggunakan suatu program
computer, maka layout penyajian arsitektur dapat dibuat
dengan lebih menarik.

Apa yang dimaksud dengan LAYOUT?

Layout merupakan salah satu ruang lingkup yang ada di


dalam dunia advertising, filmografi, percetakan, jurnalis, dan
lain - lain. Seperti yang kita tahu layout dapat diaplikasikan
dalam berbagai bidang, layout dapat ditemukan di mana –
mana, majalah, billboard, komik, dll. Seperti apakah layout
yang baik atau bagus bila dilihat dari segi estetikanya?

 2011 ari widyati purwantiasning

109
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan bahwa layout yang
baik dan bagus adalah layout yang komunikatif dan dapat
dimengerti semua orang, baik intelektual maupun orang
awam.

Kemudian timbul pertanyaan selajutnya, perlukah ada unsur


atraktif yang menarik perhatian dalam suatu layout yang
baik? Tentu saja, untuk menarik perhatian orang terutama
orang awam yang tidak mengerti dunia arsitektur, warna dan
layout yang menarik dan komunikatif akan menjadi hal yang
penting. Saat pertama kali melihat sebuah penyajian
arsitektural, layout yang komunikatif dan mencolok
warnanya, akan menarik perhatian orang, mereka akan
terdorong untuk melihatnya, dan akan berdecak kagum,
walaupun sebenarnya disain arsitekturnya biasa-biasa saja.
Penyajian arsitektural ini dapat juga dikatakan sebagai make-
up pada wajah seorang wanita, dengan polesan-polesan
tertentu, akan menghasilkan sesuatu yang lebih menarik, dan
dapat menutupi kekurangan disain arsitektural tersebut.

Penyajian sebuah layout arsitektural tidak hanya tergantung


dari layout gambar-gambar arsitektur yang disajikan, namun
juga tergantung dengan komposisi warna maupun bentuk dan

 20011 ari widyati purwantiasning

110
ukuran tulisan yang mendukungnya. Seberapa besar
pengaruh komposisi dan peletakan informasi grafis maupun
tulisan di dalam suatu layout? Dan yang penting seberapa
besar peran layout dalam dunia arsitektur?

Layout di dalam Arsitektur terutama digunakan dalam


rancangan suatu gambar kerja atau bangunan. Dalam sebuah
gambar kerja misalnya, biasanya ada gambar perspektif
keseluruhan bangunan, denah lantai, denah atap, tampak,
potongan, dan panel keterangan gambar tersebut. Hampir
seperti menjelaskan suatu produk baru ke publik dengan
pembagian layout yang sangat sederhana, contohnya pada
gambar kerja. Komposisi warna dalam penyajian arsitektur
sangat penting untuk mendukung layout penyajian tersebut,
selain itu komposisi ukuran dan bentuk huruf juga
menentukan bagus tidaknya layout tersebut, jangan sampai
ukuran huruf yang terlalu kecil justru malah membuat layout
terlihat berantakan dan mengganggu, karena tulisan yang
kecil-kecil menjadi deretan kalimat-kalimat panjang yang sulit
untuk dibaca. Begitu juga kebalikannya, jangan sampai ukuran
dan bentuk tulisan yang terlalu besar malah mengganggu
tampilan dari penyajian arsitekturnya.

 2011 ari widyati purwantiasning

111
Layout dalam arsitektur juga digunakan saat kita ingin
mempresentasikan suatu rancangan bangunan. Dapat berupa
panel yang memiliki orientasi vertikal ataupun horizontal.
Permainan warna background, pemilihan jenis, ukuran, dan
warna huruf, peletakan gambar, adalah beberapa unsur
penting dalam mengkomposisikan layout yang baik. Hal
utama lainnya yang harus diperhatikan dalam mengatur
sebuah layout adalah bagaimana caranya menonjolkan suatu
informasi gambar tanpa kehilangan kesatuan dan keutuhan
dari layout itu sendiri, dan bagaimana mengkomposisikan
layout supaya dapat menarik perhatian orang.

Penyajian arsitektur selain digunakan untuk


mempresentasikan sebuah karya arsitektur, juga dapat
digunakan untuk membuat sebuah portofolio arsitektur yang
biasanya digunakan seorang arsitek sebagai alat promosinya.
Biasanya portofolio ini berisi karya-karya sang arsitek yang
pernah dikerjakannya. Portofolio ini juga dapat dikatakan
sebagai alat/ media dalam berkomunikasi secara arsitektur,
karena dengan gambar-gambar arsitektur yang disajikannya,
arsitek dapat menjual keahliannya kepada calon klien.

 20011 ari widyati purwantiasning

112
Di bawah ini disajikan beberapa contoh penyajian gambar
arsitektur dengan pengaturan tata letak gambar sehingga
menarik dilihat:

Contoh layout penyajian gambar Proyek Rumah Tinggal Keluarga Hilda


Koleksi Pribadi Masdar Djamaludin

 2011 ari widyati purwantiasning

113
Contoh layout penyajian gambar Proyek Rumah Tinggal Keluarga Yasmin S
Mulyono, Bintara Asri
dan Keluarga Alianto Tanjung Priok
Koleksi Pribadi Ari Widyati Purwantiasning

 20011 ari widyati purwantiasning

114
Berikut ini beberapa contoh penyajian arsitektur dengan
berbagai pengaturan komposisi warna, ukuran, huruf dan
lainnya yang dianggap penting dalam penyajian arsitektural.

Contoh layout penyajian gambar Studio Perancangan 1


Koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Digambar dan dirancang oleh: Rachman Hakim

 2011 ari widyati purwantiasning

115
Contoh layout penyajian gambar untuk portofolio
Koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Disusun oleh: Rian Mulpiansyah

Contoh layout penyajian gambar Studio Perancangan 2


Koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Digambar dan dirancang oleh: Rachman Hakim

 20011 ari widyati purwantiasning

116
Contoh layout penyajian gambar untuk Interior 2
Koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Disusun oleh: Rian Mulpiansyah

Contoh layout penyajian gambar untuk portofolio


Koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Disusun oleh: Dede Syapriansyah

 2011 ari widyati purwantiasning

117
FILM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM ARSITEKTUR

Alat atau media berkomunikasi dalam arsitektur yang lainnya


adalam film. Film dapat digunakan sebagai media untuk
menjelaskan bagaimana sebuah karya arsitektur dibuat.
Biasanya sebuah film arsitektur menyajikan tentang proses
terjadinya perencanaan dan perancangan arsitektural.

Saat ini, sudah banyak sekali arsitek-arsitek terkenal di dunia


yang mempermudah komunikasinya dalam dunia arsitektur
kepada seluruh khalayak di dunia dengan menggunakan film
documenter. Sebagai contohnya adalah Sir Norman Foster,
REM Koolhaas, Van der Rohe, Kenzo Tange dan lainnya.

Dengan adanya media komunikasi berupa film ini tentu saja


akan memberikan wacana baru dan pengetahuan lebih luas
kepada calon-calon arsitek di Indonesia khususnya. Karena
dengan melihat film-film documenter tersebut, para
mahasiswa seperti mendapatkan ilmu gratis yang sangat
berarti untuk mereka.

Selain itu, media komunikasi dengan menggunakan film ini,


juga akan memberikan dampak yang luar biasa kepada
masyarakat luas dan awam. Masyarakat yang semula tidak
 20011 ari widyati purwantiasning

118
tahu menahu tentang seluk belum sebuah dunia arsitektural,
mereka akan lebih mengenal lebih dalam tentang hal tersebut.

Saat inipun, film-film yang menyajikan tentang arsitektural


tidak hanya berupa film-film documenter dari seorang arsitek
terkenal, namun juga film-film drama maupun action
terkadang menampilkan sebuah karya arsitektur, sehingga
dapat dikatakan film tersebut merupakan film yang
mengkomunikasikan karya arsitektural.

Salah satu dari jenis film tersebut adalah film futuristik yang
merupakan pencerminan arkeologi masa depan, maksudnya
adalah film - film yang berlatar masa depan memberikan
suatu cerminan akan perkembangan dunia arsitektur di masa
yang akan datang. Sehingga dalam rancangan ini ingin
memberikan nuansa arsitektur futuristik yang terinspirasi dari
film, namun tetap ada kesan dan ikon dari peninggalan
sejarah. Contohnya seperti dalam film Three to Tango, film drama
komedi yang juga menampilkan tentang seorang arsitek dengan
karyanya, selain itu ada juga film Inception yang mengetengahkan
bagaimana imaginasi seseorang dalam mewujudkan sebuah
mimpi yang didalamnya juga ditampilkan karya arsitektur yang

 2011 ari widyati purwantiasning

119
imaginatif (kota yang berlipat-lipat dan terbalik sesuai dengan
imaginasi) dalam dunia futuristik.

Menurut Evans, Powell & Talbot (1982), seorang disainer/


perancang (arsitek) adalah merupakan seorang agen
perubahan dan perancang yang harus memikirkan dampak
jangka panjang rancangannya pada kehidupan manusia.
Sehingga dalam hal ini, seorang arsitek tidak dapat
menciptakan karyanya sesuai ego dan kepentingan
pribadinya, namun juga harus memikirkan tentang
kepentingan orang lain, yaitu masyarakat luas, sehingga karya
arsitekturnya juga dapat berguna dan dapat dinikmati oleh
khalayak umum. Dapat dikatakan juga bahwa
desain dalam konteks sosial hendaknya bukan hanya suatu
ungkapan diri, seyogyanya melayani masyarakat. Dengan
demikian, hakekat desain harus diubah ke arah plural
view (interdiciplinary approach).

Di lain pihak, menurut Victor Papanek (1984), seorang arsitek


yang baik akan menghadapi dilema etikal yakni antara profit
dan tanggung jawab sosial, sedangkan desain dan desainer
harus memiliki kontribusi dalam kehidupan nyata manusia
dan sosial. Hal itu menunjukkan bahwa peran perancang

 20011 ari widyati purwantiasning

120
(arsitek) berada di dalam ketegangan diantara dua kutub,
yakni kutub ideal dan kutub kehidupan nyata. Hal inilah yang
terkadang membuat sebuah disain apakah ideal bagi
kebutuhan masyarakat luas ataukah hanyalah sebuah
cerminan dari karya keegoan seorang arsitek.

KOMUNIKASI ARSITEKTUR SEBAGAI SALAH SATU TUJUAN


PROFESI ARSITEK
Kebanyakan mahasiswa-mahasiswa arsitektur yang baru saja
memasuki jenjang pendidikan S1 khususnya saat awal-awal
kuliah, mereka sama sekali belum mengerti tentang apa itu
pendidikan arsitektur. Sebagian dari mereka menganggap
bahwa lulusan pendidikan arsitektur atau yang disebut
sebagai arsitek adalah orang yang memiliki profesi
menggambar bangunan, sebagian lagi sudah lebih mengerti
sehingga pengertian arsitek lebih kepada perancang
bangunan. Kedua pengertian tersebut tentunya sangat
berbeda jauh, karena yang satu lebih kepada juru gambar saja,
sementara pengertian yang satunya lebih kepada profesi
desainer atau perancang. Kedua pengertian tersebut juga
memiliki proses yang berbeda dalam pekerjaannya, yang
satunya hanya berdasarkan perintah dari arsitek, dan yang
 2011 ari widyati purwantiasning

121
kedua benar-benar melakukan proses perancangan
sebagaimana layaknya seorang perancang.

Pada hakekatnya pendidikan arsitektur bertujuan untuk


menciptakan sarjana arsitektur yang secara teoritis siap
untuk berprofesi. Namun pada kenyataannya, pendidikan
arsitektur yang diterapkan di perguruan tinggi barulah
memberikan sebuah gelar kesarjanaan untuk bidang
arsitektur, bukan seorang arsitek. Seperti layaknya seorang
dokter, yang dalam menyelesaikan pendidikan profesi
kedokterannya, memerlukan satu proses yang akhirnya akan
melahirkan seorang profesi dokter, seperti proses koas
misalnya. Begitu juga dengan profesi arsitek, saat menjalani
jenjang pendidikan sarjana teknik, lulusan sarjana arsitektur
belum dapat disebut sebagai seorang arsitek bila sarjana
tersebut belum melalui pendidikan keprofesian arsitek yang
saat ini diselenggarakan oleh beberapa perguruan tinggi yang
bekerja sama dengan organisasi profesi arsitek.

Dalam penyelenggaraan pendidikan arsitektur, terdapat


beberapa tujuan dan sasaran yang harus dicapai untuk
mendapatkan keluaran yang diinginkan oleh pasar. Tujuan

 20011 ari widyati purwantiasning

122
apa saja yang diperlukan dalam pendidikan tinggi arsitektur?
Berikut dapat diuraikan beberapa tujuan yang harus dicapai
dalam profesi arsitek:
1. Kemampuan merancang
Kemampuan dasar ini adalah kemampuan yang sejak
awal sudah menjadi bagian dari calon arsitek. Saat
pertama kali dia menjadi mahasiswa arsitektur, tentu
sudah akan menghadapi tugas-tugas perancangan, dari
bangunan sederhana sampai nantinya bangunan
kompleks yang multifungsi. Selain kemampuan
merancang, kemampuan dalam hal komunikasi untuk
menjelaskan maupun memaparkan hasil pemikiran
maupun hasil proses perancangan juga perlu dimiliki
oleh seorang mahasiswa arsitektur sebagai calon
arsitek sebagai sebuah profesi.

Kemampuan dan keahlian ini didapatkan dari


penyelenggaraan mata kuliah teori arsitektur, sejarah
arsitektur, maupun matakuliah perancangan
arsitektur.

 2011 ari widyati purwantiasning

123
2. Kemampuan struktur
Sebagai seorang arsitek, tidak hanya dituntut untuk
dapat merancang bangunan tanpa harus mengerti
bagaimana bangunan tersebut dapat berdiri kokoh dan
tegak. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang arsitek adalah kemampuan struktur.
Kemampuan ini menjadi dasar penting selain
kemampuan merancang. Karena tujuan dari
perancangan adalah menghasilkan sebuah rancangan
yang bisa dibangun secara logika. Banyak mahasiswa
arsitektur yang terjebak saat mendalami kemampuan
ini. Ada mahasiswa yang terjebak karena
keberaniannya berekspresi dengan bentuk, sehingga
mengabaikan logika strukturnya. Ada juga yang
terjebak dengan ketakutannya akan gagalnya
bangunan tersebut memenuhi kriteria bangunan yang
bisa terbangun, sehingga lagi-lagi bangunan yang
tercipta adalah bangunan yang terlalu biasa tanpa
banyak nilai arsitekturnya. Harus ada keseimbangan
diantara keduanya baik secara arsitektural maupun
secara struktur, jangan sampai disain terjebak oleh
kakunya struktur ataupun kebalikannya jangan sampai

 20011 ari widyati purwantiasning

124
disain terlalu imaginatif sehingga melupakan unsur-
unsur strukturnya.

Banyak juga calon arsitek yang menyepelekan


kemampuan ini karena mereka banyak beranggapan
bahwa kemampuan ini adalah milik ahli struktur,
dalam hal ini sarjana sipil. Hal ini salah besar. Seorang
ahli struktur memerlukan gambar awal untuk
perhitungan strukturnya, dan tentu saja dari gambar
itu mereka dapat melihat kecocokan antara desain
dengan kemungkinan terbangun secara struktur.

Prinsip-prinsip struktur dasar haruslah sudah


dituangkan dalam desain awal yang diberikan kepada
ahli struktur sehingga akan memberikan kejelasan
akan bangunan tersebut. Kemampuan ini biasanya
didapat dari mata kuliah struktur, ilmu bahan, ilmu
gaya (mekanika teknik).

3. Kemampuan teknologi
Dengan berkembangnya teknologi pembangunan, baik
dari segi bahan, teknologi membangun, sistem

 2011 ari widyati purwantiasning

125
bangunan dan peralatan canggihnya, maka seorang
calon arsitek haruslah mengenal mereka. Tujuannya
adalah untuk memberikan kecepatan, kemudahan,
kenyamanan, dan kemurahan dari sebuah bangunan
yang akan dibuat. Seperti yang kita ketahui, teknologi
diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi kita,
dan dalam membangun hal ini sangatlah membantu.
Arsitek yang menguasai teknologi bangunan akan
berpikir satu langkah kedepan, dan bergerak maju
secepat teknologi berkembang. Karena dengan
menguasai teknologi bangunan, arsitek tidak terjebak
dengan teknologi yang konvensional yang
menghasilkan karya disain yang kurang spektakuler
dan juga indah. Hal ini dikarenakan teknologi
bangunan dapat ditonjolkan dalam hal estetika
bangunan. Saat ini banyak sekali bangunan-bangunan
modern yang justru menampilkan dan menonjolkan
teknologi bangunannya, terutama struktur bangunan
dan penggunaan material-material bangunan yang
lebih modern. Sebagai contohnya adalah bangunan
Esplanade dan Expo MRT Station di Singapore.

 20011 ari widyati purwantiasning

126
Kemampuan teknologi ini biasanya didapatkan dari
mata kuliah teknologi bahan, utilitas bangunan, fisika
bangunan.

4. Kemampuan manajerial
Ketiga kemampuan di atas yang sudah dipaparkan
sebelumnya juga memerlukan kemampuan lain untuk
mendukung keahlian profesinya. Pada saat proses
perancangan maupun pelaksanaan pembangunan,
seringkali seorang arsitek juga berperan sebagai
seorang pemimpin tim atau biasanya disebut sebagai
team leader. Di sini seorang arsitek dituntut
kemampuannya tidak hanya dalam hal merancang,
namun juga dituntut kemampuannya dalam memimpin
suatu tim. Hal ini dikarenakan seorang arsitek yang
memiliki kemampuan manajerial adalah seorang
dengan sosok yang mampu menyatukan semua pikiran
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan manajerial ini
didapatkan dari kemampuan si arsitek dalam
mengenal klien dalam menyerap keinginannya untuk
mewujudkannya dalam sebuah disain/ bangunan,
dalam menghadapi persoalan-persoalan di proyek,

 2011 ari widyati purwantiasning

127
sampai dengan bagaimana menghadapi rekan kerja
dalam suatu pekerjaan di dalam teamwork.
Kemampuan ini tentunya berkembang setiap waktu
sehingga setiap orang memiliki tingkat kemampuan
manajerial yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat
pengalaman dari masing-masing arsitek.

Selain itu seorang arsitek di didik untuk


mengembangkan kemampuan logika dan kemampuan
empatinya. Arsitek juga dibekali dengan ilmu-ilmu
manajemen seperti manajemen konstruksi,
perhitungan anggaran biaya, dan ilmu-ilmu sosial
lainnya yang akan menambah wawasan mereka
tentang kehidupan bermasyarakat dan mengatur
orang lain, sehingga matakuliah manajemen dan
psikologi dalam arsitektur akan menjadi bekal yang
sangat penting dalam berprofesi.

5. Kemampuan komunikasi
Dalam proses perancangan arsitektur, komunikasi
dalam arsitektur terjadi baik pada saat proses
mendisain maupun saat arsitek mencoba menuangkan

 20011 ari widyati purwantiasning

128
dan memaparkan ide disainnya kepada pihak lain.
Kemampuan berkomunikasi ini menjadi wajib dan
penting dimiliki oleh seorang arsitek dalam
mengerjakan tugas keprofesiannya. Sangatlah janggal
bila seorang arsitek tidak memiliki kemampuan ini,
karena bagaimana dia akan menuangkan idenya
maupun menjelaskan idenya kepada seorang klien.
Semua ide seorang arsitek harus dikomunikasikan
melalui media visual maupun lisan saat berhadapan
dengan klien, sehingga klien dapat mengerti apa yang
didisain oleh si arsitek. Sekali lagi persamaan
referensi, dan persamaan bidang pengetahuan juga
dapat menunjang terjadinya komunikasi dalam
arsitektur. Mungkin jika klien yang kita hadapi
seseorang dengan latar belakang teknik, akan lebih
mudah kita mengkomunikasikannya, namun bila klien
kita adalah orang awam, arsitek harus pandai-
pandainya memaparkan disainnya dengan
berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh si klien.

Sebenarnya kemampuan berkomunikasi ini sudah

 2011 ari widyati purwantiasning

129
dipupuk sejak pertama kali menduduki bangku kuliah,
karena mahasiswa diwajibkan untuk selalu
menjelaskan hasil disainnya melalui presentasi-
presentasi di depan dosen maupun teman-temannya.
Selain kemampuan berkomunikasi, keberanian dalam
menggunakan seni persuasi juga perlu dimiliki oleh
seorang arsitek. Selain berpresentasi mahasiswa
arsitektur sejak awal perkuliahan, sudah dipaksa
untuk mengkomunikasikan ide nya lewat lembaran
konsep perancangan. Komunikasi searah ini dibuat
sebagai pancingan buat mahasiswa arsitektur untuk
memulai komunikasinya dengan media gambar dan
tulisan. Kemudian dikembangkan dengan model
presentasi lisan dengan bantuan konsep yang telah
dibuatnya yang biasanya dilakukan pada saat ujian
akhir. Komunikasi yang seperti ini menjadi dasar
untuk melangkah di dunia profesi. Komunikasi apalagi
yang penting? Ternyata dengan komunikasi, kita akan
membentuk relasi, yang akan membawa kita dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain. Orang yang bisa
berkomunikasi dengan baik tentu akan mendapatkan
banyak teman dan dari merekalah penghasilan

 20011 ari widyati purwantiasning

130
seorang arsitek berasal. Seorang arsitek dituntut untuk
tidak boleh malu, berani menerima kritik, dan tidak
berbesar kepala jika dipuji karyanya.

Kemampuan berkomunikasi ini didapat dari bakat


setiap orang, karena setiap orang pada dasarnya
mempunyai kemampuan berkomunikasi, karena juga
tidak berkomunikasi, bagaimana seseorang dapat
bersosialisasi dengan orang lain. Selain kemampuan ini
sudah ada dari tiap-tiap individu, pada bangku kuliah,
mahasiswa arsitektur juga memperoleh kemampuan
berkomunikasi dari praktek-praktek berpresentasi dan
juga dari mata kuliah komunikasi arsitektur. Hanya
saja pada mata kuliah komunikasi arsitektur ini lebih
banyak mengajarkan bagaimana cara menyajikan
sebuah disain arsitektur menjadi media komunikasi
arsitektur, dan juga strategi dalam presentasi. Selain
kemampuan berkomunikasi, kemampuan berelasi juga
sangat penting dalam dunia arsitektur, karena dengan
menjalin jaringan dengan relasi-relasi baru, sebagai
seorang arsitek akan mendapatkan banyak proyek
disain arsitektur. Kemampuan berelasi ini hendaknya

 2011 ari widyati purwantiasning

131
dipupuk sendiri oleh mahasiswa arsitektur jika
memang ingin maju dan berprofesi sebagai arsitek.

Selain kemampuan-kemampuan seorang arsitek di


atas, adakah kemampuan lainnya yang harus dimiliki
seorang arsitek? Sebagai seorang arsitek, berdasarkan
pengalaman yang sudah pernah dialami, ternyata
banyak sekali kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang arsitek, sampai ada beberapa orang yang
berkomentar bahwa arsitek itu mempunyai banyak
pengetahuan dan banyak hal, tapi biasanya hanya
kulitnya saja alias yang bersifat general saja. Profesi
arsitek seringkali disebut sebagai dewanya bangunan,
karena arsiteklah yang merancang dan mendisain
sebuah bangunan, sehingga bangunan seimaginatif
apapun dapat berdiri. Seperti contohnya karya-karya
Antonio Gaudi yang merupakan disain berkonsep
organik, sangat imaginatif.

Dari paparan di atas, kemudian timbul pertanyaan,


apakah seorang arsitek harus mengetahui secara
penuh tentang hal-hal lain? Jawabannya, tentu saja

 20011 ari widyati purwantiasning

132
tidak, karena seorang arsitek juga hanya manusia
biasa, yang memiliki keterbatasan dalam berbagai hal.
Hanya sebuah logika yang diperlukan oleh seorang
arsitek dalam mengolah berbagai pengetahuan yang
dimilikinya, walaupun mengetahui hanya kulitnya saja,
namun dapat membantu dalam proses komunikasi
dalam arsitektur baik dalam hal merancang maupun
dalam hal berkomunikasi dengan pihak lain.

Untuk memperoleh sebuah keahlian khusus, seorang


arsitek juga perlu mendalaminya secara detail satu
bidang tertentu. Sebagai contoh, seorang dokter yang
baru lulus, dia hanya menjadi seorang dokter umum.
Jika dia ingin mengambil spesialis bedah, maka dia
mengambil spesialiasi bedah umum. Tapi jika ingin
mengambil yang lebih detail, maka dia harus
berkonsentrasi pada satu jenis bedah, misalnya bedah
jantung. Pengetahuan akan semakin mengerucut,
begitu juga arsitektur. Suatu saat, kita akan
menemukan arsitek yang hanya berspesialisasi dalam
hal perancangan, struktur, teknologi, permukiman,
perkotaan, bahkan khusus dalam bidang kritik

 2011 ari widyati purwantiasning

133
arsitektur dan sebagainya, sesuai dengan pendalaman
ilmu nya.

Dengan adanya keahlian tertentu dari seorang arsitek,


maka kebutuhan akan keahlian tertentu tersebut juga
dapat terpenuhi, seperti misalnya, dalam perencanaan
sebuah kota, maka diperlukan seorang arsitek yang
mempunyai keahlian khusus dalam perencanaan kota,
atau dalam perencanaan sebuah bangunan yang lebih
mengutamakan prinsip strukturnya, maka tenaga ahli
arsitek yang dibutuhkan dalam hal ini, adalah yang
memiliki keahlian dalam bidang struktur dan teknologi
bangunan, selain seorang sarjana sipil tentunya.

 20011 ari widyati purwantiasning

134
Bagian Kelima
[STRATEGI PRESENTASI]

SENI PRESENTASI
Seni presentasi adalah seni merebut perhatian audience untuk
kemudian mempertahankannya. Seni ini dapat juga sebagai
seni persuasif, karena di dalamnya mengandung unsur-unsur
untuk mempengaruhi audience. Merebut perhatian audience
sangat tergantung pada kesan awal yang diciptakan. Klip
video, kutipan penting, foto-foto maupun aksi individu yang
mengesankan merupakan beberapa pembuka presentasi yang
cukup efektif.

Agar efektif, materi presentasi hendaknya disusun


sesederhana mungkin. Slide presentasi hendaknya hanya
menampilkan kata-kata kunci atau poin-poin saja, bukan copy
paste dari sumber. Seorang presenter juga jangan terjebak
dengan keinginan untuk menyampaikan segudang informasi
kepada pendengar tanpa upaya pemilahan terlebih dahulu.
Sebab informasi yang terlalu banyak cenderung membuat
pendengar menjadi bingung, kehilangan fokus bahkan bosan.

 2011 ari widyati purwantiasning

135
Tak kalah penting, seorang presenter harus mampu membaca
situasi dan mengenali siapa pendengar mereka. Presentasi
rapat dalam dunia kerja, dimana pendengar biasanya kurang
dari 15 orang, presenter harus siap jika sewaktu-waktu ada
pertanyaan di tengah jalan. Lain halnya jika presentasi
dilakukan di kelas besar, dengan peserta yang relatif
heterogen, presenter sebaiknya rajin ‘berkeliling’ untuk
menghindari ada peserta yang mengantuk. Mengenai
bagaimana seharusnya presentasi yang baik, akan dijelaskan
lebih detail pada bagian presentasi arsitektur.

Pada intinya, menjadi presenter handal sangat dipengaruhi


oleh jam terbang dan pengalaman. “Presenter harus betul-
betul mengerti materi yang akan dipresentasikan”.

Pernahkah Anda berusaha membuat orang lain terkesan pada


Anda? Misalnya saat Anda tertarik atau naksir seorang gadis
atau pria, Anda lantas berbuat sesuatu untuk menarik
perhatiannya? Merupakan hal biasa seseorang berusaha
membuat terkesan orang lain.

 20011 ari widyati purwantiasning

136
Hal tersebut dikenal dengan istilah presentasi diri, yakni
upaya Anda menciptakan kesan khusus pada orang lain.
Biasanya kesan yang Anda harapkan berupa kesan yang
positif. Misalnya terkesan cerdas, terkesan mampu, terkesan
menarik, terkesan baik hati, terkesan murah hati, dan
sebagainya. Terdapat beragam bentuk presentasi diri yang
biasa dilakukan orang. Beberapa diantaranya adalah
menyenangkan penonton, konstruksi diri, ingratiasi, promosi
diri, intimidasi, eksemplifikasi, dan suplikasi.

Menyenangkan penonton (audience pleasing). Ini adalah


perilaku yang dirancang untuk membuat penonton atau yang
melihat Anda merasa senang. Misalnya membuat lawakan
atau guyonan. Untuk membuat kesan bahwa diri Anda orang
yang menyenangkan, sering-sering lah membuat tertawa
orang lain. Hal ini selain membuat presentasi lebih menarik,
juga dapat mengatasi kebosanan yang dirasakan oleh
pendengarnya.

Konstruksi diri (self construction). Ini adalah presentasi


diri yang dimaksudkan untuk membenarkan pandangan kita
terhadap diri kita sendiri. Misalnya Anda berpandangan

 2011 ari widyati purwantiasning

137
bahwa diri Anda baik hati. Lalu Anda berbuat kebaikan,
misalnya membantu anak terlantar, agar Anda mendapat
kesan bahwa Anda memang baik hati.

Ingratiasi (ingratiation). adalah usaha disengaja untuk


menciptakan kesan baik. Banyak orang berupaya melakukan
ini. Dorongan berbuat baik karena ingin memperoleh pujian.
Misalnya menyumbang jumlah besar pada orang susah,
membantu kaum miskin, sampai memberikan uang pada
pengemis hanya karena biar dianggap pemurah.

Promosi diri. Ini adalah tindakan yang dirancang untuk


membuat seseorang tampak lebih kompeten. Biasanya para
pencari kerja berusaha melakukan promosi diri pada saat
wawancara kerja. Mereka berupaya menunjukkan diri mampu
dan layak diterima kerja.

Intimidasi (Intimidation). Ini adalah strategi presentasi diri


dimana orang mengkomunikasikan suatu kemampuan dan
kecenderungan untuk menyebabkan orang lain menghasilkan
sesuatu yang negatif. Misalnya Anda pamer bahwa Anda kaya
untuk membuat seseorang merasa rendah diri.

 20011 ari widyati purwantiasning

138
Eksemplifikasi (exemplification). Ini adalah suatu teknik
dimana orang berusaha untuk menciptakan kesan memiliki
superioritas moral dan integrasi. Kaum politisi sering
melakukan teknik ini agar dihormati masyarakat. Misalnya
dengan keras mengutuk pelacuran dan perjudian (meskipun
biasa melacur dan berjudi).

Suplikasi (supplication). Ini adalah cara presentasi diri


berupa penciptaan kesan bahwa seseorang dalam keadaan
miskin, lemah, dan tergantung pada orang lain. Mungkin Anda
sering melakukan ini agar memperoleh bantuan dan simpati.
Pengemis biasa melakukan teknik suplikasi ini.

STRATEGI KOMUNIKASI dalam PRESENTASI


Banyak eksekutif, konsultan, dosen, peneliti, penyuluh, dan
profesi lainnya takut gagal berbicara di depan rekan-rekan,
kolega, pelanggan, staf, dan kelompok penting lainnya. Sebuah
studi yang dilakukan di Amerika Serikat terhadap 10.000
orang manajer, 32% menyatakan bahwa berbicara di depan
orang banyak sebagai hal yang menakutkan (Walters, 1989
dalam Macnamara, 1996). Lebih ekstrim lagi, dalam buku
tersebut disampaikan bahwa ketakutan berbicara melebihi
 2011 ari widyati purwantiasning

139
ketakutan menghadapi kesulitan keuangan, kelebihan bobot
badan, dan kematian. Dengan kata lain, sepertiga orang dalam
studi tersebut menyatakan "lebih baik mati daripada harus
berpidato" (The Book of List dalam Walter, 1989 dalam
Macnamara, 1996). Seperti hal nya dalam film King’s Speech,
yang baru saja di keluarkan pada tahun 2011 ini, yang
mengisahkan bagaimana Raja George VI dari Inggris, yang
berusaha dengan susah payah untuk berpidato di depan
rakyatnya. Kekurangannya yaitu gagap merupakan
kelemahannya dalam berkomunikasi dengan khalayak umum.
Hal ini tentu saja dapat diatasi dengan latihan maupun
pengobatan tertentu jika penyakit gagap tersebut merupakan
hasil dari sebuah trauma atau depresi.

Sebaliknya, sukses suatu presentasi tidak terletak pada


penguasaan subyek pengetahuan saja, tetapi kemampuan
berbicara efektif, menjadi penting untuk dipelajari dan dilatih.
Niki Flacks mantan artis, kreator terkenal dan pembicara
pada Power Talk terkenal di Australia mengatakan "berbicara
di depan umum adalah performing", karena bukan terletak
pada aktivitas alami yang diperoleh sejak lahir, tetapi
penekanan pada keterampilan komunikasi lebih dominan,

 20011 ari widyati purwantiasning

140
dimana dibutuhkan pelatihan. Guru besar komunikasi dan
hubungan industri terkenal dari Macquarie University di
Sydney mengatakan bahwa dewasa ini seorang manajer
belum bisa dikatakan baik tanpa memiliki keterampilan
berkomunikasi (Macnamara, 1996). Sebuah studi yang
dilakukan APM Training Institute di Australia menemukan
bahwa 80,7% menyatakan ada tiga keterampilan komunikasi
yang paling diinginkan eksekutif pemasaran; keterampilan
presentasi adalah yang paling diinginkan (Morphew, 1994).

Lakukan persiapan dengan matang


Presentasi ibarat gunung es yang nampak indah di atas
permukaan laut. Namun keindahan tersebut akan hilang,
manakala 90% bagian gunung es yang ada dibawah
permukaan laut tersebut tenggelam. Dengan demikian 90%
bagian dari presentasi adalah persiapan, sisanya penyajian
dan diskusi.

Sekalipun anda menguasai subyek dan mampu berbicara


penuh wibawa, persiapan cermat tetap diperlukan untuk dua
alasan penting:

 2011 ari widyati purwantiasning

141
1. Menemukan informasi lebih lanjut tentang subyek
untuk disarikan bagi hadirin. Pilihlah informasi yang
menonjol. Jika tidak memiliki cukup informasi,
sebaiknya tidak memberikan presentasi;
2. Memasarkan gagasan kepada hadirin serta
memperoleh dan mempertahankan perhatian hadirin.
Abraham Lincoln pernah mengatakan: "jika memiliki
delapan jam untuk merobohkan pohon, saya akan
menghabiskan enam jam untuk mengasah kapak
(Walters, 1989 dalam Macnamara, 1999). Keuntungan
utama dari persiapan yang cermat adalah efisiensi
waktu presentasi serta mengurangi kegugupan dan
demam panggung.

Lincoln, mengisyaratkan bahwa untuk suatu presentasi, 90%


waktu perlu digunakan untuk persiapan. Langkah-langkah
persiapan itu adalah:
1. analisis sasaran,
2. survei lokasi,
3. kerangka dan struktur,
4. penelitian dan penerapan,
5. penulisan,

 20011 ari widyati purwantiasning

142
6. visualisasi dan media,
7. latihan, dan
8. penyampaian/ penyajian.

Namun, kedelapan tahap tersebut tidak berarti jika pembicara


tidak menguasai subyek dan pengetahuan penunjang lainnya.
Presentasi harus mempunyai tujuan jelas. Menurut Dunckel &
Parnham (1995), jika anda membawakan presentasi karena
diminta atasan, anda hanya akan membuang waktu; lebih baik
anda tidak melakukannya. Jujurlah kepada diri sendiri
mengenai sikap anda terhadap gagasan yang dibicarakan,
kesempatan, atau subyek presentasi itu. Sikap negatif akan
berpengaruh terhadap seluruh aspek organisasi, latihan, dan
penyampaian, dan tentunya akan mengakibatkan
tanggapan negatif dari hadirin.

Sampaikan presentasi anda dengan tenang


Banyak pembicara yakin bahwa hadirin akan, atau bahkan
harus, menyimak. Seorang pimpinan dapat memaksa
bawahannya untuk menyampaikan presentasi, tetapi ia tidak
dapat memaksa hadirin menyimak presentasi stafnya. Tiba
waktunya presentasi. Saat itu perasaan anda berkecamuk,

 2011 ari widyati purwantiasning

143
perut terasa tidak enak, telapak tangan sedikit berkeringat,
dan anda baru dapat tidur menjelang pagi karena terus
berfikir apa yang harus dikatakan dan dilakukan esok.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah bagaimana mengatasi
kegugupan menjelang presentasi. Persiapan matang
merupakan cara paling awal mengatasi kegugupan.

Dalam penyajian, sampaikan materi secara sistematis dan


berurutan, hubungan kausal, argumentasi, teori-teori
pendukung, akurasi data, pengujian yang dilakukan, relevansi
metodologi yang digunakan, hasil yang diperoleh, serta
manfaatnya. Agar penyajian sistematis dan berurutan:
1. tuliskan kata-kata kuncinya secara berurutan;
2. manfaatkan alat bantu untuk menyampaikan materi
secara visual;
3. pelihara komunikasi tatap muka selama penyajian;
4. berikan penjelasan yang jujur pada setiap penanya dan
terimalah saran serta kritik;
5. cermati busana dan penampilan anda, karena
perhatian pertamahadirin diberikan pada penampilan
anda.

 20011 ari widyati purwantiasning

144
Menurut Carnegie (1985) hal-hal yang perlu dilakukan dalam
suatu penyajian adalah:
1. buat catatan ringkas dari bagian-bagian yang akan
disampaikan,
2. jangan menulis sesuatu di luar penyajian,
3. jangan menghafal kata demi kata,
4. sampaikan informasi dalam bentuk ilustrasi atau
contoh,
5. kuasai pengetahuan secara luas,
6. jangan cemas waktu penyajian, dan
7. jangan meniru gaya orang lain, jadilah diri sendiri.

Ketepatan waktu penyajian merupakan hal penting. Persiapan


yang baik termasuk merancang waktu penyajian secara tepat.
Ketepatan waktu tentu harus proporsional untuk pengantar,
isi pembicaraan, kesimpulan, dan saran.

Yakinkan hadirin dengan penampilan anda


Kesan pertama - Dalam teori human relations, komunikasi
harus diarahkan bukan pada pribadi orang yang diajak bicara,
tetapi pada faktor-faktor kejiwaannya, seperti watak, sifat,
perangai, kepribadian, sikap, dan tingkah laku. Sukses penyaji

 2011 ari widyati purwantiasning

145
tergantung pada sikap hadirin, sikap dan tindakan hadirin
tersebut tergantung dari sikap penyaji. Kesan pertama sangat
menentukan sikap hadirin selanjutnya. Jika pembicara
memberikan kesan pertama yang positif, maka sikap hadirin
akan positif dan menyenangkan.

Tujuh Detik Pertama – Menurut teori public speaking,


keberhasilan seseorang berpidato atau presentasi ditentukan
oleh tujuh detik pertama dia tampil di atas mimbar. Orang
cuma membutuhkan tujuh detik untuk melihat apakah anda
cukup berharga untuk didengar atau tidak (Green, 1998).

Manfaatkan diskusi sebaik mungkin


Pembicara hendaknya memandang tanggapan, saran, maupun
pertanyaan secara positif. Banyak pembicara pemula
beranggapan bahwa forum tanya jawab merupakan forum
pembantaian, bahkan seringkali khawatir dan takut diserang,
dikritik, diuji, bahkan dijatuhkan. Mungkin saja ada hadirin
yang memang ingin pamer kepandaian; namun pembicara
harus tetap bersikap tenang dan berfikir positif bahwa semua
pertanyaan dalam forum itu merupakan masukan berharga.
Apabila yang dikemukakan hadirin memang mengandung

 20011 ari widyati purwantiasning

146
kebenaran, terimalah itu dengan jujur sebagai kebenaran.
Tetapi apabila pernyataan hadirin bertolak belakang,
sampaikan penjelasan-penjelasan secara bijaksana dengan
argumentasi yang dapat diterima.

STRATEGI PRESENTASI ARSITEKTUR


Setelah arsitek berkomunikasi dengan berpikir gambar,
kemudian mengutarakan ide dan gagasannya dengan bahasa
gambar, serta akhirnya menyajikan seluruh pemikirannya
tersebut dengan berbagai media presentasi yang ada,
sehingga menghasilkan sebuah penyajian yang menarik, maka
selanjutnya hal yang perlu diperhatikan oleh seorang arsitek
adalah saat presentasi di depan klien. Presentasi di depan
seorang pemberi tugas, memerlukan trik-trik khusus sehingga
persiapannya memerlukan beberapa strategi.

Pada dasarnya problematik presentasi, pengutaraan gagasan


dan ide tercipta oleh banyaknya ide dan pemikiran yang ada
di dalam kepala.......daripada kesalahan oleh tangan ataupun
gerakan tubuh lainnya. Ada beberapa problem yang dapat
ditemukan dalam presentasi, diantaranya adalah:

 2011 ari widyati purwantiasning

147
1. PROBLEM kesatu
Miskinnya strategi pengambilan keputusan, kemampuan
untuk menuangkan ide dalam gambar dan janggalnya
bentuk ungkapan dalam kata-kata lisan.

Contoh:
a. Ingat bahwa waktu dalam mempresentasikan sesuatu
ide yang kita punya sangatlah terbatas, karena tidaklah
mungkin kita akan berdiri satu hari penuh untuk
menjelaskan segala ide kita yang tertuang dalam setiap
lembar gambar. Sehingga untuk menyiasatinya, perlu
strategi dalam menjelaskan ide-ide pokok dan gagasan
yang dianggap paling vokal dalam desain si arsitek
untuk merangkul ketertarikan pemberi tugas.
b. Pemilihan satu teknik rendering yang ternyata
menghabiskan waktu juga merupakan salah satu
masalah dalam terdesaknya waktu pengumpulan
gambar. Dalam hal ini, seorang arsitek harus cermat
dan cerdik dalam memilih teknik rendering atau
penyajian yang disesuaikan dengan waktu tenggatnya.

 20011 ari widyati purwantiasning

148
c. Mencoba menyusun beberapa gambar yang terakhir
dalam satu format yang tidak terpikirkan dengan
cermat.
d. Kehabisan bahan model di malam hari sebelum
pekerjaan selesai
e. Menghabiskan waktu menggambar bangunan kita
dengan menyusuri tekstur dari dahan pohon, karena
kita tempatkan pohon pada gambar tanpa berpikir ke
depan

2. PROBLEM kedua
Kemiskinan dalam perencanaan presentasi baik dalam
mengenal baik tempat presentasi maupun hal-hal yang
menunjangnya.

Contoh:
a. Terpaksa mempresentasikan desain-desain kita dalam
susunan tempat duduk yang jelek, kurang informatif
dan representatif, karena kita tidak meneliti ruangan
terlebih dahulu.
b. Gagal dalam meraih suatu posisi karena kita tidak
mengetahui kunci yang menyangkut pemilihan panitia.

 2011 ari widyati purwantiasning

149
c. Karena kita tidak sadar akan kemampuan dan
pengetahuan klien terhadap desain tertentu, sehingga
kita kadang menganggap remeh dan enteng terhadap
klien. Sementara ternyata klien justru mengerti lebih
banyak dari yang kita sangka sebelumnya, sehingga
persiapan si arsitek yang sebelumnya cukup dinilai
matang, menjadi amburadul, karena mendapatkan
beberapa pertanyaan yang tidak terduga dari si klien.

d. Mengadakan presentasi kepada sedikit pemerhati atau


audience karena kita tidak menyadari akan adanya
presentasi terjadwal.

Hal yang paling mendasar dalam strategi presentasi


adalah, bahwa strategi-strategi presentasi selalu
mengikutsertakan pemikiran sebelum tindakan,
perencanaan sebelum pelaksanaan. Sebagai arsitek, kita
terbiasa untuk melakukan analisis proyek sebelum
memulai mendisain. Hal ini merupakan kebiasaan dan
nilainya tidak usah diragukan oleh perencana.

 20011 ari widyati purwantiasning

150
Bila kita menghargai sebuah disain, maka tidak benar bila
kita tidak mempersiapkan presentasi dengan teliti dan
penuh perhatian.

Di lain pihak kita terlalu sering menghabiskan waktu


dalam menyusun suatu presentasi sementara kita sama
sekali tidak meluangkan waktu bagi perencanaannya.

Untuk itu sebaiknya teknik pengerjaannya harus sejalan


dan seimbang dengan strategi dan pemikiran. Supaya
efektif, teknik harus diterapkan sesudah dipikirkan
dengan teliti. Kelengkapan strategi presentasi dapat
membantu kita menghindarkan tambahan waktu dan
kecemasan yang disebabkan oleh dilema yang tidak perlu.

Secara mendasar, strategi presentasi dapat diuraikan


sebagai suatu konsep yang dapat digunakan di sekolah
dan di dalam praktek kerja. Ini suatu model yang
seharusnya dapat diterapkan pada setiap bentuk
presentasi. Strategi presentasi bukanlah sekumpulan
jawaban atau perintah. Namun lebih merupakan suatu alat

 2011 ari widyati purwantiasning

151
untuk mendorong pemikiran sebelum presentasi yang
memungkinkan dilakukan secara pribadi dan individu.

Cara yang paling tepat untuk memecahkan masalah


presentasi adalah merencanakan segala sesuatu dengan
matang untuk menghindari berbagai masalah yang mungkin
timbul pada saat presentasi berlangsung.

Di dalam strategi presentasi, kita sebagai arsitek harus dapat


melakukan analisis presentasi. Setelah kegiatan analisis
dilakukan, proses selanjutnya adalah sintesis. Ketika kedua
proses tersebut berlangsung, harus dilakukan suatu kegiatan
yang disebut sebagai task checklist, untuk mencapat specific
strategy.

Analisa presentasi bukanlah cara yang harus diikuti secara


gegabah. Dalam strategi, jangan hanya mendasarkan pada
beberapa faktor dengan mengindahkan faktor penting yang
lainnya. Analisa presentasi sama pentingnya dengan yang
terdapat pada profesi dalam merancang kesuksesan.

 20011 ari widyati purwantiasning

152
Pada hakekatnya presentasi arsitektur mencakup tiga jenis
faktor yaitu:
a. kognitif:
meliputi pengetahuan, pemahaman, metoda dan
strategi
b. afektif:
tingkah laku, apresiasi, minat dan nilai
c. psikomotor:
gerakan fisik dan kontrol, penggunaan alat-alat

Beberapa penelitian mengakui bahwa terdapat perbedaan


potensial antara orientasi kepala (pemikiran) dengan
orientasi tangan (penanganan) pada presentasi.

Setiap situasi presentasi arsitektur, meliputi APA yang sedang


kita sajikan, kepada SIAPA akan kita sajikan, MENGAPA kita
sajikan, KAPAN kita sajikan dan terakhir DIMANA akan kita
sajikan.

Keseluruh faktor tersebut mempengaruhi BAGAIMANA kita


menyajikannya. Hal tersebutlah yang kita kenal sebagai
strategi presentasi.

 2011 ari widyati purwantiasning

153
Keenam strategi atau langkah tersebutlah yang perlu
disiapkan dalam mempresentasikan suatu konsep, sehingga
tujuan arsitek untuk menjual ide atau gagasan dan
pemikirannya dapat tercapai dengan mudah. Sebuah
presentasi tidak akan menjadi suatu momok bagi seorang
arsitek, tetapi justru akan menjadikan sebuah situasi atau
kondisi negosiasi yang menyenangkan dan sukses. Keenam
strategi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. APA
Apa disini berarti bahan yang akan digunakan atau
disampaikan pada pihak pendengar atau audience. Agar
sasaran dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu
dilakukan, diantaranya:
a. menyusun dan memilih bahan, sebaiknya pembicaraan
dalam presentasi jangan terlalu berbelit-belit, tetapi
susunlah pokok-pokok pembicaraan yang penting,
sehingga tidak memakan waktu terlalu banyak. Dalam
pemilihan bahan ini, perlu diperhatikan sasaran
pembicaraan, waktu yang tersedia, sidang pendengar
dan pemilahan bahan yang perlu diperdengarkan dan
yang tidak perlu diberikan

 20011 ari widyati purwantiasning

154
b. penggunaan contoh, dapat dilakukan dengan
menyederhanakan suatu informasi yang sulit dan
kompleks. Penggunaan contoh yang dikaitkan dengan
pokok pembicaraan akan membantu seorang klien
untuk cepat menangkap ide si arsitek.
c. membuka dan menutup pembicaraan, diperlukan
selain untuk memancing minat si pendengar juga
untuk memperlihatkan bagaimana sasaran akan
dicapai
d. membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan,
dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam
pembicaraan sehingga komunikasi tidak menyimpang
ke berbagai arah

2. SIAPA
Siapa di sini berkaitan dengan audience atau komunikan.
Seorang arsitek perlu meneliti terlebih dahulu mengenai
latar belakang pendidikan dan pengalaman dari seorang
klien, dan siapa sajakah selain klien yang akan ikut andil
dalam sidang presentasi tersebut. Selain itu beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada audience adalah:
a. berapa banyak orang yang akan hadir

 2011 ari widyati purwantiasning

155
b. mengapa audience akan hadir di dalam presentasi
tersebut
c. bagaimana tingkat pengetahuan yang dimiliki audience
mengenai bahan dan topik presentasi dan juga latar
belakang pendidikan audience yang tentunya berkaitan
dengan pokok bahasan presentasi

3. MENGAPA
Hal yang pertama kali harus dipikirkan oleh seorang
arsitek sebelum mempresentasikan hasil rancangannya
adalah dengan menetapkan sasaran pembicaraan.
Penetapan sasaran pembicaraan ini sangat membantu
dalam menentukan arah pembicaraan dan juga
bermanfaat dalam mencapai kata sepakat dalam
bernegosiasi.

4. KAPAN
Hal ini berkaitan dengan waktu, berapa lama waktu yang
diperlukan dalam pembicaraan. Karena dalam hal ini,
arsitek sangat penting untuk memperhatikan manajemen
waktu. Harus mampu menjelaskan segala ide

 20011 ari widyati purwantiasning

156
pemikirannya dalam waktu singkat namun padat,
sehingga tujuan awal presentasi dapat tercapai.

Waktu juga berkaitan dengan penyelenggaraan


diadakannya pembicaraan atau negosiasi. Bila
pembicaraan dilakukan setelah makan siang, maka
biasanya para pendengar sudah malas untuk
mendengarkan topik dari pembicaraan, kecuali
pembicaraan cukup menarik, oleh karenanya arsitek perlu
menyiasati kondisi seperti ini.

5. DIMANA
Tempat dan sarana juga merupakan faktor yang penting
untuk diperhatikan. Dengan mengetahui tempat dan
sarana, si arsitek yang akan melaksanakan presentasi
negosiasi dengan klien dapat mengantisipasi segala
gangguan yang mungkin timbul. Selain itu kita juga dapat
memperhatikan tata letak duduk, mempelajari sarana
yang tersedia, sehingga sudut pandang klienpun dapat
diatur untuk memberikan efek yang menarik bagi gambar-
gambar penyajian yang akan dipresentasikan.

 2011 ari widyati purwantiasning

157
6. BAGAIMANA
Hal ini mempunyai kaitan dengan teknik penyampaian
saat berpresentasi. Penggunaan kata merupakan dasar
dalam berkomunikasi, sehingga kata-kata yang tepat atau
tidak dapat menentukan sukses tidaknya presentasi dan
negosiasi. Teknik penyampaian di sini meliputi pemilihan
kata, bahasa tubuh, dan ekspresi.

STRATEGI PRESENTASI EFEKTIF


Dalam strategi presentasi, ada beberapa hal yang perlu
dicermati, dari mulai persiapan, sampai dengan pelaksanaan
presentasi yang efektif. Efektif tidaknya sebuah presentasi
juga tergantung dari materi, waktu dan juga audience yang
ada.

Bagi sebagian orang bagaimana cara berpresentasi yang baik


seringkali menjadi masalah. Dibawah ini kami berikan tips
sederhana yang bisa membuat presentasi yang membosankan
menjadi menarik :

 20011 ari widyati purwantiasning

158
Tips 1
Konsentrasikan pikiran anda bukan apa yang anda katakan
tetapi bagaimana anda mengkomunikasikannya, khususnya
untuk seorang arsitek, konsentrasikan bagaimana anda akan
menuangkan ide-ide anda dalam bentuk kata-kata yang
menarik sehingga bila perlu dapat menghipnotis
pendengarnya, sehingga tergiur dan terkesan, untuk
menyetujui dan membeli disain anda. Gunakan teori Kurt
Lewin untuk menghasut para pendengar sehingga hanyut
dalam presentasi anda.

Tips 2
Juallah dirimu sebelum anda menjual "barang dagangan
anda". Bagaimana caranya? Sebuah performance yang
menarik tentu saja merupakan salah satu caranya untuk
menjual diri anda. Sehingga audience akan tertarik dengan
anda sebelum anda memulai presentasi anda. Dengan adanya
ketertarikan dari pendengar maka, pendengar akan menilai
subyektif pada karya anda. Bila penampilan anda
menyenangkan dan mengagumkan, maka tidak heran bila
pendengar langsung menyenangi disain anda.

 2011 ari widyati purwantiasning

159
Tips 3
Kenaliah siapa yang didepan anda ? seperti yang sudah
disampaikan sebelumnya, kenali audience anda, (Siapa
mereka ?, Kenapa mereka mendengarkan anda ?, Apa yang
mereka harapkan dari anda ?)

Tips 4
Perhatikan 5 pantangan presentator (hal ini lebih lanjut akan
dibahas pada topik kuliah tentang bahasa tubuh dan gesture)
1. cemberut
2. penampilan tidak menarik
3. gelisah/tidak rileks
4. bicara terlalu cepat/lambat
5. tata bahasa/lafal yang buruk

Tips 5
Adakan review pada akhir presentasi, sebagai penutup
maupun kesimpulan. (Review apa yang udah disampaikan,
sampaikan harapan anda dan jangan lupa mengucapkan
terima kasih)

 20011 ari widyati purwantiasning

160
TEKNIK PRESENTASI

 Buat suasana yang santai dan rileks untuk pendengarmu,


misalnya dengan guyonan yang relevan, atau ambil
perhatian mereka dengan bahasa tubuh atau peristiwa
yang dramatik.
 Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam
memberikan presentasi.
 Lakukan kontak mata dengan pendengar.
 Presentasikan topik kamu dengan menggunakan suara
yang ramah/akrab, tapi beri variasi sebagai penekanan
pada beberapa kata.
 Gunakan kata/kalimat transisi yang memberitahukan
pendengar bahwa kamu akan menuju ke pemikiran yang
lain.
 Berilah pertanyaan-pertanyaan kepada pendengar untuk
melibatkan mereka.
 Ambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran/argumentasi
yang sudah dipresentasikan.
 Sisakan waktu untuk pertanyaan, dan mintalah masukkan
pada:
isi presentasi (ide-ide berhubungan yang mungkin belum

 2011 ari widyati purwantiasning

161
disentuh),
kesimpulan, cara presentasi

PENGGUNAAN ALAT AUDIO-VISUAL

 Bila menggunakan komputer, periksa apakah hardware-


nya cocok dengan software yang hendak kita gunakan.
Periksa juga apakah dokumenmu bisa digunakan dengan
versi software yang ada.
 Datanglah lebih pagi, serta periksalah apakah semua alat
bantu yang hendak digunakan (audio, visual, komputer)
bisa dilihat, didengarkan, dan dimengerti oleh semuanya.
 Gunakan huruf-huruf sederhana dan berukuran besar
agar bisa dibaca dengan mudah (tampilan visual).
 Perlengkapi setiap pemikiran utamamu dengan material
yang bisa ditunjukkan.
 Jangan membagikan kertas (handout), termasuk kerangka
utama, sebelum presentasimu (atau pendengar akan
terfokus untuk membacanya daripada mendengarkan
presentasimu).

 20011 ari widyati purwantiasning

162
PENERAPAN STRATEGI PRESENTASI
1. KESATU
Persiapan seluruh bahan materi yang akan disajikan, kalau
perlu siapkan sebuah catatan kecil guna membantu dalam
presentasi di depan klien maupun audience lainnya.

2. KEDUA
Perhatikan siapa sajakah audience yang akan
mendengarkan presentasi anda, dan berapa jumlahnya.
Perhatikan juga waktu yang akan diberikan oleh pemberi
tugas, karena anda juga harus mempersiapkan materi
tersebut sesuai dengan waktu yang diberikan.

3. KETIGA
Pilah-pilah materi apa sajakah yang akan disajikan, jika
memang waktu yang diberikan sangat sempit, sehingga
tidak memungkinkan menyajikan dan mempresentasikan
seluruh gambar. Pilihlah gambar yang terbaik dan gambar
yang dirasa dapat mewakili seluruh ide anda.

 2011 ari widyati purwantiasning

163
4. KEEMPAT
Jika sudah ada informasi mengenai tempat/ ruangan
tempat presentasi akan dilakukan, maka akan lebih baik,
jika dilakukan survey terlebih dahulu mengenai tempat
tersebut. Karena posisi untuk presentasi juga menentukan
baik tidaknya presentasi, informative tidaknya sebuah
presentasi dan juga representative tidaknya sebuah
presentasi.

5. KELIMA
Jika perlu pelajari dulu siapakah klien anda, apakah klien
anda orang yang mengerti tentang disain, arsitektur atau
tidak. Karena pengetahuan klien atau pemberi tugas juga
menentukan keberhasilan presentasi anda. Hal ini dapat
memberikan kesempatan bagi anda untuk
mempersiapkan bahan-bahan materi dengan lebih
seksama.

 20011 ari widyati purwantiasning

164
Bagian Keenam
[BAHASA TUBUH DALAM PRESENTASI]

GESTURE
Gesture adalah suatu bentuk komunikasi non verbal yang
dihasilkan dari salah satu anggota badan yang
dikombinasikan dengan komunikasi verbal. Bahasa gesture
sangat kaya karena gesture pada setiap orang adalah berbeda-
beda, bervariasi tergantung dari perasaan, pikiran yang
sedang terjadi pada seseorang, dari mulai bersahabat sampai
dengan penolakan.

Kebanyakan orang menggunakan gesture dan bahasa tubuh


sebagai tambahan dalam berkata-kata saat mereka berbicara,
beberapa kelompok etnik dan bahasa menggunakan gesture
lebih daripada etnik lain. Gesture tangan contohnya,
ditampilkan dengan menggunakan satu atau dua tangan,
tergantung kategori komunikasi yang digunakan. Beberapa
kelompok orang menggunakan gesture tangan untuk
berkomunikasi sebagai bahasa isyarat, misalnya untuk orang-
orang dengan berkebutuhan khusus seperti tuna wicara dan

 2011 ari widyati purwantiasning

165
tuna rungu, maka gesture tangan menjadi sangat penting
dalam berkomunikasi.

Bila kita melihat sebuah film, teater atau bahkan drama


panggung, ekspresi para pemain, aktris maupun aktor
merupakan unsur yang terpenting. Hanyut atau tidaknya
audience dengan suasana dan alur cerita tergantung dari
teknik penyampaian dari para seniman tersebut. Dan hal ini
akan menentukan sukses tidaknya ajang seni itu. Ekspresi ini
diungkapkan baik dengan bahasa tubuh juga dengan mimik
wajah mereka. Pengungkapan pesan-pesan tersebut inilah
yang lazimnya disebut sebagai gesture.

Bahasa tubuh tidak hanya penting dalam dunia panggung,


tetapi dibutuhkan dalam keseharian kita sebagai manusia
yang butuh proses bersosialisasi. Satu kondisi dimana bahasa
tubuh menjadi elemen penting untuk menilai sukses tidaknya
proses tersebut adalah, pada saat presentasi, baik presentasi
belajar mengajar juga presentasi untuk bernegosiasi. Dalam
melakukan presentasi, pembicara harus dapat
mengungkapkan segala pesan-pesan komunikasi lewat mata
atau sebagian anggota tubuh. Sebagai arsitek tentunya bahasa

 20011 ari widyati purwantiasning

166
tubuh juga merupakan hal penting dalam berpresentasi
menyampaikan ide dan pemikirannya.

Contoh bahasa tubuh dari seorang pemandu orchestra, terlihat bahwa gerakan
tubuh, dan anggota tubuh seperti tangan, mimik atau ekspresi wajah juga
diperlihatkan (gesture)

 2011 ari widyati purwantiasning

167
Contoh gesture tubuh terlihat seperti contoh diatas, mimik/ ekspresi wajah,
dan juga bahasa tubuh anggota tubuh

Contoh gesture tubuh terlihat seperti contoh diatas, mimik/ ekspresi wajah,
yang juga diperkuat oleh gerakan tangan dalam ekspresinya

 20011 ari widyati purwantiasning

168
Contoh gesture tubuh terlihat seperti contoh diatas, mimik/ ekspresi wajah,
yang juga diperkuat oleh gerakan tangan dalam ekspresinya

Seperti halnya, pesan visual, pesan gesture juga kaya akan


makna. Kita dapat membaca bahasa lawan bicara kita dengan
bahasa tubuhnya dan memberikan respon sehingga terjadi
interaksi simbolik. Jangan salah bila arsitek hanya
mengandalkan otak dan pikiran saja, karena sebuah karya
arsitektur yang menarik pun kemungkinan tidak dapat
menghasilkan negosiasi yang sukses. Hal ini terkadang karena
gesture dari si arsitek yang sama sekali tidak menarik bagi
sang klien. Pemberi tugas justru merasa tidak nyaman ketika

 2011 ari widyati purwantiasning

169
melakukan negosiasi dengan arsitek, sehingga justru
perhatiannya tidak lagi tertuju pada karya arsitekturnya
namun pada bahasa tubuh si arsitek.

Tentunya tidak hanya gesture atau mimik saja yang


diperlukan, tetapi juga bahasa tubuh yang juga meliputi
performance dari orang yang akan mempresentasikan,
merupakan hal yang wajib diperhatikan.

Cara berdiri dari si presenter, gerakan tangan dan juga cara


duduk akan selalu dilihat oleh pendengar.

Hal yang pastinya harus diingat pada saat berpresentasi


adalah:

1. Pertama: gunakan mata untuk meyakinkan audience,


seperti kata Leonardo Da Vinci, mata adalah cerminan
jiwa. Jadi dengan menatap mata pendengar sebentar saja,
akan memberikan keyakinan dan kepercayaan pada diri
sendiri. Dengan menggunakan komunikasi lewat mata ini,
memberi isyarat bahwa anda menguasai topik yang anda

 20011 ari widyati purwantiasning

170
bicarakan. Paling tidak pendengar merasa yakin bahwa dia
tidak salah memilih anda sebagai arsiteknya.

2. Kedua: menggunakan bahasa wajah, atau mimik dan juga


ekspresi dalam menyampaikan pesan. Hal ini untuk
menghindari terjadinya suasana kaku dalam proses
presentasi maupun negosiasi. Dengan sedikit senyum,
akan memberikan arti yang banyak pada performance
presenter.

3. Ketiga: perhatikan bahasa tubuh anda apakah terlalu


santai, kaku atau justru tidak ada gerakan tubuh sama
sekali. Karena gerakan-gerakan tangan akan dapat
membantu untuk mencairkan suasana yang kaku dan
tegang.

BAHASA TUBUH dalam KOMUNIKASI


Pada komunikasi seseorang dengan orang lain, baik di rumah,
di tempat kerja, bahkan komunikasi dalam berhubungan
dengan lawan jenis, persahabatan juga diperlukan adanya
bahasa tubuh. Tubuh kita mengirimkan suatu sinyal atau
pesan ke seseorang tanpa kita harus mengeluarkan sepatah

 2011 ari widyati purwantiasning

171
katapun. Kita dapat saja berkomunikasi dengan seseorang
dengan menggunakan bahasa tubuh. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam bahasa tubuh untuk berkomunikasi
yaitu:

1. KONTAK MATA
Kontak mata merupakan salah satu elemen yang
penting dalam bahasa tubuh komunikasi. Kontak mata
bukan berarti menatap terus menerus. Ketika kita
melihat seseorang dan membuat kontak mata setiap
kali kita berkomunikasi dengannya, hal itu
menunjukkan bahwa ada ketertarikan dalam diri kita
akan hal yang disampaikan lawan bicara kita.
Sementara itu menatap mata terus menerus justru
memberikan kesan yang negatif, karena hal ini
berkaitan dengan keagresifan kita terhadap lawan
bicara kita.

2. EKSPRESI WAJAH
Ekspresi wajah merupakan elemen lain dari bahasa
tubuh dalam komunikasi. Senyuman dan tawa
merupakan salah satu pelengkap dalam komunikasi.

 20011 ari widyati purwantiasning

172
Senyuman memberikan pesan yang positif. Senyuman
member kesan kehangatan dan kepercayaan diri pada
diri kita. Anggukan kepala juga dapat membantu dalam
komunikasi, karena anggukan pada saat komunikasi
dengan lawan bicara akan memberi kesan bahwa kita
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh lawan
bicara kita.

3. GERAKAN TANGAN
Gerakan tangan dalam berkomunikasi dapat
membantu atau justru memperburuk keadaan saat
berkomunikasi. Bila gerakan dan posisi tangan anda
berada menyilang di depan dada anda, hal ini
mengekspresikan bahwa anda sama sekali tidak
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh lawan
bicara anda. Sementara posisi tangan di samping justru
memberikan kesan bahwa anda percaya diri dan santai
saat anda berkomunikasi dengan lawan bicara anda.

 2011 ari widyati purwantiasning

173
4. EKSPRESI GERAKAN KAKI
Terlalu banyak gerakan kaki, akan mengindikasikan
bahwa anda terlalu gugup pada saat anda berbicara.
Misalnya posisi duduk paling professional adalah
ketika anda menyilangkan kedua kaki ke satu arah.
Berdiri terlalu dekat dengan seseorang juga akan
membuat lawan bicara anda merasa tidak nyaman,
karena ada suatu personal space yang anda langgar,
hal ini menunjukkan keagresifan anda. Setiap orang
memiliki personal space yang berbeda dan ketika anda

 20011 ari widyati purwantiasning

174
terlalu dekat berdiri dengan seseorang, dan orang
tersebut mundur beberapa langkah, maka hal ini
mengindikasikan bahwa anda harus menjaga jarak
dengan orang tersebut.

Dengan meningkatkan penggunaan bahasa tubuh dalam


berkomunikasi, anda dapat membuat sebuah perbedaan dalam
keahlian seseorang, keatraktifan seseorang dan juga kesan dan
perasaan seseorang.

BAHASA TUBUH dalam PRESENTASI

Pada hakekatnya gesture merupakan bagian dari bahasa


tubuh. Bahasa tubuh mencakup banyak hal dari mulai mimik,
ekspresi yang kemudian disebut dengan gesture, serta
gerakan-gerakan tubuh lainnya seperti tangan, kaki dan
anggota tubuh lainnya.

 2011 ari widyati purwantiasning

175
Contoh bahasa tubuh dengan beberapa gerakan anggota tubuh

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam


menggunakan bahasa tubuh, yaitu:
a. bahasa tubuh dapat membantu presenter sehingga
presentasi berjalan dengan lancar, serta tidak menonjol
b. bahasa tubuh dapat memberi penekanan maksud sehingga
terfokus dan mengacu pada tujuannya
c. bahasa tubuh haruslah bersahaja, tidak artifisial dan
dibuat-buat, karena akan menimbulkan kekakuan dalam
suasana presentasi

 20011 ari widyati purwantiasning

176
d. tepat waktu yang disesuaikan dengan isi dan pokok
pembahasan

Selain bahasa tubuh secara umum, suara juga merupakan


bagian yang penting dalam mengkomunikasikan suatu
penyampaian pesan. Unsur-unsur suara yang penting dan
harus diingat adalah:
a. kelantangan, volume suara harus disesuaikan dengan
tempat dilakukannya presentasi, jumlah audience, dan
juga apa yang akan dipresentasikan. Tentunya kita
harus menggunakan volume suara yang berbeda bila
kita sedang berdakwah, pidato dengan ketika kita
menyampaikan gagasan disain. Klien akan lari terbirit-
birit bila kita mempresentasikan ide dan pemikiran
kita dengan menggebu-gebu seperti layaknya ketika
berdakwah
b. nada suara juga merupakan hal yang penting, adanya
intonasi pada suara akan menarik perhatian si
pendengar. Suara yang monoton, akan membosankan
tentunya, sehingga lantunan suara sangat diperlukan
dalam berbicara

 2011 ari widyati purwantiasning

177
c. kecepatan dalam berbicara adalah unsur yang juga
dominan, bila pembicara terlalu cepat berbicara,
pendengar belum tentu dapat menyimak dan mengerti
isi dari pesan yang disampaikan
d. adanya jeda juga harus diperhatikan, tidaklah mungkin
dalam mempresentasikan sesuatu, kita berbicara tanpa
ada titik dan koma, bagaikan orang lari sedang dikejar
setan
e. ejaan atau lafaz terkadang diabaikan oleh orang
kebanyakan, padahal justru hal ini yang terpenting.
Lain daerah lain dialeknya, ini akan menyulitkan
pendengar dalam menerima pesan yang disajikan
f. pengulangan kata harus dibatasi, karena akan
menimbulkan kebosanan, bila pembicara selalu
mengulang-ulang kata dan atau oke atau mungkin.
Tetapi hampir sebagian banyak orang selalu
melakukan kesalahan ini, dengan selalu mengulang
satu kata yang menjadi favoritnya.

Sesungguhnya bahasa tubuh apa saja yang harus


diperhatikan, mungkin ini yang menjadi pertanyaannya. Ada

 20011 ari widyati purwantiasning

178
beberapa unsur bahasa tubuh yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. penampilan diri atau performance, yaitu dari segi
ketepatan waktu tiba, kesesuaian pakaian dan juga
tingkah laku pada saat presentasi berlangsung
b. cara membuka dan menutup presentasi
c. posisi badan dan tempat berdiri presenter
d. gerakan anggota tubuh, baik tangan, kaki maupun
anggota tubuh lainnya
e. penggunaan kartu atau catatan pembantu dalam
berbicara
f. penggunaan media pembantu: pengeras suara, OHP,
maupun slide projector
g. kontak mata antara presenter dengan audience
h. ekspresi wajah atau mimik

Keseluruh uraian mengenai bahasa tubuh dalam presentasi


arsitektur, akan sangat membantu bila sebelum melakukan
proses presentasi tersebut, kita sebagai pembicara melakukan
persiapan yang matang. Sudah seharusnya kesemua strategi
penggunaan bahasa tubuh tersebut dipakai dalam

 2011 ari widyati purwantiasning

179
berkomunikasi. Hal ini tentu saja untuk mencapai sebuah
hasil yang sukses sesuai keinginan.

BAHASA TUBUH yang HARUS DIHINDARI

Percayakah Anda, bahasa tubuh merupakan salah satu faktor


keberhasilan suatu komunikasi khususnya presentasi? Ada
beberapa bahasa tubuh yang harus dihindari saat presentasi
atau komunikasi dengan orang lain seperti wawancara. Jika
diterapkan, hal ini akan memberi perbedaan yang amat besar.

1. MENGHINDARI KONTAK MATA


Ini hanya memperlihatkan rasa kurang percaya diri,
gugup, dan tidak siap. Usahakan selalu menatap mata
para pendengar/lawan bicara. Dengan menatap/
kontak mata dengan lawan bicara, memberi kesan
bahwa anda percaya diri dan menguasai materi yang
sedang anda sampaikan.

2. BUNGKUK
Kesan yang langsung tertangkap adalah Anda
termasuk tipe yang tidak berani dan tidak percaya diri.

 20011 ari widyati purwantiasning

180
Nah, coba berdiri tegak dan posisikan kaki selebar
bahu.

3. TAK BISA DIAM


Terlalu banyak anggota badan yang bergerak akan
membuat pendengar mengalihkan focus dari pesan
yang disampaikan oleh anda ke gerakan badan anda.
Gugup, tak yakin, serta kurang percaya diri adalah
kesan yang tersirat dari bahasa tubuh yang satu ini.
Tubuh yang goyang memperlihatkan sikap tidak dapat
mengendalikan diri dan tidak menguasai topik yang
dipresentasikan.

4. BERDIRI BAK PATUNG


Saat memberikan presentasi, jangan hanya berdiri
seperti patung. Cobalah berjalan, bergerak. Dengan
bergerak maka rasa kaku, dan ketidakpercayaan diri
dapat dialihkan, sehingga kesan yang ditangkap oleh
pendengar adalah anda menguasai materi yang
disampaikan. Berdiri kaku justru memperlihatkan
sikap yang dingin dan menimbulkan suasana bosan.

 2011 ari widyati purwantiasning

181
5. TANGAN MASUK DI SAKU
Gaya ini menunjukkan sikap tak bersahabat dan
merasa “terancam”. Kadang justru memberikan kesan
bahwa anda terlalu percaya diri sehingga terkesan
meremehkan pendengar/ lawan bicara anda.
Sebaiknya keluarkan tangan Anda dari saku dan
berikan gerakkan secukupnya untuk mengatasi
kekakuan.

6. MENIRU GAYA
Jangan meniru habis-habisan gaya seseorang karena
akan memberi kesan bahwa anda kurang percaya diri
dengan penampilan anda sendiri, sehingga harus
menjadi orang lain. Jadilah diri anda sendiri karena hal
tersebut penting dalam berkomunikasi. Jika anda
meniru gaya seseorang, maka yang terjadi justru sikap
Anda terkesan dibuat-buat serta tidak alami.

7. GERAKAN BERBUNYI
Sebaiknya, sebelum presentasi, keluarkan semua kunci
atau koin dari saku celana dan taruh di dalam tas.

 20011 ari widyati purwantiasning

182
Gerakan yang berbunyi ini akan mengganggu
konsentrasi lawan bicara atau audience anda. Mereka
akan focus pada bunyi yang ditimbulkan pada gerakan
anda, daripada focus pada pesan yang anda sampaikan.

8. GUYONAN BERLEBIHAN
Tak ada salahnya melontarkan guyonan saat
memberikan presentasi. Karena guyonan akan
membuat suasana kaku menjadi lebih bersahabat,
namun tetap diingat bahwa siapa audience nya dan
presentasi macam apa yang anda lakukan, sehingga
perlu tidaknya guyonan perlu dicermati. Bila memang
perlu adanya guyonan, maka jangan lakukan hal itu
secara berlebihan dan keluar dari topik yang sedang
dibicarakan.

KETIKA PAKAIAN BERBICARA

Jika anda akan melakukan sebuah presentasi penting dan


formal, untuk memenangkan sebuah tender misalnya, sangat
penting untuk memperhatikan penampilan. Suka atau tidak,
fakta berbicara, orang menilai Anda dari penampilan Anda.

 2011 ari widyati purwantiasning

183
Contoh berpakaian yang menarik saat presentasi, namun harus dilihat audience nya,
dan juga jenis presentasinya, karena jenis berpakaian seperti ini terlihat lebih casual
dan santai, sehingga kurang cocok untuk presentasi yang bersifat formal

1. GAYA SANTAI
Anda akan mengikuti presentasi di suatu perusahaan
berteknologi tinggi dan sedang berkembang. Anda
muncul dengan celana jins dan sepatu olah raga.

Gaya Anda bisa diartikan: “Saya seorang yang malas


dan tidak terlalu berminat dengan proyek yang
ditawarkan.”
 20011 ari widyati purwantiasning

184
Sebaiknya, berpakaianlah yang pantas dan rapi jika
akan melakukan sebuah presentasi penting.

Contoh berpakaian yang menarik saat presentasi, cocok untuk


presentasi yang bersifat formal

2. GAYA TAK PEDULI


Setiap hari Anda selalu mengenakan pakaian yang
tidak diseterika rapi dan tidak peduli pada
penampilan.

 2011 ari widyati purwantiasning

185
Gaya Anda bisa diartikan: “Saya adalah orang yang
berantakan. Bila penampilan saya seperti ini,
bagaimana saya dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan rapi dan teratur?”

Baik klien, atasan, maupun rekan sekerja tidak akan


yakin Anda mampu melaksanakan tugas dengan baik
jika penampilan Anda jauh dari profesional.

3. GAYA HURA-HURA
Anda mengenakan pakaian yang biasa dipakai untuk
clubbing karena Anda berencana akan bertemu dengan
teman-teman sesudah jam kerja.

Gaya Anda bisa diartikan: “Gaya berpakaian saya


provokatif. Gaya ini merupakan kompensasi terhadap
kemampuan profesional saya.”

Bila ingin menjadi orang yang berhasil, berpakaianlah


yang pantas, serius, serta profesional.

4. GAYA EKSKLUSIF
Menurut Anda, tidak berbahaya bergaya eksklusif di
tempat kerja (bayangkan ke suatu kantor yang asing

 20011 ari widyati purwantiasning

186
untuk anda, karena anda akan melakukan presentasi di
depan para klien yang professional dan intelektual
dengan rambut yang dicat pink!).

Gaya Anda memperlihatkan: “Saya mengejek


perusahaan dan tidak bersikap serius.”

Posisi Anda dapat terancam sehingga jangan berharap


bahwa presentasi anda akan berhasil bahkan proyek
anda agak goal dan mungkin tidak berkembang jika
potongan rambut Anda “nyleneh.”

5. GAYA KUNO
Model pakaian Anda sudah ketinggalan zaman.

Gaya Anda memperlihatkan: “Saya sudah tidak


menarik lagi. Saya lebih senang menyendiri dan tinggal
menunggu pensiun.”

Meski jenuh dengan situasi kerja, menjaga penampilan


merupakan suatu keharusan.

Bila Anda melihat diri Anda pada situasi seperti ini,


segera lakukan perubahan. Bila Anda sedang mencari

 2011 ari widyati purwantiasning

187
pekerjaan, penting bagi Anda untuk mengetahui
budaya perusahaan di mana Anda diterima sebagai
pegawai. Tapi, tetaplah jadi diri Anda sendiri untuk
menentukan gaya yang paling tepat untuk Anda.

 20011 ari widyati purwantiasning

188
Bagian Ketujuh
[STRATEGI NEGOSIASI]

POKOK-POKOK dalam NEGOSIASI


Negosiasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses penetapan
keputusan secara bersama dimana pihak-pihak yang terlibat
memiliki preferensi yang berbeda. Selain itu negosiasi juga
dapat dikatakan sebagai suatu cara untuk menetapkan
keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh dua pihak
dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan
dilakukan di masa mendatang.

Di dalam negosiasi ada beberapa karakteristik yang perlu


diperhatikan yaitu:
1. senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual,
perwakilan organisasi atau perusahaan, sendiri atau
dalam kelompok;
2. memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya
mengandung konflik yang terjadi mulai dari awal
sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;

 2011 ari widyati purwantiasning

189
3. menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik
berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar
menukar (barter);
4. hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang
menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun
ekspresi wajah;
5. negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan
atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan
terjadi;
6. ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang
diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan
itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat.

Di dalam negosiasi, negosiator dapt dibedakan menjadi dua


jenis negosiator yaitu:
1. VALUE CLAIMERS
Memandang negosiasi sebagai proses pertikaian.
Masing-masing pihak berusaha mendapatkan
sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan
memberikan sesedikit mungkin jatah atau
kemenangan bagi lawannya. Cara yang digunakan

 20011 ari widyati purwantiasning

190
adalah taktik yang manipulatif, argumen yang
memaksakan, konsesi terbatas dan tawar-menawar
yang alot.

2. VALUE CREATORS
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan
kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai
tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
Cara yang digunakan adalah dengan mengembangkan
hubungan yang kolaboratif, mengutamakan
penyesuaian kepentingan kedua belah pihak, bersikap
ramah dan kooperatif.

 2011 ari widyati purwantiasning

191
Dalam konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi dalam
beberapa kategori, yaitu:
1. Antara dua orang
misal: pada saat manajer dan bawahannya
memutuskan tanggal penyelesaian proyek yang harus
diselesaikan oleh bawahan
2. Dalam kelompok
misal: untuk mengambil keputusan kelompok atas
suatu kasus
3. Antar kelompok
Misal: bagian pembelian dengan pemasok dalam
kesepakatan harga, kualitas atau tanggal penyerahan
barang

Dalam negosiasi terdapat beberapa unsur yaitu:


1. Ketergantungan dalam suatu tingkatan, antara
pihak pihak yang terlibat
2. Ketidaksepakatan atau konflik (baik konflik nyata
atau yang tersembunyi)
3. Interaksi yang oportunistik (setiap pihak punya
keinginan untuk berusaha mempengaruhi orang
lain)

 20011 ari widyati purwantiasning

192
4. Kesepakatan.

Tujuan dalam negosiasi dapat dipaparkan sebagai berikut:


1. Tujuan agresif - berusaha memperoleh keuntungan
dari kerugian (damage) pihak lawan.
2. Tujuan kompetitif - berusaha memperoleh sesuatu
yang lebih (getting more) dari pihak lawan
3. Tujuan kooperatif - berusaha memperoleh
kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual
gain)
4. Tujuan pemusatan diri - berusaha memperoleh
keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak
lain
5. Tujuan defensif - berusaha memperoleh hasil dengan
menghindari yang negatif
6. Tujuan kombinasi

Sementara itu paradigm negosiasi dapat dijelaskan sebagai


berikut:
1. Negosiasi Menang-Kalah (WIN-LOSE)

 2011 ari widyati purwantiasning

193
 Sudut pandang klasik yang memandang bargaining
sebagai situasi win-lose, jika salah satu pihak
menang, maka pihak lain akan kalah.
 Disebut juga negosiasi zero-sum atau negosiasi
distributive
 Asumsi: sumberdaya terbatas (limited resources),
dan proses negosiasi untuk menentukan siapa akan
mendapakan sumberdaya tersebut

2. Negosiasi Menang-Menang (WIN-WIN)


 Trend masa kini yang memandang negosiasi
sebagai situasi win-win, dimana kedua belah pihak
mendapat keuntungan sebagai hasil dari negosiasi.
 Disebut juga negosiasi positive-sum atau negosiasi
integrative

Hal ini bukan berarti bahwa setiap orang akan


mendapatkan apa yang dia mau. Tapi hal ini dapat
diartikan bahwa sebuah kesepakatan telah terjadi
sehingga semua pihak mendapatkan yang terbaik.
Negosiasi ini dapat berhasil bila isu-isu nya

 20011 ari widyati purwantiasning

194
terintegrasi secara alamiah dan semua pihak
berkomitmen pada proses integrasi tersebut.

Dalam sebuah negosiasi terkadang terjadi konflik-konflik


diantaranya. Hal ini karena kedua belak pihak merasa
berkompetisi dan tidak ada kesepakatan di dalamnya. Konflik
disini dapat didefinisikan sebagai proses dimana satu pihak
mempersepsikan pihak lain mengambil (atau akan
mengambil) beberapa tindakan yang akan berakibat negatif
pada kepentingan utamanya. Selain itu konflik dapat dimaknai
sebagai ketidak sesuaian, pertentangan dan permusuhan
antara dua atau lebih pihak sebagai hasil dari perbedaan
pendapat, keinginan, atau tujuan dari masing-masing pihak.

Di dalam sebuah konflik, pastinya ada beberapa elemen yang


mempengaruhi konflik tersebut. Elemen-elemen tersebut
adalah:
 adanya kepentingan berlawanan antara individu atau
kelompok
 pengakuan tentang adanya kepentingan yang
berlawanan tersebut

 2011 ari widyati purwantiasning

195
 keyakinan dari tiap pihak bahwa pihak lain akan
mengancam (sudah mengancam) kepentingan-
kepentingan mereka
 adanya tindakan-tindakan nyata yang menghasilkan
ancaman tersebut

Untuk menghindari terjadinya konflik, akan diperlukan


adanya manajemen konflik. Manajemen konflik ini meliputi
beberapa kategori:

1. Kuadran Kalah-Kalah (Menghindari konflik)


Kuadran ini menjelaskan cara mengatasi konflik
dengan menghindari konflik dan mengabaikan
masalah yang timbul. Atau bisa berarti bahwa kedua
belah pihak tidak sepakat untuk menyelesaikan konflik
atau menemukan kesepakatan untuk mengatasi konflik
tersebut. Kita tidak memaksakan keinginan kita dan
sebaliknya tidak terlalu menginginkan sesuatu yang
dimiliki atau dikuasai pihak lain.

Cara ini sebetulnya hanya bisa kita lakukan untuk


potensi konflik yang ringan dan tidak terlalu penting.

 20011 ari widyati purwantiasning

196
Jadi agar tidak menjadi beban dalam pikiran atau
kehidupan kita, sebaiknya memang setiap potensi
konflik harus dapat segera diselesaikan

2. Kuadran Menang-Kalah (Persaingan)


Kuadran kedua ini memastikan bahwa kita
memenangkan konflik dan pihak lain kalah. Biasanya
kita menggunakan kekuasaan atau pengaruh kita
untuk memastikan bahwa dalam konflik tersebut kita
yang keluar sebagai pemenangnya. Biasanya pihak
yang kalah akan lebih mempersiapkan diri dalam
pertemuan berikutnya, sehingga terjadilah suatu
suasana persaingan atau kompetisi di antara kedua
pihak.

Gaya penyelesaian konflik seperti ini sangat tidak


mengenakkan bagi pihak yang merasa terpaksa harus
berada dalam posisi kalah, sehingga sebaiknya hanya
digunakan dalam keadaan terpaksa yang
membutuhkan penyelesaian yang cepat dan tegas.

 2011 ari widyati purwantiasning

197
3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)
Kuadran ketiga yaitu kita kalah – mereka menang ini
berarti kita berada dalam posisi mengalah atau
mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini kita
gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah
yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk
mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik
tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita
inginkan.

Mengalah dalam hal ini bukan berarti kita kalah, tetapi


kita menciptakan suasana untuk memungkinkan
penyelesaian yang paripurna terhadap konflik yang
timbul antara kedua pihak. Mengalah memiliki esensi
kebesaran jiwa dan memberi kesempatan kepada
pihak lain untuk juga mau mengakomodasi
kepentingan kita sehingga selanjutnya kita bersama
bisa menuju ke kuadran pertama.

4. Kuadran Menang-Menang (Kolaborasi)


Kuadran pertama ini disebut dengan gaya manajemen
konflik kolaborasi atau bekerja sama. Tujuan kita

 20011 ari widyati purwantiasning

198
adalah mengatasi konflik dengan menciptakan
penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan
bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai.
Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu
karena harus dapat mengakomodasi kedua
kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung
ekstrim satu sama lainnya.

Proses ini memerlukan komitmen yang besar dari


kedua pihak untuk menyelesaikannya dan dapat
menumbuhkan hubungan jangka panjang yang kokoh .
Secara sederhana proses ini dapat dijelaskan bahwa
masing-masing pihak memahami dengan sepenuhnya
keinginan atau tuntutan pihak lainnya dan berusaha
dengan penuh komitmen untuk mencari titik temu
kedua kepentingan tersebut.

Pada dasarnya negosiasi adalah cara bagaimana kita


mengenali, mengelola dan mengendalikan emosi kita dan
emosi pihak lain. Di sinilah seringkali banyak di antara
kita tidak menyadari bahwa negosiasi sebenarnya lebih

 2011 ari widyati purwantiasning

199
banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa
seseorang.
Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang
kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang
dinyatakan dengan jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan,
maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan pada
hitungan untung rugi.

Sedangkan yang sering dilupakan dalam proses negosiasi


adalah hal-hal yang tidak kelihatan, seperti misalnya hasrat,
keinginan, perasaan, nilai-nilai maupun keyakinan yang
dianut oleh individual yang terlibat dalam konflik atau yang
terlibat dalam proses negosiasi. Hal-hal yang di dalam inilah
justru seringkali menjadi kunci terciptanya negosiasi yang
sukses dan efektif.

Di dalam negosiasi ada istilah yang disebut sebagai segitiga


negosiasi atau NEGOTIATION TRIANGLE, yaitu:
1. HEART/ HATI
yaitu karakter atau apa yang ada di dalam kita yang
menjadi dasar dalam kita melakukan negosiasi

 20011 ari widyati purwantiasning

200
2. HEAD/ KEPALA
yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan
dalam melakukan negosiasi
3. HANDS/ TANGAN
yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam
melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan
jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian
dalam bernegosiasi

LANGKAH- LANGKAH NEGOSIASI


1. PERSIAPAN
Dilakukan jauh hari sebelum negosiasi
dilaksanakan, meliputi:
a. Mengumpulkan sebanyak mungkin informasi
berkaitan dengan pihak lain, misal sejarah,
kebiasaan perilaku, interaksi sebelumnya,
kesepakatan sebelumnya
b. Mengindentifikasi harapan dan keinginan pihak
sendiri
c. Mempelajari situasi pada organisasi pesaing
sebagai pembanding

 2011 ari widyati purwantiasning

201
Persiapan yang baik merupakan fondasi yang
kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal
tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang
kita butuhkan dalam melakukan negosiasi.

Yang pertama harus kita lakukan dalam langkah


persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang
ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus
jelas dan terukur, sehingga kita bisa membangun
ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang
terukur, kita tidak memiliki pegangan untuk
melakukan tawar-menawar atau berkompromi
dengan pihak lainnya.

Hal kedua dalam persiapan negosiasi adalah


kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi
relaks dan tidak tegang. Cara yang paling mudah
adalah dengan melakukan relaksasi.

 20011 ari widyati purwantiasning

202
2. EVALUASI ALTERNATIF
Mengidenfikasi bargaining range, yaitu range
dimana kedua belah pihak diperkirakan akan dapat
mencapai kesepakatan.

3. IDENTIFIKASI KEPENTINGAN
Kepentingan adalah yang mendasari terjadinya
konflik. Kadang negosiator terfokus pada
kepentingannya sendiri dan mengabaikan
kepentingan pihak lain.

Berikut ada beberapa tahapan dalam mengawali


sebuah negosiasi
a. Jangan memegang apa pun di tangan kanan anda
ketika memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan tangan untuk berjabat tangan terlebih
dulu;
c. Jabat tangan dengan tegas dan singkat;
d. Berikan senyum dan katakan sesuatu yang pas
untuk mengawali pembicaraan.

 2011 ari widyati purwantiasning

203
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah
dengan membangun common ground, yaitu sesuatu
yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan
dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya
selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki
beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar
untuk membangun rasa percaya.

4. MEMULAI PROSES NEGOSIASI


Langkah pertama dalam memulai proses negosiasi
adalah menyampaikan (proposing) apa yang
menjadi keinginan atau tuntutan kita.

Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian


tujuan kita tersebut adalah:
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua pihak untuk
memulai pembicaraan pada materi pokok
negosiasi;
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau
tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan
penuh percaya diri;

 20011 ari widyati purwantiasning

204
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda
berkeinginan untuk mencapai suatu
kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-
menawar dalam negosiasi, jangan membuat
hanya dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda
ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give
us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka
mengerti dengan jelas apa yang harus mereka
berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan
kita berikan.
f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses
negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif
apa yang ditawarkan atau yang menjadi
tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif
memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik
tertentu. Seperti misalnya bagaimana
mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah
pembicara. Usahakan selalu membangun kontak
mata dengan pembicara dan kita berada dalam
kondisi yang relaks namun penuh perhatian.

 2011 ari widyati purwantiasning

205
5. ZONA TAWAR MENAWAR (THE BARGAINING
ZONE)
Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar
menawar, kita perlu mengetahui apa itu The
Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah
ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak
penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal
oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer).

Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal


Offer, Buyer’s Realistic Price dan Buyer’s Highest
Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal Price,
Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada
sisi pembeli.

Kesepakatan kedua belah pihak yang paling baik


adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final
Offer Zone yang dibatasi oleh Seller’s Realistic Price
dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan
terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli
dan penjual dalam wilayah Final Offer Zone.

 20011 ari widyati purwantiasning

206
6. MENCIPTAKAN KESEPAKATAN YANG
MENGUNTUNGKAN KEDUA BELAH PIHAK
a. Hal-hal yang perlu dicamkan oleh para
negosiator adalah bahwa negosiasi tidak
memperebutkan kue yang besarnya tetap.
b. Hindari meningkatnya konflik yang tidak
rasional.
c. Pusatkan perhatian pada pemikiran pihak lain.

7. MEMBANGUN KESEPAKATAN
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah
membangun kesepakatan dan menutup negosiasi.
Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak
melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa
kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan
kedua pihak memiliki komitmen untuk
melaksanakannya.

Yang perlu kita ketahui dalam negosiasi tidak akan


pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal
masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki
niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan

 2011 ari widyati purwantiasning

207
harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua
belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah
tangan.

Oleh karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita


memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui apa
yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun
ekspresi wajah.

Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak
memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan,
maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita.
Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation,
mediation dan arbitration melalui pihak ketiga

NEGOSIASI dalam ARSITEKTUR

Sebagai seorang tenaga ahli profesional, arsitek dalam


mempresentasikan ide dan gagasannya pada pemberi tugas
tanpa disadari melakukan suatu negosiasi. Proses negosiasi
antara arsitek dengan klien adalan selain agar ide dan
pemikirannya diterima, juga untuk menetapkan suatu nilai
atau harga terhadap disain si arsitek.
 20011 ari widyati purwantiasning

208
Secara sederhana, negosiasi merupakan suatu proses
menyelesaikan perbedaan dan mendapatkan apa yang
diinginkan. Tentu saja dalam hal ini adalah perbedaan-
perbedaan pendapat antara arsitek dan pemberi tugas.
Karena negosiasi tidak akan terjadi bila tidak ada perbedaan
antar dua belah pihak atau lebih.

Contoh paling sederhana dalam negosiasi adalah bila ibu-ibu


sedang berbelanja di pasar, mereka terbiasa untuk tawar-
menawar dengan penjual pada hampir semua barang yang
dijajakan. Padahal harga yang ditawarkan oleh penjual
relative sudah murah, dan ibu-ibu hanya menawar 500 rupiah
saja, tapi hal ini menjadi kepuasan bagi mereka. Negosiasi
tidak hanya berupa tawar menawar harga nominal, namun
juga dapat berupa tawar menawar kuantitas maupun kualitas
barang yang akan dibeli.

Negosiasi baik yang kecil-kecilan seperti tawar menawar


dengan penjual, atau yang melibatkan tender dengan jumlah
rupiah yang cukup besar, umumnya mengandung dua unsur
penting. Kedua unsur penting tersebut adalah:

 2011 ari widyati purwantiasning

209
1. UNSUR KOOPERATIF
Yaitu keadaan dimana kedua belah pihak yang
bernegosiasi saling menginginkan tercapainya suatu
kesepakatan

2. UNSUR KOMPETITIF
Dimana kedua belah pihak saling menginginkan sesuatu
yang terbaik bagi pihak masing-masing

Kedua unsur tersebut sangat alami dan wajar terjadi, namun


sering mengakibatkan terhambatnya negosiasi, karena
masing-masing pihak ingin berperan lebih baik dari pihak
lawannya. Padahal ada pepatah yang mengatakan bahwa:

“jika seseorang yang mempunyai uang bertemu dengan


seorang yang mempunya pengalaman, maka orang yang
berpengalaman akhirnya akan mendapatkan uang dan orang
yang mempunyai uang akhirnya akan mendapatkan
pengalaman”

Dari uraian tersebut, sangatlah jelas dapat dipetik intisarinya


bahwa, tidak ada pihak yang harus mencapai keuntungan.

 20011 ari widyati purwantiasning

210
Karena pada dasarnya negosiasi ditempuh adalah untuk
mencari kesepakatan sehingga keuntungan dapat dicapai oleh
kedua pihak, tanpa ada yang dirugikan.

TAKTIK NEGOSIASI
Secara umum, taktik negosiasi dapat dibedakan menjadi 3
taktik yaitu:
1. TAKTIK PEMBERIAN INFORMASI
 Mampu merubah persepsi, harapan dan posisi
 Informasi non verbal penting
 Kesalahan-kesalahan ucap dapat diartikan
sebagai suatu kebenaran
 Menolak pemberian informasi, mungkin dapat
memunculkan kesan tidak dapat dipercaya
 Informasi yang berlebihan dapat digunakan
untuk menutupi masalah pokok

2. TAKTIK PENCIPTAAN FAKTA BARU


 Taktik ini dijalankan dengan menambah atau
merubah fakta-fakta yang ada saat ini.

 2011 ari widyati purwantiasning

211
 Implementasi ini tidak boleh melibatkan
ketidakjujuran dan kecurangan, namun dapat
berupa ancaman-ancaman secara halus.

3. TAKTIK PENCARIAN INFORMASI


 Mencari dan menemukan sumber informasi
yang dapat dipercaya. Misalnya sumber
informasi yang berasal dari pengalaman
pribadi, pengalaman orang lain, sumber bacaan,
konsultan atau ahli.
 Bargaining untuk informasi. Pada saat tertentu,
informasi merupakan sesuatu yang sangat
bernilai. Informasi dapat dipakai sebagai alat
tukar. Informasi dapat dipertukarkan dengan
informasi yang lain, termasuk uang.
 Informasi melalui diskusi. Diskusi dapat
menjadi sarana penting bertukar informasi.
Dalam diskusi, emosi harus dikendalikan untuk
menjaga agar informasi-informasi tertentu
tidak ikut di disclose.

 20011 ari widyati purwantiasning

212
TAKTIK NEGOSIASI dalam ARSITEKTUR
Di dalam bernegosiasi, strategi adalah rencana permainan
arsitek dan klien atau perdebatan dasar yang akan dimainkan
oleh kedua pihak tersebut. Memilih taktik yang tepat
termasuk ke dalam strategi menang dalam negosiasi.

Sementara itu, di dalam taktik bernegosiasi, terdapat dua


sasaran yang harus dicapai, yaitu:
a. untuk menguatkan posisi kita di mata pihak lawan
b. untuk mengubah pandangan pihak lawan mengenai
posisi mereka sendiri

Harry A Mills, dalam bukunya Negotiate: The Art of Winning,


menawarkan beberapa taktik yang sering diperankan dalam
bernegosiasi, diantaranya dapat dipaparkan sebagai berikut:

1. TAKTIK MENAMBAHKAN
Taktik ini terdiri atas penambahan ekstra yang tak
terduga dalam suatu transaksi. Harga orisinil dapat di
mark-up sesuai dengan kehendak si penjual, dalam hal ini
arsitek, selama harga tersebut masih masuk di akal.
Kemudian harga orisinil tersebut dapat digunakan sebagai

 2011 ari widyati purwantiasning

213
batas untuk tawar menawar dengan klien. Sehingga
setelah kata sepakat dicapai pada harga orisinil, kita
sebagai arsitek tidak akan rugi. Karena pada dasarnya
keuntungan sudah dimasukkan dalam anggaran harga
orisinil. Secara psikologis, seorang klien pasti akan puas
setelah mendapatkan kesepakatan dengan proses tawar
menawar terlebih dahulu.

2.TAKTIK KETERBATASAN ANGGARAN


Taktik ini biasanya digunakan klien untuk menawar harga
yang diberikan arsitek untuk mendapatkan kesepakatan.
Untuk menandinginya, alangkah baiknya bila sebagai
arsitek, kita membuat dan menyiapkan paket alternatif.
Sehingga begitu pihak klien menolak usulan pertama
karena keterbatasan anggaran, kita telah siap dengan
berbagai usulan lain yang bisa dipilih pihak lawan sesuai
dengan anggarannya. Atau taktik juga dapat digunakan
dengan mengatakan bahwa kita sebagai arsitek dapat
menurunkan beberapa spesifikasi bahan dan standar
komponen barang sesuai dengan anggaran si pemberi
tugas. Terkadang keterbatasan anggaran seorang klien
justru dapat menjadi peluang kreatif, yaitu dengan

 20011 ari widyati purwantiasning

214
mengatakan bahwa kita dapat menurunkan harga sesuai
anggaran, asalkan pihak pemberi tugas bersedia untuk
membeli semua suplai atau kontrak dengan si arsitek
sampai tahap interior selanjutnya misalnya selama dua
tahun ke depan.

3. TAKTIK EKSKALASI
Ekskalasi merupakan suatu taktik menekan yang cukup
efektif dalam bernegosiasi. Kiat untuk menandinginya
adalah dengan membuat strategi setelah negosiasi selesai
dan sebelum pihak klien membayar kepada arsitek
sebagai tanda jadi, jangan lupa untuk membuat tanda
bukti atau kontrak kerja di atas hitam putih, bahwa harga
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan bersama. Hal ini
untuk menghindari terjadinya tekanan baik dari pihak
klien pada arsitek ataupun sebaliknya, dalam memungkiri
kesepakatan harga.

4. TAKTIK KETIADAAN
Wewenang kita untuk menutup suatu transaksi dengan
suatu kesepakatan tertentu baru saja terjadi, ketika pihak
lawan akhirnya mengatakan: “baiklah saya akan membawa

 2011 ari widyati purwantiasning

215
kesepakatan ini kepada atasan saya untuk didiskusikan
lebih lanjut.” Tentu saja hal ini mengakibatkan proses
negosiasi yang telah berlangsung adalah mubazir,
sehingga membuang-buang waktu dan tidak efektif lagi.
Untuk itu kiat menandinginya adalah dengan mengetahui
beberapa hal, diantaranya sebelum memulai sebuah
negosiasi, alangkah baiknya bila kita mencari informasi
apakah pihak lawan memiliki wewenang penuh untuk
mengadakan kesepakatan. Jika kita bertemu dengan orang
kedua, yang tidak memiliki kesepakatan, coba
bernegosiasi dengan pengambil keputusan sebenarnya.
Minimal, kita dapat meminta si pengambil keputusan
untuk hadir dalam negosiasi.

5. TAKTIK PERMINTAAN AWAL YANG MELEWATI BATAS


Bila pada saat mulai negosiasi, pihak lawan anda memulai
dengan membuat permintaan awal yang melewati batas,
jauh lebih besar dari yang anda perkirakan. Taktik psywar
atau taktik shock ini dirancang untuk mendorong anda
membuat tawaran yang lebih tinggi. Dalam hal ini kita
dapat menyiasatinya pada saat permintaan awal terjadi,
biasanya hal tersebut hanyalah berupa gertakan dari

 20011 ari widyati purwantiasning

216
pemberi tugas kepada arsitek, untuk melihat seberapa
kemampuan tenaga ahli yang akan dikontraknya. Oleh
karenanya sebaiknya arsitek selalu berpegang teguh untuk
bertahan pada tawaran pertamanya, sambil dengan
cermat menjelaskan semua keuntungan usulan si arsitek.

6. TAKTIK MEMINTA TAMBAHAN SEDIKIT


Taktik dan kebiasaan meminta tambahan sedikit ini
memang sudah menyebar luas. Malahan terkadang sangat
wajar terjadi di kalangan ibu-ibu pada saat berbelanja,
meminta tambahan jumlah ataupun berat timbangan
barang yang dibelinya. Pembeli menggunakan taktik
meminta tambahan sedikit ini dengan cara meminta rabat
yang bukan hak mereka atau dengan cara meminta
pelayanan ekstra untuk diberikan secara gratis.

Untuk itu sebagai penjual, arsitek juga harus mempunyai


kiat menandinginya, yaitu bila pada saat terjadi transaksi
jual beli, negosiasi harga, sebaiknya cari tahu bagaimana
sifat si pembeli atau klien. Bila mereka memang terbiasa
untuk meminta ekstra pelayanan atau tambahan mutu
material ataupun standar, dengan harga yang sama,

 2011 ari widyati purwantiasning

217
arsitek dapat memberi dalih bahwa dia bukan orang yang
punya wewenang untuk memberikan ekstra.

Jika perlu terbitkan daftar harga dan rincian kebijakan


perusahaan (kata tertulis selalu mempunyai otoritas lebih
besar dibandingkan kata lisan). Tolak permintaan
tambahan dengan sopan. Antisipasi permintaan tambahan
ini dengan memasukkan biayanya dalam harga orisinil si
arsitek.

7. TAKTIK SALAMI
Negosiasi dengan menggunakan taktik salami adalah
sebuah strategi dalam mengejar sesuatu untuk mencapai
apa yang diinginkannya dengan cara satu iris demi satu
iris. Seperti layaknya salami, makanan Jepang yang
disajikan dalam irisan tipis.

Pada dasarnya negosiasi dilakukan dengan cara bertahap,


dengan mengajukan satu demi satu permintaan hingga
akhirnya tujuan utamanya tercapai. Untuk melindungi diri
kita dari taktik salami, batasi transaksi secara rinci, tidak

 20011 ari widyati purwantiasning

218
hanya menyebutkan apa yang dicakup, tetapi sebutkan
pula apa yang tidak berlaku.

8. TAKTIK MEMBAGI DUA SELISIHNYA


Taktik ini merupakan taktik dan cara paling cepat untuk
menyelesaikan negosiasi dan mencapai kesepakatan.
Proses negosiasi dengan menggunakan taktik ini bersifat
seduktif, tampak adil dan bijaksana. Terkadang memang
terlihat adil, namun kenyataannya tidak selalu demikian,
khususnya jika anda tidak mampu membagi dua secara
persis atau minimal secara adil di mata anda dan lawan
anda. Untuk menyiasatinya, jika anda tidak mampu
membangi dua selisihnya, lebih baik katakan terus terang
pada saat negosiasi berlangsung. Perlindungan lain untuk
menghindari taktik ini adalah dengan memulai tawaran
pembuka yang cukup tinggi dan mengalah perlahan-lahan,
sehingga ketika ada permintaan dari klien untuk membagi
dua, pembagian tersebut cukup menguntungan si arsitek.

9. TAKTIK AMBIL ATAU TINGGALKAN


Di dalam kebanyakan negosiasi, ada suatu kondisi di mana
satu pihak akhirnya mengatakan “itu tawaran terakhir

 2011 ari widyati purwantiasning

219
saya”, atau terkadang justru bahkan secara agresif
mengatakan, “terserah anda, take it or leave it”.

Taktik yang dikenal sebagai taktik take it or leave it ini,


kebanyakan membuat kondisi yang sering menimbulkan
konflik atau rasa tidak senang, karena tidak seorang pun
akan suka dengan ancaman, ultimatum atau tekanan.

Satu cara agar tidak terjebak dalam situasi ini adalah


dengan menangkis kalimat take it or leave it ini yaitu
dengan memberikan syarat, misalnya si penjual dapat
mengatakan: baiklah saya terima tawaran ini, asalkan
anda dapat menggambil barangnya di tempat kami. Atau
bisa juga dengan taktik mengatakan bahwa anda sangat
berminat dengan tawaran tersebut, tetapi benar-benar
tidak mampu memenuhi harga yang diberikan, karena
anda akan rugi besar bila menerima tawaran tersebut.

10.TAKTIK BAGAIMANA RINCIAN HARGA ANDA?


Bukan hal yang asing bila, seorang arsitek mengajukan
gambar disain dan juga proposal gagasannya, si pemberi
tugas akan bertanya dan meminta rincian harga atas

 20011 ari widyati purwantiasning

220
proposal disain tersebut. Hal ini tentu saja wajar, karena
klien ingin mengetahui paket apa saja yang akan
didapatnya dengan harga yang akan dibayarkan pada
arsitek.

Namun jangan salah, karena pada permulaan memang terlihat


sangat wajar, karena jika anda memenuhi permintaan
tersebut, pihak lawan akan memiliki kekuatan baru untuk
mendapatkan harga yang lebih rendah. Karena pada dasarnya
klien akan mempunyai trik untuk menawar setiap item yang
ada, dari mulai harga paket pre desain akan ditawar,
kemudian paket disain pengembangan dan yang terakhir
adalah paket gambar konstruksi atau mungkin malah paket
interiornya. Pada akhirnya jumlah totalnya nanti akan sangat
rendah karena klien sudah menawar setiap itemnya. Untuk itu
arsitek dapat mengelak permintaan tersebut, dengan
menyatakan bahwa harga keseluruhan paket merupakan
harga total paket, kode etiknya, tidak dapat arsitek mem-
break down harga paket tersebut menjadi item-item yang
lebih kecil.

 2011 ari widyati purwantiasning

221
Mengenali taktik bernegosiasi sangatlah penting. Dengan
mengetahui kesepuluh taktik tersebut, kita dapat
menghindari segala hal yang mungkin akan timbul, sehingga
menyebabkan konflik di dalam bernegosiasi. Dengan
mengetahui trik-trik menyiasati dalam taktik bernegosiasi,
kita dapat mengetahui strategi apa yang sedang dimainkan
oleh lawan kita, sehingga kita dapat mencoba untuk
menyiasati dan menandinginya. Hal ini tentu saja untuk
menghindari kekalahan dalam bernegosiasi. Faktor lain yang
juga dapat menunjang kesuksesan dalam bernegosiasi adalah
kesiapan. Siap dalam mempersiapkan diri sebelum negosiasi
dimulai, siap dengan berbagai alternatif usulan, dan siap
untuk mengatakan tidak bila memang kesepakatan tidak
dapat ditempuh, serta yang terakhir adalah siap untuk ber-
comitted dengan apa yang telah disepakati sebelumnya,
sehingga tercapai win win solution.

Modal keberhasila sebuah negosiasi dapat dipaparkan sebagai


berikut:
 Keberhasilan negosiasi sangat ditentukan oleh
kemampuan perunding dalam menggunakan modal
dalam bentuk kemampuan dan instrumen seperti

 20011 ari widyati purwantiasning

222
kepekaan non-verbal, ketrampilan mendengar dan
bertanya, ketrampilan persuasiv, ketrampilan
menyampaikan sinyal, kepekaan budaya dan gender,
saluran komunikasi, dan strategi dan taktik (Baden
Eunson, Conflict Management,2007).
 Perunding ulung adalah sekaligus komunikator ulung.
Perunding harus menyadari tidak hanya pada apa yang
dikatakan tetapi juga pada apa yang tidak dikatakan
pihak lain. Dengan kata lain banyak aspek komunikasi
non-verbal seperti gerak postur, gerak isyarat, kontak
mata, gerak kepala, senyum, tertawa,dan gerak tangan
ketika negosiasi berlangsung. Semakin memahami
isyarat-isyarat komunikasi non-verbal semakin
berhasil perunding melakukan tugas dan mencapai
tujuannya.
 Perunding ulung juga dicirikan oleh ketrampilannya
sebagai pendengar yang baik, dan memahami sinyal
yang tersembunyi dibalik ungkapan, dan mampu
berkonsentrasi apa yang dikatakan orang. Sinyal dapat
berbentuk pesan-pesan verbal dan non-verbal yang
cenderung bisa berbeda dan bertentangan dengan apa
yang dikatakan orang bersangkutan. Pertanyaannya,

 2011 ari widyati purwantiasning

223
mengapa orang tersebut tidak langsung saja
mengatakan apa adanya secara jelas? Ya kadang-
kadang dilakukannya namun bisa juga tidak karena
memang ada maksud-maksud tetentu.
 Bagian dari esensi proses negosiasi lainnya adalah
kemampuan perunding melakukan persuasi. Selain itu
perunding mampu mendikte taktik persuasi ketika
digunakan pihak lain. Seni dan teknik persuasi yang
diterapkan akan menunjukkan seberapa jauh
kekuatan perunding dalam cara bernegosiasi.
Penerapan seni dan teknik persuasi yang elegan tidak
akan memberi akibat negatif, seperti rasa dendam atau
kalah pada pihak lain. Justru sebaliknya mereka akan
respek pada si perunding.
 Kepekaan terhadap budaya dan gender dalam
mengatasi konflik sangat penting. Perunding efektif
seharusnya peka terhadap perbedaan budaya. Dengan
semakin terbukanya peluang untuk melakukan aliansi
bisnis maka semakin diperlukannya pemahaman
multibudaya antarbangsa. Baik budaya dalam hal
bahasa, cara berbicara, pengambilan keputusan,
maupun tentang jenis busana dan makanan, Di

 20011 ari widyati purwantiasning

224
samping itu pemahaman tentang gender juga
memegang peranan dalam mencapai keberhasilan
negosiasi. Prinsipnya, jangan sampai muncul sikap bias
gender. Namun di sisi lain perlu dipahami bahwa
peran gender mungkin juga berbeda di antara
masyarakat dan bangsa.
 Esensi penting lainnya dalam bernegosiasi adalah
penerapan strategi dan taktik. Bagaimana menghadapi
pihak lain yang juga memiliki strategi dan taktik
bernegosiasi? Dengan strategi dimaksudkan
bagaimana pendekatan terbaik mencapai tujuan
negosiasi? Sementara dengan taktik dimaksudkan apa
saja langkah-langkah teknis untuk mendukung strategi
negosiasi. Strategi dan taktik diposisikan sebagai
jantungnya negosiasi. Tanpa keduanya,negosiasi akan
berlangsung lambat karena tanpa arah yang jelas.
Sebaliknya semakin bermutu strategi dan taktik yang
diterapkan semakin berhasil negosiasi yang dicapai.

Untuk itu ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam


melakukan negosiasi sebagai berikut:

 2011 ari widyati purwantiasning

225
1. Menganggap semua pihak yang bernegosiasi sebagai
"problem solver" dan tidak sebagai teman atau lawan

2. Memisahkan orang dari masalah. Kita bisa bersikap baik


terhadap lawan negosiasi kita, tetapi tetap harus tegas dalam
membicarakan masalah

3. Memusatkan perhatian pada kepentingan bukan pada


posisi. Kita cenderung memberikan perhatian yang
berlebihan pada posisi lawan negosiasi kita, tetapi sebaiknya
lebih memperhatikan kepentingan di balik posisi yang
diambil oleh lawan negosiasi kita tersebut dan memberikan
tawaran-tawaran yang dapat memuaskan kepentingannya
tersebut

4. Mencari pilihan-pilihan yang dapat memuaskan kedua


belah pihak. Usahakan kita melakukan brainstorming dengan
lawan negosiasi kita untuk menemukan pilihan-pilihan yang
dapat disetujui kedua belah pihak, sehingga masing-masing
mendapatkan kepuasan dari hasil negosiasi

5. Menggunakan kriteria yang obyektif dalam melihat


permasalahan. Pemberian opini berdasarkan standar yang
diterima secara umum dan bebas dari pengaruh pendapat
 20011 ari widyati purwantiasning

226
pribadi akan melancarkan negosiasi dan hasilnya bisa
diterima kedua belah pihak.

SELESAI

 2011 ari widyati purwantiasning

227
[REFERENSI]

Burden, Ernest, Penyajian Gambar Arsitektur, Erlangga,


Jakarta, 1982

Burden, Ernest, Design Presentation, Mc Graw Hill, 1984

Decker, Bert, Seni Berkomunikasi, 1991

Effendi, OU, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Jakarta,


1993

Erlinda, Negosiasi Yang Sukses, Jakarta, 2000

Forsyth, Partick, Komunikasi Persuasif Yang Berhasil, 1993

Lasseau, Paul, Berpikir Gambar Bagi Arsitek dan


Perancang, 1986

LPPM, Teknik Presentasi dan Negosiasi, 1992

Susanto, Astrid, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, 1977

White, Edward T, Srtategi Presentasi dalam Arsitektur,


Kanisius, Yogyakarta, 1995

 20011 ari widyati purwantiasning

228
Ari Widyati Purwantiasning, lahir di
Temanggung, 3 Januari 1972. Menyelesaikan
Sarjana Arsitektur di Fakultas Teknik Jurusan
Arsitektur Universitas Indonesia, 5 Januari
1996. Menyandang gelar Master of Art in Town
and Regional Planning (MATRP) dari
Department of Civic Design, Faculty of Social and
Environmental Studies, University of Liverpool,
Inggris, 13 Desember 1999.

Sejak September 2000, menjadi Dosen Tetap


pada Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Jakarta, dan memegang jabatan sebagai
Ketua Jurusan periode 2004-2008 dan 2008-2012. Sejak tahun 1997
mempunyai konsultan arsitektur dan interior pribadi aribahri architect
yang menangani berbagai disain arsitektur dan interior.

Beberapa tulisan dipublikasikan di suratkabar nasional (Kompas dan


Koran Tempo) dan majalah lifestyle a+. Buku referensi yang
dipublikasikan adalah Sebuah Pemaparan Tentang Penataan Kawasan
Secara Partisipatif (2001), Komunikasi Arsitektur: Strategi Presentasi
dan Negosiasi Dalam Arsitektur (2001), Konservasi dan
Perkembangan Ekonomi (2004), Novel Bening (2004), Telaah
Arsitektur #01 (Maret 2008), Warisan Arsitektur Bali dalam
Konservasi (Mei 2008), Pengantar Ilmu Interior (2009).

 2011 ari widyati purwantiasning

229

Anda mungkin juga menyukai