KOMUNIKASI
dalam
ARSITEKTUR
ariwidyatipurwantiasning
[DAFTAR ISI]
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
2
BAGIAN PERTAMA
[FENOMENA KOMUNIKASI]
PENDAHULUAN
Seperti yang telah diketahui sejak lama, setiap manusia
membutuhkan komunikasi untuk menyampaikan pesan
maupun berita dalam bahasa sehari-hari. Perkembangan
komunikasi sangat nyata terlihat sesuai dengan
perkembangan teknologi. Pada jaman dahulu, manusia hanya
perlu menggunakan bahasa isyarat sebagai penyampaian
pesan. Kemudian dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, ditemukanlah abjad yang mewakili suatu
isyarat sebagai lambang yang selanjutnya diolah menjadi
kumpulan huruf atau dikenal sebagai kata. Pada akhirnya
manusia tidak lagi berbicara menggunakan isyarat tetapi
menggunakan kata-kata yang tersusun menjadi kalimat untuk
berbicara. Yang dulunya bahasa tersebut hanya digunakan
sebagai komunikasi untuk penyampaian pesan atau berita,
saat ini berkembang bahwa bahasa dan komunikasi
digunakan juga untuk bersosialisasi, negosiasi dan juga
propaganda.
3
Komunikasi itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu
proses dimana terjadi kesamaan pengertian di antara kedua
pihak antara penerima dan pemberi pesan. Di dalam suatu
komunikasi terdapat beberapa elemen yang terkait di
dalamnya. Elemen yang paling utama dalam komunikasi
adalah pesan yaitu sesuatu yang akan disampaikan untuk
mencapai suatu komunikasi. Elemen lainnya yaitu pemberi
pesan dan penerima pesan. Penerima pesan biasa disebut
sebagai komunikan, sementara pemberi pesan biasa dikenal
sebagai komunikator.
4
sebagai obyek pelengkap ataupun perangkat untuk
melancarkan komunikasi tersebut yang disesuaikan dengan
tujuannya. Sebagai contoh bila dalam komunikasi arsitektur,
komunikasi yang digunakan dalam mempresentasikan hasil
karya arsitektur tentu saja menggunakan media pembantu
seperti gambar-gambar 2 dimensi maupun 3 dimensi, maket
ataupun media komunikasi lainnya yang berhubungan dengan
arsitektural. Berbeda lagi dengan komunikasi dalam hal
propaganda saat orasi, tentunya alat atau media yang
digunakan juga berbeda, seperti menggunakan proyektor,
spanduk-spanduk, toa, wireless, mike dan lain sebagainya.
5
Pada awalnya, komunikasi manusia hanya berupa bahasa isyarat dengan
menggunakan isyarat tangan, sampai saat ini, bahasa isyarat tangan ini masih
digunakan untuk orang-orang dengan kebutuhan khusus (tuna wicara/ tuna rungu)
6
PESAN
komunikator komunikan
7
bahwa seorang arsitek juga berfungsi sebagai penjual, yaitu
menjual ide dan gagasan-gagasannya.
8
1. RETORIKA
Yang dimaksud dengan retorika di sini adalah ilmu yang
mengkaji mengenai proses pernyataan antar manusia
sebagai suatu fenomena sosial. Dalam studi ini,
komunikasi dinyatakan sebagai fenomena sosial. Yang
dimaksud fenomena sosial disini, komunikasi merupakan
alat untuk kebutuhan bersosialisasi, bermasyarakat
sehingga timbul suatu proses.
9
a. Georgias: merupakan pelopor munculnya ilmu retorika
b. Socrates: menyatakan retorika demi kebenaran
c. Plato: menyatakan retorika sebagai metode pendidikan,
yaitu bahwa ilmu komunikasi retorika sebagai fenomena
sosial dapat digunakan sebagai media untuk memberikan
suatu proses pembelajaran yaitu proses belajar mengajar
dalam dunia pendidikan. Pada dunia pendidikan, ilmu
komunikasi retorika digunakan sebagai media dalam
bersosialisasi antara guru dan murid, atau pengajar dengan
orang yang diajarkannya.
d. Aristoteles: menganggap retorika sebagai seni persuasi,
dimana ilmu komunikasi ini digunakan sebagai media
untuk berkomunikasi dalam hal mempengaruhi orang lain
yang mendengarkan pesan tersebut sehingga dapat
terpengaruh dan mengikuti apa yang disampaikan oleh si
komunikator. Seni persuasi ini biasanya digunakan dalam
proses komunikasi dalam negosiasi dengan pihak lain,
ataupun dalam proses propaganda, dimana seseorang atau
sekelompok orang akan mempengaruhi orang lain atau
sekelompok orang lain, sehingga dapat mengikuti dengan
apa yang disampaikan oleh si komunikator. Seni ini bisa
menjadi hal yang negative bisa juga menjadi hal yang
positif. Hal yang negative bila propaganda digunakan
20011 ari widyati purwantiasning
10
untuk hal-hal yang berbau anarkis, dan positif bila
digunakan untuk mengajak sekelompok orang untuk
berbuat kebaikan, misalnya khutbah seorang kyai atau
ustad.
2. PUBLISISTIK
Lain halnya dengan retorika, publisistik merupakan ilmu
yang mempelajari tentang pernyataan kepada khalayak
umum dengan menggunakan media. Media yang dimaksud
disini bisa saja media tulis atau surat kabar misalnya,
ataupun media televisi juga dapat dimasukkan dalam
kelompok komunikasi publisistik.
11
Dalam perkembangannya ilmu publisistik dapat diuraikan
sebagai berikut:
a. Acta Diurna:
publikasi yang pertama kali di jaman Romawi
b. Surat kabar:
“Avisa Relation Order Zeitung” di Jerman pada tahun
1609
b. Weekly News:
muncul pertama kali di Inggris pada tahun 1622
c. Ilmu Persuratkabaran:
Ilmu ini muncul pertama kalinya pada abad 19 di seluruh
penjuru dunia
3. ILMU KOMUNIKASI
Ilmu komunikasi berasal dari Ilmu Jurnalistik yang dapat
didefinisikan sebagai pengetahuan tentang seluk beluk
pemberitaan (peliputan, pengelolaan, penyebaran berita).
Ilmu komunikasi sampai saat ini berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan juga pengaruh ilmu pengetahuan
dan teknologi.
12
Pada dasarnya perkembangan ilmu komunikasi dapat
dibagi menjadi dua bagian:
a. Mass Communication:
b. Communication Science
yaitu ilmu pengetahuan komunikasi yang mencakup ilmu
komunikasi yang lingkupnya lebih luas.
2. KURT LEWIN
Sementara Lewin memfokuskan penelitiannya kepada
masalah komunikasi kelompok sebagai sarana untuk
memperoleh pemahaman bagaimana orang-orang
dipengaruhi oleh kelompoknya. Teori dari Kurt Lewin ini
dapat digolongkan juga dalam seni persuasif.
13
3. PAUL LAZARDSHELD
Lazardsheld melakukan studi penelitian yang difokuskan
terhadap sumber-sumber perilaku, penelitian pada
komunikasi radio siaran. Pada akhirnya, Lazardsheld
melahirkan sebuah dalil “two steps flow of
communication” yang dikenal sebagai arus komunikasi
dua tahap.
4. CARL HOULAND
Sebagai seorang ahli psikologi eksperimental, Houland
menjadi psikolog sosial dengan minatnya pada
fundamental kepada efek komunikasi. Selain itu Houland
juga mempunyai kelahlian dalam bidang komunikasi dan
perubahan sikap.
5. WILBUR SCHIAMM
Sementara itu Wilbur Schiamm adalah seorang pendiri
lembaga penelitian komunikasi yang pertama kali.
Schiamm juga dikenal sebagai pelembaga penelitian
komunikasi.
14
DEFINISI KOMUNIKASI
Dari uraian-uraian sebelumnya, telah disinggung pengertian
komunikasi secara umum. Pada hakekatnya, komunikasi
adalah suatu proses pernyataan antar manusia. Dari
pengertian tersebut terdapat tiga unsur penting yang
memegang peranan dalam komunikasi.
15
media dalam penyampaian pesan. Tidak cukup hanya dengan
kata-kata, penyampai pesan dapat menambahkan ekspresi
dalam proses komunikasi dengan gerakan-gerakan anggota
tubuh maupun mimik wajah.
16
sedang membacakan berita, atau juga dapat dilihat pada
ceramah atau pidato.
17
Kedua kesamaan pada unsur tersebut di atas harus dimiliki
oleh komunikator dan komunikan.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi dapat dilihat dari dua sudut perspektif.
Kedua perspektif tersebut adalah:
1. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS
Pada perspektif psikologis, proses komunikasi terjadi
pada diri komunikator dan komunikan. Dalam perspektif
ini pesan komunikasi terdiri dari dua aspek yaitu:
a. isi pesan yaitu pikiran
b. lambang atau bahasa
a. encoding:
proses pengemasan pikiran dengan bahasa yang dilakukan
komunikator dalam bahasa komunikasi
b. decoding:
proses dalam diri komunikan dalam menerima pesan
18
2. PERSPEKTIF MEKANISTIS
Sementara itu secara perspektif mekanistis, proses
komunikasi terjadi ketika komunikator menyampaikan
pesan sampai diterima komunikan melalui alat inderanya.
Dalam perspektif ini, proses komunikasi dapat dibedakan
menjadi empat jenis, yaitu:
a. komunikasi secara primer: yaitu komunikasi dengan
menggunakan lambang/ simbol sebagai media,
contohnya: bahasa isyarat tubuh – body language
b. komunikasi secara sekunder: yaitu dengan
menggunakan benda sebagai media kedua setelah
memakai lambang sebagai media pertama, contoh:
surat kabar, TV, radio
c. komunikasi secara linier: yaitu penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik
terminal (satu arah). Pada komunikasi ini tidak ada
feedback atau timbal balik dan tanggapan secara
langsung
d. komunikasi secara sirkular: yaitu proses komunikasi
dimana terjadi timbal balik atau feedback dari
komunikan kepada komunikator
19
Komunikasi akan terjadi dengan efektif, bila faktor-faktor
penunjang di dalamnya dapat mencapai beberapa hal penting
yang berkaitan di dalam prosesnya. Kedua faktor penunjang
tersebut adalah faktor komunikan dan faktor komunikator.
20
LINGKUP KOMUNIKASI
Secara umum, komunikasi mencakup berbagai bidang
diantaranya adalah bidang-bidang sosial, organisasional
(manajemen), bisnis, politik, internasional, antar budaya,
pembangunan dan tradisional.
21
b. Komunikasi tactual
c. Komunikasi olfactoral/gustatory
d. Komunikasi pengecap
e. Komunikasi tubuh
22
f. Komunikasi teknologi
g. Komunikasi visual
23
Satu bahasa visual yang mewakili banyak bahasa.
24
Gerakan tangan untuk memandu pesawat terbang di landasan
25
Dalam kehidupan sehari-hari sekarangpun kita juga banyak
memanfaatkan komunikasi visual, baik sebagai penyampai
pesan pokok maupun sekedar alat bantu, seperti pada
interface komputer, televisi, majalah, iklan hingga LCD/OHP
di ruang kuliah/seminar. Bahasa visual dapat digunakan
untuk mengatasi kendala bahasa verbal.
2. KOMUNIKASI NIRVERBAL
26
3. KOMUNIKASI TATAP MUKA
Komunikasi jenis ini dikenal juga dengan istilah face to
face communication. Biasanya komunikasi ini berlaku
pada dialog pribadi yang hanya terdiri dari seorang
komunikator dan seorang komunikan.
4. KOMUNIKASI BERMEDIA
Disebut juga sebagai mediated communication. Di dalam
komunikasi bermedia, komunikator menggunakan media
atau alat bantu untuk menyampaikan pesan-pesannya
kepada komunikan. Media yang digunakan pada saat ini
beraneka ragam jenisnya sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan seorang komunikator untuk mencapai tujuannya
berkomunikasi.
27
Tujuan yang pertama dari komunikasi adalah untuk merubah
sikap atau attitude. Contoh yang paling nyata yaitu pada ceramah
agama dan dakwah. Orang yang sebelumnya mungkin
mempunyai sikap tercela tanpa merasa berdosa, dapat dipengaruhi
untuk merubah sikapnya setelah mendengarkan ceramah agama
tersebut.
Tujuan kedua adalah mengubah opini seseorang atau
sekelompok orang. Yang kemudian komunikasi dapat merubah
perilaku atau behaviour seseorang.
Tujuan terakhir dari penyampaian pesan adalah untuk
mengubah masyarakat yang berkaitan dengan tujuan pertama
sampai ketiga.
28
c. untuk menghibur,
yaitu contohnya dalam dunia hiburan, infotainment,
panggung hiburan, konser dan lainnya
d. untuk mempengaruhi
contohnya dalam hal propaganda, orasi saat
demonstrasi, khutbat oleh kyai ataupun ustadt,
negosiasi untuk memenangkan tender dan lainnya.
29
BAGIAN KEDUA
[KOMUNIKASI ARSITEKTUR]
TATANAN KOMUNIKASI
Dalam susunannya, komunikasi dapat dibedakan menjadi
empat jenis komunikasi. Keempat jenis komunikasi tersebut
diuraikan sesuai dengan sifat dan proses berlangsungnya
komunikasi.
30
komunikasi intra personal dapat diartikan sebagai
komunikasi dalam diri pribadi. Pada dunia arsitektur saat
proses merancang dan merencanakan sebuah bangunan,
komunikasi ini sangat berperan penting, karena proses
komunikasi intra personal dari seorang arsitek dapat
menentukan bagaimana karakter sebuah bangunan dapat
terbentuk dari hasil komunikasi tersebut.
2. KOMUNIKASI KELOMPOK
Komunikasi kelompok adalah suatu komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok
orang yang jumlahnya lebih dari 2 orang.
31
Dalam komunikasi jenis ini, terjadi interaksi baik secara
linier maupun sirkular antara komunikator dengan
komunikan. Komunikasi ini dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
a. komunikasi kelompok kecil
pada komunikasi kelompok kecil, proses interaksi
ditujukan pada kognisi komunikan, proses berlangsung
secara dialogis
b. komunikasi kelompok besar
Lain halnya dengan komunikasi kelompok kecil, karena
dalam komunikasi kelompok besar, prosesnya ditujuan
pada efeksi komunikan. Proses berlangsung secara linier
sehingga tidak diharapkan adanya timbal balik dari
komunikan kepada komunikator.
3. KOMUNIKASI MASSA
Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang bersifat
umum dan mempunyai karakteristik antara lain adalah
komunikannya yang bersifat heterogen, media massa
menimbulkan keserempakan/ serentak/ berbarengan,
hubungan komunikator dengan komunikan bersifat non
pribadi.
32
Komunikasi massa dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Komunikasi media massa cetak
b. Komunikasi media massa elektronik
4. KOMUNIKASI MEDIO
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, komunikasi medio
adalah sama dengan yang disebut sebagai komunikasi media.
Yaitu komunikasi yang menggunakan media pembantu
sebagai alat penunjang dalam penyampaian berita atau pesan.
33
c. metode periklanan (advertising),
d. metode propaganda,
e. metode perang urat syaraf
f. metode perpustakaan/ library method.
KOMUNIKASI ARSITEKTUR
Setelah diuraikan secara umum apa dan bagaimana proses
komunikasi berlangsung, maka pada bagian ini akan
dipaparkan komunikasi secara khusus yaitu komunikasi yang
berlangsung dalam bidang arsitektur. Komunikasi ini disebut
sebagai komunikasi arsitektur. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, bahwa ilmu komunikasi meliputi berbagai ilmu
pengetahuan, dan salah satunya adalah bidang arsitektur.
Mengapa diperlukan komunikasi arsitektur? Mungkin hal ini
yang harus pertama kali dijelaskan sebelum selanjutnya akan
menjadi lebih rumit.
34
perkotaan. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal,
perencanaan dan perancangan merupakan proses yang
bertahap dalam mengeluarkan ide dan gagasan dari seorang
arsitek. Dalam proses inilah seorang arsitek perlu
mengkomunikasikan gagasan dan ide dengan
menuangkannya dalam bentuk gambar. Proses komunikasi
inilah yang dikenal sebagai berpikir dengan gambar.
Kemudian bahasa gambar tersebut harus diungkapkan
dengan kata-kata baik lisan maupun tulisan untuk mencapai
satu kesepahaman antara si tenaga ahli profesional dalam hal
ini arsitek dengan seorang kliennya. Sehingga segala
keinginan dan kebutuhan sang klien dapat terpenuhi dan
gagasan serta ide arsitek juga dapat diterima setelah
keduanya mencapai kata sepakat dalam bernegosiasi.
35
dalam komunikasi arsitektur, bahasa yang digunakan sebagai
alat berinteraksi adalah hasil karya sang arsitek, baik berupa
sketsa gambar, gambar ide, gambar arsitektur, maket,
maupun bangunan yang sudah jadi. Dalam hal ini bangunan
sebagai suatu hasil karya manusia dapat dikatakan juga
merupakan bentuk komunikasi seperti halnya bahasa.
36
dapat menerima semua gagasan dari sang arsitek secara
gamblang tanpa ada keragu-raguan atas gagasan arsitek.
Dalam proses ini, arsitek juga diharapkan harus dapat
mengutarakan gagasan dan pemikirannya untuk orang lain,
bukan untuk kepentingan ataupun atas dasar egonya.
Berbagai istilah arsitektur kadang kala digunakan oleh
seorang arsitek untuk mengutarakan idenya, dan hal ini
kadang tidak dimengerti oleh orang awam, dan inilah yang
menimbulkan tidak lancarnya komunikasi antara dua belah
pihak. Dalam hal ini kedua pihak tersebut adalah arsitek sang
penerima tugas, dan owner sebagai pemberi tugas.
37
presentasi yang baik, karena selama ini banyak orang yang
mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara lisan,
kadang terlalu berbelit-belit dan akhirnya tidak menuju ke
inti persoalannya.
38
bangunan atau pemberi tugas dalam hal ini disebut juga
sebagai owner, dan yang terakhir adalah pelaku bangunan
atau pelaksana yaitu kontraktor dan tim di dalamnya.
Komunikasi yang terjadi di dalam proses antara tim arsitek,
owner dan pelaksana biasanya merupakan proses komunikasi
arsitektur yang berlangsung dalam proses perencanaan
bangunan sampai dengan pelaksanaan pembangunan. Di
dalam proses ini dibutuhkan beberapa komunikasi sebagai
media dalam proses negosiasi maupun koordinasi.
39
Tujuan dari komunikasi tulisan ini adalah sebagai media dan
sarana untuk menginformasikan kepada masyarakat secara
luas mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan dunia
arsitektur. Selain komunikasi tulisan yang bertujuan seperti di
atas, kajian ilmiah dan kritik arsitektur juga dapat
dimasukkan dalam kategori komunikasi arsitektur dalam
bentuk tulisan.
40
sampai pada proses konsultasi disain dengan klien kita,
bentuk visual dari rencana atau disain kita juga sangat
penting untuk disajikan. Tidaklah mungkin kita sebagai
arsitek saat mempresentasikan disain kita, hanya menyajikan
bentuk-bentuk komunikasi lisan maupun tulisan saja. Klien
tentu saja ingin melihat bentuk nyata dari disain kita dalam
bentuk visual. Oleh karenanya komunikasi arsitektur visual
sangatlah penting dalam dunia arsitektur.
41
2. STUDI UMUM
Penyelidikan mengenai sifat masalah dan cara
pemecahannya
3. PENGEMBANGAN
Pengolahan pemecahan dari hasil studi umum
4. KOMUNIKASI/ PRESENTASI
Penyampaian beberapa pemecahan kepada pihak lain
42
keinginan dari pemilik bangunan sehingga dapat dibaca
secara tidak langsung oleh publik.
TIPE BANGUNAN
Berdasarkan tipologinya, bangunan sebagai hasil karya
seorang arsitek dapat dikelompokkan dalam kategori -
kategori fungsi. Misalnya bangunan fungsi komersial, hunian,
43
entertainmen dll. Tipologi bangunan ini juga dapat dikatakan
merupakan simbolisme atau citra yang mewakili gagasan
kolektif masyarakatnya yang diterjemahkan oleh sang arsitek
yang berkaitan dengan:
1. Hirarki penggunaannya
2. Lokasi
3. Ekspresi
GAYA ARSITEKTUR
Dalam mengkomunikasikan sebuah ide/ gagasan rancangan
sebuah disain arsitektur, setiap arsitek memiliki gayanya
masing-masing sesuai dengan karakter si arsitek tersebut.
Gaya dalam konteks ini dapat dikatakan sebagai sifat-sifat
bentuk khusus yang diberi pada suatu bangunan yang
memungkinkan kita dapat mengelompokkan proyek tersebut
yang mewakili seseorang (arsiteknya), sehingga bangunan
tersebut memiliki karakter tersendiri. Ada beberapa
fenomena mengenai gaya arsitektur ini yaitu:
1. Arsitek mengembangkan suatu gaya tersendiri sesuai
dengan karakter masing-masing arsitek, sehingga
dapat dikatakan bahwa si arsitek tidak menerima satu
44
gaya apapun yang sedang trend saat ini, ataupun sudah
ada sejak dahulu
2. Gaya yang digunakan si arsitek merupakan gaya yang
berkembang dari seseorang yang mengekspresikan
konsep baru dan kemudian dikembangkan lagi oleh si
arsitek menjadi gaya baru
3. Filsafat yang konsisten menghasilkan gaya arsitektural
sesuai dengan filosofi dari gaya tersebut ataupun
sesuai dengan filosofi si pemilik bangunan.
4. Pengetahuan tentang sejarah penting dalam arsitektur,
hal ini tentunya berkaitan dengan filosofi dari
bangunan itu sendiri dan juga gaya yang digunakan
sesuai dengan sejarahnya.
45
2. JAMAN PERTENGAHAN (MEDIEVAL)
Arsitek disebut MAGISTER OPERIS (Guru/Ahli karya),
MAGISTER LAPIDUM (Guru/ Ahli batu)
3. JAMAN MODERN
Arsitek disebut MASTER BUILDER (Ahli bangunan)
46
berpengalaman dan melanjutkan kepelatihan dalam
militer dan rekayasa.
4. JAMAN RENAISANS
Menyelesaikan proyek dalam skala besar (bangunan &
kota). Untuk pertama kali dihargai secara pribadi,
tidak sebagai keberhasilan penguasa.
5. JAMAN BAROK
Perannya mulai bercabang, perancang bangunan &
perancang kota.
47
Sementara itu, peran arsitek di dunia timur (oriental) dapat
dikatakan bahwa peranannya tidak saja meliputi lingkungan
fisik tetapi metafisik keseimbangan makrokosmos dan
mikrikosmos. Dunia timur meliputi: India, Cina, Jepang dan
Asia Tenggara. Berbicara tentang peran arsitek dalam
komunikasi arsitektur di dunia barat dan timur, tentu saja
pada khususnya kita akan melihat bagaimana dengan peran
arsitek di Indonesia? Peran arsitek di Indonesia di beberapa
daerah memiliki kebijakan yang berbeda-beda yang dikaitkan
dengan tradisi budaya masing-masing daerah, hal ini dapat
dipaparkan sebagai berikut:
1. JAWA (Jaman Hindu Jawa)
Candi dibangun oleh Arsitek Pendeta (STHAPAKA)
dan Arsitek Perencana (STHAPATI). Pedoman
perancangan / pakem disebut KAWRUH KALANG.
48
3. NIAS
Arsitek merancang istana disebut OMOSEBUA bagi
Raja (BALUGU). Arsitek sebagai penjaga keserasian
bangunan. Jika bangunan sudah jadi, arsitek
diluncurkan dari atap. Dalam perkembangannya
arsitek digantikan dengan babi (hewan).
4. MASA KOLONIAL
Dipengaruhi peran arsitek barat. Pencipta karya
arsitektur semua ahli ilmu bangunan disebut
BOUWKUNDE. Yang kemudian disebut ahli
membangun (BOUWMASTER). Pada masa politik
ethis banyak arsitek asing sebagai penyusun
peraturan bangunan (BOUWORDERING). Arsitek
sebagai kepala pembangunan disebut AANEMER.
Prsitek pribumi sebagai pembantu arsitek disebut
DRAFTER.
5. MASA KEMERDEKAAN
Berkembang sebagaimana arsitek barat, dimana
seorang arsitek mengembangkan gayanya masing-
masing sesuai perkembangan teknologi. Hal ini
49
memunculkan beberapa gaya baru seperti
modernism, minimalism, dan lainnya. Seorang
arsitek juga lebih bebas menuangkan idenya
berdasarkan kebutuhan dan keinginan pemberi
tugas/ owner. Walaupun pada beberapa daerah,
arsitek juga tetap harus menggunakan pedoman-
pedoman adat dan tradisi dari masing-masing
daerah tersebut. Seperti di Bali misalnya, yang tetap
menjunjung tinggi pedoman hidupnya dimana
semua bangunan harus menghadap ke arah gunung
agung.
50
2. MASYARAKAT MODERN
Kebutuhan privacy tinggi, longgar terhadap
adat, individualis, senang hal baru
51
Bagian Ketiga
52
tugas. Dan tentu saja bahasa gambar tersebut juga harus
mudah dimengerti oleh orang awam pada umumnya.
53
Kosa gambar yang disajikan dipilih karena lambang tersebut
merupakan hal yang representatif yang kemudian
disederhanakan dan diterima secara umum. Mengingat kosa
gambar akan berkelanjutan memperluas komunikasi gambar,
hendaknya menggunakan lambang yang dimengerti oleh
orang banyak dan dengan bangun gramatika yang jelas agar
kosa gambar bertautan dengan efektif.
54
Proses merancang dapat dipandang sebagai rangkaian
perubahan dari ketidakpastian menjadi informasi. Tahapan
proses yang berurutan tersebut biasanya dicatat dalam
bentuk gambar. Pada tahap akhir dalam proses merancang,
arsitek menggunakan bahasa gambar yang sangat beratur
seperti yang diberikan oleh ilmu ukur melukis.
55
bawalah penggaris berskala, yang kecil dan mudah untuk
dibawa kemana saja.
c. Pikiran kita adalah bersifat menjajal dan juga membuka
kemungkinan-kemungkinan yang ada, dengan adanya
sketsa kasar diharapkan pada tahap pengembangan dapat
lebih jelas arahnya
d. Perlihatkan berbagai alternatif perluasan gagasan, hal ini
akan menimbulkan adanya situasi dimana pengamat
diajak untuk berpikir
56
Contoh sketsa dari hasil berpikir gambar oleh
Frank Owen Gehry seorang arsitek terkenal dari Canada,
Walt Disney Concert Hall
sumber: http://www.architectur_week.com/20031217/design_1-1.html
57
Dibawah ini juga diberikan contoh-contoh sketsa dari hasil
berpikir gambar oleh Frank Owen Gehry dalam upayanya
mencari ide/ gagasan dan berkomunikasi dalam arsitektur
dalam proses merancang.
58
2011 ari widyati purwantiasning
59
Sementara berikut adalah hasil mahakarya Frank Owen Gehry
di penjuru dunia, bentuk disainnya yang unik dan
berkarakter, membuatnya menjadi symbol arsitektur dunia.
60
2011 ari widyati purwantiasning
61
Contoh sketsa dari hasil berpikir
gambar oleh Renzo Piano
Aurora Place, Sidney Australia
sumber: http://renzopiano.com
62
Proses berpikir gambar dapat dipandang sebagai percakapan
dengan diri sendiri, mengapa? Karena selama proses berpikir
dengan gambar tersebut, kita sebagai tenaga ahli profesional
berusaha menuangkan ide kita yang akhirnya bentuk
keluaran nyatanya adalah sebuah sketsa. Orang tidak akan
tahu ide-ide atau gagasan seorang arsitek, bila sang arsitek
hanya ngecap semata, seolah-olah hal yang dia bicarakan dan
jelaskan adalah sesuatu yang riil dan dapat dilihat. Orang
awam hanya dapat melihat ide kita, bila seorang arsitek
menuangkannya dalam sebuah gambar dan sketsa.
63
gabungnya kembali. Dalam proses komunikasi ini, keempat
unsur, yaitu mata, tangan, pikiran dan juga sketsa, dapat
menambah, mengurangi ataupun mengubah informasi yang
melintasi rangkaian komunikasi.
Sketsa ide ini merupakan proses berpikir dengan gambar, yaitu salah satu proses
komunikasi arsitektur di dalam diri si arsitek.
Sumber: sketsa ide oleh Masdar Djamaludin
64
Pikiran atau benak, akan mengolah ide-ide yang sudah ada
menjadi suatu gagasan baru, dengan bertambahnya informasi.
Tangan dan juga sketsa mempunyai peran penting, karena
kadangkala ide dan gagasan yang ada di kepala kita akan lain
bila dituangkan dalam gambar, dan disinilah peran penting
dari tangan dalam mewujudkan ide dalam benak kita.
Kemampuan menggambar, bahan dan media yang dipakai dan
suasana batin kita, dapat menjadi sumber perubahan. Bahkan
image pada kertas pun dapat berubah.
65
a. pertama: keterlibatan indera secara langsung dengan
bahan memberi kesuburan pada indera secara harfiah, hal
itu memberi makanan bagi pikiran kita
66
yang semula ia hanya mencoretkan di atas kertas bentuk
kerucut yang terbalik, yang akhirnya sekarang justru menjadi
simbol dari Gedung Kacanya di Sydney, Australia.
67
komunikasi arsitektur lebih lanjut. Cuplikan ide-ide disini
dimaksudkan nantinya untuk dirangkum sehingga
menghasilkan karya arsitektur yang mempunyai nilai estetika.
Dua gambar diatas menunjukkan perbedaan, seorang ilmuwan dan seorang arsitek dalam
berpikir. Seorang ilmuwan berpikir ilmu pasti, sementara seorang arsitek berpikir
tentang munculnya sebuah ide/ gagasan disain
68
Berikut adalah salah satu contoh cuplikan sketsa ide yang
dilakukan seorang arsitek yaitu Masdar Djamaludin dalam
mencoba menuangkan ide sebuah monumen.
ANALISA TAPAK
Sesaat setelah arsitek mendapatkan tugas dari seorang klien,
hal yang pertama kali harus dilihat adalah tapak atau lokasi
lahan tempat bangunan tersebut akan dibangun. Arsitek
biasanya akan langsung melakukan survey lapangan ke tapak
69
yang dimaksud. Setelah adanya bayangan tentang tapak
tersebut, arsitek dapat memulai proses komunikasi arsitektur
dengan menerawang tapak yang disesuaikan dengan kondisi
sekitarnya. Cuplikan-cuplikan ide akan orientasi bangunan,
massa bangunan dan semua hal yang berhubungan dengan
tapak dapat dimulai. Seluruh ide di dalam kepala, dituangkan
dalam bentuk coretan-coretan gambar di atas kertas dengan
menggunakan gambar tapak sebagai pedoman dan panduan
mememulai proses perancangan.
70
survey ke lokasi tapak. Karena pengalaman ruang di lokasi
dapat diterjemahkan dengan sebuah puisi bangunan. Ide yang
muncul saat ke lokasi tapak akan bermunculan disesuaikan
dengan kondisi tapak yang ada.
71
pembatasan tersebut, arsitek tidak akan terlalu bias
keberbagai konsep gaya arsitektur.
72
FUNGSI MENURUT GEOFFREY BROADBENT
Fungsi adalah apa saja yang diekspresikan dan
diinformasikan arsitektur.
73
FUNGSI MENURUT LARRY R. LIGO
Fungsi adalah tugas atau efek yang ditimbulkan
arsitektur
Menurut Ligo fungsi dalam arsitektur dapat diuraikan dalam
5 fungsi :
1. STRUCTURE FUNCTIONAL (Fungsi Struktur)
2. PHYSICAL FUNCTION (Fungsi Fisik)
3. PSYCHOLOGICAL FUNCTION (Fungsi Psikologis)
4. SOCIAL FUNCTION (Fungsi Sosial)
5. CULTURE / EXISTENTIAL FUNCTION (Fugsi Budaya)
74
3. FUNGSI ADALAH KESELURUHAN
Fungsi mengacu pada keseluruhan / totalitas karya
arsitektur
4. FUNGSI ADALAH PERILAKU
Dalam sistem arsitektur, fungsi dipengaruhi oleh
kecenderungan perilaku yang timbul dalam setiap
tahapan prosesnya
5. FUNGSI ADALAH HUBUNGAN
Sebagai suatu sistem, maka fungsi berada dalam
keterkaitan antara komponen satu dengan lainnya
75
FUNGSIONALISME KONSTRUKSI
Struktur, konstruksi dan bahan bangunan sampai batas
tertentu memiliki kedudukan yang lebih tinggi Form Follow
Structure Function
1. Bentuk berasal dari syarat sistem struktur, konstruksi
dan bahan bangunan
2. Menurut penggunaan struktur, konstruksi yang jujur,
jelas dan wajar tanpa disembunyikan
3. Rancangan struktur untuk tujuan estetik melalui
elemen strukturnya sendiri
FUNGSIONALISME EKSPRESI
Memperlihatkan GUNA dan STRUKTUR secara bersama-sama
dalam arsitektur
1. Bentuk merupakan wujud dari kegunaan / fungsi di
dalamnya
2. Bentuk secara simbolik melukiskan fungsi
3. Rancangan bangunan memperlihatkan struktur &
konstruksi serta peralatan bangunan secara menonjol
76
FUNGSIONALISME GEOMETRIS
Mencoba mengabaikan guna dan memusatkan perhatian pada
cara dimana geometri bangunan berfungsi secara visual
Function Follow Form
1. Penciptaan bentuk bukan untuk menyesuaikan dengan
guna, tetapi akibat penyesuaian bentuk geometris itu
sendiri
2. Kesederhanaan bentuk dengan geometri dan bebas
dari ornamen
3. Nilai estetis didapat dari pengolahan elemen geometri
FUNGSIONALISME EKONOMIS
Pendekatan ekonomi dalam proses penciptaan karya
arsitektur
1. Bentuk terjadi akibat pemakaian peralatan dan bahan
secara ekonomis
2. Penggunaan metode dan cara yang paling efektif dan
efisien
FUNGSIONALISME KULTURAL
Penciptaan karya arsitektur dengan menempatkan manusia
secara sentral
77
Form Follow Culture
1. Bentuk berasal dari pola perilaku, kondisi sosial
budaya pemakai
2. Bentuk dijiwai oleh kehidupan manusia, watak,
kecenderungan dan nafsu serta cita-cita
78
RUANG PUBLIK
Adalah ruang umum, misalnya lobi, hall
Syarat fisik :
1. Mudah dicapai dan dimasuki
2. Mudah keluar terutama kalau ada bahaya kebakaran
3. Jalan keluarnya langsung diarahkan ke ruang terbuka
Syarat psikis :
1. Ventilasi dan penerangan
2. Pemandangan, hubungan interior dengan eksterior
melalui bukaan
3. Efek penerangan buatan yang cocok
RUANG PRIVAT
Adalah ruang yang dipakai untuk kepentingan pribadi,
misalnya kamar tidur, ruang kerja, dll.
RUANG SERVIS
Adalah sarana pemeliharaan dan tempat untuk melayani
kebutuhan pribadi para pemakai gedung, seperti dapur,
gudang, tempat jemur.
Syarat umum daerah servis :
79
1. Jarak sependek mungkin dengan daerah lain dalam
bangunan
2. Sesedikit mungkin atau tanpa cross circulation
3. Pola susun ruang mengelompok
RUANG SIRKULASI
Adalah jalan lalu dari jalan masuk di luar bangunan sampai
masuk ke dalam bangunan.
1. Sirkulasi Horizontal : gang/selasar, ruang peralihan
2. Sirkulasi Vertikal : penghubung dari lantai ke lantai,
seperti tangga, ramp, eskalator, lift
80
SIRKULASI VERTIKAL: TANGGA
1. Penempatan
2. Arah
3. Efek
4. Lebar dan Mutu Bahan
5. Tangga Kebakaran
81
Material ramah lingkungan yang disebutkan diatas
kriterianya dapat dijabarkan sebagai berikut:
82
Bagian Keempat
PENDAHULUAN
Seperti telah dijabarkan sebelumnya, bahwa salah satu cara
untuk berkomunikasi dalam dunia arsitektur adalah dengan
menuangkan segala ide dan gagasan seorang arsitek dalam
bentuk gambar. Tentu saja gambar yang disajikan untuk
keperluan presentasi kepada pihak klien atau pemberi tugas,
bukan hanya gambar asal, berupa gambar coret-coretan
belaka. Tetapi merupakan gambar presentasi dengan
penyajian yang semenarik mungkin untuk mencapai tujuan
awal sang arsitek, yaitu menjual gagasan dan idenya, sehingga
pihak pemberi tugas akan tertarik dengan desain yang
disajikan.
83
Selanjutnya desain dapat diperbaiki berjalan dengan
munculnya ide-ide pengembangan.
84
Contoh layout penyajian gambar Proyek Rumah Tinggal Keluarga Yasmin S
Mulyono, Bintara Asri
Koleksi Pribadi Ari Widyati Purwantiasning
Layout oleh: Wafirul Aqli
85
Dalam membantu penyajian yang menarik dari penyajian
karya arsitektur, pada dasarnya, ada beberapa jenis penyajian
gambar yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. FOTOGRAFI ARSITEKTUR
Pengertian dari istilah fotografi arsitektur ternyata cukup
kompleks. Kriteria yang baku agaknya terlalu sulit untuk
diterapkan. Hasil fotografi dapat berarti arsitektur tetapi
dalam konteks dan situasi yang berbeda dapat berarti lain.
Pendekatan yang paling mengena adalah jika fotografer
membuat dokumentasi dari suatu obyek interior atau
eksterior dari hasil karya seorang arsitek, maka hasil
fotonya akan merupakan fotografi arsitektur.
86
emosi, harmoni, drama, waktu, dan kejujuran serta
dimensi yang tersirat.
87
Contoh Fotografi Arsitektur
Universitas Syah Kuala Banda Aceh
Foto koleksi Masdar Djamaludin
88
Contoh Fotografi Arsitektur
Katedral di Kota Liverpool
Foto koleksi Ari Widyati Purwantiasning
89
2. PRESENTASI AIRBRUSH
Airbrush adalah alat pewarna mekanik dengan
menggunakan campuran cat dan air yang akan
menghasilkan berbagai komposisi di permukaan kertas
sesuai dengan udara yang disemprotkan. Udara tersebut
dihasilkan oleh semacam kompresor yang disalurkan
melalui selang penghubung pena airbrush.
90
b. double action fixed: terdapat tombol pengontrol
keluarnya cairan dan udara, variasinya terbatas
91
3. PENSIL WARNA
Menggambar dengan pensil warna juga merupakan
persiapan yang baik untuk kemudian diselesaikan dengan
menggunakan teknik yang lain seperti cat air, spidol, atau
cat poster.
92
tekanan atau mencampur warna dengan cara
menumpuk warna di atas warna yang terang.
93
4. MENGGAMBAR ARSITEKTUR
Satu penyajian arsitektur yang dianggap penting adalah
menggambar arsitektur. Menggambar arsitektur di sini
berarti adalah menggambar suatu bangunan atau benda
yang berhubungan dengan arsitektur. Ada perbedaan
menggambar bangunan oleh arsitek dengan pelukis.
Pelukis lebih menekankan dari segi artistik sebuah lukisan
sedangkan hasil lukis arsitek akan tergantung dari apa
yang dapat disampaikan dari bangunan yang
digambarkan, apakah arsitek melukiskan keindahan atau
sebuah karya arsitektur yang bagus.
94
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik menggambar arsitektur
Dengan menggunakan pensil dan teknik mewarnai menggunakan pensil warna
Pesantren Aceh Selatan
Oleh: Masdar Djamaludin
95
5. PENSIL
Pensil adalah alat bantu menggambar yang paling
sederhana dan murah. Yang diperlukan hanyalah pensil
dengan ukuran HB/F, B, 2B, 4B serta sebuah penghapus.
Karena pensil adalah alat untuk membuat titik atau garis,
latihan yang terbaik adalah membuat gambar garis,
macam-macam garis panjang dan pendek, tipis, sedang
dan tebal, lurus atau bergelombang, melengkung,
terputus-putus, titik-titik maupun kombinasi garis dan
titik. Kemudian dapat dilanjutkan dengan latihan
membuat gradasi tone dan patterns. Baik dengan cara
menggunakan garis, titik-titik maupun dengan
menggosokkan pensil berulang-ulang secara tidak teratur.
Ada tiga jenis permukaan pensil yang biasanya digunakan,
yaitu:
a. typical point: runcing, dan tajam, cocok untuk semua
jenis penggunaan
b. blunt point: berbentuk gepeng, banyak digunakan
untuk membuat detail yang menjelaskan bentuk bujur
sangkar atau persegi seperti batu bata, panel kaca atau
sirap/ papan.
96
c. chisel point: bentuk ini biasanya digunakan untuk
membuat garis tipis atau tebal, tergantung dari cara
kita memegang pensil tersebut. Selain itu, pensil juga
dapat digunakan sebagai dasar untuk pemakaian
rapido, cat air dan teknik lainnya.
97
6. RAPIDO/ SIGN PEN
Teknik rapido atau signpen termasuk teknik tinta yang
paling banyak digunakan dalam presentasi arsitektur.
Keuntungan penggunaan tinta adalah kemampuannya
untuk menggambar detail yang paling kecil sekalipun.
98
Dengan tinta rapido, dapat menghasilkan gambar yang
tahan air. Ketegasan garis yang dihasilkan membuat
gambar menarik dan berkesan alami, sedangkan bayangan
dan naungan dengan teknik garis dan titik akan
membentuk dimensi antar ruang.
7. SPIDOL
Spidol tersedia dengan dua macam tinta, yaitu:
a. tinta yang mudah menguap (marker) dan
b. tinta yang tidak mudah menguap
99
b. spidol dengan ujung bulat digunakan untuk membuat
garis dari agak lebar menjadi lebar dan mengisi bidang
gambar yang agak luas
c. spidol dengan ujung miring (sedang-lebar) sangat baik
untuk membuat garis dengan berbagai ukuran atau
untuk mewarnai bidang yang luas.
d. spidol dengan ujung miring (sedang-lebar) sangat baik
untuk membuat garis dengan berbagai ukuran atau
untuk mewarnai bidang yang luas.
Kertas yang baik untuk spidol, harus mempunyai ciri-ciri:
a. harus berserat lembut, yaitu tanpa serat atau dengan
serat sangat lembut
b. tidak terlalu menyerap, sehingga tinta tidak akan
c. menyebar ke seluruh permukaan kertas
d. harus cepat menahan tinta, sehingga warna dapat
diperluas sebelum mengering, karena tinta yang
digunakan adalah tinta transparan atau terang, teknik
dasarnya sama dengan penggunaan cat air. Warna
transparan akan membuat goresan spidol atau warna
lain yang sudah digunakan sebelumnya terlihat. Warna
terang harus dipergunakan terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
100
MEDIA KOMUNIKASI DENGAN TEKNIK GAMBAR
KOMPUTER
101
Dalam komunikasi visual dalam rancangan arsitektur,
diperlukan kecepatan penyajian informasi rancangan dan
akurasi informasi rancangan. Dengan adanya tuntutan ini,
maka piranti bantu Computer Aided Design (CAD) dapat
menjadi salah satu solusinya. Dan seiring dengan
perkembangan teknologi, CAD ini pun berkembang menjadi
lebih baik dengan beberapa program lainnya, seperti
ECOARCHICAD, ARCHICAD dan lainnya yang mendukung
proses perancangan maupun perencanaan arsitektur.
102
proses pengambaran dan juga hasil akhir visual image yang
disajikan dapat lebih indah, karena banyaknya efek-efek yang
dapat digunakan di dalam program masing-masing.
103
e. Meluaskan pemberian jasa
f. Mendorong pendekatan yang lebih teratur pada
perolehan data dan metode perancangan
104
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer Sketchup
Visual Image Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Digambar oleh: Harimas Negara, M. Ihsan, Adam Fitranto
105
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer program
3D MAX dan V-RAY
Proyek Interior Dapur - Koleksi EXINT
Digambar oleh: Rimawaty Rais
106
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer
3D MAX dan Kirkethea digunakan untuk alat promosi sebagai spanduk
Proyek Rumah Tinggal Keluarga Dedi Buditrianto
koleksi Ari Widyati Purwantiasning
Digambar oleh: Saeful Bahri
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer Auto CAD
Proyek Rumah Tinggal Keluarga Ibu Ratna Sri Unon Pratiwi
koleksi Ari Widyati Purwantiasning
107
Contoh Penyajian gambar dengan menggunakan teknik gambar komputer SketchUp
Proyek Rumah Tinggal Keluarga Muzaki
Koleksi: Ari Widyati Purwantiasning
108
gambar yang artistik (LAYOUT), komposisi baik warna
maupun gambar dengan cermat serta ditunjang dengan alas
gambar (kertas karton, matboard) yang juga menarik dan
bagus.
109
Ada beberapa pendapat yang menjelaskan bahwa layout yang
baik dan bagus adalah layout yang komunikatif dan dapat
dimengerti semua orang, baik intelektual maupun orang
awam.
110
ukuran tulisan yang mendukungnya. Seberapa besar
pengaruh komposisi dan peletakan informasi grafis maupun
tulisan di dalam suatu layout? Dan yang penting seberapa
besar peran layout dalam dunia arsitektur?
111
Layout dalam arsitektur juga digunakan saat kita ingin
mempresentasikan suatu rancangan bangunan. Dapat berupa
panel yang memiliki orientasi vertikal ataupun horizontal.
Permainan warna background, pemilihan jenis, ukuran, dan
warna huruf, peletakan gambar, adalah beberapa unsur
penting dalam mengkomposisikan layout yang baik. Hal
utama lainnya yang harus diperhatikan dalam mengatur
sebuah layout adalah bagaimana caranya menonjolkan suatu
informasi gambar tanpa kehilangan kesatuan dan keutuhan
dari layout itu sendiri, dan bagaimana mengkomposisikan
layout supaya dapat menarik perhatian orang.
112
Di bawah ini disajikan beberapa contoh penyajian gambar
arsitektur dengan pengaturan tata letak gambar sehingga
menarik dilihat:
113
Contoh layout penyajian gambar Proyek Rumah Tinggal Keluarga Yasmin S
Mulyono, Bintara Asri
dan Keluarga Alianto Tanjung Priok
Koleksi Pribadi Ari Widyati Purwantiasning
114
Berikut ini beberapa contoh penyajian arsitektur dengan
berbagai pengaturan komposisi warna, ukuran, huruf dan
lainnya yang dianggap penting dalam penyajian arsitektural.
115
Contoh layout penyajian gambar untuk portofolio
Koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Disusun oleh: Rian Mulpiansyah
116
Contoh layout penyajian gambar untuk Interior 2
Koleksi Program Studi Arsitektur FT UMJ
Disusun oleh: Rian Mulpiansyah
117
FILM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM ARSITEKTUR
118
tahu menahu tentang seluk belum sebuah dunia arsitektural,
mereka akan lebih mengenal lebih dalam tentang hal tersebut.
Salah satu dari jenis film tersebut adalah film futuristik yang
merupakan pencerminan arkeologi masa depan, maksudnya
adalah film - film yang berlatar masa depan memberikan
suatu cerminan akan perkembangan dunia arsitektur di masa
yang akan datang. Sehingga dalam rancangan ini ingin
memberikan nuansa arsitektur futuristik yang terinspirasi dari
film, namun tetap ada kesan dan ikon dari peninggalan
sejarah. Contohnya seperti dalam film Three to Tango, film drama
komedi yang juga menampilkan tentang seorang arsitek dengan
karyanya, selain itu ada juga film Inception yang mengetengahkan
bagaimana imaginasi seseorang dalam mewujudkan sebuah
mimpi yang didalamnya juga ditampilkan karya arsitektur yang
119
imaginatif (kota yang berlipat-lipat dan terbalik sesuai dengan
imaginasi) dalam dunia futuristik.
120
(arsitek) berada di dalam ketegangan diantara dua kutub,
yakni kutub ideal dan kutub kehidupan nyata. Hal inilah yang
terkadang membuat sebuah disain apakah ideal bagi
kebutuhan masyarakat luas ataukah hanyalah sebuah
cerminan dari karya keegoan seorang arsitek.
121
kedua benar-benar melakukan proses perancangan
sebagaimana layaknya seorang perancang.
122
apa saja yang diperlukan dalam pendidikan tinggi arsitektur?
Berikut dapat diuraikan beberapa tujuan yang harus dicapai
dalam profesi arsitek:
1. Kemampuan merancang
Kemampuan dasar ini adalah kemampuan yang sejak
awal sudah menjadi bagian dari calon arsitek. Saat
pertama kali dia menjadi mahasiswa arsitektur, tentu
sudah akan menghadapi tugas-tugas perancangan, dari
bangunan sederhana sampai nantinya bangunan
kompleks yang multifungsi. Selain kemampuan
merancang, kemampuan dalam hal komunikasi untuk
menjelaskan maupun memaparkan hasil pemikiran
maupun hasil proses perancangan juga perlu dimiliki
oleh seorang mahasiswa arsitektur sebagai calon
arsitek sebagai sebuah profesi.
123
2. Kemampuan struktur
Sebagai seorang arsitek, tidak hanya dituntut untuk
dapat merancang bangunan tanpa harus mengerti
bagaimana bangunan tersebut dapat berdiri kokoh dan
tegak. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang arsitek adalah kemampuan struktur.
Kemampuan ini menjadi dasar penting selain
kemampuan merancang. Karena tujuan dari
perancangan adalah menghasilkan sebuah rancangan
yang bisa dibangun secara logika. Banyak mahasiswa
arsitektur yang terjebak saat mendalami kemampuan
ini. Ada mahasiswa yang terjebak karena
keberaniannya berekspresi dengan bentuk, sehingga
mengabaikan logika strukturnya. Ada juga yang
terjebak dengan ketakutannya akan gagalnya
bangunan tersebut memenuhi kriteria bangunan yang
bisa terbangun, sehingga lagi-lagi bangunan yang
tercipta adalah bangunan yang terlalu biasa tanpa
banyak nilai arsitekturnya. Harus ada keseimbangan
diantara keduanya baik secara arsitektural maupun
secara struktur, jangan sampai disain terjebak oleh
kakunya struktur ataupun kebalikannya jangan sampai
124
disain terlalu imaginatif sehingga melupakan unsur-
unsur strukturnya.
3. Kemampuan teknologi
Dengan berkembangnya teknologi pembangunan, baik
dari segi bahan, teknologi membangun, sistem
125
bangunan dan peralatan canggihnya, maka seorang
calon arsitek haruslah mengenal mereka. Tujuannya
adalah untuk memberikan kecepatan, kemudahan,
kenyamanan, dan kemurahan dari sebuah bangunan
yang akan dibuat. Seperti yang kita ketahui, teknologi
diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi kita,
dan dalam membangun hal ini sangatlah membantu.
Arsitek yang menguasai teknologi bangunan akan
berpikir satu langkah kedepan, dan bergerak maju
secepat teknologi berkembang. Karena dengan
menguasai teknologi bangunan, arsitek tidak terjebak
dengan teknologi yang konvensional yang
menghasilkan karya disain yang kurang spektakuler
dan juga indah. Hal ini dikarenakan teknologi
bangunan dapat ditonjolkan dalam hal estetika
bangunan. Saat ini banyak sekali bangunan-bangunan
modern yang justru menampilkan dan menonjolkan
teknologi bangunannya, terutama struktur bangunan
dan penggunaan material-material bangunan yang
lebih modern. Sebagai contohnya adalah bangunan
Esplanade dan Expo MRT Station di Singapore.
126
Kemampuan teknologi ini biasanya didapatkan dari
mata kuliah teknologi bahan, utilitas bangunan, fisika
bangunan.
4. Kemampuan manajerial
Ketiga kemampuan di atas yang sudah dipaparkan
sebelumnya juga memerlukan kemampuan lain untuk
mendukung keahlian profesinya. Pada saat proses
perancangan maupun pelaksanaan pembangunan,
seringkali seorang arsitek juga berperan sebagai
seorang pemimpin tim atau biasanya disebut sebagai
team leader. Di sini seorang arsitek dituntut
kemampuannya tidak hanya dalam hal merancang,
namun juga dituntut kemampuannya dalam memimpin
suatu tim. Hal ini dikarenakan seorang arsitek yang
memiliki kemampuan manajerial adalah seorang
dengan sosok yang mampu menyatukan semua pikiran
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan manajerial ini
didapatkan dari kemampuan si arsitek dalam
mengenal klien dalam menyerap keinginannya untuk
mewujudkannya dalam sebuah disain/ bangunan,
dalam menghadapi persoalan-persoalan di proyek,
127
sampai dengan bagaimana menghadapi rekan kerja
dalam suatu pekerjaan di dalam teamwork.
Kemampuan ini tentunya berkembang setiap waktu
sehingga setiap orang memiliki tingkat kemampuan
manajerial yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat
pengalaman dari masing-masing arsitek.
5. Kemampuan komunikasi
Dalam proses perancangan arsitektur, komunikasi
dalam arsitektur terjadi baik pada saat proses
mendisain maupun saat arsitek mencoba menuangkan
128
dan memaparkan ide disainnya kepada pihak lain.
Kemampuan berkomunikasi ini menjadi wajib dan
penting dimiliki oleh seorang arsitek dalam
mengerjakan tugas keprofesiannya. Sangatlah janggal
bila seorang arsitek tidak memiliki kemampuan ini,
karena bagaimana dia akan menuangkan idenya
maupun menjelaskan idenya kepada seorang klien.
Semua ide seorang arsitek harus dikomunikasikan
melalui media visual maupun lisan saat berhadapan
dengan klien, sehingga klien dapat mengerti apa yang
didisain oleh si arsitek. Sekali lagi persamaan
referensi, dan persamaan bidang pengetahuan juga
dapat menunjang terjadinya komunikasi dalam
arsitektur. Mungkin jika klien yang kita hadapi
seseorang dengan latar belakang teknik, akan lebih
mudah kita mengkomunikasikannya, namun bila klien
kita adalah orang awam, arsitek harus pandai-
pandainya memaparkan disainnya dengan
berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti
oleh si klien.
129
dipupuk sejak pertama kali menduduki bangku kuliah,
karena mahasiswa diwajibkan untuk selalu
menjelaskan hasil disainnya melalui presentasi-
presentasi di depan dosen maupun teman-temannya.
Selain kemampuan berkomunikasi, keberanian dalam
menggunakan seni persuasi juga perlu dimiliki oleh
seorang arsitek. Selain berpresentasi mahasiswa
arsitektur sejak awal perkuliahan, sudah dipaksa
untuk mengkomunikasikan ide nya lewat lembaran
konsep perancangan. Komunikasi searah ini dibuat
sebagai pancingan buat mahasiswa arsitektur untuk
memulai komunikasinya dengan media gambar dan
tulisan. Kemudian dikembangkan dengan model
presentasi lisan dengan bantuan konsep yang telah
dibuatnya yang biasanya dilakukan pada saat ujian
akhir. Komunikasi yang seperti ini menjadi dasar
untuk melangkah di dunia profesi. Komunikasi apalagi
yang penting? Ternyata dengan komunikasi, kita akan
membentuk relasi, yang akan membawa kita dari satu
pekerjaan ke pekerjaan lain. Orang yang bisa
berkomunikasi dengan baik tentu akan mendapatkan
banyak teman dan dari merekalah penghasilan
130
seorang arsitek berasal. Seorang arsitek dituntut untuk
tidak boleh malu, berani menerima kritik, dan tidak
berbesar kepala jika dipuji karyanya.
131
dipupuk sendiri oleh mahasiswa arsitektur jika
memang ingin maju dan berprofesi sebagai arsitek.
132
tidak, karena seorang arsitek juga hanya manusia
biasa, yang memiliki keterbatasan dalam berbagai hal.
Hanya sebuah logika yang diperlukan oleh seorang
arsitek dalam mengolah berbagai pengetahuan yang
dimilikinya, walaupun mengetahui hanya kulitnya saja,
namun dapat membantu dalam proses komunikasi
dalam arsitektur baik dalam hal merancang maupun
dalam hal berkomunikasi dengan pihak lain.
133
arsitektur dan sebagainya, sesuai dengan pendalaman
ilmu nya.
134
Bagian Kelima
[STRATEGI PRESENTASI]
SENI PRESENTASI
Seni presentasi adalah seni merebut perhatian audience untuk
kemudian mempertahankannya. Seni ini dapat juga sebagai
seni persuasif, karena di dalamnya mengandung unsur-unsur
untuk mempengaruhi audience. Merebut perhatian audience
sangat tergantung pada kesan awal yang diciptakan. Klip
video, kutipan penting, foto-foto maupun aksi individu yang
mengesankan merupakan beberapa pembuka presentasi yang
cukup efektif.
135
Tak kalah penting, seorang presenter harus mampu membaca
situasi dan mengenali siapa pendengar mereka. Presentasi
rapat dalam dunia kerja, dimana pendengar biasanya kurang
dari 15 orang, presenter harus siap jika sewaktu-waktu ada
pertanyaan di tengah jalan. Lain halnya jika presentasi
dilakukan di kelas besar, dengan peserta yang relatif
heterogen, presenter sebaiknya rajin ‘berkeliling’ untuk
menghindari ada peserta yang mengantuk. Mengenai
bagaimana seharusnya presentasi yang baik, akan dijelaskan
lebih detail pada bagian presentasi arsitektur.
136
Hal tersebut dikenal dengan istilah presentasi diri, yakni
upaya Anda menciptakan kesan khusus pada orang lain.
Biasanya kesan yang Anda harapkan berupa kesan yang
positif. Misalnya terkesan cerdas, terkesan mampu, terkesan
menarik, terkesan baik hati, terkesan murah hati, dan
sebagainya. Terdapat beragam bentuk presentasi diri yang
biasa dilakukan orang. Beberapa diantaranya adalah
menyenangkan penonton, konstruksi diri, ingratiasi, promosi
diri, intimidasi, eksemplifikasi, dan suplikasi.
137
bahwa diri Anda baik hati. Lalu Anda berbuat kebaikan,
misalnya membantu anak terlantar, agar Anda mendapat
kesan bahwa Anda memang baik hati.
138
Eksemplifikasi (exemplification). Ini adalah suatu teknik
dimana orang berusaha untuk menciptakan kesan memiliki
superioritas moral dan integrasi. Kaum politisi sering
melakukan teknik ini agar dihormati masyarakat. Misalnya
dengan keras mengutuk pelacuran dan perjudian (meskipun
biasa melacur dan berjudi).
139
ketakutan menghadapi kesulitan keuangan, kelebihan bobot
badan, dan kematian. Dengan kata lain, sepertiga orang dalam
studi tersebut menyatakan "lebih baik mati daripada harus
berpidato" (The Book of List dalam Walter, 1989 dalam
Macnamara, 1996). Seperti hal nya dalam film King’s Speech,
yang baru saja di keluarkan pada tahun 2011 ini, yang
mengisahkan bagaimana Raja George VI dari Inggris, yang
berusaha dengan susah payah untuk berpidato di depan
rakyatnya. Kekurangannya yaitu gagap merupakan
kelemahannya dalam berkomunikasi dengan khalayak umum.
Hal ini tentu saja dapat diatasi dengan latihan maupun
pengobatan tertentu jika penyakit gagap tersebut merupakan
hasil dari sebuah trauma atau depresi.
140
dimana dibutuhkan pelatihan. Guru besar komunikasi dan
hubungan industri terkenal dari Macquarie University di
Sydney mengatakan bahwa dewasa ini seorang manajer
belum bisa dikatakan baik tanpa memiliki keterampilan
berkomunikasi (Macnamara, 1996). Sebuah studi yang
dilakukan APM Training Institute di Australia menemukan
bahwa 80,7% menyatakan ada tiga keterampilan komunikasi
yang paling diinginkan eksekutif pemasaran; keterampilan
presentasi adalah yang paling diinginkan (Morphew, 1994).
141
1. Menemukan informasi lebih lanjut tentang subyek
untuk disarikan bagi hadirin. Pilihlah informasi yang
menonjol. Jika tidak memiliki cukup informasi,
sebaiknya tidak memberikan presentasi;
2. Memasarkan gagasan kepada hadirin serta
memperoleh dan mempertahankan perhatian hadirin.
Abraham Lincoln pernah mengatakan: "jika memiliki
delapan jam untuk merobohkan pohon, saya akan
menghabiskan enam jam untuk mengasah kapak
(Walters, 1989 dalam Macnamara, 1999). Keuntungan
utama dari persiapan yang cermat adalah efisiensi
waktu presentasi serta mengurangi kegugupan dan
demam panggung.
142
6. visualisasi dan media,
7. latihan, dan
8. penyampaian/ penyajian.
143
perut terasa tidak enak, telapak tangan sedikit berkeringat,
dan anda baru dapat tidur menjelang pagi karena terus
berfikir apa yang harus dikatakan dan dilakukan esok.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah bagaimana mengatasi
kegugupan menjelang presentasi. Persiapan matang
merupakan cara paling awal mengatasi kegugupan.
144
Menurut Carnegie (1985) hal-hal yang perlu dilakukan dalam
suatu penyajian adalah:
1. buat catatan ringkas dari bagian-bagian yang akan
disampaikan,
2. jangan menulis sesuatu di luar penyajian,
3. jangan menghafal kata demi kata,
4. sampaikan informasi dalam bentuk ilustrasi atau
contoh,
5. kuasai pengetahuan secara luas,
6. jangan cemas waktu penyajian, dan
7. jangan meniru gaya orang lain, jadilah diri sendiri.
145
tergantung pada sikap hadirin, sikap dan tindakan hadirin
tersebut tergantung dari sikap penyaji. Kesan pertama sangat
menentukan sikap hadirin selanjutnya. Jika pembicara
memberikan kesan pertama yang positif, maka sikap hadirin
akan positif dan menyenangkan.
146
kebenaran, terimalah itu dengan jujur sebagai kebenaran.
Tetapi apabila pernyataan hadirin bertolak belakang,
sampaikan penjelasan-penjelasan secara bijaksana dengan
argumentasi yang dapat diterima.
147
1. PROBLEM kesatu
Miskinnya strategi pengambilan keputusan, kemampuan
untuk menuangkan ide dalam gambar dan janggalnya
bentuk ungkapan dalam kata-kata lisan.
Contoh:
a. Ingat bahwa waktu dalam mempresentasikan sesuatu
ide yang kita punya sangatlah terbatas, karena tidaklah
mungkin kita akan berdiri satu hari penuh untuk
menjelaskan segala ide kita yang tertuang dalam setiap
lembar gambar. Sehingga untuk menyiasatinya, perlu
strategi dalam menjelaskan ide-ide pokok dan gagasan
yang dianggap paling vokal dalam desain si arsitek
untuk merangkul ketertarikan pemberi tugas.
b. Pemilihan satu teknik rendering yang ternyata
menghabiskan waktu juga merupakan salah satu
masalah dalam terdesaknya waktu pengumpulan
gambar. Dalam hal ini, seorang arsitek harus cermat
dan cerdik dalam memilih teknik rendering atau
penyajian yang disesuaikan dengan waktu tenggatnya.
148
c. Mencoba menyusun beberapa gambar yang terakhir
dalam satu format yang tidak terpikirkan dengan
cermat.
d. Kehabisan bahan model di malam hari sebelum
pekerjaan selesai
e. Menghabiskan waktu menggambar bangunan kita
dengan menyusuri tekstur dari dahan pohon, karena
kita tempatkan pohon pada gambar tanpa berpikir ke
depan
2. PROBLEM kedua
Kemiskinan dalam perencanaan presentasi baik dalam
mengenal baik tempat presentasi maupun hal-hal yang
menunjangnya.
Contoh:
a. Terpaksa mempresentasikan desain-desain kita dalam
susunan tempat duduk yang jelek, kurang informatif
dan representatif, karena kita tidak meneliti ruangan
terlebih dahulu.
b. Gagal dalam meraih suatu posisi karena kita tidak
mengetahui kunci yang menyangkut pemilihan panitia.
149
c. Karena kita tidak sadar akan kemampuan dan
pengetahuan klien terhadap desain tertentu, sehingga
kita kadang menganggap remeh dan enteng terhadap
klien. Sementara ternyata klien justru mengerti lebih
banyak dari yang kita sangka sebelumnya, sehingga
persiapan si arsitek yang sebelumnya cukup dinilai
matang, menjadi amburadul, karena mendapatkan
beberapa pertanyaan yang tidak terduga dari si klien.
150
Bila kita menghargai sebuah disain, maka tidak benar bila
kita tidak mempersiapkan presentasi dengan teliti dan
penuh perhatian.
151
untuk mendorong pemikiran sebelum presentasi yang
memungkinkan dilakukan secara pribadi dan individu.
152
Pada hakekatnya presentasi arsitektur mencakup tiga jenis
faktor yaitu:
a. kognitif:
meliputi pengetahuan, pemahaman, metoda dan
strategi
b. afektif:
tingkah laku, apresiasi, minat dan nilai
c. psikomotor:
gerakan fisik dan kontrol, penggunaan alat-alat
153
Keenam strategi atau langkah tersebutlah yang perlu
disiapkan dalam mempresentasikan suatu konsep, sehingga
tujuan arsitek untuk menjual ide atau gagasan dan
pemikirannya dapat tercapai dengan mudah. Sebuah
presentasi tidak akan menjadi suatu momok bagi seorang
arsitek, tetapi justru akan menjadikan sebuah situasi atau
kondisi negosiasi yang menyenangkan dan sukses. Keenam
strategi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. APA
Apa disini berarti bahan yang akan digunakan atau
disampaikan pada pihak pendengar atau audience. Agar
sasaran dapat dicapai, maka persiapan bahan perlu
dilakukan, diantaranya:
a. menyusun dan memilih bahan, sebaiknya pembicaraan
dalam presentasi jangan terlalu berbelit-belit, tetapi
susunlah pokok-pokok pembicaraan yang penting,
sehingga tidak memakan waktu terlalu banyak. Dalam
pemilihan bahan ini, perlu diperhatikan sasaran
pembicaraan, waktu yang tersedia, sidang pendengar
dan pemilahan bahan yang perlu diperdengarkan dan
yang tidak perlu diberikan
154
b. penggunaan contoh, dapat dilakukan dengan
menyederhanakan suatu informasi yang sulit dan
kompleks. Penggunaan contoh yang dikaitkan dengan
pokok pembicaraan akan membantu seorang klien
untuk cepat menangkap ide si arsitek.
c. membuka dan menutup pembicaraan, diperlukan
selain untuk memancing minat si pendengar juga
untuk memperlihatkan bagaimana sasaran akan
dicapai
d. membuat catatan-catatan apa yang ingin dibicarakan,
dapat digunakan untuk mengingat urut-urutan dalam
pembicaraan sehingga komunikasi tidak menyimpang
ke berbagai arah
2. SIAPA
Siapa di sini berkaitan dengan audience atau komunikan.
Seorang arsitek perlu meneliti terlebih dahulu mengenai
latar belakang pendidikan dan pengalaman dari seorang
klien, dan siapa sajakah selain klien yang akan ikut andil
dalam sidang presentasi tersebut. Selain itu beberapa hal
yang perlu diperhatikan pada audience adalah:
a. berapa banyak orang yang akan hadir
155
b. mengapa audience akan hadir di dalam presentasi
tersebut
c. bagaimana tingkat pengetahuan yang dimiliki audience
mengenai bahan dan topik presentasi dan juga latar
belakang pendidikan audience yang tentunya berkaitan
dengan pokok bahasan presentasi
3. MENGAPA
Hal yang pertama kali harus dipikirkan oleh seorang
arsitek sebelum mempresentasikan hasil rancangannya
adalah dengan menetapkan sasaran pembicaraan.
Penetapan sasaran pembicaraan ini sangat membantu
dalam menentukan arah pembicaraan dan juga
bermanfaat dalam mencapai kata sepakat dalam
bernegosiasi.
4. KAPAN
Hal ini berkaitan dengan waktu, berapa lama waktu yang
diperlukan dalam pembicaraan. Karena dalam hal ini,
arsitek sangat penting untuk memperhatikan manajemen
waktu. Harus mampu menjelaskan segala ide
156
pemikirannya dalam waktu singkat namun padat,
sehingga tujuan awal presentasi dapat tercapai.
5. DIMANA
Tempat dan sarana juga merupakan faktor yang penting
untuk diperhatikan. Dengan mengetahui tempat dan
sarana, si arsitek yang akan melaksanakan presentasi
negosiasi dengan klien dapat mengantisipasi segala
gangguan yang mungkin timbul. Selain itu kita juga dapat
memperhatikan tata letak duduk, mempelajari sarana
yang tersedia, sehingga sudut pandang klienpun dapat
diatur untuk memberikan efek yang menarik bagi gambar-
gambar penyajian yang akan dipresentasikan.
157
6. BAGAIMANA
Hal ini mempunyai kaitan dengan teknik penyampaian
saat berpresentasi. Penggunaan kata merupakan dasar
dalam berkomunikasi, sehingga kata-kata yang tepat atau
tidak dapat menentukan sukses tidaknya presentasi dan
negosiasi. Teknik penyampaian di sini meliputi pemilihan
kata, bahasa tubuh, dan ekspresi.
158
Tips 1
Konsentrasikan pikiran anda bukan apa yang anda katakan
tetapi bagaimana anda mengkomunikasikannya, khususnya
untuk seorang arsitek, konsentrasikan bagaimana anda akan
menuangkan ide-ide anda dalam bentuk kata-kata yang
menarik sehingga bila perlu dapat menghipnotis
pendengarnya, sehingga tergiur dan terkesan, untuk
menyetujui dan membeli disain anda. Gunakan teori Kurt
Lewin untuk menghasut para pendengar sehingga hanyut
dalam presentasi anda.
Tips 2
Juallah dirimu sebelum anda menjual "barang dagangan
anda". Bagaimana caranya? Sebuah performance yang
menarik tentu saja merupakan salah satu caranya untuk
menjual diri anda. Sehingga audience akan tertarik dengan
anda sebelum anda memulai presentasi anda. Dengan adanya
ketertarikan dari pendengar maka, pendengar akan menilai
subyektif pada karya anda. Bila penampilan anda
menyenangkan dan mengagumkan, maka tidak heran bila
pendengar langsung menyenangi disain anda.
159
Tips 3
Kenaliah siapa yang didepan anda ? seperti yang sudah
disampaikan sebelumnya, kenali audience anda, (Siapa
mereka ?, Kenapa mereka mendengarkan anda ?, Apa yang
mereka harapkan dari anda ?)
Tips 4
Perhatikan 5 pantangan presentator (hal ini lebih lanjut akan
dibahas pada topik kuliah tentang bahasa tubuh dan gesture)
1. cemberut
2. penampilan tidak menarik
3. gelisah/tidak rileks
4. bicara terlalu cepat/lambat
5. tata bahasa/lafal yang buruk
Tips 5
Adakan review pada akhir presentasi, sebagai penutup
maupun kesimpulan. (Review apa yang udah disampaikan,
sampaikan harapan anda dan jangan lupa mengucapkan
terima kasih)
160
TEKNIK PRESENTASI
161
disentuh),
kesimpulan, cara presentasi
162
PENERAPAN STRATEGI PRESENTASI
1. KESATU
Persiapan seluruh bahan materi yang akan disajikan, kalau
perlu siapkan sebuah catatan kecil guna membantu dalam
presentasi di depan klien maupun audience lainnya.
2. KEDUA
Perhatikan siapa sajakah audience yang akan
mendengarkan presentasi anda, dan berapa jumlahnya.
Perhatikan juga waktu yang akan diberikan oleh pemberi
tugas, karena anda juga harus mempersiapkan materi
tersebut sesuai dengan waktu yang diberikan.
3. KETIGA
Pilah-pilah materi apa sajakah yang akan disajikan, jika
memang waktu yang diberikan sangat sempit, sehingga
tidak memungkinkan menyajikan dan mempresentasikan
seluruh gambar. Pilihlah gambar yang terbaik dan gambar
yang dirasa dapat mewakili seluruh ide anda.
163
4. KEEMPAT
Jika sudah ada informasi mengenai tempat/ ruangan
tempat presentasi akan dilakukan, maka akan lebih baik,
jika dilakukan survey terlebih dahulu mengenai tempat
tersebut. Karena posisi untuk presentasi juga menentukan
baik tidaknya presentasi, informative tidaknya sebuah
presentasi dan juga representative tidaknya sebuah
presentasi.
5. KELIMA
Jika perlu pelajari dulu siapakah klien anda, apakah klien
anda orang yang mengerti tentang disain, arsitektur atau
tidak. Karena pengetahuan klien atau pemberi tugas juga
menentukan keberhasilan presentasi anda. Hal ini dapat
memberikan kesempatan bagi anda untuk
mempersiapkan bahan-bahan materi dengan lebih
seksama.
164
Bagian Keenam
[BAHASA TUBUH DALAM PRESENTASI]
GESTURE
Gesture adalah suatu bentuk komunikasi non verbal yang
dihasilkan dari salah satu anggota badan yang
dikombinasikan dengan komunikasi verbal. Bahasa gesture
sangat kaya karena gesture pada setiap orang adalah berbeda-
beda, bervariasi tergantung dari perasaan, pikiran yang
sedang terjadi pada seseorang, dari mulai bersahabat sampai
dengan penolakan.
165
tuna rungu, maka gesture tangan menjadi sangat penting
dalam berkomunikasi.
166
tubuh juga merupakan hal penting dalam berpresentasi
menyampaikan ide dan pemikirannya.
Contoh bahasa tubuh dari seorang pemandu orchestra, terlihat bahwa gerakan
tubuh, dan anggota tubuh seperti tangan, mimik atau ekspresi wajah juga
diperlihatkan (gesture)
167
Contoh gesture tubuh terlihat seperti contoh diatas, mimik/ ekspresi wajah,
dan juga bahasa tubuh anggota tubuh
Contoh gesture tubuh terlihat seperti contoh diatas, mimik/ ekspresi wajah,
yang juga diperkuat oleh gerakan tangan dalam ekspresinya
168
Contoh gesture tubuh terlihat seperti contoh diatas, mimik/ ekspresi wajah,
yang juga diperkuat oleh gerakan tangan dalam ekspresinya
169
melakukan negosiasi dengan arsitek, sehingga justru
perhatiannya tidak lagi tertuju pada karya arsitekturnya
namun pada bahasa tubuh si arsitek.
170
bicarakan. Paling tidak pendengar merasa yakin bahwa dia
tidak salah memilih anda sebagai arsiteknya.
171
katapun. Kita dapat saja berkomunikasi dengan seseorang
dengan menggunakan bahasa tubuh. Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam bahasa tubuh untuk berkomunikasi
yaitu:
1. KONTAK MATA
Kontak mata merupakan salah satu elemen yang
penting dalam bahasa tubuh komunikasi. Kontak mata
bukan berarti menatap terus menerus. Ketika kita
melihat seseorang dan membuat kontak mata setiap
kali kita berkomunikasi dengannya, hal itu
menunjukkan bahwa ada ketertarikan dalam diri kita
akan hal yang disampaikan lawan bicara kita.
Sementara itu menatap mata terus menerus justru
memberikan kesan yang negatif, karena hal ini
berkaitan dengan keagresifan kita terhadap lawan
bicara kita.
2. EKSPRESI WAJAH
Ekspresi wajah merupakan elemen lain dari bahasa
tubuh dalam komunikasi. Senyuman dan tawa
merupakan salah satu pelengkap dalam komunikasi.
172
Senyuman memberikan pesan yang positif. Senyuman
member kesan kehangatan dan kepercayaan diri pada
diri kita. Anggukan kepala juga dapat membantu dalam
komunikasi, karena anggukan pada saat komunikasi
dengan lawan bicara akan memberi kesan bahwa kita
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh lawan
bicara kita.
3. GERAKAN TANGAN
Gerakan tangan dalam berkomunikasi dapat
membantu atau justru memperburuk keadaan saat
berkomunikasi. Bila gerakan dan posisi tangan anda
berada menyilang di depan dada anda, hal ini
mengekspresikan bahwa anda sama sekali tidak
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh lawan
bicara anda. Sementara posisi tangan di samping justru
memberikan kesan bahwa anda percaya diri dan santai
saat anda berkomunikasi dengan lawan bicara anda.
173
4. EKSPRESI GERAKAN KAKI
Terlalu banyak gerakan kaki, akan mengindikasikan
bahwa anda terlalu gugup pada saat anda berbicara.
Misalnya posisi duduk paling professional adalah
ketika anda menyilangkan kedua kaki ke satu arah.
Berdiri terlalu dekat dengan seseorang juga akan
membuat lawan bicara anda merasa tidak nyaman,
karena ada suatu personal space yang anda langgar,
hal ini menunjukkan keagresifan anda. Setiap orang
memiliki personal space yang berbeda dan ketika anda
174
terlalu dekat berdiri dengan seseorang, dan orang
tersebut mundur beberapa langkah, maka hal ini
mengindikasikan bahwa anda harus menjaga jarak
dengan orang tersebut.
175
Contoh bahasa tubuh dengan beberapa gerakan anggota tubuh
176
d. tepat waktu yang disesuaikan dengan isi dan pokok
pembahasan
177
c. kecepatan dalam berbicara adalah unsur yang juga
dominan, bila pembicara terlalu cepat berbicara,
pendengar belum tentu dapat menyimak dan mengerti
isi dari pesan yang disampaikan
d. adanya jeda juga harus diperhatikan, tidaklah mungkin
dalam mempresentasikan sesuatu, kita berbicara tanpa
ada titik dan koma, bagaikan orang lari sedang dikejar
setan
e. ejaan atau lafaz terkadang diabaikan oleh orang
kebanyakan, padahal justru hal ini yang terpenting.
Lain daerah lain dialeknya, ini akan menyulitkan
pendengar dalam menerima pesan yang disajikan
f. pengulangan kata harus dibatasi, karena akan
menimbulkan kebosanan, bila pembicara selalu
mengulang-ulang kata dan atau oke atau mungkin.
Tetapi hampir sebagian banyak orang selalu
melakukan kesalahan ini, dengan selalu mengulang
satu kata yang menjadi favoritnya.
178
beberapa unsur bahasa tubuh yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. penampilan diri atau performance, yaitu dari segi
ketepatan waktu tiba, kesesuaian pakaian dan juga
tingkah laku pada saat presentasi berlangsung
b. cara membuka dan menutup presentasi
c. posisi badan dan tempat berdiri presenter
d. gerakan anggota tubuh, baik tangan, kaki maupun
anggota tubuh lainnya
e. penggunaan kartu atau catatan pembantu dalam
berbicara
f. penggunaan media pembantu: pengeras suara, OHP,
maupun slide projector
g. kontak mata antara presenter dengan audience
h. ekspresi wajah atau mimik
179
berkomunikasi. Hal ini tentu saja untuk mencapai sebuah
hasil yang sukses sesuai keinginan.
2. BUNGKUK
Kesan yang langsung tertangkap adalah Anda
termasuk tipe yang tidak berani dan tidak percaya diri.
180
Nah, coba berdiri tegak dan posisikan kaki selebar
bahu.
181
5. TANGAN MASUK DI SAKU
Gaya ini menunjukkan sikap tak bersahabat dan
merasa “terancam”. Kadang justru memberikan kesan
bahwa anda terlalu percaya diri sehingga terkesan
meremehkan pendengar/ lawan bicara anda.
Sebaiknya keluarkan tangan Anda dari saku dan
berikan gerakkan secukupnya untuk mengatasi
kekakuan.
6. MENIRU GAYA
Jangan meniru habis-habisan gaya seseorang karena
akan memberi kesan bahwa anda kurang percaya diri
dengan penampilan anda sendiri, sehingga harus
menjadi orang lain. Jadilah diri anda sendiri karena hal
tersebut penting dalam berkomunikasi. Jika anda
meniru gaya seseorang, maka yang terjadi justru sikap
Anda terkesan dibuat-buat serta tidak alami.
7. GERAKAN BERBUNYI
Sebaiknya, sebelum presentasi, keluarkan semua kunci
atau koin dari saku celana dan taruh di dalam tas.
182
Gerakan yang berbunyi ini akan mengganggu
konsentrasi lawan bicara atau audience anda. Mereka
akan focus pada bunyi yang ditimbulkan pada gerakan
anda, daripada focus pada pesan yang anda sampaikan.
8. GUYONAN BERLEBIHAN
Tak ada salahnya melontarkan guyonan saat
memberikan presentasi. Karena guyonan akan
membuat suasana kaku menjadi lebih bersahabat,
namun tetap diingat bahwa siapa audience nya dan
presentasi macam apa yang anda lakukan, sehingga
perlu tidaknya guyonan perlu dicermati. Bila memang
perlu adanya guyonan, maka jangan lakukan hal itu
secara berlebihan dan keluar dari topik yang sedang
dibicarakan.
183
Contoh berpakaian yang menarik saat presentasi, namun harus dilihat audience nya,
dan juga jenis presentasinya, karena jenis berpakaian seperti ini terlihat lebih casual
dan santai, sehingga kurang cocok untuk presentasi yang bersifat formal
1. GAYA SANTAI
Anda akan mengikuti presentasi di suatu perusahaan
berteknologi tinggi dan sedang berkembang. Anda
muncul dengan celana jins dan sepatu olah raga.
184
Sebaiknya, berpakaianlah yang pantas dan rapi jika
akan melakukan sebuah presentasi penting.
185
Gaya Anda bisa diartikan: “Saya adalah orang yang
berantakan. Bila penampilan saya seperti ini,
bagaimana saya dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan rapi dan teratur?”
3. GAYA HURA-HURA
Anda mengenakan pakaian yang biasa dipakai untuk
clubbing karena Anda berencana akan bertemu dengan
teman-teman sesudah jam kerja.
4. GAYA EKSKLUSIF
Menurut Anda, tidak berbahaya bergaya eksklusif di
tempat kerja (bayangkan ke suatu kantor yang asing
186
untuk anda, karena anda akan melakukan presentasi di
depan para klien yang professional dan intelektual
dengan rambut yang dicat pink!).
5. GAYA KUNO
Model pakaian Anda sudah ketinggalan zaman.
187
pekerjaan, penting bagi Anda untuk mengetahui
budaya perusahaan di mana Anda diterima sebagai
pegawai. Tapi, tetaplah jadi diri Anda sendiri untuk
menentukan gaya yang paling tepat untuk Anda.
188
Bagian Ketujuh
[STRATEGI NEGOSIASI]
189
3. menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu –baik
berupa tawar menawar (bargain) maupun tukar
menukar (barter);
4. hampir selalu berbentuk tatap-muka –yang
menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh maupun
ekspresi wajah;
5. negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan
atau sesuatu yang belum terjadi dan kita inginkan
terjadi;
6. ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang
diambil oleh kedua belah pihak, meskipun kesepakatan
itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat.
190
adalah taktik yang manipulatif, argumen yang
memaksakan, konsesi terbatas dan tawar-menawar
yang alot.
2. VALUE CREATORS
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan
kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai
tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.
Cara yang digunakan adalah dengan mengembangkan
hubungan yang kolaboratif, mengutamakan
penyesuaian kepentingan kedua belah pihak, bersikap
ramah dan kooperatif.
191
Dalam konteks organisasi, negosiasi dapat terjadi dalam
beberapa kategori, yaitu:
1. Antara dua orang
misal: pada saat manajer dan bawahannya
memutuskan tanggal penyelesaian proyek yang harus
diselesaikan oleh bawahan
2. Dalam kelompok
misal: untuk mengambil keputusan kelompok atas
suatu kasus
3. Antar kelompok
Misal: bagian pembelian dengan pemasok dalam
kesepakatan harga, kualitas atau tanggal penyerahan
barang
192
4. Kesepakatan.
193
Sudut pandang klasik yang memandang bargaining
sebagai situasi win-lose, jika salah satu pihak
menang, maka pihak lain akan kalah.
Disebut juga negosiasi zero-sum atau negosiasi
distributive
Asumsi: sumberdaya terbatas (limited resources),
dan proses negosiasi untuk menentukan siapa akan
mendapakan sumberdaya tersebut
194
terintegrasi secara alamiah dan semua pihak
berkomitmen pada proses integrasi tersebut.
195
keyakinan dari tiap pihak bahwa pihak lain akan
mengancam (sudah mengancam) kepentingan-
kepentingan mereka
adanya tindakan-tindakan nyata yang menghasilkan
ancaman tersebut
196
Jadi agar tidak menjadi beban dalam pikiran atau
kehidupan kita, sebaiknya memang setiap potensi
konflik harus dapat segera diselesaikan
197
3. Kuadran Kalah-Menang (Mengakomodasi)
Kuadran ketiga yaitu kita kalah – mereka menang ini
berarti kita berada dalam posisi mengalah atau
mengakomodasi kepentingan pihak lain. Gaya ini kita
gunakan untuk menghindari kesulitan atau masalah
yang lebih besar. Gaya ini juga merupakan upaya untuk
mengurangi tingkat ketegangan akibat dari konflik
tersebut atau menciptakan perdamaian yang kita
inginkan.
198
adalah mengatasi konflik dengan menciptakan
penyelesaian melalui konsensus atau kesepakatan
bersama yang mengikat semua pihak yang bertikai.
Proses ini biasanya yang paling lama memakan waktu
karena harus dapat mengakomodasi kedua
kepentingan yang biasanya berada di kedua ujung
ekstrim satu sama lainnya.
199
banyak melibatkan apa yang ada di dalam hati atau jiwa
seseorang.
Ini seperti gambaran sebuah gunung es, di mana puncak yang
kelihatan merupakan hal-hal yang formal, tuntutan yang
dinyatakan dengan jelas, kebijakan atau prosedur perusahaan,
maupun hubungan atau relasi bisnis yang didasarkan pada
hitungan untung rugi.
200
2. HEAD/ KEPALA
yaitu metoda atau teknik-teknik yang kita gunakan
dalam melakukan negosiasi
3. HANDS/ TANGAN
yaitu kebiasaan-kebiasaan dan perilaku kita dalam
melakukan negosiasi yang semakin menunjukkan
jam terbang kita menuju keunggulan atau keahlian
dalam bernegosiasi
201
Persiapan yang baik merupakan fondasi yang
kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal
tersebut akan memberikan rasa percaya diri yang
kita butuhkan dalam melakukan negosiasi.
202
2. EVALUASI ALTERNATIF
Mengidenfikasi bargaining range, yaitu range
dimana kedua belah pihak diperkirakan akan dapat
mencapai kesepakatan.
3. IDENTIFIKASI KEPENTINGAN
Kepentingan adalah yang mendasari terjadinya
konflik. Kadang negosiator terfokus pada
kepentingannya sendiri dan mengabaikan
kepentingan pihak lain.
203
Selanjutnya dalam pembicaraan awal, mulailah
dengan membangun common ground, yaitu sesuatu
yang menjadi kesamaan antar kedua pihak dan
dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya
selain memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki
beberapa kesamaan yang dapat dijadikan dasar
untuk membangun rasa percaya.
204
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda
berkeinginan untuk mencapai suatu
kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar-
menawar dalam negosiasi, jangan membuat
hanya dua pilihan ya atau tidak;
e. Sampaikan bahwa ”jika mereka memberi anda
ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give
us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka
mengerti dengan jelas apa yang harus mereka
berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan
kita berikan.
f. Hal kedua dalam tahap permulaan proses
negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif
apa yang ditawarkan atau yang menjadi
tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif
memerlukan kebiasaan dan teknik-teknik
tertentu. Seperti misalnya bagaimana
mengartikan gerakan tubuh dan ekspresi wajah
pembicara. Usahakan selalu membangun kontak
mata dengan pembicara dan kita berada dalam
kondisi yang relaks namun penuh perhatian.
205
5. ZONA TAWAR MENAWAR (THE BARGAINING
ZONE)
Dalam proses inti dari negosiasi, yaitu proses tawar
menawar, kita perlu mengetahui apa itu The
Bargaining Zone (TBZ). TBZ adalah suatu wilayah
ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak
penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal
oleh pembeli (Buyer’s Opening Offer).
206
6. MENCIPTAKAN KESEPAKATAN YANG
MENGUNTUNGKAN KEDUA BELAH PIHAK
a. Hal-hal yang perlu dicamkan oleh para
negosiator adalah bahwa negosiasi tidak
memperebutkan kue yang besarnya tetap.
b. Hindari meningkatnya konflik yang tidak
rasional.
c. Pusatkan perhatian pada pemikiran pihak lain.
7. MEMBANGUN KESEPAKATAN
Babak terakhir dalam proses negosiasi adalah
membangun kesepakatan dan menutup negosiasi.
Ketika tercapai kesepakatan biasanya kedua pihak
melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa
kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan
kedua pihak memiliki komitmen untuk
melaksanakannya.
207
harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua
belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah
tangan.
Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak
memiliki niat atau keinginan untuk mencapai kesepakatan,
maka hal tersebut berarti membuang waktu dan energi kita.
Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya: conciliation,
mediation dan arbitration melalui pihak ketiga
208
Secara sederhana, negosiasi merupakan suatu proses
menyelesaikan perbedaan dan mendapatkan apa yang
diinginkan. Tentu saja dalam hal ini adalah perbedaan-
perbedaan pendapat antara arsitek dan pemberi tugas.
Karena negosiasi tidak akan terjadi bila tidak ada perbedaan
antar dua belah pihak atau lebih.
209
1. UNSUR KOOPERATIF
Yaitu keadaan dimana kedua belah pihak yang
bernegosiasi saling menginginkan tercapainya suatu
kesepakatan
2. UNSUR KOMPETITIF
Dimana kedua belah pihak saling menginginkan sesuatu
yang terbaik bagi pihak masing-masing
210
Karena pada dasarnya negosiasi ditempuh adalah untuk
mencari kesepakatan sehingga keuntungan dapat dicapai oleh
kedua pihak, tanpa ada yang dirugikan.
TAKTIK NEGOSIASI
Secara umum, taktik negosiasi dapat dibedakan menjadi 3
taktik yaitu:
1. TAKTIK PEMBERIAN INFORMASI
Mampu merubah persepsi, harapan dan posisi
Informasi non verbal penting
Kesalahan-kesalahan ucap dapat diartikan
sebagai suatu kebenaran
Menolak pemberian informasi, mungkin dapat
memunculkan kesan tidak dapat dipercaya
Informasi yang berlebihan dapat digunakan
untuk menutupi masalah pokok
211
Implementasi ini tidak boleh melibatkan
ketidakjujuran dan kecurangan, namun dapat
berupa ancaman-ancaman secara halus.
212
TAKTIK NEGOSIASI dalam ARSITEKTUR
Di dalam bernegosiasi, strategi adalah rencana permainan
arsitek dan klien atau perdebatan dasar yang akan dimainkan
oleh kedua pihak tersebut. Memilih taktik yang tepat
termasuk ke dalam strategi menang dalam negosiasi.
1. TAKTIK MENAMBAHKAN
Taktik ini terdiri atas penambahan ekstra yang tak
terduga dalam suatu transaksi. Harga orisinil dapat di
mark-up sesuai dengan kehendak si penjual, dalam hal ini
arsitek, selama harga tersebut masih masuk di akal.
Kemudian harga orisinil tersebut dapat digunakan sebagai
213
batas untuk tawar menawar dengan klien. Sehingga
setelah kata sepakat dicapai pada harga orisinil, kita
sebagai arsitek tidak akan rugi. Karena pada dasarnya
keuntungan sudah dimasukkan dalam anggaran harga
orisinil. Secara psikologis, seorang klien pasti akan puas
setelah mendapatkan kesepakatan dengan proses tawar
menawar terlebih dahulu.
214
mengatakan bahwa kita dapat menurunkan harga sesuai
anggaran, asalkan pihak pemberi tugas bersedia untuk
membeli semua suplai atau kontrak dengan si arsitek
sampai tahap interior selanjutnya misalnya selama dua
tahun ke depan.
3. TAKTIK EKSKALASI
Ekskalasi merupakan suatu taktik menekan yang cukup
efektif dalam bernegosiasi. Kiat untuk menandinginya
adalah dengan membuat strategi setelah negosiasi selesai
dan sebelum pihak klien membayar kepada arsitek
sebagai tanda jadi, jangan lupa untuk membuat tanda
bukti atau kontrak kerja di atas hitam putih, bahwa harga
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan bersama. Hal ini
untuk menghindari terjadinya tekanan baik dari pihak
klien pada arsitek ataupun sebaliknya, dalam memungkiri
kesepakatan harga.
4. TAKTIK KETIADAAN
Wewenang kita untuk menutup suatu transaksi dengan
suatu kesepakatan tertentu baru saja terjadi, ketika pihak
lawan akhirnya mengatakan: “baiklah saya akan membawa
215
kesepakatan ini kepada atasan saya untuk didiskusikan
lebih lanjut.” Tentu saja hal ini mengakibatkan proses
negosiasi yang telah berlangsung adalah mubazir,
sehingga membuang-buang waktu dan tidak efektif lagi.
Untuk itu kiat menandinginya adalah dengan mengetahui
beberapa hal, diantaranya sebelum memulai sebuah
negosiasi, alangkah baiknya bila kita mencari informasi
apakah pihak lawan memiliki wewenang penuh untuk
mengadakan kesepakatan. Jika kita bertemu dengan orang
kedua, yang tidak memiliki kesepakatan, coba
bernegosiasi dengan pengambil keputusan sebenarnya.
Minimal, kita dapat meminta si pengambil keputusan
untuk hadir dalam negosiasi.
216
pemberi tugas kepada arsitek, untuk melihat seberapa
kemampuan tenaga ahli yang akan dikontraknya. Oleh
karenanya sebaiknya arsitek selalu berpegang teguh untuk
bertahan pada tawaran pertamanya, sambil dengan
cermat menjelaskan semua keuntungan usulan si arsitek.
217
arsitek dapat memberi dalih bahwa dia bukan orang yang
punya wewenang untuk memberikan ekstra.
7. TAKTIK SALAMI
Negosiasi dengan menggunakan taktik salami adalah
sebuah strategi dalam mengejar sesuatu untuk mencapai
apa yang diinginkannya dengan cara satu iris demi satu
iris. Seperti layaknya salami, makanan Jepang yang
disajikan dalam irisan tipis.
218
hanya menyebutkan apa yang dicakup, tetapi sebutkan
pula apa yang tidak berlaku.
219
saya”, atau terkadang justru bahkan secara agresif
mengatakan, “terserah anda, take it or leave it”.
220
proposal disain tersebut. Hal ini tentu saja wajar, karena
klien ingin mengetahui paket apa saja yang akan
didapatnya dengan harga yang akan dibayarkan pada
arsitek.
221
Mengenali taktik bernegosiasi sangatlah penting. Dengan
mengetahui kesepuluh taktik tersebut, kita dapat
menghindari segala hal yang mungkin akan timbul, sehingga
menyebabkan konflik di dalam bernegosiasi. Dengan
mengetahui trik-trik menyiasati dalam taktik bernegosiasi,
kita dapat mengetahui strategi apa yang sedang dimainkan
oleh lawan kita, sehingga kita dapat mencoba untuk
menyiasati dan menandinginya. Hal ini tentu saja untuk
menghindari kekalahan dalam bernegosiasi. Faktor lain yang
juga dapat menunjang kesuksesan dalam bernegosiasi adalah
kesiapan. Siap dalam mempersiapkan diri sebelum negosiasi
dimulai, siap dengan berbagai alternatif usulan, dan siap
untuk mengatakan tidak bila memang kesepakatan tidak
dapat ditempuh, serta yang terakhir adalah siap untuk ber-
comitted dengan apa yang telah disepakati sebelumnya,
sehingga tercapai win win solution.
222
kepekaan non-verbal, ketrampilan mendengar dan
bertanya, ketrampilan persuasiv, ketrampilan
menyampaikan sinyal, kepekaan budaya dan gender,
saluran komunikasi, dan strategi dan taktik (Baden
Eunson, Conflict Management,2007).
Perunding ulung adalah sekaligus komunikator ulung.
Perunding harus menyadari tidak hanya pada apa yang
dikatakan tetapi juga pada apa yang tidak dikatakan
pihak lain. Dengan kata lain banyak aspek komunikasi
non-verbal seperti gerak postur, gerak isyarat, kontak
mata, gerak kepala, senyum, tertawa,dan gerak tangan
ketika negosiasi berlangsung. Semakin memahami
isyarat-isyarat komunikasi non-verbal semakin
berhasil perunding melakukan tugas dan mencapai
tujuannya.
Perunding ulung juga dicirikan oleh ketrampilannya
sebagai pendengar yang baik, dan memahami sinyal
yang tersembunyi dibalik ungkapan, dan mampu
berkonsentrasi apa yang dikatakan orang. Sinyal dapat
berbentuk pesan-pesan verbal dan non-verbal yang
cenderung bisa berbeda dan bertentangan dengan apa
yang dikatakan orang bersangkutan. Pertanyaannya,
223
mengapa orang tersebut tidak langsung saja
mengatakan apa adanya secara jelas? Ya kadang-
kadang dilakukannya namun bisa juga tidak karena
memang ada maksud-maksud tetentu.
Bagian dari esensi proses negosiasi lainnya adalah
kemampuan perunding melakukan persuasi. Selain itu
perunding mampu mendikte taktik persuasi ketika
digunakan pihak lain. Seni dan teknik persuasi yang
diterapkan akan menunjukkan seberapa jauh
kekuatan perunding dalam cara bernegosiasi.
Penerapan seni dan teknik persuasi yang elegan tidak
akan memberi akibat negatif, seperti rasa dendam atau
kalah pada pihak lain. Justru sebaliknya mereka akan
respek pada si perunding.
Kepekaan terhadap budaya dan gender dalam
mengatasi konflik sangat penting. Perunding efektif
seharusnya peka terhadap perbedaan budaya. Dengan
semakin terbukanya peluang untuk melakukan aliansi
bisnis maka semakin diperlukannya pemahaman
multibudaya antarbangsa. Baik budaya dalam hal
bahasa, cara berbicara, pengambilan keputusan,
maupun tentang jenis busana dan makanan, Di
224
samping itu pemahaman tentang gender juga
memegang peranan dalam mencapai keberhasilan
negosiasi. Prinsipnya, jangan sampai muncul sikap bias
gender. Namun di sisi lain perlu dipahami bahwa
peran gender mungkin juga berbeda di antara
masyarakat dan bangsa.
Esensi penting lainnya dalam bernegosiasi adalah
penerapan strategi dan taktik. Bagaimana menghadapi
pihak lain yang juga memiliki strategi dan taktik
bernegosiasi? Dengan strategi dimaksudkan
bagaimana pendekatan terbaik mencapai tujuan
negosiasi? Sementara dengan taktik dimaksudkan apa
saja langkah-langkah teknis untuk mendukung strategi
negosiasi. Strategi dan taktik diposisikan sebagai
jantungnya negosiasi. Tanpa keduanya,negosiasi akan
berlangsung lambat karena tanpa arah yang jelas.
Sebaliknya semakin bermutu strategi dan taktik yang
diterapkan semakin berhasil negosiasi yang dicapai.
225
1. Menganggap semua pihak yang bernegosiasi sebagai
"problem solver" dan tidak sebagai teman atau lawan
226
pribadi akan melancarkan negosiasi dan hasilnya bisa
diterima kedua belah pihak.
SELESAI
227
[REFERENSI]
228
Ari Widyati Purwantiasning, lahir di
Temanggung, 3 Januari 1972. Menyelesaikan
Sarjana Arsitektur di Fakultas Teknik Jurusan
Arsitektur Universitas Indonesia, 5 Januari
1996. Menyandang gelar Master of Art in Town
and Regional Planning (MATRP) dari
Department of Civic Design, Faculty of Social and
Environmental Studies, University of Liverpool,
Inggris, 13 Desember 1999.
229