UNTUK
SMP/MTS
SEDERAJAT
KELAS VIII
Semester
I&II
KATA PENGANTAR
Kami Penulis menyadari bahwa buku ini tidak lepas dari kekurangan dan
kekhilafan, yang disengaja maupun tidak disengaja. Oleh sebab itu, kami dkk,
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca buku teks bahasa indonesia demi
perbaikan penulisan buku tersebut. Buku teks bahasa indonesia ini dapat menjadi
salah satu rujukan bagi siswa SMP kelas VIII semester 1 & 2 dalam memahami
Teks berita, teks eksposisi, teks puisi, teks eksplanasi, teks ulasan, teks persuasi,
dan teks drama. sebagai rujukan bahan untuk belajar siswa SMP kelas VIII.
Semoga Buku Teks Bahasa Indonesia ini dapat membantu siswa SMP
kelas VIII semester 1 & 2 dalam proses belajar. Buku teks bahasa indonesia ini
bukanlah yang paling sempurna karena segala kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
PELAJARAN 1 : TEKS BERITA
Kompetensi Dasar
BAGIAN KESATU
5
masing-masing unsur berita secara singkat dan mudah untuk
dimengerti.
- What
Sebuah berita dapat dikatakan baik apabila sudah
memenuhi unsur what, berisi mengenai pernyataan yang
bisa menjawab pertanyaan mengenai apa yang terjadi,
peristiwa apa yang sedang diperbincangkan banyak orang.
- Who
Sebuah berita juga harus memenuhi unsur who, yakni
keterangan mengenai siapa saja yang terlibat dalam
kejadian atau peristiwa yang diberitakan. Bisa mengarah
pada satu orang atau juga beberapa orang, bisa juga
kelompok.
- When
Dalam sebuah teks berita, penulisan yang dibuat juga harus
memuat unsur when yang menyebutkan waktu kejadian.
Kapan peristiwa itu terjadi adalah unsur penting yang harus
dimasukkan agar tidak dianggap buatan.
- Where
Selain kapan peristiwa yang diberitakan terjadi, suatu berita
juga harus memenuhi unsur where yang menyebutkan
dimana peristiwa tersebut terjadi. Tempat kejadian menjadi
salah satu faktor penting dalam pemberitaan.
- Why
Penyebab atau alasan peristiwa yang terjadi tentu menjadi
tanda tanya bagi para pembaca berita, kali ini unsur yang
harus dipenuhi adalah why. Mengapa peristiwa bisa terjadi
dan menimbulkan dampak berupa rasa ingin tahu
masyarakat terkait hal itu.
- How
6
Rangkaian peristiwa juga merupakan hal penting yang
harus diketahui pembaca, karena itu teks berita harus
memuat unsur how. Bagaimana kejadian tersebut bisa
terjadi, disebutkan rentetan yang menjadi alasan munculnya
peristiwa tersebut.
7
inti sari berita tersebut kembali. Pokok-pokok isi atau inti sari
berita dapat disimpulkan dengan menguraikan unsur-unsur
kelengkapan berita.
Beberapa hal yang perlu kalian perhatikan dalam
menyimak berita dari radio atau televisi adalah
- Berkonsentrasi
- memahami pesan pokok tiap kalimat
- apabila perlu membuat catatan kecil
- menyimpulkan dan menyarikan isi keseluruhan berita
8
BAGIAN KEDUA
9
Pada bagian ini, Kamu dapat menjelaskan unsur 5W + 1H atau
ADiKSiMBa dari sebuah teks berita yang meliputi pertanyaan
pertanyaan mengapa (why) dan bagaimana (how). Selain itu, tubuh
berita biasanya juga memuat latar belakang atau alasan suatu peristiwa
secara menyeluruh.
d. Ekor Berita
Bagian atau struktur teks berita yang terakhir adalah ekor berita. Ekor
berita sendiri memiliki fungsi untuk memberikan informasi tambahan
atau pendukung kepada pembaca. Namun, bagian ini opsional, boleh
ada dan boleh tidak ada. Jika ekor berita tidak dicantumkan dalam
sebuah teks berita, maka tidak akan memberikan pengaruh terhadap isi
atau pokok dari teks berita.
BAGIAN KETIGA
10
Contoh penggunaan kalimat langsung: “Pelaku sudah kami tetapkan
sebagai tersangka. Saat ini kami terus mengembangkan kasusnya,”
tutur Sadino.
c. Penggunaan Kata Kerja Mental
Kata kerja mental atau biasa disebut juga sebagai kata verba mental
biasa digunakan dalam teks berita. Kata kerja mental sendiri
merupakan sebuah kata kerja yang memberikan respons atau sikap
seseorang terhadap suatu tindakan.
Contoh: Merasa terpedaya, para korban investasi bodong melapor ke
pihak kepolisian.
d. Penggunaan Fungsi Keterangan Waktu dan Tempat
Dalam teks berita, informasi terkait waktu dan tempat menjadi salah
satu unsur penting. Penggunaan fungsi keterangan waktu dan tempat
harus disampaikan secara jelas kepada pembaca.
Contoh penggunaan fungsi keterangan waktu dan tempat: … kata
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat dihubungi Minggu
(8/10/2021)
e. Penggunaan Konjungsi Temporal
Penggunaan konjungsi temporal juga penting dalam sebuah teks berita.
Konjungsi temporal ini disebut juga sebagai konjungsi yang memiliki
hubungan dengan waktu. Beberapa contoh kata konjungsi temporal,
yaitu kemudian, sejak, setelah, awalnya, dan akhirnya.
Berdasarkan penulisannya yang nantinya akan
mengandung kaidah kebahasaan teks berita, Hidayatullah (2016, hlm.251)
mengatakan pedoman menulis dari bahasa jurnalistik atau bahasa
berita yaitu:
a. Jauhi istilah ilmiah, teknis, dan asing. Jika terpaksa harus
menggunakannya maka harus memberikan penjelasan agar dapat
dipahami oleh masyarakat yang membacanya.
b. Gunakan bahasa biasa yang mudah dipahami orang, pembaca,
pendengar media massa yang memiliki beragam karakter. Maka dari
11
itu, bahasa yang digunakan harus umum dan menarik serta memiliki
ciri khas agar dapat menarik perhatian orang yang membacanya namun
harus tetap mengedepankan faktanya.
c. Gunakan bahasa sederhana dan jernih pengutaraannya. Maksudnya
ialah dalam mengutarakan bahasa harus jelas dengan apa yang akan
ditunjukkan.
d. Gunakan bahasa tanpa kalimat majemuk. Kalimat majemuk
merupakan kalimat yang terjadi dati dua klausa yang dipadukan
menjadi satu, kalimat tersebut akan menjadi bertele-tele apabila dalam
pengutaraan pikiran utama suatu kalimat.
e. Gunakan bahasa dengan kalimat aktif, bukan kalimat pasif. Kalimat
yang pokok pembicaraannya melakukan perbuatan dalam kalimat yang
menandai apa yang dikatakan oleh subjeknya.
f. Gunakan bahasa positif, bukan bahasa negatif. Maksudnya gunakan
kata-kata yang tidak menyinggung siapapun sehingga penulis tidak
menggiring opini yang tidak diinginkan dan tidak sesuai kenyataan.
g. Hindari penggunaan kembang-kembang bahasa. Dalam artian siapa
kira, siapa sangka yang bermaksud menduga- duga.
BAGIAN KEEMPAT
12
mengungkapkan proses pemikiran yang rumit diberbagai bidang
kehidupan dan ilmu pengetahuan (Aminah dkk, 2020: 12).
Menurut Kosasih dan Hermawan (2012: 83), kata baku merupakan
kata yang diucapkan atau ditulis oleh seseorang sesuai dengan kaidah
atau pedoman yang dibakukan. Kaidah baku yang dimaksud dapat
berupa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),
tata bahasa baku, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Kata baku biasanya sering digunakan dalam kalimat resmi atau ragam
bahasa standar, baik itu melalui lisan ataupun tulisan.
Kata baku pada bahasa Indonesia ini juga mempunyai karakteristik-
karakteristik sebagai berikut. Pertama, baik secara lisan juga tulisan,
kata baku digunakan dalam situasi resmi, seperti surat menyurat dinas,
perundang-undangan, karangan ilmiah, laporan penelitian dan lainnya.
Ragam bahasa baku tidak diwarnai atau dicampuri oleh dialek atau
logat tertentu. Kedua, baik secara lisan juga tulisan,
istilah baku menggunakan ketentuan - ketentuan yang berlaku pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Ketiga, baik secara lisan
maupun tulisan, ragam baku memenuhi fungsi gramatikal misalnya
subjek, predikat, dan objek secara eksplisit dan lengkap (Sugihastuti &
Siti Saudah, 2018: 17-18). Bedasarkan definisi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa kata baku merupakan kata-kata yang lazim dipakai
pada situasi formal atau resmi yang penulisannya sinkron
menggunakan kaidah-kaidah yang dibakukan. Baku tidaknya sebuah
kata bisa ditinjau menurut segi lafal, ejaan, gramatika, dan
kenasionalan waktu diucapkan atau ditulis.
b. Fungsi Kata Baku dalam Bahasa Indonesia
Kata baku pada bahasa Indonesia mendukung empat fungsi, yaitu :
1) fungsi pemersatu,
2) fungsi pemberi kekhasan,
3) fungsi pembawa kewibawaan, dan
4) fungsi sebagai kerangka acuan.
13
Tiga fungsi pertama dianggap fungsi pelambang atau simbolik
sedangkan satu fungsi terakhir dianggap fungsi objektif.
Kata baku sebagai pemersatu ialah mempersatukan penutur atau
penulisnya sebagai satu warga bahasa. Dapat dikatakan pula bahwa
pemakaian istilah baku pada bahasa Indonesia dapat mempersatukan
sekelompok orang sebagai satu kesatuan masyarakat.
Kata baku menjadi pemberi kekhasan ialah pembakuan kata
pada bahasa bisa sebagai pembeda dengan masyarakat
pemakai bahasa lainnya. Kata baku sebagai pembawa kewibawaan
ialah kata baku yang diterapkan pada bahasa dapat menerangkan
kewibawaan pemakainya. Ahli bahasa dan beberapa kalangan di
Indonesia pada umumnya berpendapat bahwa
perkembangan bahasa Indonesia dapat dijadikan teladan bagi bangsa
lain pada Asia Tenggara (dan mungkin pula Afrika) yang juga
memerlukan bahasa yang modern. Dapat pula dikatakan bahwa fungsi
pembawa kewibawaan ini beralih menurut pemilikan
bahasa baku yang konkret ke pemilikan bahasa yang berpotensi
sebagai bahasa baku. Walaupun begitu, dari pengalaman, bisa dilihat
di beberapa tempat bahwa penutur yang mahir berbahasa Indonesia
dengan baik dan benar akan memperoleh wibawa pada mata orang
lain. Kata baku menjadi kerangka acuan ialah kata baku sebagai
patokan bagi benar atau tidaknya pemakaian bahasa seorang atau
kelompok.
c. Ciri-ciri Bahasa Baku
Menurut Salliyanti (2003: 1) yang dimaksud dengan bahasa baku
merupakan salah satu ragam bahasa yang dijadikan pokok, yang
diajukan dasar ukuran atau yang dijadikan standar. Ragam bahasa ini
lazim dipakai pada situasi bahasa berikut ini.
1) Komunikasi resmi, yakni pada surat menyurat resmi, surat
menyurat dinas, pengumuman-pengumuman yang dikeluarkan oleh
14
instansi resmi, perundang-undangan, penamaan dan peristilahan
resmi, dan sebagainya.
2) Wacana teknis, misalnya pada laporan resmi, karang ilmiah, buku
pelajaran, dan sebagainya.
3) Pembicaraan didepan umum, misalnya pada ceramah, kuliah,
pidato dan sebagainya.
4) Pembicaraan dengan orang yang dihormati dan sebagainya.
Pemakaian (a) dan (b) didukung oleh bahasa baku tertulis
sedangkan pemakaian (c) dan (d) didukung oleh
ragam bahasa lisan.
Kata baku digunakan dalam konteks ragam baku, baik lisan maupun
tulisan. Sementara kata tidak baku digunakan dalam ragam tidak
baku.Ragam bahasa baku dapat dibatasi dengan beberapa sudut
pandang, diantaranya: (1) sudut pandang kebakuan bahasa yang
digunakan, (2) sudut pandang informasi, dan (3) sudut pandang
pengguna bahasa. Berdasarkan sudut pandang
kebakuan bahasa, bahasa baku adalah bahasa yang baik tata tulis,
kosakata, maupun tata bahasanya sesuai dengan hasil
pembakuan Bahasa.
Dari sudut pandang informasi, bahasa baku adalah ragam bahasa yang
digunakan dalam berkomunikasi tentang ilmu pengetahuan. Lalu
berdasarkan sudutpandang pengguna bahasa, ragambahasa baku dapat
dibatasi dengan ragam bahasa yang lazim digunakan oleh penutur yang
paling berpengaruh, seperti ilmuan, pemerintah, tokoh
masyarakat, dan kaum jurnalis atau wartawan. Bahasa merekalah yang
dianggap ragam bahasa baku (Mulyono dalam Chaer,2011:5).
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kata baku adalah kata-kata yang lazim digunakan dalam situasi formal
atau resmi yang penulisannya sesuai dengankaidah-kaidah yang
dibakukan. Baku tidaknya sebuah kata dapat dilihat darisegi lafal,
ejaan, gramatika, dan kenasionalan-nya (Chaer,2011:131)
15
EVALUASI !
REFLEKSI
16
PELAJARAN 2 : TEKS IKLAN, SLOGAN, POSTER
Kompetensi Dasar
BAGIAN KESATU
17
Bahasa Iklan: Sifat, Unsur, dan Syaratnya Poster adalah plakat (kata-
kata dan gambar) yang dipajang di tempat- tempat umum. Poster
hampir sama dengan iklan, yakni pemberitahuan suatu ide, hal baru,
atau hal penting kepada khalayak. Poster mengandalkan perpaduan
gambar dan kata-kata. Poster lazimnya dipasang di tempat- tempat
umum. Poster hampir sama dengan iklan ataupun slogan dalam hal
bahasanya. Poster menggunakan kata-kata singkat, jelas, menarik, dan
lengkap.
d. Unsur – unsur iklan, slogan ataupun poster
1) Iklan: gambar kata-kata, gerak, suara
2) Slogan: kata-kata dan suara
3) Poster: gambar dan kata-kata
e. Apa saja Unsur – unsur iklan
Berikut ini adalah unsur – unsur iklan, diantarnya :
1) Menarik Perhatian (Attention)
Dalam membuat iklan promosi, kita harus menciptakan ide baru
yang menarik, bahkan dapat diingat terus menerus sampai
kapanpun.
2) Ketertarikan (Interest)
Kemudian iklan harus menyesuaikan minat dari calon pelanggan,
sehingga rasa ingin tahu akibat dari iklan kita tinggi. Ada satu
contoh iklan air minum yang sangat menarik menurutku, yaitu le
mineral, kenapa? karena banyak sekali penjual air minum kemasan,
namun perusahaan ini berhasil menarik minat pembeli hanya
dengan kata-kata ini… “Ada manis-manisnya…
3) Keinginan (Desire)
Produk atau jasa yang dijual harus dapat memecahkan masalah
pembeli, atau dengan kata lain, bagai mana membuat iklan yang
mengena dengan apa yang dikeluhkan pembeli.
4) Kepercayaan (Conviction)
18
Jika produk yang kita jual baru, maka buatlah image yang baik di
mata pembeli, seperti menggunakan jasa pembuat iklan
profesional, aktor dalam video iklan adalah artis terkenal, dll atau
adanya pembuktian dari produk halal dan Bpom.
5) Adanya Tindakan (Action)
Ini yang terakhit, dengan iklan yang baik dan benar tentunya
pembaca atau penonton akan tertarik untuk menghubungi atau
hanya sekedar bertanya tentang produk.
19
Tujuannya, agar pembaca maupun pendengar dapat memahami isi dan
pesan iklan kemudian menyimpulkannya sehingga bisa mengambil
keputusan terkait informasi yang diberikan iklan. Dibandingkan
dengan teks lainnya, maka iklan merupakan teks yang ringkas, padat,
dan penuh makna. Hal ini terkait dengan ruang yang diperlukan dan
biaya yang harus dikeluarkan. Semakin luas ruang yang diperlukan
untuk penayangan, semakin besar biayanya. Oleh karena itu, kata-kata
dalam iklan harus diperhitungkan keefektifannya, sehingga perlu
menghindari kata-kata ataupun ilustrasi yang tidak perlu karena akan
menghabiskan biaya lebih besar.
h. Menyusun Teks Iklan
Teks iklan harus dibuat semenarik dan sekreatif mungkin. Tujuannya
untuk mengarahkan perhatian sasaran iklan tertarik dengan produk
barang, jasa atau acara yang ditawarkan; membuat sasaran iklan
berhasrat memiliki produk yang ditawarkan; dan melakukan tindakan
yang diharapkan. Teks iklan disusun tidak hanya berupa teks. Dengan
semakin banyaknya media informasi, iklan kini sangat beragam, yaitu
berupa gambar, audio, video, audio video, atau flash banner. Tujuan
pemasangan iklan di media agar produk atau jasa tersebut dikenal,
diminati, lalu dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, kamu perlu
mengetahui cara atau ketentuan dalam menulis iklan agar menarik
minat sasaran iklan.
Berikut langkah-langkah tepat menyusun teks iklan
1) Mendeskripsikan Objek Teks Iklan Tentukan objek (barang, jasa,
atau kegiatan) yang akan di iklankan, misalnya sepeda, rumah,
komputer, lowongan pekerjaan, atau layanan masyarakat. Sebelum
membuat teks iklan, deskripsikan terlebih dahulu objek yang akan
diiklankan agar informasi yang disampaikan lengkap. Kamu juga
harus mempelajari produk yang ingin diiklankandan mengetahui
produk pesaingnya. Kemudian, kumpulkan ide-ide menarik dan
kreatif. Kamu juga dapat menambahkan gambar-gambar hasil
20
kreasi sendiri. Kamu dapat mengkreasikan hasil karyamu
menggunakan aplikasi Adobe Photoshop, Adobe Ilustrator, Corel
Draw, atau Corel Painter. Kamu juga dapat menggunakan aplikasi
menggambar online, seperti Sketchpad, PencilApp, AWW (A
Ehiteboard Web), Sumopaint, Queeky Paint, Pencil Madness,
Sketch and Paint, Draw Island, atau Slimber.
2) Menentukan Media dan Bentuk Pemasangan Teks Iklan
Agar penyampaian iklan dapat mencapai sasarannya, pengemasan
dan penyajian iklan harus mempertimbangkan beberapa faktor,
seperti sasaran, media, tempatdan daya pemikat yang diusung oleh
sebuah iklan. Pemasangan iklan itu sendiri dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk (langsung atau tidak langsung) dan dengan
berbagai media (elektronik dan cetak). Pilihan bentuk dan media
beriklan akan memengaruhi cara saji iklan serta biaya yang
dikeluarkan. Semakin canggih mendia yang digunakan, semakin
mahal biaya yang dibutuhkan, dan semakin tinggi pula kreativitas
yang dituntut untuk membuat sebuah iklan.
3) Mencatat Isi Pesan yang Ingin Disampaikan Perjelas tujuan yang
hendak kamu capai dalam membuat teks iklan. Perjelas pesanmu
untuk mendapatkan hasil akhir yang dikehendaki apabila kamu
ingin orang-orang menghubungimu, melakukan pembelian, atau
bertanya tentang produk. Tulislah isi pesan tersebut menggunakan
pilihan kata, menarik, dan sopan sesuai gaya bahasa iklan yang
cenderung persuasif. Pilihan kata tepat, menarik, dan sopan
dimaksudkan agar kata-kata tersebut mampu menarik perhatian
sasaran iklan. Isi iklan harus jujur, menarik, jelas, dan tidak
bertentangan dengan produk lain. Bahasa iklan pun harus singkat,
padat, mudah dipahami , dan berkonotasi positif.
4) Menentukan Judul Teks Iklan Judul membangkitkan keingin
tahuan sasaran iklan. Judul teks iklan dapat berupa nama produk,
21
jasa, atau kegiatan. Buatlah judul semenarik mungkin untuk
menggugah minat sasaran iklan.
5) Menyusun Kerangka Teks Iklan Apabila objek iklan telah kamu
tentukan, susunlah kerangka teks iklan. Kerangka ini berguna agar
kamu dapat menyusun isi teks iklan secara tepat dan efisien.
Kerangka karangan teks iklan disusun berdasarkan struktur
pembangun teks iklan. Struktur teks iklan terdiri atas tiga bagian,
yaitu judul atau nama produk, penjelasan, serta nama dan alamat
pengiklan. Pada saat membuat iklan, kamu perlu memerhatikan
tata letak, ukuran, tulisan, jenis huruf (font), gramatikal kata,
visual, dan media.
6) Membaca dan Meneliti Kembali Teks Iklan Apabila teks iklan
yang kamu susun telah selesai, teliti dan cermati kekurangan teks
iklan tersebut. Perbaiki teks iklan tersebut sebelum kamu ajukan ke
media pemasangan iklan.
i. Menyusun Teks Slogan
Ada beberapa langkah dalam menyusun teks slogan sebagai berikut.
1) Menentukan fungsi teks slogan Teks slogan berfungsi untuk
mendidik masyarakat, memacu semangat, cita-cita, iklan
komersial, atau propoganda politik.
2) Mengetahui secara pasti menjadi tujuan utama teks slogan
Teks slogan ditujukan untuk remaja, anak-anak. Atau orang
dewasa. Syarat-syarat penulisan teks slogan sebagai berikut.
- Jelas
Hubungan antara ungkapan yang dipilih dan objek yang
dislogankan harus jelas. Teks slogan lampu merek Philips
misalnya antara sifat lampu yang menerangi dan teks
slogan ‘Terus terang, terang terus” mempunyai hubungan
dan kejelasan makna yang kuat.
- Singkat
22
Kata-kata yang dipilih hendaknya singkat, tetapi mampu
mengungkapkan pesan yang ingin di sampaikan.
- Persuasif
Kata-kata yang digunakan dalam teks slogan hendaknya
bersifat persuasif (mengajak/membujuk).
j. Menyusun Teks Poster
Langkah-langkah menyusun teks poster dengan baik sebagai berikut.
1) Menentukan jenis teks poster yang akan dibuat.
2) Memilih kata tepat dan unik untuk disusun menjadi kalimat
menarik.
3) Menyusun kata-kata tersebut menjadi kalimat poster. Kalimat
poster harus singkat, efektif, dan menarik sehingga mudah diingat.
4) Melengkapi kalimat tersebut dengan gambar menarik.
EVALUASI !
23
PEMBELAJARAN 3: TEKS EKSPOSISI
Kompetensi Dasar
BAGIAN KESATU
24
Teks eksposisi adalah sebuah teks yang berisi paparan atau gagasan yang
bersifat khususatau bersifat individualis. Menurut Mahsun (2014:31) teks
eksposisi adalah teks tipe ini berisi paparan, gagasan atau usulan yang
bersifat pribadi. Itu sebabnya juga sering disebut teks argumentasi satu
sisi. Darmawati (2014:55) juga mengungkapkan bahwa teks eksposisi
adalah teks yang bersifat memberitahukan, memaparkan, menguraikan,
atau menjelaskan. Eksposisi merupakan paparan yang berusaha mencari
tahu dan menerangkan sesuatu. Priyatni (2014:91) juga mengungkapkan
bahwa teks eksposisi adalah teks yang digunakan untuk meyakinkan
pembaca terhadap opini yang dikemukakan dengan sejumlah argumen
pendukung yang disebut teks eksposisi. Jauhari (2013:58-59)
mengungkapkan bahwa Eksposisi secara leksikal berasal dari bahasa
inggris yaitu exposition, yang artinya membuka. Secara istilah eksposisi
berarti sebuah karangan yang bertujuan untuk memberitahukan,
menerangkan, mengupas, menguraikan sesuatu. Kosasih (2011:30)
mengemukakan bahwa teks eksposisi adalah teks yang memaparkan atau
menerangkan suatu hal atau objek. Pakar lain juga berpendapat bahwa
yang disebut dengan teks eksposisi adalah salah satu jenis teks yang
dimaksudkan untuk memaparkan pengetahuan dan pengalaman penulis
yang diperolehnya dari kajian pustaka atau lapangan dengan tujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca tentang sesuatu hal.
Meskipun demikian, teks eksposisi ini tidak untuk memengaruhi si
pembaca, ia hanya bersifat memaparkan saja agar dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman si pembaca. (Dalman, 2012:19).
a. Unsur-unsur teks eksposisi: gagasan dan fakta.
Menurut (Kamus Besar KBBI, 2021) “kalimat merupakan kesatuan
ujar yang mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan”.
Krisdalaksana (2001: 92) mengatakan bahwa kalimat merupakan
satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa.
Kalimat juga diartikan sebagai bagian terkecil dari suatu ujaran atau
25
teks yang relative berdiri sendiri dan disusun oleh kumpulan kata yang
organisasi internalnya dapat diamati serta mematuhi sistem suatu
bahasa sehingga bisa mengungkapkan pikiran pembicara dengan utuh.
Menurut Kosasih (2017:62) Bagian teks eksposisi terbentuk oleh dua
unsur utama yaitu gagasan dan fakta. Gagasan merupakan ide ataupun
sebuah pendapat yang berisi tentang pernyataan seseorang seperti
komentar, penilaian, saran, dorongan, dan bujukan. Sedangkan fakta
merupakan keadaan atau pristiwa yang nyata atau sesuatu yang benar-
benar terjadi, dalam teks eksposisi fakta berfungsi untuk memperkuat
gagasan sehingga diharapkan lebih meyakinkan pembaca.
Sartika (2017:311) mengatakan bahwa cara menentukan kalimat
gagasan dan kalimat fakta yaitu di lihat dari ciri kalimatnya. Kalimat
gagasan dapat ditentukan dengan cara memahami terlebih dahulu ciri
kalimatnya seperti (1) Bersifat subjektif. (2)Informasi yang
disampaikan belum terbukti kebenaranya. (3) Berisi pemikiran,
pendapat pandangan, keyakinan, usul, saran, penilaian, prediksi/
perkiraan si penulis. (4)Menggunakan kata-kata perlu, mungkin, akan,
berpotensi/bisa, dimungkinkan, diperkirakan, diduga, dll. (5) Sering
juga menggunakan kata sebaiknya, semestinya, tampaknya,
kelihatanya, sepertinya. Kalimat fakta dapat di tentukan dengan cara
memahami terlebih dahulu ciri kalimatnya seperti (1) Bersifat
objektif. (2)Menggunakan data, keterangan yang benar-benar
nyata/ada (data kualittatif dan data kuantitatif). (3) Menggunakan
pendapat ahli dan lembaga. (4) Menggunakan fakta-fakta yang benar-
benar terjadi. (5)terdapat suatu data yang akurat baik itu waktu,
tanggal tempat dan pristiwa. Setelah siswa memahami tentang ciri
kalimat gagasan dan kalimat fakta, maka siswa akan lebih mudah
untuk menentukan kalimat gagasan dan kalimat fakta dari sebuah teks
epsosisi.
b. Pola Pengembangan Teks Eksposisi
26
Pola pengembangan teks eksposisi menurut Kosasih, (2013:30)
terbagi menjadi tiga pola. Pola pengembangan yang pertama teks
eksposisi yang pertama, pola proses, pola pengembangan teks ekspoisi
yang kedua pola sebab-akibat, pola pengembangan teks eksposisi
yang ketiga adalah ilustrasi. Menurut Kosasih (2013:30) pola
pengembangan teks eksposisi yang pertama yaitu pola proses, dimana
pada proses ini merupakakn suatu urutan dari tingkatan-tingkatan atau
tindakan-tindakan untuk menciptakan atau menghasilkan suatu
kejadian atau peristiwa. Langkah-langkah untuk menyusun sebuah
proses yang pertama penulis harus mengetahui perincian - perincian
secara menyeluruh. Langkah-langkah untuk menyusun sebuah proses
yang kedua penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap
kejadiannya. Langkah-langkah untuk menyusun sebuah proses yang
ketiga penulis menjelaskan tiap urutan itu ke dalam detail-detail yang
tegas sehingga pembaca dapat melihat seluruh proses dengan jelas.
Tahap selanjutnya yaitu peneliti akan membahas tentang pola
pengembangan teks eksposisi yang kedua yaitu pola sebab-akiat.
Menurut Kosasih (2011:30) mengemukakan bahwa dalam
pengembangan pola sebab-akibat ini, sebab dapat menjadi kalimat
utama, sedangkan akibat sebagai kalimat penjelas dalam princian
pengembangannya. Meskipun demikian, dapat juga akibat yang
dIjadikan kalimat utama, sebaliknya, sebab dijadikan kalimat penjelas
dalam perincian pengembangannya. Pola pengembangan teks
eksposisi yang ketiga adalah ilustrasi. Dalam teks eksposisi, ilustrasi-
ilustrasi tersebut dipakai untuk menjelaskan maksud penulis. Hal itu
dilakukan karena gagasan yang terlalu luas, memerlukan ilustrasi-
ilustrasi konkret. Dalam hal terebut, pengalaman-pengalaman pribadi
merupakan bahahn ilustrasi yang paling efektif dalam menjelaskan
gagasan-gagasan tersebut. (Kosasih, 2011:31). Berdasarkan uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga cara pengembangan
pola dari teks eksposisi. Pola pengembangan teks eksposisi yang
27
pertama pola proses. Pola proses ini merupakan suatu urutan dari
tingkatan-tingkatan atau perlakuan utnuk menciptakan atau
menghasilkan sesuatu kejadian. Pola pengembangan teks eksposisi
yang kedua adalah pola sebab-akibat. Dalam pengembangan pola
sebab-akibat ini sebab dapat menjadi kalimat utama, sedangkan akibat
dapat menjadi kalimat penjelas dalam perincian pengembangannya
juga sebaliknya. Pola pengembangan teks eksposisi yang ketiga
adalah pola ilustrasi. Ilustrasi-ilustrasi tersebut dipakai untuk
menjelaskan maksud penulis. Contoh-contoh dalam ilustrasi
digunakan untuk mengkonkretkan suatu prinsip yang umum dan sudah
diuraikan sebelumnya.
c. Simpulan teks eksposisi
Simpulan isi teks eksposisi adalah pendapat akhir dari suatu jenis teks
yang bernama teks eksposisi. Simpulan isi teks eksposisi dirumuskan
dalam kalimat yang singkat dan padat. Namun, dapat mewakili semua
gagasan dalam setiap paragraf. Agar mampu menyimpulkan isi teks
eksposisi, penyimpul harus mengetahui gagasan utama setiap paragraf
dalam suatu teks eksposisi. Kemudian merangkai setiap gagasan
utama menjadi kalimat yang runtut dan padu. Kalimat tersebut disertai
dengan pendapat penyimpul.
d. Jenis-Jenis Teks Eksposisi
Jenis jenis teks eksposisi antara lain adalah sebagai berikut:
1) Teks Eksposisi definisi
Jenis teks eksposisi definisi akan memaparkan definisi atau
pengertian suatu topik tertentu.
Contoh Teks Eksposisi Definisi
Temulawak adalah tumbuhan herbal yang berasal dari Indonesia.
Habitat tanaman ini berada di hutan tropis. Tumbuhan ini mampu
hidup di dataran yang rendah secara baik. Tumbuhan ini memiliki
kandungan minyak atsiri, kurkumin, dan zat tepung. Tumbuhan ini
28
mempunyai berbagai manfaat dalam mencegah anemia,
meningkatkan kerja ginjal, mencegah kanker dan lain-lain.
2) Teks Eksposisi proses
Teks eksposisi proses akan berisi tahapan-tahapan atau cara-cara
untuk melakukan sesuatu dari awal hingga akhir.
Contoh Teks Eksposisi Proses
Ternyata jeruk nipis bermanfaat dalam mengobati batuk. Buah ini
memiliki kandungan berupa minyak atsiri dan zat yang dapat
bermanfaat mengendalikan otot-otot pernapasan sehingga mampu
meredakan batuk. Adapun cara penggunaannya yaitu dengan cara
meminum air perasan dari jeruk nipis yang dapat dicampur dengan
madu, kecap, atau gula sehingga rasa asamnya berkurang.
3) Teks Eksposisi ilustrasi
Jenis teks eksposisi ilustrasi memberikan gambaran atau
penjelasan yang sederhana mengenai suatu topik dengan topik
lainnya yang mempunyai kesamaan sifat atau kemiripan.
29
5) Teks Eksposisi Berita
Teks eksposisi berita adalah paragraf eksposisi yang memberikan
informasi dari kejadian, yang sering ditemukan dalam berita atau
surat kabar.
Contoh Teks Eksposisi Berita
Para penjual makanan mengeluhkan atas kenaikan harga BBM.
Pasalnya, naiknya harga BBM membuat bahan-bahan baku naik.
Alhasil, para penjual harus menyiasati hal ini dengan memperkecil
porsi atau menaikkan harga makanan yang mereka jual.
BAGIAN KEDUA
30
Teks eksposisi adalah teks berbentuk karangan yang di dalamnya
memaparkan kejadian, informasi, serta pengetahuan secara singkat, padat,
dan akurat.
Berikut ini yang merupakan struktur teks eksposisi adalah:
a. Teks eksposisi terdiri dari tiga struktur. Antara lain tesis, argumen, dan
penegasan ulang. Berikut penjelasan dari masing-masing struktur.
b. Tesis
Tesis berisi pendapat yang dikemukakan oleh penulis. Tesis ini terletak
pada awal paragraf atau sebagai pembuka kalimat yang disampaikan
kepada pembaca.
c. Argumen
Argumen berisikan bukti yang merujuk pada fakta dan data yang kuat
untuk mendukung pernyataan atau pendapat yang disampaikan dalam
tesis. Pada bagian ini, penulis menyampaikan pengembangan dari
pendapat yang dikemukakan.
d. Penegasan Ulang
Penegasan ulang adalah bagian akhir dari teks eksposisi atau sering
disebut kesimpulan. Bagian ini berisikan tentang penegasan ulang
pendapat yang disampaikan sebelumnya.
BAGIAN KETIGA
31
d. Banyak menggunakan pernyataan ungkapan yang bersifat menilai
atau mengomentari.
e. Banyak menggunakan konjungsi
f. Banyak menggunakan kata material.
BAGIAN KEEMPAT
32
dengan cara merangkai ide, gagasa, juga data yang di dapat
menjadi suatu alur teks. Di mana, suatu gagasan dengan gagasan
lainnya saling berkesinambungan. Dan data yang didapat juga
menguatkan ide serta gagasan dengan runut dan tepat.
BAGIAN KELIMA
33
Lalu, bagaimana langkah-langkah menyunting teks eksposisi? Berikut
langkah-langkah menyunting teks eksposisi antara lain:
1) Membaca kalimat demi kalimat
Perhatikan dan baca kalimat dalam teks eksposisi dengan teliti dan
cermat.
2) Perbaiki kesalahan tanda baca serta ejaan
Setelah membaca kalimat per kalimat, perhatikan tanda baca yang
digunakan dalam teks. Jika ada kesalahan, perbaiki dengan tanda
baca yang tepat. Begitu pula dengan ejaan yang harus diperbaiki
apabila kurang sesuai.
3) Memperbaiki paragraf agar lebih padu
Perbaiki dan susun paragraf agar menjadi lebih padu. Perhatikan
susunan atau urutan paragraf agar lebih sesuai dan teratur.
4) Klasifikasikan teks
Setelah itu, klasifikasikan teks eksposisi berdasarkan strukturnya,
yakni tesis, argumen, serta penegasan kembali.
5) Hilangkan kalimat yang mengandung arti eksplisit
Langkah terakhir dalam penyuntingan teks eksposisi adalah
menghilangkan bagian kalimat yang bermakna eksplisit atau
berupa ajakan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan penulis.
EVALUASI !
34
PEMBELAJARAN 4 : TEKS PUISI
Kompetensi Dasar
BAGIAN KESATU
35
mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan
disusun dengan memfokuskan kekuatan bahasa dalam struktur fisik serta
struktur batin. Dari pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dan KBBI
dapat disimpulkan bahwa: Puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan
serta pendapat penyair mengenai berbagai hal. Pemikiran penyair ini
kemudian dituangkan dengan menggunakan bahasa-bahasa apik serta
memiliki struktur batin dan fisik khas penyair.
Pemikiran penyair dituliskan dengan menggunakan beragam pemilihan
kata yang indah, sehingga dapat memikat para pembaca. Puisi memiliki
nilai estetika yang berbeda-beda bergantung penulis puisi. Setiap penyair
biasanya memiliki kekhasan dalam menulis puisinya. Dalam membuat
sebuah puisi juga harus menentukan ide, judul, dan masih banyak lagi
yang dapat kamu pelajari pada buku Kumpulan Tips Menulis oleh
Rasibook.
BAGIAN KEDUA
36
daya bayang, menimbulkan imajinasi visual, auditif (pendengaran),
atau taktil (perabaan).
3) Gaya Bahasa atau Majas
Dalam penyusunan puisi, penyair biasanya menggunakan majas
atau gaya bahasa figuratif sebagai perlambang. Majas yang
digunakan bisa dalam bentuk perbandingan, pertentangan,
pengulangan, hingga perumpamaan. Misalnya, penyair dapat
menyatakan bahwa "pohon kelapa itu melambai, memanggilku
pulang". Di sini, ada majas personifikasi yang seolah memberi
nyawa pohon kelapa sehingga berlaku seperti tindakan manusia.
4) Bunyi
Bunyi dalam puisi adalah penggunaan kata-kata tertentu agar
memunculkan efek atau nuansa tertentu bagi pembacanya.
5) Rima
Rima adalah bunyi serupa atau pengulangan bunyi dalam puisi.
Pemakaian rima bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan
bagi pembacanya.
6) Ritme
Dinamika suara dalam puisi dikenal sebagai ritme. Tujuannya agar
puisi tidak terasa monoton atau membosankan bagi pembacanya.
7) Tema
Ide atau gagasan pokok dalam puisi dikenal sebagai tema.
Pengarang menuliskan puisi dengan landasan tema tertentu yang
ingin disampaikan ke pembacanya.
b. Unsur Ekstrinsik Puisi
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur-unsur yang berada di luar puisi itu
sendiri, serta berkaitan dengan pemahaman pengarang terhadap tema
landasan puisinya. Unsur ekstrinsik puisi terdiri dari unsur historis,
psikologis, dan filsafat.
1) Unsur Historis
37
Unsur historis puisi merupakan aspek sejarah atau riwayat gagasan
dalam puisi yang ditulis penyair.
2) Unsur Psikologis
Unsur psikologis adalah aspek kejiwaan, mental, atau batin penyair
yang tersirat dalam puisinya.
3) Unsur Filsafat
Unsur filsafat dalam puisi berkaitan dengan kedalaman makna,
renungan yang ingin disampaikan penyair sehingga menggugah
daya pikir pembacanya.
BAGIAN KETIGA
C. simpulan isi unsur unsur pembangun teks puisi dan jenis jenisnya
a. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra
(puisi). Unsur intrinsik terbagi menjadi dua yaitu, unsur batin dan
unsur fisik.
1) Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan
membuat puisi.
2) Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat
kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair,
misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas
sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis
dan psikologis, dan pengetahuan.
3) Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan
tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan
pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah
begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap
bodoh dan rendah pembaca, dll.
38
4) Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca atau pendengar.
5) Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian
kata yang bersifat konotatif, berlebihan, ataupun terkesan
merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya bahasa dalam
puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya bahasanya
sendiri, yang paling mudah dilihat melalui majas-majas, seperti
personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang
menggunakan majas ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara
pemakaian bahasa dalam karangan atau bagaimana seorang
pengarang mengungkapkan sesuatu yang akan dikemukakan.
6) Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak
hanya di akhir tiap larik atau baris, namun dapat juga berada di
antara tiap kata dalam baris.
7) Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering
ditemukan puisi dalam bentuk baris, namun ada juga puisi yang
disusun dalam bentuk fragmen-fragmen bahkan dalam bentuk yang
menyerupai apel, zigzag, ataupun model lainnya.
8) Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau
pencitraan dalam puisinya. Pengimajian dapat berupa kata atau
rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apa yang ingin
disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi
pembaca melalui penginderaan.
9) Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan
sesuatu secara lebih konkret atau berwujud. Oleh karena itu, dipilih
kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh. Bagi
penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.
b. Unsur Ekstrinsik Puisi.
Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra
(puisi).
39
1) Unsur Biografi, unsur biografi ini adalah latar belakang
pengarang. Latar belakang cukup berpengaruh dalam pembuatan
puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal dari
keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi akan sangat
menyentuh hati para pembacanya, yang terbawa dari latar
belakang penulis sehingga mampu dikesankan dalam sebuah
puisi.
2) Unsur Sosial, unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi
masyarakat ketika puisi itu dibuat. Misalkan puisi itu dibuat
ketika masa orde baru menjelang berakhir. Pada saat itu kondisi
masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan pemerintahan
pun sangat carut marut, sehingga puisi yang dibuat pada saat itu
adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran terhadap
masyarakat.
3) Unsur Nilai, unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang
berkaitan dengan pendidikan, seni, ekonomi, politik, sosial,
budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain-lain. Nilai yang terkandung
dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat
memengaruhi baik atau tidaknya puisi.
BAGIAN KEEMPAT
40
1) Tema berkisar tentang konflik adat antara kaum tua dengan kaum
muda, dan kawin paksa
2) bahan ceritanya dari minangkabau
3) Bahasa dipakai bahasa melayu
1) Muhammad Yamin
Karya puisinya berjudul “ Bangsa-Bangsa “
2) Rustam Effendi
Karya puisinya berjudul “ Bunda dan Anak “
3) Sanusi Pane. Contoh
Karya puisinya berjudul “Pancaran Cinta “
b. Periode 1933-1945
Periode ini disebut juga angkatan Pujangga Baru (angkatan ’30 an).
Dalam periode ini terjadi perkembangan yang cukup pesat bagi
dunia kepenyairan. Puisi-puisi dalam periode ini berbentuk baru
dengn ciri-ciri sebagai berikut:
1) Bahasa yang dipakai bahasa Indonesia
2) Temanya tidak hanya tentang adat atau kawin paksa tetapi
mencakup masalah yang kompleks seperti: emansipasi wanita,
kehidupan, kaum intelek dan sebagainya.
3) Bentuk puisinya puisi bebas, mementingkan keindahan bahasa,
dan mulai digemari bentuk baru yang disebut soneta, yaitu
puisi dari italia yang terdiri dari 14 baris.
4) Pilihan kata-katanya diwarnai dengan kata-kata indah-indah
seperti dewangga, nan, kelam, mentari, nian, kandil, nirmala,
beta, pualam, manikam, juwita, dan sebagainya.
5) Kiasan yang banyak dipergunakan adalah gaya bahasa
perbandingan.
41
Sastrawan-satrawan yang termasuk ke dalam periode ini di
antaranya:
1) Chairil Anwar
42
Karya puisinya antara lain : kumpulan puisi Deru Campur
Debu (Kerikil Tajam dan Yang Terempa dan Yang Luput,
Kerawang Bekasi, Aku, Diponegoro, Siap Sedia, Perjanjian
dengan Bungkarno, Senja di Pelabuhan Kecil, Derai-derai
Cemara, Kawanku dan Aku, Cintaku Jauh di Pulau, Dalam
Kereta, dll).
2) Asrul Sang
Karya puisinya antara lain : Surat dari Ibu, Anak Laut.
3) Sitor Situmorang
Karya puisinya antara lain : Bunga, Lagu Gadis Itali, Bunga
Batu, Sanur
4) Muhammad Ali
5) Karyanya adalah umpulan Puisi Bintang Dini.
d. Periode 1966-1970
Periode ini disebut juga periode Angkatan ’66. Kehidupan sosial
masyarakat Indonesia pada masa ini ditandai dengan adanya
berbagai demonstrasi mahasiswa menentang kepemimpinan Orde
Lama. Adapun ciri-ciri puisi periode ini adalah sebagai berikut:
1) Isi dianggap lebih penting daripada bentuk dan bahasanya
bebas.
2) Kebanyakan bertema perlawanan melawan tirani dan
kekejaman (Orde Lama).
3) Dipengaruhi pujangga dunia, tetapi tetap berusaha
mempertahankan jati diri bangsa.
4) Beraliran idealisme.
1) Farid Maulana
Karya:puisi Surat Cinta.
43
2) W.S. Rendra
Karya : kumpulan puisi Blues untuk Bnie, kumpulan puisi
Balada orang-orang tercinta.
3) Taufik Ismail
Karya : kumpulan puisi Sajak Tirani, Benteng
e. Periode 1970 – sekarang
Pada periode ini muncul puisi-puisi yang disebut puisi
kontemporer. Istilah kontemporer ini menunjukan pada waktu
bukan pada model puisi tertentu, karena pada masa kontemporer
ini banyak model puisi yang konvensional.
44
Karya: Bunga-bunga Puisi, Taman Sastra Kita.
4) Remy Sylado
Karya: yaitu Puisi Mbeling 2005 yang merupakan kumpulan
sajak yang memuat puisi humor.
5) Taufik Ismail
Karya: Puisi-puisi Sepi, Kota, Pelabuhan, Ladang, Angin dan
Langit, Sajak-sajak Ladang Jagung.
BAGIAN KELIMA
45
c. Kata konkret, merupakan kata-kata yang jelas, mudah dipahami, dan
konkret. melalui kata yang konkret puisi dapat dibayangkan dengan
mudah oleh pendengar atau pembaca. seolah-olah pendengar puisi
melihat, mendengar, dan merasakan apa yang digambarkan peristiwa
dan keadaan yang digambarkan oleh penyair. Majas, merupakan
penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan
menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif.
d. Rima merupakan persamaan bunyi pada puisi di awal, tengah atau
pada akhir baris puisi merupakan pengulangan pada frasa puisi
sedangkan Ritma diartikan pula sebagai naik turunya suara secara
teratur.
e. Tipografi, merupakan susunun yang membentuk bait, bukan paragraf.
biasanya pada baris puisi tidak selalu diawali huruf besar (kapital)
serta tidak diakhiri dengan tanda titik.
Unsur batin:
a. Ekspresi, adalah raut dari wajah kita atau pun gerak tubuh yang
mengisyaratkan perasaan.
46
b. Intonasi, adalah perubahan nada tepatnya naik dan turunnya nada juga
tinggi dan rendahnya suara dengan penekanan tertentu.
c. Lafal, adalah bagaimana suatu kata atau kalimat dibunyikan.
Pembahasan
Ekspresi, intonasi dan lafal ini adalah unsur-unsur yang perlu diperhatikan
ketika seseorang mendeklamasikan atau membacakan pusi sebab pesan
dan makna puisi tersebut akan akan tergambar dengan baik jika ekspresi,
lafal dan intonasi ketika puisi dibacakan juga tepat.
Puisi sendiri adalah salah satu karya seni dalam bidang sastra yang
penyusunannya bisa terikat aturan seperti rima, matra irama (puisi lama)
atau bebas dari aturan tertentu (puisi modern).
EVALUASI !
47
PEMBELAJARAN 5 : TEKS EKSPLANASI
Kompetensi Dasar
BAGIAN KESATU
BAGIAN KEDUA
48
tentang suatu fenomena atau peristiwa alam yang akan dibahas.
Bagian ini terletak di awal teks eksplanasi dan biasanya digunakan
untuk mengenalkan tentang proses terjadi sebuah peristiwa atau
fenomena alam.
b. Rangkaian Kejadian
Bagian yang kedua dari struktur teks eksplanasi yaitu rangkaian
kejadian. Setelah memahami secara umum fenomena yang akan
dibahas pada sebuah teks eksplanasi, maka selanjutnya akan
dijelaskan mengenai penyebab sekaligus akibat yang dapat terjadi dari
fenomena tersebut. Rangkaian kejadian ini memiliki peran sebagai isi
atau bisa dikatakan sebagai badan dari teks eksplanasi.
Pada bagian ini, Kamu dapat membuat deskripsi atau penjelasan
tentang sebab dan akibat ke dalam beberapa paragraf. Beberapa orang
yang sering menyebut bagian isi dari teks eksplanasi ini sebagai
deretan penjelas. Hal ini dikarenakan rangkaian kejadian berisi
berbagai penjelasan tentang proses dari peristiwa atau fenomena yang
terjadi.
c. Interpretasi
Bagian yang ketiga dari teks eksplanasi yang perlu Kamu ketahui
yaitu interpretasi. Interpretasi ini sendiri berada di bagian akhir dari
teks eksplanasi atau memiliki peran sebagai penutup dari penjelasan
suatu peristiwa yang dibahas. Selain itu, interpretasi juga memuat
pembahasan tentang ulasan atau penarikan kesimpulan dari penulis
tentang peristiwa tersebut Pada bagian ini, Kamu dapat memberikan
pernyataan atau tanggapan tentang fenomena yang telah Kamu angkat
dalam teks eksplanasi.
BAGIAN KETIGA
49
Sebutan lainnya lagi adalah pokok pikiran. Walaupun gagasan utama
banyak sebutannya, kamu tidak perlu bingung, ya. Soalnya sebutan-
sebutan itu bermakna sama. Iya, Kan? Kamu tentu tahu kan pengertian
gagasan utama? Gagasan utama itu ialah suatu topik yang sedang
dibicarakan atau dibahas dalam sebuah teks.
Gagasan umum itu dapat dikatakan sebagai sebuah pernyataan yang
menjadi inti dari sebuah pembahasan. Letaknya gagasan umum ini ada di
setiap paragraf. Berdasarkan gagasan umum dalam setiap paragraf,
pembaca akan mendapat gagasan umum keseluruhan teks eksplanasi.
Biasanya gagasan umum diungkapkan secara tersurat dan tersirat. Secara
tersurat, gagasan umum dapat dilihat pada kalimat utama. Kalimat utama
bisa terletak di awal, akhir, awal dan akhir paragraf. Secara tersirat,
gagasan umum terletak dalam seluruh kalimat pada paragraf.
BAGIAN KEEMPAT
50
D. Berikut adalah langkah yang dapat dilakukan ketika ingin meringkas teks
eksplanasi.
1) Membaca Keseluruhan Teks
Untuk memahami isi teks, langkah pertama yang harus kita lakukan
tentulah membaca secara keseluruhan. Isi dari teks semacam ini
biasanya berupa jawaban atas pertanyaan “mengapa” atau
“bagaimana.” Pertanyaan “mengapa” akan dijawab dengan
menjelaskan sebab-akibat, sementara pertanyaan “bagaimana” akan
dijawab dalam teks secara kronologis. Struktur teks sendiri terdiri dari
pernyataan umum, urutan sebab-akibat, dan interpretasi.
2) Mencari Gagasan Utama
Selanjutnya, kita harus menentukan gagasan utama dari teks yang kita
baca. Perlu diketahui kalau gagasan utama bukanlah kalimat utama.
Kalimat utama merupakan pokok pikiran suatu paragraf, sementara
gagasan umum adalah pokok pikiran dari teks secara keseluruhan.
Tapi, kalimat-kalimat utama juga mencerminkan gagasan umum dari
teks.
3) Membuat Kerangka Teks
Setelah menemukan gagasan utama teks, kita bisa mulai menuliskan
rangkuman teks. Perhatikan agar gagasan utama juga turut disertakan
dalam rangkuman tersebut. Salah satu cara agar kita dapat
menyertakan gagasan utama adalah dengan memasukkan kalimat-
kalimat utama yang mendukung gagasan teks. Ketika membaca, kita
bisa sambil menandai kalimat-kalimat mana saja yang penting untuk
dimasukkan ke dalam ringkasan. Sehingga ketika kita menulis
rangkuman, kita sudah tahu bagian mana saja yang akan kita
masukkan.
4) Merevisi Sesuai EYD
Terakhir, kita perlu membaca kembali rangkuman teks yang kita tulis.
Selain memperhatikan jika pokok-pokok gagasan teks sudah
disertakan, kita juga perlu mengecek penulisan dan ejaan kita. Jangan
51
sampai ada kesalahan penulisan atau ejaan. Gunakan bantuan KBBI
dan pedoman EYD supaya tidak ada kesalahan.
BAGIAN KELIMA
52
Adapun dalam menyusun teks eksplanasi perlu memperhatikan kaidah
kebahasaan berikut ini:
1) Menggunakan kalimat pasif
2) Menggunakan konjungsi kasual dan waktu
3) Terdapat istilah ilmiah
4) Menggunakan kata kerja material dan rasional
5) Bersifat informatif
c. Pola – pola pengembangan teks eksplanasi
Ketika menulis teks eksplanasi, terkadang kita perlu menggunakan pola
pengembangan. Pola pengembangan teks ini adalah pola yang
menjelaskan bagaimana cara penulis menyajikan atau menyampaikan
informasi kepada pembaca dalam teks. Jenis pola pengembangan teks
ini dibagi menjadi lima, yaitu pola deduktif, induktif, proses, contoh,
dan kausalitas.
1) Pola Deduktif
Pola deduktif adalah pola pengembangan yang mengurutkan dari
umum ke khusus. Teks dengan pola ini memberikan kesimpulan
atau gagasan utama di bagian awal teks.
2) Pola Induktif
Pola induktif merupakan pola pengembangan paragraf yang
mengurutkan dari informasi khusus ke umum. Kesimpulan atau
gagasan utama pada pola ini diletakkan di bagian akhir teks.
3) Pola Proses
Pola proses adalah pengembangan paragraf yang tersusun atas
beberapa kalimat secara runtut sehingga membentuk satu gagasan
yang utuh. Dengan begitu, paragraf tertentu tidak langsung
mengandung kesimpulan berupa kalimat yang eksplisit, tapi
disimpulkan atas kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut.
4) Pola Contoh
53
Pola pengembangan paragraf ini menyajikan gagasan utama atau
pokok pikiran yang kemudian diuraikan menjadi gagasan penjelas
dalam bentuk ilustrasi atau contoh.
5) Pola Kausalitas
Teks eksplanasi yang menggunakan pola kausalitas memiliki unsur
kalimat sebab-akibat di dalamnya.
EVALUASI !
54
PEMBELAJARAN 6 : TEKS ULASAN
Kompetensi Dasar
BAGIAN KESATU
55
atau analisis yang berhubungan dengan latar, waktu, tempat, serta karakter
yang ada di dalamnya.
a. Jenis – jenis teks ulasan
1) Teks Ulasan Deskriptif
Teks Deskriptif adalah jenis yang umumnya digunakan untuk
mengulas karya sastra. Oleh sebab itu, jenis ini biasanya berupa
gambaran atau penilaian penulis terhadap karya sastra dalam bentuk
deskripsi. Ketika mengulas karya sastra dengan teks deskriptif, maka
karya sastra akan dijelaskan secara detail dan kompleks. Hal ini
dilakukan dengan tujuan agar pembaca teks ulasan benar-benar
memahami maksud dari penulis karya sastra.
2) Teks Ulasan Kritis
Teks Kritis adalah jenis ini yang bersifat kritis atau memberikan
ulasan terhadap suatu karya (umumnya karya sastra) berupa kritikan
melalui sudut pandang tertentu. Biasanya ulasan kritis ini dilakukan
dengan cara menganalisis karya atau karya sastra yang sedang diulas.
Meskipun dianalisis, tetapi teks kritis ini masih bersifat subjektif atau
hanya menggunakan pandangan dari penulis saja.
3) Teks Ulasan Informatif
Jenis yang ketiga atau yang terakhir adalah teks informatif. Teks
informatif adalah jenis teks yang isinya berupa ulasan mengenai suatu
karya yang diuraikan dengan tujuan untuk memberikan informasi
kepada pembaca. Oleh karena itu, teks informatif bisa menambahkan
informasi dan wawasan pembaca teks ulasan. Dikarenakan berisi hal
yang informatif, maka teks ulasan informatif ini dibuat menggunakan
bahasa yang singkat, jelas, dan padat.
BAGIAN KEDUA
56
1) Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang suatu karya, baik itu
tentang isi dan kualitas keseluruhannya.
2) Kita diajak untuk menghargai dan selalu kritis ketika memahami suatu
karya. Kekurangan teks ulasan:
1) Pemahaman pengulas sangat kurang mengenai unsur-unsur teks
ulasan, sehingga informasi mengenai karya tersebut tidaklah lengkap.
2) Pilihan kata yang digunakan oleh pengulas tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga menimbulkan
pemahaman yang berbeda oleh pembacanya.
BAGIAN KETIGA
57
4) Tafsiran
Struktur teks ulasan yang kedua yakni tafsiran. Tafsiran merupakan
penjelasan detail mengenai sebuah karya yang diulas. Biasanya, tafsiran
ini membahas mulai dari bagian-bagian dalam suatu karya, keunikan
karya, keunggulan karya, kualitas karya, dan lain sebagainya.
5) Evaluasi
Bagian selanjutnya di dalam teks ulasan yakni evaluasi. Penulis akan
menuliskan evaluasinya berupa pandangan penulis terhadap suatu karya
yang diulas. Evaluasi ini biasanya ditulis setelah penulis selesai
mendapatkan tafsiran dari suatu karya sastra yang diulas.
Pada bagian evaluasi ini, akan disebutkan berbagai bagian yang memiliki
nilai kelebihan dari suatu karya dan juga menyebutkan kekurangan yang
terdapat dalam suatu karya tersebut.
6) Rangkuman
Bagian terakhir yakni rangkuman. Rangkuman merupakan bagian teks
ulasan yang berisi mengenai kesimpulan dari ulasan pada sebuah karya
yang diulas. Di bagian rangkuman, penulis akan menuliskan komentarnya
terhadap karya yang ia ulas, apakah karya tersebut memiliki kualitas yang
baik untuk dinikmati atau tidak.
BAGIAN KEEMPAT
58
1) Menggunakan Konjungsi Penerang
Di dalam teks ulasan, harus terdapat kaidah kebahasaan yakni
menggunakan konjungsi penerang. Konjungsi penerang ini seperti,
bahwa, yakni, dan yaitu.
Sebuah contoh: “Lily merasa bahwa semua insiden yang terjadi itu
berdasarkan perbuatan sikap temannya, Naura. Ia merasa tidak terima
dengan perbuatan yang dilakukan Naura dan menuduh tanpa alasan.”
BAGIAN KELIMA
59
Teks ulasan sendiri merupakan teks yang membahas atau menilai suatu karya
sastra. Oleh sebab itu, agar dapat membuat teks ulasan, penulis harus
memiliki pemahaman dan penafsiran setelah membaca atau menikmati karya
dengan sungguh- sungguh.
Jika ingin membuat teks ulasan, penulis juga harus memahami bagaimana
cara menulis teks ulasan yang tepat dan baik. Berikut ini cara mempersiapkan
diri untuk membuat teks ulasan menurut struktur dan kaidah yang sesuai.
1) Mencatat identitas suatu karya sastra yang akan diulas meliputi: judul
karya, penulis, pihak lain yang memegang peranan penting di dalamnya,
tanggal terbit.
2) Mencatat berbagai hal menarik yang menjadi pesona utama dari karya
sastra yang akan diulas.
3) Menganalisis kemudian menelaah kelebihan dan kekurangan isi dalam
karya sastra.
4) Membuat simpulan mengenai isi dan kesan secara keseluruhan yang
didapatkan setelah membaca dan menikmati karya sastra.
5) Membuat saran yang menunjukkan suatu aski konkret yang dapat
dilakukan atau harapan bagi karya yang sudah diulas.
EVALUASI !
60
PEMBELAJARAN 7 : TEKS PERSUASI
Kompetensi Dasar
BAGIAN KESATU
61
Teks persuasi yang pertama adalah jenis teks persuasi
pendidikan. Teks ini bertujuan untuk membujuk pembaca agar
bisa berpikir dan berperilaku sesuai dengan konsep-konsep dan
tujuan pendidikan.
2) Persuasif Advertensi (Iklan)
Jenis kedua ini bertujuan membujuk pembaca agar tertarik atau
minimal ingin mengetahui lebih jauh tentang barang atau jasa
yang sedang ditawarkan oleh orang atau pihak yang membuat.
Tujuan akhir dari persuasif advertensi adalah membuat
pembaca membeli atau memakai produk yang ada pada iklan.
3) Persuasif Politik
Jenis ketiga ini berhubungan dengan tujuan politik dari seorang
calon atau partai tertentu. Teks persuasif politik bisa muncul di
berbagai media, misalnya baliho kampanye, orasi politik
hingga semboyan calon. Tujuannya adalah agar pembaca atau
pendengar merasa memiliki visi dan misi yang sama dengan
calon politik hingga memilihnya saat masa pemilu atau pilkada.
4) Persuasif Propaganda
Secara harfiah, kata propaganda berarti adalah paham atau
pendapat (bisa benar atau salah) yang dikembangkan dengan
tujuan meyakinkan orang agar menganut paham tertentu.
Artinya persuasif jenis ini memang bertujuan menggiring opini
orang-orang agar mempercayai atau tidak mempercayai suatu
hal.
BAGIAN KEDUA
62
secara utuh dari kalimat dalam teks. Dalam hal ini, aturan
kebahasaan juga harus diperhatikan.
4) Menulis inti sari bagian kalimat pokok.
5) Membuat kalimat penjelas dan kalimat persuasi dalam memberikan
kesimpulan.
C. Struktur Teks Persuasi Teks persuasi memiliki empat unsur sebagai
pembangun teks. Keempat unsur tersebut merupakan struktur teks
persuasi. Berikut penjelasannya:
1) Pengenalan isu yang berupa pengantar atau masalah dasar yang akan
disampaikan dalam teks.
2) Rangkaian argumen berupa argumentasi penulis terkait dengan
masalah atau isu yang diungkapkan pada bagian sebelumnya.
3) Untuk memperkuat argumentasi, dilengkapi dengan fakta-fakta.
4) Pernyataan ajakan sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya
terdapat ajakan atau bujukan atau dorongan kepada pembaca untuk
melakukan sesuatu.
5) Pernyataan ajakan dapat disampaikan dengan dua cara yaitu secara
tersurat dan tersirat.
6) Penegasan kembali dari pernyataan sebelumnya yang biasaya
diungkapkan dengan kata-kata yang menjurus ke simpulan seperti
demikianlah, oleh karena itulah, dengan demikian.
BAGIAN KEEMPAT
63
3) Menggunakan konjungsi yang berhubungan dengan argumentatif.
Menggunakan kata kerja mental seperti diharapkan, memprihatinkan.
Menggunakan kata-kata perujukan seperti berdasarkan data.
4) Pernyataan tersebut berfungsi untuk lebih menyakinkan ajakan kepada
pembaca.
BAGIAN KELIMA
BAGIAN KEENAM
F. Teks ulasan adalah teks yang berisi penilaian terhadap suatu karya, baik
film, cerpen, puisi, novel, kesenian daerah, lagu, lukisan, drama, buku
ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Sebuah teks tentu memiliki struktur
dan kaidah tertentu yang membedakan teks satu dengan lainnya,
begitupula dengan teks ulasan yang memiliki struktur tersendiri. Adapun
struktur itu meliputi identitas, orientasi, sinopsis, analisis, evaluasi, serta
rekomendasi.
1) Identitas
64
Identitas suatu karya berfungsi untuk mengetahui secara detail entitas
suatu karya yang diulas. Rincian identitas suatu karya bergantung pada
jenis karya yang diulas. Misalnya karya tulis akan berbeda rincian
identitasnya dengan karya lukis. Semakin detail rincian identitas satu
karya, semakin dapat menginformasikan dengan baik kepada pembaca
sehingga pembaca lebih memahami karya tersebut dengan baik.
2) Orientasi
Orientasi berfungsi untuk menjembatani pengetahuan awal pembaca
dengan suatu karya yang diulas. Misalnya, menjelaskan bahwa suatu
karya mendapatkan penghargaan tertentu atau suatu karya banyak
mendapatkan perhatian masyarakat.
3) Sinopsis
Sinopsis berisi ringkasan sebuah karya yang diulas. Synopsis sedapat
mungkin tidak mengandung unsur subjektivitas pengulas.
4) Analisis
Analisis berisi paparan keberadaan unsur sebuah karya. Analisis
dilakukan dengan pemahaman dan interpretasi pengulas terhadap suatu
karya yang diulas.
5) Evaluasi
Evaluasi berisi penilaian terhadap suatu karya yang diulas, baik
kelebihannya maupun kekurangannya. Paparan evaluasi menentukan
sudut pandang penulis terhadap karya tersebut.
6) Rekomendasi
Rekomendasi berisi paparan anjuran untuk menikmati atau tidak
sebuah karya yang disertai dengan alasan. Bagian rekomendasi ini
dapat mempengaruhi sikap pembaca, sehingga teks ulasan memiliki
kontribusi dalam kemajuan sebuah karya.
BAGIAN KETUJUH
65
Seperti teks lainnya, dalam teks ini ada kaidah kebahasaan yang khas.
Adapun kaidah kebahasaan dari teks ulasan antara lain :
1) Menggunakan konjungsi penerang, seperti “adalah, bahwa,
merupakan, yaitu dan yakni”.
2) Menggunakan konjungsi temporal, contohnya seperti “sejak,
semenjak, hingga, akhirnya, dan kemudian.
3) Menggunakan konjungsi penyebab, seperti oleh karena itu, sebab,
karena, maka, dan akan tetapi.
4) Menggunakan pernyataan saran atau rekomendasi
5) Pernyataan saran menggunakan kata-kata seperti “agar, jangan,
sebaiknya, silahkan, harus, hendaknya, lihatlah. Tontonlah, dan
nikmatilah.
EVALUASI !
66
PEMBELAJARAN 8 : TEKS DRAMA
Kompetensi Dasar
BAGIAN KESATU
67
Sebagai salah karya sastra yang ada di Indonesia, karya sastra drama
memang memiliki perbedaan dengan karya sastra lainnya, karakteristik
yang dimiliki drama sebagai berikut.
1) Drama berisikan dialog yang dapat dipercakapkan oleh aktor atau
lakon teater.
2) Drama berisikan cerita atau kisah yang dinarasikan dan yang
disampaikan melalui dialog atau antartokoh.
3) Untuk bagian teks drama berisi instruksi khusus yang harus dijiwai
oleh para tokoh, seperti, menyesuaikan ekspresi (marah atau
senang), melakukan tindakan (berlari / melompat), dan lain-lain.
Karena drama hanya menggunakan dialog sebagai isinya, tanda
petik (“…”) tidak diperlukan untuk penulisan dialog.
BAGIAN KEDUA
68
Unsur selanjutnya setelah pemilihan tema yaitu ada tokoh.
Unsur tokoh dalam sebuah drama memiliki peranan yang
sangat penting, karena bisa menjadi gambaran dari cerita di
dalamnya melalui watak dan karakter yang diperankan.
Jadi drama sangat bergantung terhadap tokoh, karena tokohlah
yang memerankan karakter di dalam cerita yang terdapat dalam
sebuah drama.
Maka dari itu setiap naskah drama penggambaran karakter di
dalamnya harus kuat, agar pemeran tokoh tersebut bisa lebih
menjiwai dan turut merasakan emosi yang sama, seperti yang
diharapkan oleh penulis naskah.
3) Latar
Latar juga unsur yang harus ada dalam sebuah teks drama.
Latar merupakan sebuah keterangan yang menjelaskan
mengenai waktu, tempat dan suasana yang terdapat di dalam
cerita.
Latar bisa membuat cerita akan lebih mudah dipahami dan
pembaca bisa melihat gambaran dari cerita secara jelas,
walaupun hanya dari kata-kata. Hal ini tentu sangat membantu
dalam proses pementasan yang akan dilakukan.
Karena semua orang yang membacanya sudah paham mengenai
cerita tersebut, dan bisa menjadi bahan inspirasi bagi orang
yang memiliki tanggung jawab dalam mengurus panggung,
untuk menentukan penambahan berbagai jenis properti yang
bisa mendukung jalan cerita.
4) Penokohan
Seorang penulis sebuah drama juga harus menetapkan
mengenai penokohan di dalam teks yang dibuatnya. Penokohan
sendiri merupakan sebuah proses, perbuatan atau cara untuk
menokohkan suatu karakter.
69
Atau bisa juga diartikan sebagai sebuah proses untuk
menciptakan suatu citra dari tokoh yang terdapat dalam karya
sastra.
Di dalam drama ada tiga jenis penokohan yaitu ada protagonis,
antagonis dan juga protagonis. Protagonis merupakan seorang
tokoh utama yang memiliki karakter yang baik. Antagonis
merupakan tokoh yang memiliki karakter buruk dan selalu
menjadi penentang tokoh utama.
Sedangkan untuk tokoh tritagonis yaitu merupakan tokoh yang
menjadi pendukung dalam sebuah cerita, atau berada di tengah-
tengah.
Maka dari itu penokohan menjadi hal penting, untuk
menetapkan sifat, perilaku dan watak dari masing-masing
tokoh yang akan menjadi pemerannya. Sehingga bisa
memerankan tokoh yang terdapat di dalam cerita dengan baik.
5) Konflik
Konflik merupakan suatu situasi atau kondisi berupa
pertentangan yang bisa memberikan sebuah ketegangan di
dalam cerita. Hal tersebut bisa ditandai dengan munculnya
suatu masalah dalam cerita. Pertentangan tersebut bisa terjadi
antara satu tokoh dalam cerita dengan tokoh lainnya.
Konflik bisa membuat sebuah cerita akan bertambah seru dan
juga menarik karena bisa mempengaruhi emosi penontonnya.
Maka dari itu penting sekali untuk mengembangkan dan
memilih konflik yang akan dipilih, agar penonton semakin
antusias terhadap jalan cerita di dalamnya.
Memasukkan sebuah konflik di dalam cerita juga digunakan
sebagai cara untuk menyampaikan sebuah pesan atau tujuan
tertentu, yang ingin dibagikan oleh penulis kepada para
penontonnya.
70
Jadi suatu masalah atau konflik bisa menjadi pengantar suatu
pesan melalui jalan cerita yang ada pada sebuah drama.
6) Babak
Salah satu unsur yang harus ada dalam sebuah teks
drama berikutnya yaitu ada babak. Pengertian babak yaitu
sebuah bagian dari lakon yang terdapat di dalam drama. Dalam
satu pementasan atau lakon bisa terdiri dari satu atau lebih
babak.
Biasanya batas yang menandakan antara babak satu dengan
babak berikutnya yaitu bisa dengan memanfaatkan layar yang
ada, atau dengan memadamkan lampu panggung.
Tujuan dari adanya babak yaitu agar penonton tidak bingung
saat menonton cerita yang dipentaskan, karena bisa membantu
dalam menjelaskan alur cerita secara runtut dan jelas.
Selain itu, penggunaan babak juga menjadi suatu hal yang
penting jika penulis membuat sebuah cerita dengan beberapa
latar tempat dan waktu yang berbeda. Dengan adanya babak
maka gambaran dari cerita yang ditampilkan bisa lebih mudah
dipahami oleh penonton.
7) Dialog
Sebuah teks atau naskah drama pasti di dalamnya terdapat
sebuah dialog, sebagai kata-kata yang akan diucapkan oleh
pemeran dalam pertunjukkan pentas drama.
Dialog merupakan percakapan yang dilakukan antara dua orang
tokoh ataupun lebih di dalam suatu drama. Maka dari itu dialog
menjadi bagian dari unsur penting dalam suatu teks atau naskah
drama.
Percakapan inilah yang menjadi cara bagi penonton untuk
mengetahui mengenai jalan cerita di dalamnya. Karena drama
merupakan pentas seni yang menampilkan adu peran antar
71
pemainnya, berdasarkan dari sebuah naskah drama yang telah
dibuat sebelumnya.
8) Amanat
Unsur terakhir dalam teks drama yaitu ada amanat. Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa setiap cerita
memiliki konflik ataupun masalah, sebagai cara untuk
menyampaikan sebuah pesan tertentu. Disinilah fungsi dari
adanya sebuah amanat.
Amanat merupakan sebuah simpulan yang didapatkan dari
sebuah cerita, biasanya berisikan mengenai sebuah ajaran
ataupun pesan moral, yang bisa digunakanan dalam kehidupan
sehari-hari.
Amanat yang ditemukan dalam pertunjukkan drama berupa
sebuah ajaran moral yang mendidik. Dalam sebuah drama juga
bisa ditemukan pesan atau amanat lebih dari satu.
BAGIAN KETIGA
72
pengalaman. Kita akan mudah menceritakannya ke dalam bentuk drama
karena kejadiannya teramati, terdengar, dan bahkan terasakan secara
langsung. Karangan itu akan lebih lengkap karena melibatkan banyak
indra, tidak hanya penglihatan ataupun pendengaran, tetapi juga indra-
indra lainnya. Oleh karena itu, daripada berpayah-payah, jadikanlah
pengalamanmu sebagai bahan untuk menulis drama. Caranya adalah
sebagai berikut.
1) Daftarkanlah pengalaman-pengalamanmu yang paling menarik.
2) Pilihlah satu pengalaman yang memiliki konflik yang kuat
danmelibatkan cukup banyak tokoh.
3) Catatlah nama-nama tokoh beserta karakternya. Jelaskan pula latarnya,
baik waktu, tempat, dan suasananya
4) Catat pula topik-topik yang akan dikembangkan dalam drama tersebut.
5) Kembangkanlah topik-topik itu ke dalam bentuk dialog.
BAGIAN KEEMPAT
73
- reading : calon pemain membaca keseluruhan naskah
sehingga memahami perannya dan peran tokoh lain
- casting: melakukan pemilihan pemeran bertujuan
menempatkan seseorang sesuai kemampuannya berperan
untuk tokoh tertentu
5) mendalami peran yang ingin dimainkan melalui pengamatan di
lapangan
- blocking, sutradara mengatur akting yang dilakukan
pemeran agar terjadi pemandangan/pementasan yang dapat
dilihat secara ilmiah
- running: pemain menjalankan latihan secara lengkap mulai
dari dialog, napas
6) gladi bersih: latihan terakhir agar pementasan tidak terjadi kekurangan
7) pementasan yaitu semua komponen pementasan digunakan secara
lengkap agar pementasan sesempurna mungkin
EVALUASI !
74
PEMBELAJARAN 9 : BUKU FIKSI DAN NONFIKSI
Kompetensi Dasar
1. Menggali dan menemukan informasi dari buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
2. Menelaah unsur buku fiksi dan nonfiksi yang dibaca
BAGIAN KESATU
75
Pengertian Non-fiksi adalah suatu tulisan yang isinya bukanlah imajinasi
atau rekaan penulisnya. Dengan kata lain, tulisan non-fiksi adalah suatu
karya seni yang sifatnya faktual atau berdasarkan kenyataan dan
mengandung kebenaran di dalamnya. Jadi buku fiksi merupakan buku
yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatif. Dalam buku
nonfiksi, membutuhan pengamatan dan data dalam pembuatannya,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan isinya. Bahasa yang digunakan
biasanya bahasa denotatif atau bahasa sebenarnya, jadi pembaca dapat
langsung memahami maksud dari isi buku. Buku nonfiksi dibuat
berdasarkan pengamatan dan data maka isi dari buku tersebut harus
memiliki fakta-fakta. Oleh karena itu, buku nonfiksi sering dijadikan
sumber informasi oleh para pembaca.
BAGIAN KEDUA
76
2) Sebelah kanan indeks menunjukkan kata atau istilah, dan sebelah kiri
adalah letak halamannya. Semakin sering kata tersebut digunakan,
maka semakin banyak pula jumlah halamannya.
3) Indeks tidak mencantumkan makna kata, tetapi hanya menunjukkan
letak halaman di mana kata itu ada.
BAGIAN KETIGA
BAGIAN KEEMPAT
77
jari kita sebagai panduan. Cara ini adalah teknik terbaik untuk
digunakan saat kita membutuhkan informasi spesifik dengan cepat.
2) Skimming
Skimming melibatkan membaca lebih banyak dalam waktu yang lebih
singkat. Tidak seperti pemindaian, kita terlebih dahulu harus
mendapatkan ide utama materi sebelum mencari detail tertentu yang
mendukungnya. Teknik ini paling bagus untuk karya non-fiksi.
Namun, teknik ini tidak disarankan untuk membaca kontrak, novel,
atau makalah penelitian karena kita mungkin melewatkan detail
pentingnya. Teknik skim dapat kita gunakan untuk membaca ulasan
seperti testimoni untuk mendapatkan kesan keseluruhan dari produk
atau layanan. Intinya dengan teknik ini kita bisa membaca bagian-
bagian penting dan meninggalkan yang tidak perlu.
3) Membaca Intensif
Membaca intensif adalah teknik yang paling memakan waktu dari
semua teknik membaca. Tujuan utama teknik ini adalah untuk
menyimpan informasi jangka panjang. Metode ini direkomendasikan
terutama untuk siswa bahasa karena membantu mereka benar-benar
memahami arti kata-kata dalam konteksnya. Namun, cara ini juga
bagus untuk menganalisis laporan dan penelitian terperinci. Digunakan
bersama dengan skimming dan pemindaian, membaca intensif dapat
memperluas wawasan kita dan membantu menyimpan informasi
penting lebih lama.
4) Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif berfokus pada membaca untuk kesenangan.
Strategi ini bagus tidak hanya untuk karya fiksi, tetapi juga untuk
meningkatkan tulisan, dan memperluas kosa kata. Tidak ada teknik
khusus dalam teknik membaca ekstensif. Pembaca hanya membaca
bacaan sesuka hati mereka. Mereka bisa menggunakan cara mereka
sendiri dan bagaimana memahami materi yang dibaca.
BAGIAN KELIMA
78
E. Unsur-Unsur Fiksi
1) Tema: merupakan pokok persoalan yang menjiwai seluruh cerita.
Tema diangkat dari konflik kehidupan.
2) Plot: dasar cerita; pengembangan cerita.
3) Alur: rangkaian cerita
Proses alur bisa maju; mundur; atau maju mundur. Penyelesaian Alur
ada alur klimaks dan ada alur anti klimaks.
4) Setting: tempat terjadinya cerita, terbagi menjadi:
setting geografis ----> tempat di mana kejadian berlangsungsetting
antropologis ----> kejadian berkaitan dengan situasi masyarakat,
kejiwaan pola pikir, adat-istiadat.5. Penokohan / Pewatakan:
5) Tokoh: digambarkan sebagai tokoh utama (protagonis), tokoh yang
bertentangan (antagonis), maupun tokoh pembantu - tapi ini bukan
PRT Penghadiran tokoh bisa langsung dengan cara melakukan
deskripsi, melukiskan pribadi tokoh; atau tidak langsung dengan cara
dialog antar tokoh
Bidang tokoh harus digambarkan:
Bidang tampak: gesture, mimik, pakaian, milik pribadi, dsbBidang
yang tidak tampak motif berupa dorongan / keinginan, psikis berupa
perubahan kejiwaan, perasaan, dan religiusitas.
6) Sudut pandang: yang mendasari tema dan tujuan penulisan.
Penghadiran bisa dengan:
gaya orang pertama ---> penulis terlibat sebagai salah satu tokohgaya
orang ketiga ---> penulis serba tahu apa yang terjadi tetapi tidak
terlibat di dalam cerita.
7) Suasana: yang mendasari suasana cerita adalah penokohan karena
perbedaan karakter sehingga menimbulkan konflik. Dengan konflik
pengarang berhadapan dengan suasana menyedihkan, mengharukan,
menantang, menyenangkan, atau memberi inspirasi.
Semua point ini harus dihadirkan secara utuh sehingga fiksi baik itu
berupa cerpen, novel, drama, skenario film / sinetron sehingga
79
pembaca, pendengar, pemirsa mempunyai daya imajinatif; mempunyai
tafsiran tentang tokoh, suasana, dsb; terhadap karya fiksi tersebut.
Jangan lupa: tema, plot, alur, dan setting juga harus jelas sehingga
karya fiksi benar2 utuh sebagai karya seni bukan berupa sekadar
curahan hati (seperti diary.
BAGIAN KEENAM
F. Adapun daya tarik dari sebuah bacaan, antara lain sebagai berikut
1) Amanat yg menyentuh.
2) Tokohnya yg menawan.
3) Latar yg mengesankan.
4) Alur yg menegangkan.
5) Tema yg unik.
80