Anda di halaman 1dari 11

Bab 1 Pendahuluan

Pekerjaan wartawan tidakbisa dilepaskan dari kemahiran wawancara, karena


apapun peristiwanya, seorang jurnalis memerlukan bermacam-macam informasi
untuk melengkapi hasil pengamatannya terhadap fakta yang diliputnya.

Feature dan Berita Human Interest membahas salah satu jurnalistik yang bertujuan
menarik empati atau menghibur khalayak pembaca. Manusia haur senantiasa
digugah atau dieksplorasi kepekaan sikap nuraninya, karena dengan demikian rasa
empati dan apresiasinya terhadap lingkungan akan senantiasa terperbaharui.

Bab 2 Pers dan Jurnalistik

Ada dua pengertian mengenai pers , yaitu pers dalam arti kata sempit dan pers
dalam arti kata luas. Pers dalam arti kata sempit yaitu yang menyangkut kegiatan
komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantaraan barang cetakan. Sedangkan
pers dalam arti kata luas adalah yang menyangkut kegiatan komunikasi baik yang
dilakukan dengan media cetak maupun dengan media elektronik seperti radio,
televise maupun internet.

Tugas dan fungsi utama pers adalah memberikan informasi kepada khalayak
melalui media cetak maupun media elektronik seperti radio, televise dan internet.
Tetapi, tugas dan fungsi pers yang bertanggung jawab tidaklah hanya sekedar itu,
melainkan lebih dalam lagi yaitu mengamankan hak-hak warganegara dalam
kehidupan bernegara. Oleh karena itu banyak sekali Fungsi pers, yaitu:

Fungsi informative

Fungsi Kontrol

Fungsi Interpretatif dan Direktif

Fungsi menghibur

Fungsi Regeneratif

Fungsi Pengawal Hak-Hak Warganegara

Fungsi Ekonominya

Fungsi Swadaya

Bab 3 Seputar Berita

Pers timur sangat bertentangan dengan pers barat. Dalam pers timur tidak
dipandang sebagai komoditi. Berita adalah suatu proses. Proses yang
ditentukan arahnya. Berita tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan nafsu
ingin tahu segala sesuatu yang luar biasa dan menakjubkan, melainkan pada
keharusan ikut berusaha mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan
Negara sosialis.

Berbeda dengan pers timur, pers barat memanndang berita itu sebagai komoditi,
sebagai barang dagangan yang dapat diperjual belikan. Oleh karena itu, sebagai
barang dagangan ia harus menarik.

Berita harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat, selain itu,
berita juga harus lengkap, adil dan berimbang. Kemudian berita pun harus tidak
mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis disebut
objektif. Dan, yang merupakan syarat peraktis tentang penulisan berita, atau tentu
saja berita itu harus ringkas (concise), jelas (clear), dan hangat (current).

Sifat-sifat istimewa berita ini sudah terbentuk sedemikian kuatnya sehingga sifatsifat ini bukan saja menentukan bentuk-bentuk khas praktik pemberitaan tetapi
juga berlaku sebagai pedoman dalam menyajikan dan menilai layak tidaknya suatu
berita untuk dimuat. Ini semua membangun prinsip-prinsip kerja.yang
mengkondisikan pendekatan professional terhadap berita dan membimbing
wartawan dalam pekerjaannya sehari-hari.

Unsur-unsur layak berita, yaitu:

Berita harus akurat

Berita harus lengkap, adil dan berimbang

Berita harus objektif

Berita harus ringkas dan jelas

Berita Harus Hangat

Kriteria tentang nilai berita sekarang sudah lebih disederhanakan dan


disistematikkan sehingga sebuah unsur kriteria mencakup jenis-jenis berita yang
lebih luas. Kriteria atau atau unsur-unsur nilai berita yang sekarang dipakai dalam
memilih berita. Unsur-unsur tersebut adalah: Aktualitas (atimeliness), Kedekatan
(proximity), Keterkenalan (prominence), Dampak (consequence), Human interest.

Unsur Human interest, yaitu:

1. ketegangan (suspense)

2. Ketidaklaziman (Unusualness)

3. Minat Pribadi (personal interest)

4. Konflik (Conflict)

5. Simpati (Sympathy)

6. Kemajuan (progress)

7. Seks (Sex)

8. Usia (age)

9. Binatang (animals)

10. Humor (Humor)

Bab 4 Proses Menghimpun Berita

Menggali berita

Pengertian menggali di sini memiliki dua bentuk, pertama, mencari aspek-aspek


dalam kehidupan budaya atau sosial masyarakat atau dalam kegiatan
pemerintahan yang dapat diangkat menjadi berita yang menarik perhatian
khalayak.

Menggali berita juga bisa dilakukan ketika sumber berita enggan atau sulit
memberikan informasi untuk sesuatu hal yang perlu diberitakan. Dalam hal ini,
wartawan terpaksa harus menggali berita dan membujuk sumber berita bahwa
sikapnya yang menolak untuk memberikan keterangan itu justru akan merugikan
dia sendiri.

Bab 5 Kendala Menghimpun Berita

Pengekangan terhadapKebebasab pers pada praktik sehari-hari tidak semata


datang dari pemerintah, tetapi tidak jarang terjadi karena kepentingan penerbitan
pers iitu sendiri. Kelompok-kelompok bisnis bisa menjadi unsur penekan terhadap
kebebasan pers, ketika sebuah surat kabar atau media cetak lain misalnya harus

berhadapan dengan pemasang iklan yang menjadi penopang kelangsungan hidup


media bersangkutan.

Sebaliknya dari pemberian, hadiah, amplop, freeebies atau apapun namanya


wartawan, praktik lainnya merupakan juga keluarga dekatnya jurnalisme uang
(money journalism) atau dalam pers barat dikenal sebagai checkbook journalism.

Dalam jurnalisme uang bukan sumber berita yang memberikan hadiah atau amplop
berisi uang kepada wartawan atau media. Tetapi wartawan atau media yang
memberikan uang kepada sumber berita.

Bab 6 Wartawan Sebagai Profesional

Dalam diri para wartawan sendiri, istilah profesional memiliki tiga arti: pertama,
profesional adalah kebalikan dari amatir; kedua, sifat pekerjaan wartawan menuntut
pelatihan khusus; ketiga, norma-norma yang mengatur perilakunya dititik beratkan
pada kepentingan khalayak pembaca. Selanjutnya ada dua norma yang dapat
diidentifikasikan, yaitu: pertama, norma teknis (keharusan menghimpun berita
dengan cepat, keterampilan menulis dan menyunting, dsb), dan kedua, norma etis
(kewajiban kepada pembaca serta nilai-nilai, sikap tidak memihak, sikap peduli,
sikap adil, objektif dan lain-lain yang semuanya harus tercermin dalam produk
penulisannya).

Profesionalisasi dalam pemberitaan ditunjukkan dalam kaidah-kaidah atau adabadab yang harus diikuti wartawan dalam pemberitaan mereka di bidang hukum.
Kaidah-kaidah ini tercantum dalam Kode etik Jurnalistik.

Bab 7 Menulis dan Gaya Penulisan Berita

Jika diperhatikan dengan lebih seksama, maka terlihat bahwa berita-berita di surat
kabar umumnya mengikuti sebuah pola, yakni pola piramida terbalik.

Adapun alasan praktis mengapa tulisan berita dibuat seperti demikian, pertamatama itu memang sesuai dengan naluri manusia dalam menyampaikan suatu berita,
yaitu agar berita tersebut cepat dapat ditangkap oleh pendengarnya.

Rumus 5 W + 1 H (What (apa), Where (dimana), When (kapan), Why (mengapa),


Who (siapa) dan How (bagaimana) merupakan unsur yang harus terdapat dalam
lead pada sebuah berita. Unsur-unsur berita yang manapun di antara yang enam itu
dapat dijadikan batu loncatan untuk menggerakkannya menjadi sebuah berita.

Tubuh berita harus muncul dari lead, dan pokok soal yang dikemukakan dalam
alinea pembuka harus sepenuhnya didukung dan dikembangkan dalam kalimatkalimat berikutnya. Setelah puas dengan alinea pertama, penulis berita kemudian
mengatur materi berita selebihnya agar berkaitan dengan kisah berita yang sedang
ditulis.

Unsur-unsur untuk syarat tercapainya penulisan jurnalistik yang efektif adalah


sebagai berikut:

Kecermatan dalam pemberitaan


Organisasi dalam berita
Diksi dan tatabahasa yang tepat
Prinsip hemat dalam penulisan berita
Daya hidup (vitalitas), warna, dan imaginasi
Dalam penulisan jurnalistik ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan yaitu sifat
tulisan jurnalistiksebagai media komunikasi massa. Kenyataan ini memberikan
tekanan akan pentingnya sifat-sifat sederhana, jelas, dan langsung dalam suatu
tulisan berita. Dengan demikian, bahasa jurnalistik itu harus ringkas, mudah
dipahami, dan langsung menerangkan apa yang dimaksudkan.

Bab 8 Berita Pidato, Pertemuan dan Wawancara

Dalam menulis berita pidato, wartawan pemula harus memperhatikan saran-saran


sebagai berikut:

Dalam lead berita, tampilkan unsur yang paling mencolok dari pidato bersangkutan.
Jangan memperumit lead dengan detail yang terlalu banyak. Anda dapat
menyebutkan di mana ia berbicara dan di hadapan siapa dalam alinea kedua.

Gunakan kutipan-kutipan langsung.


Selalulah pastikan siapa yang berbicara
Sebaiknya mengutip ucapan asli si pembicara sendiri.
Dalam menyusun materi berita pidato, wartawan harus mengangkat temanya,
kutipan-kutipan yang tidak lazim atau bersifat provokatif, dan detail-detail berita
yang bersifat prinsip.
Lead retorika yang mungkin dapat dipakai dalam berita-berita pidato atau ceramah
ada lima macam:

Dimulai dengan nama


Dimulai dengan menyebut judul pidato atau ceramah
Dimulai dengan kutipan langsung
Dimulai dengan ringkasan pokok permasalahan
Dimulai dengan peristiwanya atau keadaannya
Meliput sebuah pertemuan bisa lebih sulit daripada meliput pidato, terutama jika
pertemuan itu berlangsung lama dan membahas bermacam-macam masalah yang
rumit.

Dari kegiatan suatu pertemuan yang akan diselenggarakan. Wartawan harus


berusaha mendapatkan keterangan seputar hal-hal berikut ini:

Organissi. Nama organisasinya harus jelas.


Waktu dan tempat
Acara
Menurut cara dilakukannya, terdapat tiga macam cara wawancara. Pertama,
wawancara secara tatap-muka. Kedua, wawancara melalui telepon. Ketiga,
wawancara kelompok, ini merupakan percakapan yang dilakukan dengan lebih dari
satu orang narasumbeer dalam suatu kesempatan.

Menurut pembagian kategori tujuannya ada dua macam wawancara , yaitu pertama
wawancara untuk membuat berita kutipan (quote story) yang disebut talking-news,
dan kedua untuk membuat berita yang didasarkan pada wawancara. Berita yang
didasarkan pada wawancara adalah berita-berita yang fakta-faktanya dikumpulkan
melalui proses wawancara; dalam hal ini, wartawan bertanya dan sumber berita
menjawab.

Jurnalisme modern mengenal tiga bentuk berita yang dihasilkan dari tiga macam
wawancara seperti berikut ini: (1) wawancara berita (news interview), (2)
wawancara profil pribadi (personality interview), (3) wawancara kelompok
(symposium interview).

Bab 9 Menulis Berita Olahraga

Berbeda dengan tipe wartawan lain, wartawan olah raga akan mendasarkan
sebagian besar informasinya dari hasil pengamatan langsung. Ia juga akan
menggunakan sumber-sumber berita lain, misalnya peserta pertandingan , ofisial
olah raga, pejabat-pejabat humas, catatan-catatan resmi, sumber-sumber latar
belakang dan bahkan penonton.

Hindari penulisan yang berbunga-bunga dan hindari klise dalam menulis berita olah
raga. Bahasa olah raga menekankan pada informalitas dan orisinalitas.

Salah satu keuntungan yang dimiliki wartawan olah raga dibanding dengan
wartawan yang mengkhususkan diri di bidang-bidang pemberitaan politik,
pemerintahan, bisnis, IPTEK atau bidang-bidang pemberitaan lainnya adalah bahwa
dalam olah raga peraturannya sudah tetap dan tidak berubah dari tahun ke tahun;
kalaupun ada perubahan tetapi perubahan itu kecil saja. Keadaan seperti itu sudah
tentu menyebabkan penulisan berita olah raga terasa seperti monoton.

Bab 10 Feature dan Berita Human Interest

Yang disebut feature bisa berupa berita, bisa juga berupa karangan tetapi dengan
syarat-syarat tertentu. Jika ia berupa berita, ia bukanlah berita dalam arti yang
biasa, bukan sekedar berita faktual, matter of fact news, melainkan berita yang
dibuat menarik dengan dibubuhi unsur human touch, sentuhan perasaan manusia.
Ini artinya berita tersebut diolah sedemikian rupa sehingga letak kelaikannya untuk
dimuat dalam media bukan karena berita itu penting, melainkan karena berita itu
ditulis secara menarik, atau memang beritanya itu sendiri menarik.

Bab 11 Reportase Interpretatif

Berdasarkan fakta-fakta yang berhasil dihimpun, seorang wartawan harus mampu


menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tentu timbul di kepala setiap orang; apa itu
artinya? Reportase interpretatif juga seringkali mencoba menjawab pertanyaan:
bagaimana hal tersebut terjadi? Mungkin sang wartawan terus juga menulis untuk
menunjukkan betapa kegiatan ekonomi yang menbaik dalam masyarakat tidak
terpengaruh oleh kenaikan bahan bakar minyak misalnya.

Sebagian besar berita-berita interpretatif tampaknya memang seperti penjelasan


saja. Berita-berita interpretatif ini seakan-akan sederhana. Padahal, reportenya
menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari dan menganalisis sebelum ia
menuliskannya dalam bentuk berita akhir. Sang reporter membuat dulu rancangan
beritanya, konsep awalnya dan revisi-revisinya ditulis kembali untuk membuat
interpretasinya itu mudah dimengerti.

Teknik-teknik interpretatif

Programlah otak untuk menganalisa isu-isu dan kejadian-kejadian. Program-program


yang tersedia meliputi metoda-metoda tertentu untuk berfikir secara logis seperti
berikut:

Sebab-akibat

Penalaran secara deduktif

Penalaran secara induktif.

Anslogi

Bobot relatif

Sifat manusia

Bab 12 Reportase Investigatif

Steve Weinberg memberikan definisi jurnalisme investigatif bahwa reportase


investigatif adalah: Reportase, melalui inisiatif sendiri dan hasil kerja pribadi, yang
penting bagi pembaca, pemirsa dan pemerhati, dalam banyak hal, subjek yang
diberitakan menginginkan bahwa perkara yang berada dalam penyelidikan tetap
tidak tersingkap.

Bab 13 Jurnalisme Pembangunan

Michael Kunczik menyebut bahwa penyebaran media untuk suatu jangka waktu
tertentu di suatu wilayah tertentu untuk mempercepat atau memperbaiki
pelaksanaan suatu proyek tertentu didefinisikan sebagai komunikasi pembangunan
yang tujuannya meninformasikan dan memotivasi masyarakat yang terpengaruh
oleh suatu proyek.

Sebagai perbandingan, banyak penulis juga mengartikan jurnalisme pembangunan


sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan-tujuan politis seperti modernissi
atau pembangunan bangsa.

Bab 14 Teknologi dan Ruang Redaksi

Media massa dapat dilihat sebagai sistem sosio-teknik yang secara terus menerus
berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan sosio dan teknik di sini
dimaksudkan untuk merujuk tentang adanya saling ketergantungan antara aspek
teknologis dan sosial.

Diperkenalkannya sistem elektronik ke dalam tugas keredaksian jelas sekali


mempengaruhi pekerjaan para wartawan. Teknologi baru ini memungkinkan para
surat kabar meng-input, mengerjakan dan mengoreksi tulisan-tulisan dan
memberikan instruksi-instruksi untuk menset teks naskah melalui komputer yang
dioperasikannya.

Dengan berkembangnya teknologi dalam persuratkabaran yang semakin canggih,


kemungkinan untuk terjadinya penggabungan antara pekerjaan keredaksian dan
pekerjaan produksi di ruang redaksi akhirnya benar-benar terwujud secara
sempurna.

Anda mungkin juga menyukai