Anda di halaman 1dari 4

BAHASA INDONESIA

Resensi Novel
Terjemahan
The Five People You Meet In Heaven oleh
Mitch Albom
Ika Rosdiana Sari

SMAN 1 Cisarua
2014-2015

Mengarungi Kehidupan Setelah


Kematian
Judul buku

: The Five People You Meet In Heaven (Meniti Bianglala)

Pengarang

: Mitch Albom

Alih bahasa

: Andang H. Sutopo

Penerbit

: PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit

: 2005

Tempat terbit : Jakarta


Cetakan ke

: tujuh

Tebal buku

: 208 hlm.

ISBN

: 978-602-03-0656-8

Eddie, seorang mantan prajurit tua yang menghabiskan sisa hidupnya sebagai kepala
maintenance di Ruby Pier sebuah taman hiburan di tepi rel kereta api dekat dermaga
harus menahan derita akibat luka bekas perang pada lututnya. Luka batin yang telah lama ia
pendam pun turut menambah beban hidupnya yang tak pernah lepas dari perasaan kesepian,
kehilangan, kebencian, dan penyesalan. Semua lukanya tak hanya terkurung dalam dirinya,
namun juga terkurung dalam wahana-wahana hiburan yang setiap hari ia rawat dan ia
perbaiki. Tahun-tahun berlalu, Eddie merasa bahwa ia terperangkap dalam pekerjaan dan
hidupnya yang tak pernah berubah sama sekali.
Pada ulang tahunnya yang ke-83, Eddie tewas dalam kecelakaan tragis ketika
mencoba menyelamatkan seorang gadis yang ia sendiri tak tahu pasti siapa namanya (Amy
atau Annie?) dari wahana Freddys Free Fall yang rusak. Kematian baginya hanya seperti
tertidur setelah lelah bekerja. Saat ia bangun dari tidurnya, ia mendapati dirinya berada di
alam baka dengan warna-warni dan latar yang tak dapat ia pahami. Di sana, ia bertemu
dengan lima orang yang ia kenal, namun ada juga yang tidak ia kenali. Orang aneh berwarna
biru, seorang kapten saat ia berperang di Filipina, seorang wanita pemilik asal taman hiburan
tempat ia bekerja, istrinya, dan seorang gadis kecil Asia telah menunggunya di sana selama
kematian mereka. Mereka memberi tahu Eddie apa artinya mereka hidup, apa arti dari
hidupnya, apa yang terjadi sebelum dan sesudah kematiannya, semua hal tentang hidup
mereka dan hidupnya sendiri.
Mitch Albom nampaknya benar-benar berani menggambarkan surga dan segala isinya
dengan sentuhan yang sangat berbeda. Dalam novel ini ia menggambarkan surga sebagai

suatu bentuk dunia yang lain, dunia setelah kematian yang merupakan kehidupan yang
mengharuskan manusia mengevaluasi kehidupan yang sebelumnya. Dengan latar dunia
fantasi yang berwarna-warni dan langit yang mampu berubah dengan sangat cepat, Albom
menimbulkan sensasi yang tak terbayangkan dari dunia yang bahkan kita tak pernah tahu
dimana letaknya. Semua wahana taman hiburan di Ruby Pier dan dermaga yang
memagarinya digambarkan dengan sangat apik. Mulai dari nama-nama wahana sampai debur
ombak dan suara anak-anak yang membuat suasana Ruby Pier semakin terasa ramai, namun
begitu sepi seiring waktu berlalu. Latar hutan dan suasana saat Eddie berperang hingga
akhirnya menjadi tawanan di Filipina juga digambarkan dengan cukup bagus. Dari
penggambaran latar inilah lahir suasana dan sensasi yang berbeda pada setiap kisah. Mulai
dari kesepian, kekhawatiran, kesedihan, ketegangan, kesetiaan, amarah, dan cinta menjadi
begitu terasa dan menyentuh.
Eddie adalah seorang lelaki tua yang perasa, namun terkadang juga bisa menjadi
begitu dingin. Ia lahir dari keluarga yang memang telah melekat erat dengan Ruby Pier.
Ayahnya dulu juga merupakan seorang kepala maintenance, namun juga merupakan seorang
pemabuk dan amat keras pada anak-anaknya. Ia dan kakaknya Joe, sering menjadi
pelampiasan kemarahan ayahnya. Ibunya, seorang wanita gemuk yang amat penyayang dan
penyabar, adalah sosok malaikat penyelamat bagi Eddie. Eddie termasuk anak yang
menginginkan penghidupan lebih namun masih berpaku pada keberuntungan, keras kepala,
dan cukup lihai berkelahi. Berbeda dengan Joe yang lebih mampu menerima namun
menganggap keberuntungan bisa datang dari manapun, lebih mampu bersabar, dan tidak bisa
berkelahi. Walau bagaimanapun, Eddie tetaplah seorang pria yang sangat mencintai istrinya.
Marguerite, seorang wanita cantik , lembut nan sabar telah mampu mendampingi Eddie
sampai akhir hayatnya.
Pada kisah hidup Eddie yang lain, Albom menciptakan sosok manusia aneh yang
badannya berubah menjadi biru karena terlalu banyak meminum nitrat perak untuk
menyembuhkan penyakit gugupnya. Ia juga menciptakan seorang wanita mantan pelayan
bernama Ruby, yang amat menyayangi suaminya yang telah membangun sebuah taman
hiburan untuknya. Diciptakannya pula sosok seorang kapten pemberani, pemimpin pasukan
Eddie saat ia di Filipina. Yang paling menarik adalah seorang gadis kecil bernama Tala dari
Filipina yang menjadi korban kebakaran. Gadis itu nampaknya terlalu bersikap manis pada
Eddie yang telah membakarnya hidup-hidup. Tidak lupa juga sosok gadis kecil yang Eddie
selamatkan di taman hiburan, entah Amy atau Annie namanya. Gadis kecil itu sangat periang,
meskipun ibunya sering meninggalkannya sendirian karena lebih memilih menaiki wahana
bersama pacarnya.
Alur campuran yang dipilih Albom menjadi salah satu daya tarik dalam novelnya kali
ini. Ia berhasil menguasai emosi pembaca dalam setiap kisah bolak-balik yang ia sajikan.
Sayangnya, pada bagian akhir Albom terkesan terlalu terburu-buru, sehingga memecahkan
suasana yang tercipta sebelumnya. Selain itu, bahasa yang digunakan juga terlalu sederhana,
sehingga kurang mampu menenggelamkan pembaca dalam kisah kehidupan setelah kematian
ini. Namun, sudut pandang orang ketiga serba tahu memang merupakan pilihan yang tepat

bagi Albom, karena ia memang terbukti mampu menghidupkan sosok Eddie dengan
kehidupannya di dunia dan di surga tanpa harus menjadi pelaku utama.
Novel The Five People You Meet In Heaven karya Mitch Albom ini memang layak
direkomendasikan sebagai bahan bacaan bagi orang-orang dewasa yang terbawa arus zaman,
yang terlalu kaku dalam memandang kehidupan setelah kematian, karena melalui novel ini
Albom menyampaikan bahwa setiap awal adalah akhir, dan setiap akhir adalah awal. Setiap
kisah berawal dari akhir, begitupun sebaliknya. Tak ada satu kisah pun yang tidak
berpengaruh pada kisah yang lain. Setiap kisah bisa saja merubah kisah yang lain. Jadi,
sebenarnya surga, alam baka, dan kehidupan setelah kematian hanyalah suatu bentuk
kehidupan yang lain setelah kehidupan yang lain pula, yang mengharuskan kita sebagai
manusia mengetahui dan mengambil pelajaran dari apa yang telah kita lakukan pada
kehidupan sebelumnya.
Novel ini akan meninggalkan kesan tersendiri bagi siapapun yang membacanya,
karena novel ini ditulis Albom berdasarkan kasih sayangnya pada seorang paman bernama
Edward Beitchman yang setiap malam perayaan Thanksgiving selalu bercerita tentang suatu
malam di rumah sakit, sewaktu ia terbangun dan melihat jiwa-jiwa yang dikasihinya duduk di
tepi tempat tidur, menunggunya. Albom menggambarkan surga dengan harapan agar
pamannya dan orang-orang lain seperti diayang merasa keberadaannya di dunia tidaklah
penting akhirnya menyadari betapa mereka sangat berarti dan disayangi.
Tidak diragukan lagi, setelah karyanya yang berjudul Tuesdays With Morrie, Have a
Little Faith, dan For One More Day, The Five People You Meet In Heaven adalah salah satu
karya Mitch Albom lainnya yang harus Anda baca.

Anda mungkin juga menyukai