Anda di halaman 1dari 1

Komentar Naskah Drama Oedipus Sang Raja

Oleh Fardi Fajrian Ihsana, FIK, Ilmu Keperawatan, 1906292004

Seperti kisah-kisah klasik Yunani kuno pada umumnya, drama Oedipus Sang Raja ini
selalu membawa tragedi yang benar-benar tragis. Sophokles sebagai penulis merasa perlu untuk
menghidupkan kembali mitologi yang ada di zamannya ke sebuah panggung teater dengan tujuan
mengajarkan bahwa sesungguhnya kisah mitologi adalah adaptasi dari kehidupan nyata manusia.
Gaya bahasa yang bisa dibilang ringan jika dibandingkan dengan karya literatur sejenis pada
masanya mampu membuat pembaca benar-benar mengerti perasaan Oedipus. Tokoh-tokoh yang
muncul hanya sedikit sehingga pembaca tidak mudah hilang fokus akan jalannya cerita. Selain itu,
meskipun terkesan panjang, naskah ini sebenarnya hanya mengandung tiga adegan disertai prolog
dan epilog dan beberapa selingan strophe dan antistrophe.
Oedipus di sini digambarkan sebagai pahlawan hebat dari Thebes karena mampu
membunuh Sphynx dan menjadi raja. Namun di balik semua itu, seperti manusia biasa, Oedipus
memiliki banyak kekurangan. Oedipus sendiri tidak menyadarinya, yang sungguh sangat miris.
Beban akan ketenaran dirinya memang membantunya untuk menegakkan keadilan dan
kesejahteraan bagi rakyatnya sampai pada suatu titik ada kerelaan untuk mengorbankan orang
kepercayaannya. Fatalitas Oedipus sendiri adalah tidak pernah melihat dirinya sendiri di cermin.
Nuansa ironi sangat terasa seiring adegan berjalan. Sedikit demi sedikit karakter pahlawan
Oedipus runtuh karena paranoianya akan semua hal. Karakter lain pun mengisi kekosongan
kekuatan karakter utama dengan menunjukkan kebenaran yang ada. Hingga pada suatu titik
Oedipus sadar bahwa selama ini dirinya sendiri adalah orang yang paling dibencinya. Ramalan
akan dirinya telah terjadi, dan semuanya sudah terlambat.
Kematian ayahnya di tangannya sendiri dan pernikahannya dengan ibunya mendorong
Oedipus untuk mencungkil bola matanya sendiri karena kesedihan dan penyesalan yang
mendalam. Karakter Oedipus sendiri mengajarkan bahwa manusia tidak dapat lari dari takdir dan
merasa bebas dari takdir hidupnya akan bahagia, namun tidak. Takdir pasti akan terjadi, baik kita
sadar maupun tidak, dan ketika itu terjadi tanpa kita terima, kita akan tenggelam dalam samudra
tragedi yang dalam dan gelap.

Anda mungkin juga menyukai