Anda di halaman 1dari 2

Tugas Bahasa Indonesia Tentang Teks Ulasan Dengan Judul "How To Stop Time"

Nama : Suvina Mutiara

Nim : 2115201024

Prodi : S1 Kebidanan

Judul : How to Stop Time

Penulis : Matt Haig

Alih Bahasa: Lanny Murtihardjana

Editor : Muthia Esfand dan Rosi Simamora

Desain sampul: Martin Dima

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tom Hazard menyimpan rahasia berbahaya. Ia mungkin tampak seperti pria berusia 41 biasa, tapi
karena kondisi medis sangat langka, ia sudah hidup berratus-ratus tahun. Tom pernah jadi bagian
sejarah---memainkan musik untuk Shakespeare, mengekspolarasi lautan dengan Captain Cook, dan
minum koktail dengan Fitzgerald. Sekarang, ia hanya ingin hidup normal. Jadi Tom pindah ke London,
tempat tinggal lamanya, untuk jadi guru sejarah---pekerjaan yang pas untuk orang yang menyaksikan
sejarah kota itu dengan mata kepala sendiri. Tom mengira ia akan mendapatkan hidup yang
diinginkannya. Hingga seorang wanita yang jadi guru bahasa Prancis di sekolahnya tampak tertarik
padanya. Tapi Masyarakat Albatross, kelompok rahasia yang melindungi orang-orang seperti Tom,
punya satu aturan: jangan jatuh cinta.

Ketika kenangan masa lalu yang menyakitkan dan tindakan membahayakan dari pemimpin Masyarakat
Albatros mengancam kehidupan baru dan kisah cintanya, satu hal yang tak bisa ia miliki mungkin malah
jadi satu-satunya hal yang bisa menyelamatkannya. Tom harus memutuskan apakah ia akan tetap
terjebak di masa lalu, ataukah ia siap untuk hidup di masa kini? Selama menjadi bagian dari Masyarakat
Albatross, Tom harus melakukan tugas yang diberikan oleh Hendrich. Ada misi yang harus ia tuntaskan
di setiap penugasan. Selain, saat menetap di suatu tempat tidak boleh lebih dari delapan tahun. Kalau
sudah delapan tahun, maka harus pindah ke tempat atau negara lain dengan identitas baru.

Sampai kemudian Tom pindah ke London, tempat tinggal lamanya. Ia memilih menjadi guru sejarah.
Namun, siapa sangka di sini ia malah jatuh cinta. Ada seorang guru yang menarik perhatiannya, bahkan
tampak sudah mengenal dirinya jauh sebelum pertemuan pertama mereka. Tom jatuh cinta lagi, tapi dia
dilarang jatuh cinta. Belum lagi dengan kenangan ratusan tahun lalu yang telah menorehkan luka begitu
dalam, tentang Rose dan putrinya. Rose yang sangat dicintainya dan putrinya yang entah ada di mana.
Tom masih berjuang menemukan putrinya karena ia merasa putrinya pun mewarisi kondisi yang sama
dengannya, hanya saja sudah ratusan tahun ini hasilnya nihil.

"Selama bertahun-tahun ini aku berhasil meyakinkan diri bahwa kepedihan kenangan terasa lebih berat
dan lama daripada saat-saat bahagia. Karena itu, dengan menggunakan semacam matematika
emosional yang kejam, aku memutuskan lebih baik tidak mencari cinta, persahabatan, bahkan
pertemanan." (hlm. 163)

Mengidap kondisi langka yang membuat kita bisa hidup jauh lebih lama dari orang kebanyakan bukan
jaminan kebahagiaan. Seperti Tom yang sudah melewati berbagai pengalaman hidup, tetap saja dia tak
pernah bisa tahu apa yang akan terjadi di depan. Masa depan tetaplah misteri. Kehidupan selalu
menyuguhkan kejutan yang tak terduga.

"Hidup ini mempunyai irama yang janggal. Dibutuhkan waktu cukup lama untuk bisa menyadari hal ini.
Sekian dekade. Bahkan berabad-abad. Irama yang tidak mudah. Bagaimanapun, irama itu tetap ada.
Kecepatannya berubah dan turun-naik. Di dalam struktur ada struktur, dan di dalam pola tersimpan
pola. Sungguh mengagumkan." (hlm. 316)

Novel ini benar-benar menyuguhkan cerita yang memikat. Kita akan diajak untuk melintasi berbagai
dimensi waktu dan negara. Mengikuti pengalaman Tom bertemu dengan seniman-seniman klasik dan
sosok-sosok legendaris. Selain itu, kita juga akan ikut terhanyut dengan pergolakan batin yang dialami
oleh Tom. Kesedihan yang masih melekat tentang kematian kedua orangtuanya dan istrinya. Kerinduan
yang mendalam pada orang-orang terkasih hingga rasa penuh ketidakpastian tentang keberadaan
putrinya.

Bahkan di akhir novel ini, ada kejadian yang membuat pembaca bisa menitikkan air mata. Begitu sedih
dan pilu. Namun, sekaligus memberi secercah harapan baru. Mengikuti kisah Tom kita pun akan ikut
digiring untuk kembali merenungkan makna hidup. Kehidupan ini memang tak selalu mudah untuk
dijalani. Tak pernah bisa kita memastikan atau tahu dengan pasti hal-hal yang menanti kita di depan
sana. Pun kita tak bisa kembali ke masa lalu meski semua bayangan dan kenangan di masa itu masih
teringat jelas di benak kita. How to Stop Time, novel ini sangat cocok dibaca oleh siapa saja. Kisah Tom
mengajak kita untuk menyelami hidup kita sendiri. Mengajak kita untuk kembali memeluk diri sendiri,
serta mendorong kita untuk menjalani kehidupan kita dengan penuh kesadaran.

Anda mungkin juga menyukai