REPRODUKSI PADA MASA MENOPAUSE Oleh : Defi Yulita, M. Biomed Konsep Pendidikan Kesehatan • Perpaduan berbagai pengalaman belajar yang dirancang untuk memudahkan adopsi secara sukarela perilaku yang kondusif bagi kesehatan Konsep Promosi Kesehatan • Proses untuk meningkatkan kemampuan orang dalam mengendalikan dan meningkatkan kesehatannya. Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan dan merubah atau mengendalikan lingkungan • Promosi kesehatan merupakan program yang dirancang untuk memberikan perubahan terhadap manusia, organisasi, masyarakat dan lingkungan. Misi Promosi Kesehatan a. Advokat (advocate). Ditujukan kepada para pengambil keputusan atau pembuat kebijakan. b. Menjembatani (mediate). Menjalin kemitraan dengan berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan. c. Memampukan (enable). Agar masyarakat mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri. Strategi Promosi Kesehatan a. Advokasi (advocacy) : agar pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan. b. Dukungan sosial (social support) : agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari tokoh masyarakat. c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment) : agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kesehatannya. Sasaran Promosi Kesehatan • a. Sasaran primer : promosi ini bertujuan mencegah penyakit pada orang sehat untuk memperbaiki kualitas kesehatan dan kualitas hidupnya Misal: orangtua siswa, remaja, lansia, keluarga lansia. • b. Sasaran sekunder : promosi ini bertujuan membantu individu yang berisiko mengalami masalah kesehatan untuk mengadaptasikan dirinya dengan perubahan hidup yang dialami dengan mengubah gaya hidup untuk mengurangi risiko penyakit yang ada dalam individu tersebut Misal: tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama. • c. Sasaran tersier : promosi ini bertujuan membantu individu yang mengalami sakit atau secara medis, penyakitnya tidak dapat diobati secara medis untuk mencapai kondisi kesehatan terbaiknya Misal: pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai ke daerah. Konsep Kesehatan Reproduksi • Kesehatan Reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi, serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan. • Setiap orang harus mampu memiliki kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu menurunkan serta memenuhi keinginannya tanpa ada hambatan apa pun, kapan, dan berapa sering untuk memiliki keturunan. • Setiap orang berhak dalam mengatur jumlah keluarganya, termasuk memperoleh penjelasan yang lengkap tentang cara-cara kontrasepsi sehingga dapat memilih cara yang tepat dan disukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan reproduksi lainnya, seperti pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan pelayanan bagi anak dan kesehatan remaja juga perlu dijamin Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan adalah sebagai berikut
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS c. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi d. Kesehatan reproduksi remaja e. Pencegahan dan penanganan infertile f. Kanker pada usia lanjut g. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi genital, fistula, dan lain-lain. Lanjutan • Saat ini, kesehatan reproduksi di Indonesia yang diprioritaskan baru mencakup empat komponen atau program, yaitu: a. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir b. Keluarga Berencana c. Kesehatan Reproduksi Remaja d. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS. Pelayanan yang mencakup 4 komponen atau program tersebut disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE). Jika PKRE ditambah dengan pelayanan Kesehatan Reproduksi untuk Usia Lanjut, maka pelayanan yang diberikan akan mencakup seluruh komponen Kesehatan Reproduksi, yang disebut Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK). Promosi Kesehatan Pada Ibu Klimakterium / Menopause
• Klimakterium merupakan masa sebelum Endokrinologi
(hormone estrogen menurun gonadotropin meningkat) Berlangsung 4-5 tahun sebelum menopause. Rata-rata menopause pada usia 47-53 tahun. Gejala klimakterium yaitu : hot flashes, gangguan emosi, kekeringan vagina, menurunnya keinginan berhubungan seksual . Komponen Usia Lanjut • Masalah prioritas pada kelompok ini antara lain meliputi gangguan pada masa menopause, osteoporisis, kanker prostat, dan penyakit kardiovaskular serta penyakit degeneratif, yang dapat berpengaruh terhadap organ reproduksi. Di samping itu, kekurangan gizi dan gangguan otot serta sendi sering memperburuk keadaan tersebut. Melengkapi siklus kehidupan keluarga, komponen ini akan mempromosikan peningkatan kualitas penduduk usia lanjut pada saat menjelang dan setelah akhir kurun usia reproduksi (menopouse/adropause). Upaya pencegahan dapat dilakukan melalui skrining keganasan organ reproduksi misalnya kanker rahim pada wanita, kanker prostat pada pria serta pencegahan defesiensi hormonal dan akibatnya seperti kerapuhan tulang dan lain-lain Kegiatan Promkes Yang dilakukan Pada Klimakterium / Menopause a) Memberikan informasi tentang perubahan pada masa menopause b) Menganjurkan ibu untuk jangan stress & menjaga kondisi psikologis c) Menjaga nutrisi d) Menganjurkan orang terdekat untuk memberikan perhatian khusus e) Menganjurkan untuk berolahraga f) Menganjurkan untuk mempertahankan aktivitas social g) Menganjurkan ibu aktif dalam posyandu lansia h) Menganjurkan untuk menjaga PHBS i) Menganjurkan Ibu untuk konsumsi kalsium Macam Kegiatan Promosi Kesehatan Pada Perempuan 1. Anjuran Melaksanakan Hidup Sehat a. Tidak merokok atau berhenti merokok b. Mengetahui dan mempertahankan berat badan ideal c. Melakukan kegiatan aktivitas olahraga rutin (berjalan, berlari – lari kecil, menggunakan treatmill, setidak- tidaknya 30 menit perhari, 5 hari dalam seminggu). d. Mengkosumsi makanan sehat dan memperbanyak kosumsi buah dan sayuran perhari. e. Membatasi kosumsi makanan daging berwarna merah atau daging olahan. lanjutan f. Tidak mengkosumsi minuman alkohol g. Melakukan periksa kesehatan secara teratur dan periksa kesehatan secara umum misalnya memeriksa kadar kolesterol, tekanan darah, kadar glukosa. h. Melakukan pemeriksaan gigi dan mata secara teratur, menurut penelitian merekomendasikan untuk orang dewasa pemeriksaan mata dilakukan sebaiknya setiap 2 tahun sekali sampai berusia 60 tahun, sedangkan bagi menggunakan kacamata dianjurkan untuk lebih sering. Selanjutnya untuk pemeriksaan gigi direkomendasikan sebaiknya dilakukan sekurang – kurangnya setiap 1 tahun sekali. Macam Kegiatan Promosi Kesehatan Pada Perempuan 2. Anjuran Praktik Periksa Kesehatan Sendiri Praktik periksa kesehatan sendiri dimulai dengan melakukan pemeriksaan sendiri untuk menemukan setiap perubahan atau adanya kelainan yang terjadi pada tubuh. Selanjutnya perempuan merespons hasil temuannya dan dapat memutuskan untuk menyelesaikan masalah kesehatannya, apakah perlu mencari bantuan kesehatan atau memutuskan melakukan perubahan pola hidup untuk mengurangi atau mencegah resiko penyakit atau kondisi yang memperburuk kesehatannya berdasarkan hasil temuannya tersebut. Macam Kegiatan Promosi Kesehatan Pada Perempuan 3. Skrining dan Pemeriksaan Diagnostik Untuk Perempuan para perempuan memiliki jadwal rutin yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan sendiri pada dirinya, daftar skrining yang perlu dilakukan secara umum dan rutin oleh perempuan antara lain : periksa tekanan darah, periksa gigi dan mulut, periksa payudara, organ panggul, organ genital, periksa kulit, periksa berat badan, kolesterol, periksa urin, periksa kehamilan, biopsi endometrium dan periksa kadar hormon. Beberapa Skrining dan Pemeriksaan Diagnostik Untuk Perempuan 1. Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Periksa payudara sendiri (SADARI) dapat dikatakan perlu dilakukan perempuan setiap buan pasca menstruasi. Tujuan utama dilakukannya SADARI adalah untuk menemukan lebih dini adanya perubahan pada area seputar payudara misalnya ditemukan benjolan yang tidak normal diseputar payudara. Ditemukannya benjolan belum tentu merupakan kanker, namun apabila ditemukan benjolan atau massa yang tidak wajar, maka pasien sebaiknya segera memeriksakan diri. Beberapa Skrining dan Pemeriksaan Diagnostik Untuk Perempuan 2. Periksa Vulva Sendiri (VULSARI) Melakukan periksa vulva sendiri untuk para perempuan dilakukan setiap bulan secara rutin, tujuan pemeriksaan adalah untuk menemukan lebih awal perubahan ada tidaknya abnormalitasnya atau ketidaknormalan pada vulva seperti penampilan fisik pada daerah vulva, adanya massa atau rasa nyeri serta ada tidaknya luka pada daerah tersebut yang dapat dilihat sendiri atau dirasakan sendiri. Beberapa Skrining dan Pemeriksaan Diagnostik Untuk Perempuan 3. Periksa Pap Smear atau IVA Melakukan skrining pada organ reproduksi secara teratur perlu dilakukan perempuan untuk mencegah kanker leher rahim. Kedua pemeriksaan ini bertujuan mendeteksi secara dini ada tidaknya infeksi HPV dan ada tidaknya displasia sel (pertumbuhan sel – sel abnormal pada leher rahim) pada tahap awal. Perubahan sel-sel abnormal pada daerah leher rahim untuk berubah menjadi sel – sel kanker membutuhkan waktu yang panjang (biasanya 7 – 10 tahun) sehingga melakukan skrining secara teratur merupakan cara yang efektif dalam mencegah kanker leher rahim. lanjutan Rekomendasi skrining pap smear dan IVA tergantung pada : usia perempuan, riwayat infeksi atau adanya hasil pap smears yang tidak norml, riwayat mengalami kanker organ reproduks sebelumnya, riwayat histerektomi sebagian atau total karena kanker atau tumor dan riwayat keluarga. Selain itu rekomendasi perempuan untuk mulai melakukan pap smear dan IVA sebagai berikut : 1. Sepanjang periode 3 tahun jika perempuan sudah aktif secara seksual. 2. Setiap 2 atau 3 tahun jika hasil terakhir pap smearnya normal atau tidak ditemukan sel – sel yang abnormal 3. Periksalah lebih sering jika punya riwayat hasil pap smear yang tidak normal atau riwayat mempunyai penyakit menular seksual. 4. Perempuan usia lanjut, berusia 70 tahun atau lebih tidak perlu melakukan pap smear jika memiliki hasil terakhir pap smear normal TERIMA KASIH