Anda di halaman 1dari 13

Analisis Novel Cerita Cinta Enrico

Ditulis Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah bahasa indonesia

Doen Pengampu: Mila. M. Pd

Oleh

Erlin marlina 1701121182

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI PALANGKA RAYA

FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

2017

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fiksi merupakan karya sastra yang bersifat rekaan. Rekaan maksudnya
semua peristiwa yang terjadi di dalamnya bersumber dari imajinasi penulis
berdasarkan pengalaman yang telah didapatkan oleh penulis itu sendiri. salah
satu contoh karya sastra yang fiktif adalah novel. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) novel adalah karangan prosa yang panjang yang
mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang
disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Dalam
makalah ini penulis bermaksud menganalisis sebuah novel karangan Ayu
Utami yang berjudul Cerita Cinta Enrico dengan menggunakan pendekatan
Robert Stanton. Ada beberapa unsur yang dikemukakan oleh Robert Stanton
dalam menganalisis sebuah karya fiksi antara lain tema cerita dan fakta cerita,
fakta cerita meliputi alur, karakter, dan latar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis unsur-unsur novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu
Utami berdasarkan pendekatan Robert Stanton?

C. Tujuan
1. Menganalisis unsur novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami
berdasarkan pendekatan Robert Stanton.
PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur fiksi menurut Robert Stanton


1. Tema
Tema novel yang berjudul cerita cinta enrico karangan ayu utami adalah
tentang kehidupan, yaitu perjalanan enrico mengarungi hidupnya yang penuh
dengan gejolak. Gejolak yang dimaksud adalah ketika enrico masih orok (bayi
merah yang baru dilahirkan) ia telah mengalami hidup menjadi bayi gerilya,
tidak hanya itu, ia pun mengalami kelapara semasa gerilya, air susu ibunya
kering sehingga karena kekurangan asupan makanan enrico memakan puting
susu ibunnya. Pernyataan itu tercantum dalam kutipan novel “cerita kembali
ke belantara sumatra. Ketika aku mulai mengunyah-ngunyah puting ibuku dan
mencoba menelannya”.
Meskipun ketika dewasa ia berada dilingkungan yang baik tapi itu
membuatnya tidak bebas dan ia merasa harus melakukan hal yang
mengantarkannya pada kehidupan yang keras nantinya.
2. Fakta cerita
a. Alur
Alur yang terdapat dalam novel cerita cinta enrico adalah alur maju.
Karena menceritakan suatu yang berurutan berdasarkan kronologi yang
sebenarnya. Hal itu dapat dibuktikan pada isi cerita yang menggambarkan asal
mula kehidupan enrico atau dilahirkannya enrico, masa kanak-kanak, remaja,
dewasa, hingga pada akhirnya enrico menemukan seorang kekasih dan
menikahi kekasihnya itu.
b. Karakter
Dalam novel tersebut terdapat beberapa tokoh, diantaranya enrico (Prasetya
Riska), Muhammad Irsyad, Syrnie Masmirah, Sanda Justina A, dan bibi Rah.
Adapun deskripsi karakter para tokoh akan dipaparkan di bawah ini.
1) Enrico (Prasetya Riska)
Enrico merupakan seseorang yang memiliki pandangan tersendiri
dalam hidupnya, ingin hidup dengan penuh kekebasan dan kesenangan.
2) Muhammad Irsyad
Merupakan seorang letnan yang memiliki betis yang kecil tampak
seperti ceker ayam dan berperawakan kurus. Berkepribadian bijak dan
tidak banyak omong serta menyayangi keluarganya.
3) Syrnie Masmirah
Merupakan seorang wanita yang berpendidikan dimasa itu. Hal itu
terlihat pada kepandaiannya berbahasa inggris dan jerman, bisa
menunggang kuda, bermain polo, tenis, mengetik, mencatat dengan
steno, bermain akordeon, membeca koran dan buku-buku tebal.
Penampilannya pun seperti wanita-wanita eropa dan tampil rapi setia
saat.
4) Justina A
Karakter Justin A dapat dikatakan sejalan dengan Enrico karena
memilih kehidupan yang bebas tanpa diatur oleh siapa pun yang mereka
berdua hanya pada kepercayaan terhadap tuhan, Justin A masih
menganut kepercayaan atau memiliki agama sedangkan Enrico sama
sekali tidak menganut agama apa pun atau dapat dikatakan bahwa Enrico
adalah ateis.
5) Rah
Seorang wanita berambut gimbal panjang, matanya besar dan
beberapa giginya mencuat keluar, tangan dan kakinya kokoh serta
tubuhnya padat. Rah sudah seperti adbi dari keluarga Enrico dimana Rah
lah yang mengurus Enrico ketika menjadi keluarga gerilya.

c. Latar
1) Latar tempat
Latar tempat yang terdapat dalam novel Cerita Cinta Enrico
adalah belantara hutan kampung di pelosok Sumatra Barat, rumah
bersalin, pulau jawa, pulau madura, kampus Enrico, rumah, dan lain-
lain
2) Latar waktu
Latar waktu yang terdapat dalam novel tersebut yaitu terjadi pada
siang hari dan malam hari yang masing-masing keduanya dibagi dalam
urutan cerita yang sama.
3) Latar sosial
Dari novel Cerita Cinta Enrico tampak latar sosial berdasarkan
usia, pekerjaan, kebiasaan hidup masyarakat setempat, dan cara
beribadahnya.

3. Sarana-sarana Sastra
a. Judul
Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami
b. Sudut pandang
Dalam novel tersebut sudut pandang pencerita adalah sudut
pandang orang pertama palaku utama, sebab secara langsung
pengarang terlibat di dalam cerita tersebut. Hal itu dapat dibuktika
pada tokoh yang menceritakan dirinya sendiri dan ditandai dengan
pernyataan “Aku”.
c. Gaya cerita
Dalam novel ini Ayu Utami menyampaikan cerita dengan
lugas, langsung dan vulgar, hal tersebut dilakuakn agar pembaca
mengetahui maksud dari apa yang dibaca. Kebanyaka novel karya
Ayu Utami memang pnggunaan gaya bahasanya vulgar dan ia tak
segan-segan mengungkapkan atau mendeskripsikan tentang hal-hal
yang berkaitan dengan tubuh manusia.
d. Simbolisme
Terdapat beberapa simbol dalam novel cerita cinta enrico yang
ditampilkan secara berulang-ulang salah satu simbolnya ialah puting
susu. Bahwa kersanya menjadi keluarga gerilya, kelaparan, sakit dan
lain sebagainya membuat Enrico memakan puting susu ibunya sendiri.
simbol tersebut memperkuat isi cerita dan meyakinkan pembaca bahwa
begitu sengsaranya menjadi keluarga gerilya.
e. Ironi
Kehidupa Enrico ketika beranjak dewasa yang kontras dari
kehidupa kedua orang tuanya membuat cerita dalam novel tersebut
menjadi sebuah ironi yang menarik bagi pembaca. Jika dilihat dari
didikan orang tuanya waktu kecil, kehidupan enrico akan terarah dan
memiliki tujuan yang nyata, namun pada kenyataan yang sebenarnya
terjadi sebaliknya bahkan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh
kedua orang tuanya.

d. Nilai yang Terkandung dalam novel Cerita Cinta Enrico Karya


Ayu Utami
1. Nilai sosial
Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara handaknya kita harus
taat terhadap aturan-aturan yang diberlakukan oleh pemerintah. Kita
harus saling menghormati antar sesama dan berbuat kebaikan. Dalam
novel cerita cinta enrico tersebut nilai sosial yang dipetik adalah jangan
lah melanggar aturan karena apapun itu untuk kebaikan dan kesejahteraan
hidup berbangsa dan bernegara.
2. Nilai moral
Kita sebagai manusia hendaknya memiliki tujuan hidup yang jelas
agar kelak kita mendapatkan kehidupan yang bahagia. Dalam perilaku
sehari-hari hendaknya kita berbuat baik tidak hanya di lingkungan
sekitar melainkan berbuat baik pada diri sendiri. berkaitan dengan novel
tersebut sosok Enriko merupakan sosok yang kurang baik jika di jadikan
contoh, karena tidak memiliki tujuan hidup, ateis, dan hidup dengan
penuh kebebasan.
3. Nilai agama
Sebagai uman atau manusia yang diciptakan oleh tuhan hendaknya
kita menganut atau mempercayai kekuasaan tuhan karena telah
menciptakan manusia dan seisinya di bumi ini. Meskipun di Indonesia
memiliki kultur, kebiasaan dan agama yang berbeda-beda namun paling
tidak kita menganut salah satu dari banyak hal tersebut agar hidup kita
lebih terarah dan memiliki tujuan. Dalam novel tersebut kaitanya dengan
agama memang tidak terlalu dipermasalahkan, hal itu dibuktikan pada
agama dari kedua oeng tua Entico yang satunya beragama muslim dan
yang lainnya beragama nasrani kemudian Enriconya sendiri memlilih
untuk tidak menganut agama apapun alias ateis.
4. Nilai pendidikan
Ketika Enrico melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan
terpisah dari kedua orang tuanya serta lingkungan dimana dia
dibesarkan, kehidupanya sedikit demi sedikit berubah dan yang pasti
perubahan itu yang nantinya membuat Enrico tidak memiliki tujuan dan
pandangan hidup. Ketika di Bandung Enrico sempat mengikuti aksi-aksi
mahasiswa yang menyuarakan pergeseran Presiden Soeharto dari
jabatanya dan kejadia pada masa itulah yang sampai sekarang masih
dikenang karena memakan banyak korban dan korban tersebut dari
kalangan mahasiswa. Hendaknya sebagai mahasiswa yang mengemban
predikat sebagai penerus bangsa kita tidak harus menyuarakan pendapat
dengan kekerasa yang nantinya menjadi contoh tidak baik digenerasi
mendatang.

5. Nilai adat
Kebiasaan masyarakat di lingkungan Enrico pada masa itu tak terlepas
dari pengaruh orde baru dimana seperti yang kita ketahui ketika Presiden
Soeharto memimpin Indonesia. Rakyat tunduk dan melakukan aktivitas-
aktivitas yang tidak melanggaru hukum. Namun, ketika pemberontakan
menuju reformasi kabiasaan masyarakat indonesia pun berubah mengikuti
perkembangan masa tersebut.
PENUTUP

A. Simpulan
Dari analisis novel dibagian pembahasa maka dapat penulis
simpulkan bahwa terdapat beberapa unsur yang digunakan agar
menghasilkan analisis yang novel baik. Berkat unsur-unsur yang
dikemukakan oleh Robert Stanton tersebut penulis dapat menganalisis hal-
hal yang terkandung dalam novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami yang
pada intinya novel tersebut memiliki kekuatan sastra yang sangat tinggi
dengan tema kehidupan yang menceritakan kisah cinta dalam bentangan
sejarah Indonesia sejak era pemberontakan hingga reformasi dan pada
akhirnya ia melihat peristiwa itu bersamaan dengan ia melihat perempuan
yang menghadirkan kembali sosok yang ia cintai sekaligus ia hindari yaitu
ibunya.
B. Saran
Semoga dalam analisis novel cerita cinta enrico karya ayu utami
tersebut akan menambah pengetahuan kita terhadap dunia pendidikan,
lingkungan, moral, adat istiadat dan akan membuka wawasan kita bahwa
begitu kayannya dunia sastra. Kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan tugas yang dibuat ini.
Daftar Pustaka

Depertemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:


PT. Gramedia.

Stanton, Robert. 2007. Teori Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Ringkasan
Cerita Cinta Enrico
Karya Ayu Utami
Enriko merupakan seorang anak yang lahir bertepat pada hari revormasi
dimana pemberontakan militer pecah. Ketika itu dia baru orok merah berumur
sehari dan harus dibawa mengungsi dan masuk hutan untuk bergelirya. Ayahnya
bernama Letda Muhamad Irsad seorang Letnan Angkatan Darat yang lahir di
Pulau Madura beragama muslim dan ibunya yang bernama Syrnie Masmirah yang
lahir di Pulau Jawa tepatnya di kudus beragama non muslim (kristen katolik).
Enrico memiliki kakak perempuan yang bernama Sanda. Sanda meningal ketika
berumur masih sangat muda karena penyakit asma.
ibu Enrico merupakan seorang peternak ayam petelur yang ulung. Telur-
telur ayam tersebut akan dijualnya ke kota provinsi yang jaraknya setengah hari
perjalanan. ketika Enriko dan kakak perempuannya di rumah dan tidak ada
siapapun selain mereka berdua tiba-tiba seekor ayam hitam menerjang dan
mendarat dihadapan Enriko dan Sanda. Kakak Enriko berusaha mengusir ayam
tersebut dan usaha kakanya pun berhasil. Setelah kejadia itu ayah Enriko
melarang istrinya untuk berjualan telur ke kota provinsi lagi.
Enriko lahir di Padang, 15 Februari 1958 yang bertepatan pula pada hari
yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia yaitu Pengumuman Deklarasi
Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia yang kelak dikenal sebagai hari
pemberontakan. Nama Enrico diambil dari penyanyi idaman ibunya yaitu Enrico
Caruso seorang penyanyi tenor Italia. Namun ayahnya Irsad menolak nama itu
kemudan diganti dengan Prasetya Riska yang sesuai dengan lingkungan
militernya dengan panggilan sayang Rico. Enrico
Revolusi yang diumumka di padang tidak dianggap sebagai tuntutan
otonomi daerah yang tulus oleh presiden Soekarno. Soekarno memusuhi blok
Barat dan lebih memberi keleluasaan kepada blog Komunis dalam permulaan
perang dingin itu. Jawa akan menumpas pemberontakan sebagai bagian dari
perang melawan campur tangan Amerika Serikat terhadap kemandirian Indonesia.
Sumatra menyebut revolusi. Jawa menyebut pemberontakan. Tapi dalam pasukan
pemberontakan itu terdapat banyak keluarga prajurit Jawa serta Madura termasuk
kedua orang tua Enrico.
Enrico beranjak dewasa dan ketika itu Enrico masuk ke sekolah dasar
(SD) Andreas yang dilaksanakan pada sore hari. Seiring dengan kedewasaannya
Enrico yang awalnya anak penurut dengan kedua orang tuannya kini berubah
menjadi anak yang nakal. Kenakalan itu berawal dari pengaruh teman-temannya
dan ia mulai mencoba hal-hal baru yang menuruntnya begitulah seorang lelaki
yang jantan. Tahun 1975 yang pada saat itu Enrico menginjak umur 17 tahun,
pada saat itu hanya satu permintaanya kepada ayahnya yaitu setelah lulus dari
SMAN-1 ia akan melanjutkan pendidikan ke ITB. Tujuan enrico hanya satu yaitu
kebebasan. Tahun 1977 enrico telah resmi menjadi mahasiswa salah satu
Universitas di Bandung yaitu ITB dengan Jurusan Pertambangan. Pada saat itu
gejolak terjadi dimana-mana dan mahasiswa memiliki kebebasan besuara untuk
menggagalkan terpilihnya kembali presiden Soeharto menjadi presiden Republik
Indonesia. Enriko pun ikut dalam gerakan-gerakan mahasiswa yang anti terhadap
terpilihnya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
Selama di Bandung Enrico telah merasakan hawa kebebasan yang ia idam-
idamkan semanjak di Sumatra. Ia mengenal berbagai macam perjudian,
mengkonsumsi minuman keras dan bermain wanita, dan kini itulah jalan yang ia
pilih sampai akhir hayatnya. Enrico tidak mengenal agama dan bisa di sebut
Enrico ateis yang tidak mengenal satu agamapun. Setelah sepuluh tahun kepergian
Enrico ke Jawa Ibunya meningal karena hepatitis, kemudian beberapa tahun
setelah itu yaitu bertepat pada tanggal 17 agustus tahun 2000 ayahnya pun
meninggal dan ia hidup sebatang kara.
Karena sejak awal tujuannya hanya satu yaitu menginginkan kebebasan
maka itulah yang ia dapatkan sekarang, tanpa rasa cinta, cita-cita, agama dan
tujuan hidup, dan segala kebebasan lainnya. Enriko hidup sebatang kara, hidup
dengan penuh kebebasan, bergontak-ganti pasangan tidur dan sebagainnya.
Namun, suatu ketika dia menemukan perempuan yang menurutnya berbeda dari
perempuan lain, sebut saja perempuan itu bernama A. A merupakan perempuan
yang tak ingin menikah dan tak ingin memiliki anak karena menurutnya
perempuan terlalu ditekankan oleh nilai, keluarga, dan masyarakat.
Tahun 2008 Enriko menginjak umur 50 tahun dan belum juga menikah
meskipun Enriko dan A tinggal satu atap dan satu kamar. Namun, pada tahun 17
agustus 2011, Prasetya Riska (Enrico) dan Justina A pun menikah setelah mereka
menyadari bahwa pernikahan itu penting dan harus. Ya, begitulah kehidupan yang
mereka jalani selama ini.

Anda mungkin juga menyukai