OLEH :
19043010103
Kelas C
A. Elemen-Elemen Jurnalistik
Terdapat 10 (sepuluh) elemen yang perlu dijadikan pedoman oleh seorang Jurnalis
dalam menjalankan tugasnya berdasarkan buku yang dibuat oleh Bill Kovach dan
Tom Rosenstiel (2001):
1. Menyampaikan Fakta
Kebenaran adalah poin terpenting. Seorang jurnalis wajib menyampaikan
informasi sesuai kenyataan dan tidak menyimpang. Jika seorang jurnalis tidak
menyampaikan kebenaran/hanya mengada-ngada atau menyebar informasi hoax,
maka kredibilitas seorang jurnalis dan media akan hilang. Publik tidak akan lagi
mempercayai suatu media yang telah menyampaikan sebuah informasi yang tidak
sesuai fakta.
2. Memegang Kepercayaan Publik
Seorang Jurnalis harus memegang kepercayaan dari 3 (tiga) pihak, diantaranya
adalah pemegang saham/stockholder, pengiklan, dan masyarakat. Kesetiaan atau
loyalitas kepada pihak tersebut dapat didasari atas kemampuan bersikap
independen dalam melaksanakan kebijakan editorial peliputan. Kepercayaan
publik terhadap suatu media sangat penting, sebab dengan memegang
kepercayaan tersebut akan membantu jurnalis dalam menyebarkan informasi yang
memenuhi kepentingan banyak orang. Jika seseorang sudah loyal dengan suatu
media, maka orang tersebut akan meng-influence orang disekitarnya dan
menyarankan suatu media yang memiliki kredibilitas tinggi.
3. Disiplin Verifikasi
Verifikasi atau konfirmasi mengenai suatu informasi perlu dilakukan sebelum
nantinya disebarkan baik melalui media cetak, media elektronik, maupun media
online yang nantinya menjadi konsumsi publik. Seorang jurnalis wajib disiplin
verifikasi sehingga dapat membedakan informasi faktual dengan gosip/desas-
desus, kabar burung, atau mitos. Verifikasi dilakukan terhadap sumber yang
dimintai informasi (narasumber), observasi langsung, dan menentukan sumber
informasi tidak hanya dari satu orang contohnya verifikasi tidak hanya kepada
kepolisian yang menyelidiki dan memegang sebuah kasus, namun verifikasi juga
dilakukan kepada saksi mata di lokasi kejadian. Seorang jurnalis tidak
menambahkan informasi-informasi lain yang tidak sesuai fakta. Informasi
disajikan apa adanya tanpa ada tambahan maupun pengurangan.
4. Independen
Tuntutan untuk bersifat objektif sering kali membuat wartawan pemula
bingung. Tetapi menjadi netral bukanlah prinsip dasar jurnalisme. Prinsipnya,
wartawan haruslah bersikap independen dari hal-hal yang mereka liput. Jurnalis
tetap memilah berita mana yang sekiranya akan disebarluaskan melalui
transparasi, akurasi, dan verifikasi. Intinya, dengan bersifat independen, semua
berita mendapat perlakuan yang sama oleh jurnalis.
5. Memantau Kekuasaan & Menyambung Lidah Rakyat
Jurnalis harus bertindak sebagai pemantau independen terhadap kekuasaan.
Wartawan tak sekedar memantau pemerintahan, tetapi semua lembaga kuat di
masyarakat. Lembaga-lembaga yang menamakan dirinyas sebagai lembaga publik
atau bekerja untuk kepentingan publik.
6. Penyedia Forum Kritik bagi Publik
Sebuah media harus menjadi ajang saling kritik dan menemukan kompromi.
Forum yang disediakan harus untuk komunitas seutuhnya, bukan hanya untuk
kelompok yang berpengaruh atau yang secara demografi menarik.
7. Memikat dan Relevan
Tugas seorang jurnalis adalah menemukan informasi yang menjadi kebutuhan
publik untuk menjalani hidup mereka. Namun tidak hanya itu, seorang jurnalis
juga perlu membuat informasi tersebut menjadi bermakna, relevan, memikat, dan
enak disimak.
8. Proporsional dan Komprehensif
Seorang jurnalis harus menjadikan berita yang dibuatnya proporsional dan
komprehensif. Tidak ada cara lain untuk menyajikan berita yang proporsional dan
komperehensif sesuai esensi jurnalisme, selain memenuhi semua kaidah dalam
etika jurnalistik.
9. Berhati Nurani
Jurnalis adalah manusia. Setiap manusia tentunya memiliki hati nurani. Dalam
mencari hingga menyunting berita, perlu diimbangi dengan visi dan nurani. Setiap
wartawan dari redaksi hingga dewan direksi harus punya etika dan tanggungjawab
personal.
Berita feature merupakan berita soft news yang dibuat oleh seorang jurnalis
dengan struktur piramida, yaitu dari yang kurang penting sampai yang bagian terakhir
adalah bagian yang paling banyak mengandung point penting. Biasanya berita feature
banyak mengulas seperti berita kuliner, liputan suatu komunitas, atau merupakan
pengalaman unik seseorang terhadap sesuatu. Berita feature memiliki ciri yaitu
faktual, bersifat timeless, bahasanya seperti cerpen/mengandung unsur sastra, dan
mengandung human interest alias menarik dimata publik.
Menurut Masmiar Mangiang (2004), berita feature memiliki sifat sebagai berikut:
1. Faktual
2. Menerangkan masalah, bukan melaporkan dengan segera
3. Tidak memaksakan opini
4. Ngunan feature tidak terikat piramida terbalik
5. Tidak harus sealu menjawab unsur 5w+1h
6. Bersifat timeless
7. Lead feature atraktif
8. Bahasa feature seperti bahasa cerpen
9. Angle feature tunggal
10. Ruang persoalannya sempit
3. Mampu Observasi
Hal ini juga wajib dilakukan oleh seorang jurnalis, yaitu melakukan
observasi atau pengamatan langsung ke lokasi kejadian. Seorang citizen
jurnalis tentunya tidak hanya berdiam diri dirumah. Jika hanya diam, maka
ia tidak akan mendapat satupun informasi. Sehingga seorang citizen
jurnalis perlu terjun ke lapangan untuk mendapat informasi sebanyak-
banyak dari sumber berita dan memotret keadaan yang sebenarnya di
lokasi.
Dalam artikel Review Jurnalisme Online, J. D. Lasica (2003)
mengklarifikasikan media jurnalisme warga ke dalam beberapa tipe, yaitu:
1. Partisipasi pemirsa, seperti komentar dalam berita online, blog pribadi,
foto atau video
2. Berita dan informasi situs-situs independen
3. Situs berita dengan partisipasi penuh atau murni
4. Kolaborasi situs-situs media
5. Thin Media, seperti newsletter e-mail
6. Situs penyiaran pribadi
Tentunya terdapat dampak atau konsekuensi dari citizen jurnalisme itu sendiri.
kemunculannya dapat menjadi ancaman serius bagi jurnalis professional, karena
setiap orang dianggap mampu dan bisa menyampaikan informasi sejajar dengan
jurnalis. Hal tersebut juga mendorong munculnya sikap skeptis terhadap keberadaan
media baru dan profesinalisme warga dalam menyampaikan berita.
Terdapat pula konsekuensi lain yang perlu diperhatikan ketika seorang warga
memutuskan untuk terjun ke dunia citizen journalism. Selain bertugas untuk
mengumpulkan informasi, penyuntingan berita, dan penyebarannya, seorang jurnalis
perlu memerhatikan kembali hal-hal yang mungkin terjadi setelah penyebaran berita
yang diproduksi tersebut. Bisa saja salah satu dari publik merasa tersindir terkait
informasi yang disajikan, kurang baiknya penataan bahasa dan penyampaian
informasi kepada publik, atau kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa saja terjadi
seperti duplikasi informasi, kurangnya kepercayaan publik terhadap citizen journalism
dan mereka lebih memilih untuk membaca atau menerima informasi dari media yang
lebih terpercaya. Tentunya hal tersebut perlu dipertimbangkan secara matang.
Daftar Pustaka
Jurnal Komunikasi oleh Rizki Tania1, Dian Alfiah2, Lia Septiarini3, Irwansyah4, Program
Studi Komunikasi Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta
https://media.neliti.com/media/publications/238234-menggagas-jurnalisme-optimis-dalam-
pembe-2b306d34.pdf
https://www.gurupendidikan.co.id/feature/
https://www.kompasiana.com/santhabriancha/58ca972e729373722f0e2a8c/mengenal-citizen-
journalism-jurnalisme-warga
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/jurnalisa/article/download/6895/5575
https://binus.ac.id/malang/2017/09/tantangan-jurnalis-di-era-citizen-journalism/