Anda di halaman 1dari 10

TUGAS FEATURE

“Pengertian Feature”

Nama: Medi Saputra

NPM: 1516031085

Jurusan: Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

Tahun Ajaran 2017/2018


A. Pengertian Feature
Feature dalam arti luas merupakan tulisan-tulisan di luar berita, dapat berupa tulisan
ringan, berat, tajuk rencana, opini, sketsa, laporan pandangan mata dan sebagainya.
Sedangkan dalam arti sempit, feature adalah tulisan yang sifatnya dapat menghibur,
mendidik, memberi informasi, dan lain sebagainya mengenai aspek kehidupan dengan gaya
yang bervariasi (Zain, 1993). Lebih jauh Zain menjelaskan, beda feature dengan tajuk
rencana, feature mengemukakan opininya tidak kentara, menggunakan contoh-contoh,
pelukisan suasana, meminjam pernyataan-pernyataan pihak yang bertanggung jawab dan
lebih panjang, sedangkan tajuk rencana lebih rasional dan sangat pendek.
Beda feature dengan cerpen dari sisi isinya, feature berdasarkan fakta sebagian nilai
jurnalistik, sedangkan cerita pendek lebih condong ke fiksi.
Santana (2005) mengemukakan, feature itu merupakan suatu informasi yang human
interest , terkait dengan ketertarikan dan minat ornag tentang people (orang)
danthings (pikiran orang itu) , yang mungkin unusual (tidak lazim) dan ketidakbiasaan itu
yang membuat informasi tersebut menjadi menarik. Kisah human interest feature,menurut
Santana (2005) menjadi “hidup”, berwarna, ketika khalayak diajak membayangkan rincian
atau detail, latarbelakang peristiwa, dan tindakan-tindakan terentu. Cara demikian seakan-
akan membawa pembaca media cetak, pendengar radio atau pemirsa televisi ketempat
kejadian. Mengikuti apa yang diketahui dan dirasakan penulis, seperti sedih atau gembira.
Menurut Alexis McKinney, “Feature menemukan dampaknya di luar bidang dasar-dasar
penulisan berita straight news dan di luar who-what-where-why and how yang tanpa
polesan. Keabsahan, kekuatan, dan ciri pengenal feature terletak pada penetrasi
imaginasinya bukan pada pemisahannya dari kebenaran dan pada pelonggaran
kebenarannya, tetapi pada penembusannya ke dalam kebenaran yang khas dan khusus yang
menggugah perasaan ingin tahu, perasaan simpati, perasaan skeptic, perasaan humor,
perasaan cemas, atau perasaan takjub orang. Menulis sebuah feature dapat disebut sebagai
presentasi cerdas tentang fakta-fakta dan gagasan-gagasan sehingga fakta-fakta dan gagasan-
gagasan yang tidak kentara bisa menjadi pusat perhatian pengamat yang sambil lalu.”
Sedangkan menurut Charnley, istilah feature sebenarnya mencakup juga beragam berita
yang mengandung isi yang nonimaginatif maupun yang nonemotif. Dalam arti yang luas,
katanya, akan amanlah jika dikatakan bahwa feature adalah berita yang bahannya dipilih
untuk disajikan terutama karena unsur beritanya bukan ditekankan pada aktualitas.
Menurut Wiliamson, “Feature adalah tulisan kreatif yang terutama dirancang untuk
memberi informasi sambil menghibur tentang suatu kejadian situasi atau aspek kehidupan
seseorang”. Wiliamson menekankan pengertian feature pada unsur kreativitas (dalam
penciptaan), informatif (isinya) dan menghibur (gaya penulisannya) dan boleh subyektif
(penuturannya). Ketiga syarat utama ini mutlak ada dalam feature, sedangkan unsur
subyektifitas tidak mutlak.
Feature merupakan tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa
yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah
simpati atau empati pembaca. (LeSPI, 1999-2000). Sisi-sisi kemanusiaan atau human
interest merupakan aspek yang paling dominan dalam sebuah penulisan feature. Dalam
penulisan feature, penulis sering memasukkan unsur kehendak, opini atau subyektifitas
pandangan dari penulis itu sendiri. Opini itu tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan
contoh-contoh, serta penyertaan nara sumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan
kredibilitasnya.
Feature dapat dikatakan juga sebagai artikel yang kreatif, terkadang subyektif, yang
dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu
kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Feature memungkinkan reporter ‘’menciptakan’’
sebuah cerita. Meskipun masih diikat etika bahwa tulisan harus akurat karangan fiktif dan
khayalan tidak boleh, reporter bisa mencari feature dalam pikirannya, setelah mengadakan
penelitian terhadap gagasannya itu. Secara kasar karya jurnalistik bisa dibagi menjadi tiga,
pertama straight/spot News berisi materi penting yang harus segera dilaporkan kepada
publik (sering pula disebut breaking news) Kedua, news feature, memanfaatkan materi
penting pada spot news, umumnya dengan memberikan unsur human/manusiawi di balik
peristiwa yang hangat terjadi atau dengan memberikan latarbelakang (konteks dan
perspektif) melalui interpretasi. Dan ketiga, feature bertujuan untuk menghibur melalui
penggunaan materi yang menarik tapi tidak selalu penting.
B. Ciri-Ciri Feature
 Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah is harus mengandung unsur sastra. Feature
ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan
sebuah cerpen (cerita pendek) atau novel –bacaan ringan dan menyenangkan – namun
tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada dasarnya atau
pada prinsipnya adalah seorang yang bercerita.
 Lengkap
Sebuah feature disebut lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu
peristiwa, dan memadukan jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian
atau uraian , dan kesimpulan atau penutup (punch).
 Melawan Kebasian
Feature dapat menjadi alat ampuh melawan kebiasaan berita. berita hanya berumur 24
jam. Dengan feature, sebuah berita dapat dipoles menjadi menarik kembali dan tetap
aktual.
 Non Fiksi
Feature merupakan pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan
memebrikan gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa
atau suatu objek.
 Bagian Dari Media Massa
Sebuah feature harus disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan
buletin) maupun elektronik (televisi, radio, web dan blog)
 Panjang tak Tentu
Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah feature, sehingga
tulisanfeature sangat bervariasi tergantung penulisnya. Panjang pendeknya
sebuah feature tergantung pada penting-tidaknya peristiwa, menariknya aspek yang
diungkap, dan bagaimana penulis berusaha mewarnai feature sehingga memikat dari
awal sampai akhir.
C. Jenis-Jenis Feature
 Feature Berita : tulisan feature yang lebih banyak mengandung unsur berita,
berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak.
 Feature Artikel : tulisan feature yang lebih cenderung ke dalam sastra. Biasanya
dikembangkan dari sebuah berita yang tidak actual lagi atau berkurang aktualitasnya.
Misalnya, tulisan mengenai keadaan atau suatu kejadian, seseorang, suatu hal, suatu
pemikiran, tentang ilmu pengetahuan.dan lain-lain yang dikemukakan sebagai laporan
(informasi) yang dikemas secara ringan dan menghibur.
 Berdasarkan tipenya, maka feature dapat dibedakan menjadi:
1. Feature Human Interest
Langsung menyentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan, simpati). Misalnya,
cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, lika-liku kehidupan seorang guru atau
dokter di daerah terpencil, atau kisah seorang menimbulkan kejengkelan (Contoh
tayangannya : Program kejamnya Dunia, Investigasi, Jendela, Delik, derap Hukum,
dll).
2. Feature Pribadi-Pribadi Menarik Atau Feature Biografi
Misalnya riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang
berprestasi atau seorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi
(Contoh tayangannya : Program Silet, dll).
3. Feature Perjalanan
Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah di dalam ataupun di luar negri, atau ke
tempat yang jarang dikunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsur
subjektifitas menonjol, karena biasanya penulisannya yang terlibat langsung dalam
peristiwa/perjalanan itu mempergunakan “Aku”, “Saya”, atau “Kami” (sudut
pandang ‘Point Of View’ orang pertama) (Contoh tayangannya : Program
Menantang batas, Koper & Ransel, dll).
4. Feature Sejarah
Yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa proklamasi
kemerdekaan, atau peristiwa keagamaan, dengan memunculkan “tafsir baru”
sehingga tetap terasa aktual untuk masa kini. (Contoh tayangannya : Program Silet,
Program Khusus, dll).
5. Feature Petunjuk Praktis (TIPS)
Yaitu mengajar keahlian, how to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai
bunga, membangun rumah, dan sebagainya (contoh tayangan : Program Sisi Lain,
Good Morning, dll).

D. Sifat-Sifat Feature
Feature merupakan berita yang berfungsi sama dengan berita umumnya, tetapi dengan gaya
bahasanya yang terkesan seperti seni itu adalah ciri khas dari feature. Target yang ingin
dicapainya adalah perasaan pembaca bukan rasio, seperti sasaran berita umumnya.
Ada beberapa sifat feature menurut Tempo (1979:6-8) yaitu:
 Kreatif (adanya unsur kreativitas); Feature membutuhkan kreativitas penulisnya, dalam
mencari objek tulisan yang khas, yang kadang-kadang merupakan peristiwa biasa, namun
belum pernah atau jarang terungkap. Dalam penyusunan feature, penulis tidak terlalu
terikat pada tekhnik penyajian tertentu. Penyajian feature dapat berbeda-beda tergantung
pada kekhasan penulisnya. Kreativitas penulis sangat dituntut untuk menuturkan
informasi yang diperolehnya. Penyajian permasalahan dikembangkan dengan kreativitas
penulisnya. Kadang ada pakar yang menyebut feature lebih mendekati sastra. Persamaan
ini dilihat dari sudut pandang tekhnik penyajiannya yang membolehkan pemanfaatan
kreativitas. Kesamaan feature dengan sastra bukanlah dari sudut data dan fakta.
Dalam feature tetap dimuat data dan fakta yang benar dan akurat.
 Variatif (adanya unsur menghibur); Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang
variatif dengan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata,
komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari fakta-fakta yang
diperoleh ditulis tidak monoton, hidup dan variatif. Feature disusun dengan penyajian
yang bisa membuat pembaca mengendorkan syaraf-syaraf yang tegang karena terlalu
sibuk bekerja. Karena disajikan dengan gaya santai, feature diharapkan dapat menghibur
pembaca. Feature adalah bentuk komunikasi yang santai. Feature banyak ditemukan
dalam surat kabar mingguan. Sajiannya yang menghibur dapat membantu pembaca untuk
menyegaran kembali pemikirannya. Surat kabar mingguan tidak tepat kalau isinya
banyak berbentul berita langsung
 Subyektif (adanya unsur subjektivitas) ; Feature bersifat subyektif. Yakni sangat
tergantung sudut pandang, wawasan, intelektual, ketrampilan, dan karakter penulisnya.
Dalam menyusun feature, penulis dibolehkan memasukkan unsur subjektivitas. Ini
dimaksudkan agar feature bisa lebih menarik dan tersaji dengan lancar. Wartawan boleh
memasukkan perasaan atau emosional sebatas untuk memudahkan penyajian, pikiran, dan
oemahaman terhadap permasalahan dalam feature. Subjektivitas pada feature hanya
sebatas untuk memudahkan penyajian, tidak untuk pengolahan data-data. Data-data yang
subjektif hanya terdapat dalam sastra. Inilah yang membedakan feature dengan sastra.
 Informatif; Feature membantu pembaca dengan memperjelas suatu keadaan untuk
merasakan gambaran dari suaru kejadian, atau mempengaruhinya bertindak atau percaya.
Nilai informatif feature berbeda dengan berita langsung yang benar-benar menyajikan
informasi. Informasi dalam feature lebih mendalam dan lengkap.

E. Struktur Feature
Struktur tulisan feature umumnya disusun seperti kerucut terbalik, yang terdiri dari:
 Judul (head)
 Teras (Lead). Lead, intro atau teras feature, berisi hal terpenting untuk menarikl
perhatian pembaca pada suatu hal yang akan dijadikan sudut pandang dimualinya
penulisan
 Bridge atau jembatan antara lead dan body
 Tubuh tulisan (Body)
 Penutup (ending) yang biasanya mengacu kepada lead, menimbulkan kenangan atau
kengerian, menyimpulkan yang telah diceritaakan atau mengajukan pertanyaan
tanpa

F. Unsur-Unsur yang Terdapat Dalam Tulisan Features


Sebagai sebuah cerita, feature dibangun dengan berpijak pada beberapa unsure pokok.
Dalam cerita pendek, unsure-unsur pokok itu meliputi: karakter, mood atau suasana, tema,
gaya, sudut pandang (point of view), dan setting. Menurut kritikus sastra Jakob Sumardjo,
seorang pengarang terikat pada unsure-unsur itu meskipun ia bisa mencari variasi tersendiri.
Seorang penulis bisa menekankan pada karakter atau tema, tapi tetap ia tidak bisa
melepaskan diri dari unsur-unsur yang lain. Berikut penjelasan unsur feature yang diadaptasi
dari cerpen menurut Haris Sumadiria dalam bukunya Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita
dan Feature (2014:183-189).
1. Tema
Tema adalah ide sebuah cerita. Dalam feature, ide sering muncul dari berbagai peristiwa
berita yang sifatnya aktual dan faktual. Ide tidak diperoleh lewat imajinasi, tetapi dipetik
dari informasi, hasil penelusuran referensi, kerja observasi, pilihan visitasi, dan proses
konfirmasi ke suatu atau berbagai pihak yang terkait.
2. Sudut Pandang
Sudut pandang (point of view) pada dasarnya adalah visi pengarang, artinya sudut
pandang yang diambil pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Cerita feature,
dengan merujuk pada sudut pandang, umunya lebih menyukai sudut pandang orang
ketiga. Dengan sudut pandang orang ketiga, wartawan sebagai penulis feature, tahu
tantang segalanya. Ia bisa menceritakan apa saja yang ia perlukan untuk melengkapi
ceritanya sehingga mencapai efek yang diinginkan.
3. Plot
Plot bukan jalan cerita. Dengan mengikuti jalan cerita kita dapat menemukan plotnya.
Sesuatu yang menggerakan cerita adalah plot, yaitu segi rohaniah dari kejadian. Plot
sering dikupas menjadi lima elemen: pengenalan, timbulnya konflik, konflik memuncak,
klimaks, dan pemecahan soal (Sumardjo, 2004:15-16). Feature yang baik harus memiliki
plot. Feature tidak mewajibkan pemunculan dan penajaman konflik dalam rangkaian
adegan cerita. Feature mengangkat suatu situasi, keadaan, atau aspek kehidupan yang
sifatnya faktual objektif. Tidak semua aspek kehidupan yang diangkat dalam cerita
feature mangandung unsur konflik. Jadi, hanya pada peristiwa tertentu saja unsur konflik
dan klimaks itu diperlukan atau dihadirkan.
4. Karakter
Suatu cerita feature disebut baik, apabila karakter tokohnya dilukiskan dengan jelas,
tegas, ringkas, dan spesifik. Setiap punya karakter atau kepribadian masing-masing, yang
sekaligus membedakan dirinya dengan orang lain. Tokohlah yang menentukan segala-
galanya dalam cerita. Pengarang tidak perlu pegang kemudi. Ia hanya membiarkan saja
tokoh-tokoh cerita yang dipilihnya itu hidup dan bergerak sendiri menurut wataknya
masing-masing, dan menciptakan situasi, membuat masalah, menimbulkan ketegangan,
mencetuskan klimaks, dan akhirnya menutup cerita (Lajos Egri dalam Dipenogoro,
2003:51).
5. Gaya
Gaya adalah cara khas pengungkapan seseorang. Cara bagaimana seorang pengarang
memilih tema, persoalan, meninjau persoalan dan menceritakannya sebagai sebuah
cerpen. Sebagai cerita, feature ditulis oleh wartawan atau reporter dengan gaya masing-
masing. Ada wartawan yang sangat mengagumi gaya Putu Wijaya, ada yang sangat
menyukai gaya Ahmad Tohari, dll. Berbeda dengan berita yang gaya penulisannya sama
karena mengacu pada teknik melaporkan, pola piramida terbalik, dan rumus 5W1H.
6. Suasana
Suasana dalam cerita pendek membantu menegaskan maksud. Di samping itu suasana
juga merupakan daya pesona sebuah cerita. Sama halnya dengan feature, tidak ada cerita
feature tanpa suasana. Karena suasana itulah yang bisa menghidupkan cerita feature
sehingga memikat pembaca, enak dibaca, berjiwa, dan sanggup melantunkan pesan-
pesan moral tertentu yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Menulis feature adalah
melukis suasana peristiwa. Dari suasan itulah kemudian timbul imajinasi dan fantasi
pembaca, pendengar atau pemirsa.
7. Lokasi Peristiwa
Setting tidak hanya menunjukkan tempat kejadian dan kapan terjadinya, tetapi berkaitan
juga dengan karakter, tema, suasana cerita. Feature juga harus mengandung unsur ini.
Dalam feature, unsur tempat/setting, tidak sekadar sebagai keterangan pelengkap
sebagaimana dijumpai pada berita langsung. Dalam feature, setting justru memainkan
peran yang amat menetukan jalannya cerita. Setting bencana alam seperti gempa dan
gelombang tsunami di Aceh dan Sumut pada 26 Desember 2004, dengan korban tewas
lebih dari 100 ribu jiwa, misalnya, memunculkan aroma tragedy kemanusiaan yang luar
biasa.
Daftar Pustaka:

1. http://tinatinott.blogspot.co.id/2015/12/makalah-feature.html
2. http://maliwafa.blogspot.co.id/2009/06/menulis-feature.html
3. http://ridwannullohmedia.blogspot.co.id/2015/11/makalah-feature_25.html
4. http:// pojokspy.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai