Anda di halaman 1dari 13

1.

PENGERTIAN FEATURE
Cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan (Wicaksono, 2007). Menurut Santana K. (2005: 11) kisah feature memang orisinal dan bersifat deskriptif. Bisa saja dalam sebuah feature dipenuhi dengan orisinalitas dan deskripsi penulis yang menghibur, dan sedikit informasi. Atau, penulisnya lebih banyak menginformasikan amatanya dengan sedikit menghibur. Tulisan feature yang bagus mengkombinasikan segala aspeknya dengan baik dan proporsional. feature adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca. (LeSPI, 1999-2000). Sisi-sisi kemanusiaan atauhuman interestmerupakan aspek yang paling dominan dalam sebuah produk tulisanfeature. Pengertian feature yang demikian sebetulnya tidaklah begitu saklek karena masing-masing penulis memiliki arti tersendiri. Dalam penulisan feature, kehendak, opini atau subyektifitas pandangan penulis sangat mungkin untuk dimasukan, meskipun tidak secara mencolok. Opini itu tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan contoh-contoh, serta penyertaan narasumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.

Ciri-ciri feature 1. Lengkap Sebuah feature disebut lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu peristiwa, dan memadukan jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian , dan kesimpulan atau penutup (punch). 2. Melawan Kebasian Feature dapat menjadi alat ampuh melawan kebiasaan berita. berita hanya berumur 24 jam. Dengan feature, sebuah berita dapat dipoles menjadi menarik kembali dan tetap aktual. 3. Non Fiksi Feature merupakan pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan memebrikan gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa atau suatu objek.

4. Bagian Dari Media Massa Sebuah feature harus disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan buletin) maupun elektronik (televisi dan radio, kalau sekarang web dan blog termasuk juga khan?) 5. Panjang tak Tentu Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah feature, sehingga tulisanfeaturesangat bervariasi tergantung penulisnya. Panjang pendeknya sebuah featuretergantung pada pentingtidaknya peristiwa, menariknya aspek yang diungkap, dan bagaimana penulis berusaha mewarnai feature sehingga memikat dari awal sampai akhir. Sifat-sifat Feature

1. Kreatif Feature membutuhkan kreativitas penulisnya, dalam mencari objek tulisan yang khas, yang kadang-kadang merupakan peristiwa biasa, namun belum pernah atau jarang terungkap. 2. Variatif Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang variatif dengan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup dan variatif. 3. Subyektif Feature bersifat subyektif. Yakni sangat tergantung sudut pandang, wawasan, intelektual, ketrampilan, dan karakter penulisnya. 4. Informatif Feature membantu pembaca dengan memperjelas suatu keadaan untuk merasakan gambaran dari suaru kejadian, atau mempengaruhinya bertindak atau percaya. Nilai informatif feature berbeda dengan berita langsung yang benar-benar menyajikan informasi. Informasi dalam feature lebih mendalam dan lengkap.

Ciri - Ciri Feature (Inna Wijaya) Proses jalannya cerita cenderung vertikal dan mendalam.

Mengungkapkan gambaran kualitatif (khas). Diramu dalam satu tofik kehidupan yang nyata (rill). Menggambarkan satu kehidupan dalam satu episode. Jalan ceritanya relatif dapat diramalkan. Diolah dengan sasaran untuk mengubah sikap peserta.

Jenis-jenis feature Ada beberapa jenis feature, di antaranya adalah: 1. Feature berita yang lebih banyak mengandung unsur berita, berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Biasanya merupakan pengembangan dari sebuah straight news. Misalnya, menulis berita tentang buronnya Muhammad Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokratyang juga anggota DPR-RI. Untuk menulis berita tersebut yang kental unsur feature-nya, bisa cerita tentang fakta seputar kasus dipecatnya Nazaruddin dari Partai Demokrat karena dugaan keterlibatan Nazaruddin dalam korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games. Mengapa ia dituduh korupsi, berapa banyak duit yang dikorupsinya, mengapa ia harus kabur ke Singapura, dan masih banyak hal yang bisa ditulis. 2. Feature artikel yang lebih cenderung segi sastra. Biasanya dikembangkan dari sebuah berita yang tidak aktual lagi atau berkurang aktualitasnya. Misalnya, tulisan mengenai suatu keadaan atau kejadian, seseorang, suatu hal, suatu pemikiran, tentang ilmu pengetahuan, dan lain-lain yang dikemukakan sebagai laporan (informasi) yang dikemas secara ringan dan menghibur. Misalnya, menulis tentang kondisi kaum muslimin di berbagai belahan dunia. Berdasarkan tipenya. Untuk persoalan ini, feature dapat dibedakan menjadi (ini saya modifikasi dari tulisannya Asep Syamsul M. Romli) yaitu : 1. Feature human interest (langsung sentuh keharuan, kegembiraan, kejengkelan atau kebencian, simpati, dan sebagainya). Misalnya, cerita tentang penjaga mayat di rumah sakit, kehidupan seorang petugas kebersihan di jalanan, liku-liku kehidupan seorang guru di daerah terpencil, suka-duka menjadi dai di wilayah pedalaman, atau kisah seorang penjahat yang dapat menimbulkan kejengkelan. 2. Feature pribadi-pribadi menarik atau feature biografi. Misalnya, riwayat hidup seorang tokoh yang meninggal, tentang seorang yang berprestasi, atau seseorang yang memiliki keunikan sehingga bernilai berita tinggi. Itu sebabnya, Anda bisa menuliskan tentang profil para pemimpin Islam di masa lalu, misalnya. Atau Anda juga bisa cerita tentang kisahnya al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang menemukan angka nol.

3. Feature perjalanan. Misalnya kunjungan ke tempat bersejarah di dalam ataupun di luar negeri, atau ke tempat yang jarang dikunjungi orang. Dalam feature jenis ini, biasanya unsur subjektivitas menonjol, karena biasanya penulisnya yang terlibat langsung dalam peristiwa/perjalanan itu mempergunakan aku, saya, atau kami (sudut pandangpoint of vieworang pertama). Ambil contoh tentang perjalanan menunaikan ibadah haji. Perjalanan ke tanah suci itu bisa Anda tuangkan dalam sebuah tulisan bergaya feature yang menarik. Itu sebabnya, disarankan untuk membawa buku catatan kecil untuk menuliskan semua peristiwa yang dialami sebagai bahan penulisan. Pokoknya, sip deh. 4. Feature sejarah. Yaitu tulisan tentang peristiwa masa lalu, misalnya peristiwa Keruntuhan Khilafah Islamiyah, sejarah tentang Istana al-Hamra dan benteng Granada. Melongok kejayaan Islam di masa lalu. Sejarah tentang kekejaman tentara Salib saat membantai kaum muslimin, sejarah pertama kali Islam masuk ke Indonesia dan sebagainya. Banyak kok sejarah yang bisa kita tulis dengan jenis feature ini. Pokoknya asyik deh. 5. Feature petunjuk praktis (tips), atau mengajarkan keahlianhow to do it. Misalnya tentang memasak, merangkai bunga, membangun rumah, seni mendidik anak, panduan memilih perguruan tinggi, cara mengendarai bajaj, teknik beternak bebek, seni melobi calon mertua dan sebagainya. Nah, inilah beberapa jenis feature yang perlu diketahui. Dalam literatur lain, atau di lapangan bisa dijumpai hingga 8 jenis feature (selain yang 5 jenis di atas),yakni feature penjelasan/latar belakang; feature tren/mode gaya hidup; dan juga feature peristiwa musiman. Tetapi terlepas dari berbagai jenisnya, feature adalah salah satu karya jurnalistik yang menarik untuk ditulis dan dibaca.

Jenis-jenis feature (Menurut Inna Wijaya) Feature tokoh menarik (profil/biografi) Feature peristiwa menarik (Human Interest and Human Touch) Feature peninggalan sejarah (Historis) Feature panduan wisata/perjalanan (how to do it feature) Feature petunjuk praktis/tip (how to do it feature) Feature ilmiah/ilmu pengetahuan (Science)

Jenis-jenis Features Personality profiles:

Feature tentang personality profile ini ditulis untuk membuat audiens lebih dekat pada orang di dalam berita. Wawancara dan observatsi, serta creative writing, digunakan untuk memberikan gambaran sehidup-hidupnya tentang seseorang.

Human interest:

Ini jenis feature yang paling banyak ditulis. Feature yang human interest ini ditulis untuk menunjukkan 'keanehan' subyek atau nilai praktisnya, emosionalnya, atau entertainment-nya. 'Aneh' dalam hal ini adalah sesuatu yang beda atau tidak lazim sehingga menarik perhatian orang banyak.

Trend:

Feature tentang trend ini untuk menguji orang, hal, atau organisasi yang punya dampak terhadap masyarakat. Kisah-kisan trend ini menarik karena orang cenderung suka membaca atau mendengar tentang sesuatu yang prediktif.

Backgrounders:

Feature backgrounder ini bertujuan menambahkan makna terhadap isu-isu saat ini dengan menjelaskannya lebih jauh mendalam. Seperti namanya, feature ini menembus batas sekadar berita. Informasinya berisi sesuatu yang menjelaskan terjadinya persitiwa.

How-to features:

Feature ini membantu orang mempelajari suatu issue dengan cara menjelaskan mereka bagaimana melakukan sesuatu. Misalnya; bagaimana menghindari flu babi, bagaimana memulai program daur ulang, bagaimana memasak untuk 100 anak yatim, dan lain-lain. Pastikan mewawancarai sejumlah "experts" dan memasukkan kutipan-kutipan menarik.

Feature sejarah:

Ini biasa digunakan untuk mengenang tanggal-tanggal penting dalam perkembangan masyarakat. Digunakan untuk membandingkan keadaan 'dulu' versus 'kini'. Pembaca bisa diingatkan kembali tentang beberapa tanggal atau peristiwa yang signifikan, lalu mengunjungi kembali peristiwa atau isu itu serta yang mengelilinginya.

Tema-tema musiman:

Musim selalu memberi banyak ide untukv feature. Isu banjir, misalnya, selalu terjadi dan membawa berbagai kisah. Bukan cuma musim yang terkait cuaca atau iklim, tema-tema serupa bisa terjadi dalam bidang siklus bisnis, siklus mode, titik-titik tertentu kehidupan lembaga atau kemasyarakatan, serta isu-isu yang terkait dengan tema-tema spesifik dari suatu tahun.

Behind The Scenes:

Penulis feature ini bisa mendapatkan kesempatan luar biasa untuk masuk ke dalam situasi tertentu sehingga bisa memberi pembaca perasaan bisa masuk ke dalam 'inner circle' dari suatu peristiwa. Pembaca akan merasa mendapatkan sesuatu yang sebelumnya hanya menjadi rahasia orang-orang dalam.

PENGERTIAN FEATURE Apa itu Feature?

Wahyu Wibowo mengatakan bahwa batasan pasti tentang feature memang sulit. Menurut Daniel R. Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan. Maksudnya, tiap orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam kata-kata. Ada pula sebuah definisi yang mengatakan bahwa feature adalah adalah tulisan dalam media massa yang bersifat lebih bebas dan disusun dengan mengandalkan gaya individual. Untuk tidak berlama-lama dalam kebingungan melihat batasan pasti sebuah feature, ada baiknya kita lihat definisi feature yang dikemukakan oleh Biro Pendidikan Majalah Berita Mingguan Tempo (1979) berikut ini: "Cerita Feature adalah artikel yang kreatif, yang kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan" Bila dilihat pembagian tulisan secara global, maka feature termasuk ke dalam jenis tulisan nonfiksi, berupa fakta yang dipaparkan secara hidup, kreatif, kadang-kadang dengan sentuhan subjektivitas pengarang dengan penekanan kepada aspek daya pikat kepentingan manusiawi. Tujuannya adalah: memberitahukan, menghibur, mendidik, dan meyakinkan para pembaca. Dapat disimpulkan bahwa feature bergerak antara fakta dan sastra. Atau dengan bahasa lain, meramu fakta dengan gaya sastra. Sesuai dengan batasan yang dibuat majalah Tempo di atas dapat diambil kesimpulan bahwa feature memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Kreatif: memungkinkan penulis "mencipta" sebuah cerita (dengan teknik berkisah), namun bukan cerita fiktif 2. Subjectif: dengan penggunaan model aku, memungkinkan penulis memasukkan emosi dan pikirannya. 3. Informatif: Feature memang terkadang tidak memiliki nilai berita. Ia justeru cenderung memberi nilai informasi mengenai situasi/aspek kehidupan 4. Menghibur: Bahan feature dengan sengaja dicarikan dari cerita yang ekslusif dan ditulis secara mendalam (indepth), termasuk aspek humor yang menyertainya 5. Awet: berita bisa basi dalam 24 jam, tapi feature tak akan pernah basi. Jenis-jenis Feature

1.Feature berita

Yaitu suatu feature yang lebih banyak mengandung unsur beritanya, dan berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Feature ini biasanya adalah merupakan pengembangan dan pendalaman (News analisys) dari sebuah Straight News atau issue yang masih menjadi perhatian publik.

2.Feature Opini Feature jenis inipun biasanya terkait secara langsung atau tidak langsung dengan isu-isu yang masih aktual tentang sebuah peristiwa, sebuah ide/gagasan, atau sebuah statemen (pernyataan) orang penting, dan lain-lain. Bisa juga termasuk ke dalam jenis ini adalah artikel tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fenomena kehidupan sosial-ekonomi, politik, kebudayaan, kesusteraan, dan lain-lain.

3. Feature Human Interest

Yaitu Feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan pembaca, seperti kegembiraan, kejengkelan, bahkan kebenciannya. Contohnya adalah feature tentang anak jalanan di Jakarta, perilaku penyimpangan seksual di kalangan remaja, merebaknya perilaku peyalahgunaan narkoba, dan sejenisnya.

4. Feature Profil Tokoh (biografi) Feature ini bercerita tentang penampilan (profil) dan biografi singkat tokoh-tokoh tertentu yang menarik untuk dibaca. Contoh feature jenis ini misalnya adalah tulisan tentang seorang tokoh yang baru meninggal (in memoriam)

5. Feature Perjalanan/Petualangan Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesankesan yang dirasakan selama perjalanan itu. Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat menonjol dengan sudut pandang "aku" atau "kami".

6. Feature Sejarah

Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat. contohnya tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI, strategi dakwah Islam para wali songo di pulau jawa, dan lain-lain. Feature sejarah yang baik, mampu membawa pembacanya ke masa silam. Seolah para pembaca ikut masuk ke dalam peristiwa sejarah yang dibacanya.

7. Feature Tips Feature ini dikenal juga dengan informasi how to do it. Misalnya tentang model pakaian, cara membuat dan menjahitnya, tentang resep makanan, merangkai bunga, kerajinan tangan, merawat dan mengoperasikan kamera, dan sejenisnya. Tekhnik Penulisan Feature

Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ''mengisahkan sebuah cerita''.Memang itulah kunci perbedaan antara berita ''keras'' (spot news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Agak berbeda dengan berita lugas (straight News), struktur penulisan feature tidak selalu menggunakan metode ''Piramida terbalik'' yaitu dengan susunan tulisan yang meletakkan informasi-informasi pokok di bagian atas, dan informasi yang tidak begitu penting di bagian bawah, Struktur penulisan feature tidak terlalu baku. Jadi ia tergantung jenis featurenya. Namun pada umumnya, dalam penulisan feature di media massa cetak yang selalu terbatasi tenggat waktu/deadline dan keterbatasan ruang halamanmaka bentuk piramida terbalik masih digunakan. Hanya saja ada tambahan berupa ending yang berisi ringkasan atau kesimpulan dari keseluruhan isi feature.

Persyaratan Pokok Menulis Feature

1. penguasaaan bahasa Indonesia secara baik dan benar 2. Mengetahui pengetahuan yang luas tentang jiwa manusia

3. Memiliki pengetahuan umum yang luas 4. Memiliki pandangan yang dewasa terhadap etika dan budaya masyarakat sendiri 5. memiliki ketajaman pikiran untuk melihat persoalan kemasyarakatan

2. BERITA HUMAN INTEREST


Yaitu kemampuan suatu peristiwa untuk menyentuh perasaan kemanusiaan khalayak juga memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosimenghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touchmenyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran. Contoh: Berita tentang nasib TKI Indonesia yang dianiaya di Malaysia, diminati khalayak, karena berita ini mengandung nilai human interesttinggi.

Yang mengandung unsur human interest: Ketegangan (Suspense) Apa keputusan yang akan dijatuhkan dalam pengadilan kasus pembunuhan sadis itu? Keanehan/Ketidaklaziman (Unusualness) Seorang wanita melahirkan bayi kembar lima.

Minat pribadi (Personal Interest) Gaun sekarang ada yang tidak perlu disetrika sehabis dicuci. Konflik (Conflict) Umumnya manusia memberi perhatian pada konflik: perang, kriminalitas atau olahraga atau persaingan dalam bidang apa pun karena di dalamnya terkandung unsur konflik. Simpati (Sympathy) Seorang bocahkehilangan ketiga kakak dan kedua orang tuanya pada musibah Tsunami di Aceh. Kemajuan (Progress) Suatu vaksin pencegah AIDS tengah di kembangan di Prancis.

Seks (Sex) Seorang aktor menggugat cerai istrinya yang juga artis karena selingkuh dengan ketua salah satu partai.

Binatang (Animals) Seekor anjing menyelamatkan majikannya yang buta dalam suatu peristiwa kebakaran. Humor (Humor) Seorang politisi berpidato satu jam di mimbar tanpa menyadari mikrofonnya itu mati.

3.

BERITA FEATURE

BERITA feature acapkali dipandang dengan sebelah mata, ditempatkan sekadar sebagai ganjal pada halamansurat kabar. Feature dianggap sebagai berita ringan dan karenanya dianggap tidak penting. Karena, feature lebih sering bertutur tentang Pak Kumis, penjual lontong sayur, Yu Ijah, penjaja jamu atau Ucok, sopir angkot. Pak Kumis, Ijah atau Ucok adalah bagian dari dunia bawah dalam strata sosial. Mereka adalah bagian dari akar rumput yang jarang mendapat liputan istimewa dari media.Para jurnalis menempatkan realita kehidupan mereka sehari-hari dalam bentuk feature. Buat saja feature! Dari sinilah kesalahan persepsi mengenai berita feature bermula. Feature yang sebenarnya adalah gaya atau cara bertutur dalam penulisan berita, kemudian dipersepsikan sebagai isi berita. Feature di-identik-kan dengan berita ringan, berita ecek-ecek. Pada media tertentu kisah sehari-hari pak Kumis, Ijah ataupun Ucok bahkan acap ditulis dengan gaya banyolan dengan bahasa yang tak jarang melecehkan mereka sebagai subjek berita. Media baru menjadikan kisah kalangan akar rumput sebagai top story ketika mereka bertiwikrama menjadi kekuatan yang mengancam secara langsung atau tidak tatanan sosial yang ada, sebagai massa atau kelompok anonim. Misalnya dalam aksi massa menentang sebuah rejim, atau dalam aksi buruh menggugat kesewenang-wenangan majikan, atau juga dalam amuk para pedagang kakilima menolak penggusuran. Ketika berbicara top story, tak ada ruang bagi feature. Top story is totally straight news. Isi atau Gaya Feature adalah suatu cara ataugayapenulisan sebuah berita yang ciri khasnya adalah menggunakan bahasa sederhana, dengan alur cerita yang mengalir, ringan, sehingga enak untuk dibaca. Kesan sederhana dan ringan inilah yang acap disalah-persepsikan bahwa feature adalah berita ringan yang dimaksudkan untuk sekadar menghibur atau sebagai berita selingan. Kesalahan persepsi ini kemudian mempengaruhi cara penggarapan feature. Karena dianggap sebagai berita ringan dan sekadar menghibur atau sekadar sebagai berita selingan, penulisan feature juga dilakukan secara asal-asalan dengan dukungan data seadanya, tanpa analisis, pengembangan konteks dan latar belakang. Feature benar-benar menjadi sebuah berita ecek-ecek, karena hanya berbicara pada aras permukaan, tanpa kedalaman, tanpa alur dan

narasi. Tidak mengherankan bila kemudian feature yang demikian ini hanya dijadikan ganjal pada halaman koran yang sewaktu-waktu bisa digusur oleh jenis berita lain atau bahkan oleh sepotong iklan: Tanya, Kenapa? Menulis feature sebenarnya bukan perkara mudah. Kisah pak Kumis juga bukan kisah sederhana. Feature yang baik akan mampu mengangkat kisah pak Kumis bukan saja menjadi kisah menarik dan menghibur, melainkan juga mencerahkan dan merangsang pemikiran lebih jauh. Kisah pak Kumis hanya akan menjadi kisah ringan bila berhenti pada data dan fakta: siapa pak Kumis, berapa usianya, berapa isteri dan anaknya, berapa penghasilannya, bagaimana ia menjajakan lontongnya. Lebih dari itu, dengan eksplorasi data lebih jauh, kisah pak Kumis sebenarnya bisa menjadi pintu masuk bagi analisis mengenai problem sosial-ekonomi dan politik lebih besar dan kompleks yang menuntut perhatian serius. Karena, boleh jadi, pak Kumis adalah korban revolusi hijau, korban involusi pertanian. Kekalahan yang mengakibatkan pak Kumis terdampar sebagai pekerja informal di kotaadalah representasi kekalahan perangkat sosialekonomi tradisional menghadapi serbuan mesin industri kapitalis global. Tergantung bagaimana sudut pandang kita, pak Kumis bisa tampil sebagai korban yang bisa mengharu biru rasa kemanusiaan dan menggugah kesadaran eksistensial, atau bisa juga tergambarkan sebagai pejuang yang mampu menginspirasi bagi upaya survival. Di sinilah feature mempunyai potensi besar bukan sekadar sebagai cerita selingan dan hiburan. Feature juga berhak dan layak menjadi top story. Menulis Feature

Lalu, bagaimana menulis sebuah feature yang baik? Sebuah feature yang beraroma sastra? Sebenarnya tidak ada resep yang manjur untuk membuat feature atau karya jurnalistik sastrawi. Berbeda dari berita yang bersifat langsung (straight news), menulis feature tidak cukup hanya berbekal rumus 5W+1H. Straight news menuntut penulisan yang lugas, langsung, dengan informasi yang aktual. Tekanannya pada aktualitas, efisiensi kata dan struktur yang tegas. Sedangkan feature menuntut lebih dari itu. Karena feature dan lebih jauh jurnalisme sastrawi berbicara soal karakter, plot dan narasi. Maka pengetahuan dan pemahaman mengenai unsur-unsur dramatik dalam penulisan perlu dipelajari. Itupun tidak bisa dipelajari sekali dua kali. Kuncinya adalah latihan, praktek, dengan terjun ke lapangan, menemui subjek peliputan, mewawancara, menggali data, memahami konteks, menuliskannya sambil terus mengkaji ulang dan menuliskannya kembali sampai menemukan alur cerita yang paling pas.

Belajar dari kisah-kisah fiksi, drama atau film bisa membantu. Juga banyaklah menonton filmfilm dokumenter yang baik. Film dokumenter adalah bentuk jurnalisme sastrawi dalam dunia jurnalistik tv (audio visual). ____________________ Winarto, senior news producer RCTI, lulusan Pascasarjana Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai