Anda di halaman 1dari 4

KESUKSESAN JURNALISTIK MENJALANAKAN PERAN

BERDASARKAN 10 PRINSIPNYA

Oleh
Fajar Prasetya
Nim xxxxx
Kegiatan jurnalistik merupakan salah satu hal yang bisa dibilang gampang-
gampang susah, mengingat banyak hal berikut juga ketentuan dalam menjalankan
tugasnya, tentu banyak kaidah-kaidah yang harus diperhatika. Jurnalisme
merupakan lidah sambung dari suara rakyat dan merupakan garda terdepan pusat
informasi banyak hal penentu kesuksesannya, Berikut ini merupakan 10 Prinsip
jurnalistik yang wajib diterapkan seorang jurnalis, diantaranya

1. Prinsip Kebenaran
Kewajiban jurnalisme adalah pada kebenaran. Tidak bisa dipungkiri hal
ini merupakan sarat mutlak sebuah berita, jangan sampai berita tersebut
malah membuat kekacauan, konflik dan miskomunikasi publik karena berita
yang tida tepat atau bhong. Kewajiban utama seorang jurnalis adalah pada
kebenaran, bukan sekedar puas melaporkan fakta, karena fakta sering kali
disodorkan ke depan jurnalis dengan agenda tertentu.

2. Prinsip Loyalitas
Loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada warga (citizens). Kesetiaan
kepada warga didasari atas kemampuan bersikap independen dalam
melaksanakan kebijakan editorial peliputan. Jika jurnalis dan organisasi
medianya berhasil menjalin hubungan (engagement) dengan warga, maka
keuntungan bisnis dengan sendirinya akan datang. Keuntungan finansial
sebuah organisasi media, biasanya mendukung independensi media atas
pemangku kepentingan terutama pemilik saham.

3. Prinsip Disiplin Verifikasi


Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi. Disiplin verifikasi menjadi
kunci kualitas jurnalis dan karyanya. Pada akhirnya disiplin verifikasi adalah
cara membedakan jurnalisme dengan gosip hiburan, propaganda, fiksi atau
seni. Jurnalisme harus fokus menggali lebih dalam apa yang terjadi. Disiplin
verifikasi itu sendiri sering dikatakan bersifat personal, sering disalahpahami
dan menimbulkan kebingungan atas salah satu nilai penting dalam
jurnalisme : obyektivitas.
4. Prinsip Independensi
Jurnalis harus tetap independen dari pihak yang mereka liput.
Independensi tidak berarti netral. Sah saja berpihak, sepanjang dilandasi
kesetiaan pada profesi, yakni kepentingan publik. Pada saat menentukan
mana berita yang akan disiarkan dari ratusan berita yang masuk ke ruang
redaksi, jurnalis sudah melakukan pemihakan, pemilahan. Ada yang
diberitakan, ada yang tidak.

5. Prinsip Pemantau Kekuasaan


Jurnalis harus melayani sebagai pemantau independen terhadap
kekuasaan. Jurnalis harus bertindak sebagai pemantau independen terhadap
kekuasaan. Wartawan tak sekedar memantau pemerintahan, tetapi semua
lembaga kuat di masyarakat. Lembaga-lembaga yang menamakan dirinyas
sebagai lembaga publik atau bekerja untuk kepentingan publik. Pers percaya
dapat mengawasi dan mendorong para pemimpin agar mereka tidak
melakukan hal-hal buruk, yaitu hal-hal yang tidak boleh mereka lakukan
sebagai pejabat publik atau pihak yang menangani urusan publik. Jurnalis
juga mengangkat suara pihak-pihak yang lemah, yang tak mampu bersuara
sendiri.

6. Prinsip Diskusi Publik


Jurnalisme harus menyediakan forum bagi kritik maupun komentar dari
publik. jurnalisme harus menyediakan sebuah forum untuk kritik dan
kompromi publik. Demokrasi pada akhirnya dibentuk atas kompromi. Forum
ini dibangun berdasarkan prinsip-prinsip yang sama sebagaimana halnya
dalam jurnalisme, yaitu: kejujuran, fakta, dan verifikasi. Forum yang tidak
berlandaskan pada fakta akan gagal memberi informasi pada publik.

7. Prinsip Menarik dan Relevan


Jurnalisme harus berupaya membuat hal yang penting itu menarik dan
relevan. Tugas jurnalis adalah menemukan cara untuk membuat hal-hal yang
penting menjadi menarik dan relevan untuk dibaca, didengar atau ditonton.
Selain itu, harus memiliki tujuan yang jelas, yaitu menyediakan informasi
yang dibutuhkan orang untuk memahami dunia, dan membuatnya bermakna,
relevan, dan memikat. Dalam hal ini, terkadang ada godaan ke arah
infotainment dan sensasionalisme.

8. Prinsip Komprehensif dan Proporsional


Jurnalis harus menjaga agar beritanya komprehensif dan proporsional.
Jurnalisme itu seperti pembuatan peta modern. Ia menciptakan peta navigasi
bagi warga untuk berlayar di dalam masyarakat. Maka jurnalis juga harus
menjadikan berita yang dibuatnya proporsional dan komprehensif. Tidak ada
cara lain untuk menyajikan berita yang proporsional dan komperehensif
sesuai esensi jurnalisme, selain memenuhi semua kaidah dalam Etika
Jurnalistik.

9. Prinsip Hati Nurani


Jurnalis memiliki kewajiban untuk mengikuti suara nurani mereka.
Setiap jurnalis, dari redaksi hingga dewan direksi, harus memiliki persepsi
yang sama atas tujuan dari sebuah organisasi media/pers. Dalam kaitan itu,
pemilik media juga dituntut untuk melakukan hal yang sama. Meyakinkan
direksi dan pemilik atas tujuan mulia karya jurnalistik seringkali tidak mudah,
tetapi harus diupayakan terus-menerus.

10. Prinsip Jurnalisme oleh Masyarakat

Warga kian terlibat dalam proses produksi konten jurnalistik melalui


interaksi di media digital. Di era digital, siapa saja bisa memproduksi konten
informasi seperti memproduksi berita. Warga bukan lagi sekadar konsumen
pasif dari media, tetapi mereka juga menciptakan media sendiri. Ini terlihat
dari munculnya blog, jurnalisme online, jurnalisme warga (citizen
journalism), jurnalisme komunitas (community journalism) dan media
alternatif. Warga dapat menyumbangkan pemikiran, opini, berita, dan
sebagainya, dan dengan demikian juga mendorong perkembangan jurnalisme.

Berdasarkan kesepuluh prinsip jurnalis tersebut semuanya merupakan sebuah


keharusan dalam kegiatan jurnalistik, tiap prinsip tersebut merupakan tolak ukur
berhasil dan suksesnya sebuah berita. Tetapi pada kenyataan saat ini sebagian
prinsip tersebut terkesan diabaikan dan tidak lagi menjadi sebuah keharusan, hal
tersebut seperti prinsip kebenaran dan independen, banyak media yang tidak lagi
netral serta memihak salah satu golongan tertentu. Hal ini sudah tentu akibat ikut
andilnya media jurnalistik kedalam persaingan politik. Prinsip kebenaran juga
sudah sangat sulit ditemukan karena kebanyakan media sekarang hanya
mementingkan rating dan kepopuleran sehingga berita diangkat dengan sudut
pandang kontroversial untuk menarik audiensi, mengorbankan prinsip kebenaran
yang merupakan prinsip utama jurnalistik.
DAFTAR PUSTAKA

Adzkia, A. R. (2015). Praktik Multimedia Dalam Jurnalisme Online Di Indonesia


(Kajian Praktik Wartawan Multimedia Di Cnnindonesia. Com, Rappler.
Com, Dan Tribunnews. Com. Jurnal Komunikasi, 10(1), 41-53.
Christanti, M. F., Mardani, P. B., & Silalahi, R. R. (2021). Edukasi Penulisan
Jurnalistik Bagi Karang Taruna Desa Baros, Serang, Banten. Ikra-Ith
Abdimas, 4(1), 95-103.
Hakim, L., & Meidayanti, A. (2020). Implementasi Jurnalisme Dakwah Dalam
Media Online Islam: Analisis Isi Berita Voa-Islam. Com. Jurnal
Komunikasi Islam, 10(1), 173-193.
Maslukhah, H. (2014). Jurnalisme Damai Dalam Pemberitaan Konflik Mesir Di
Media Online (Analisis Isi Pada Pemberitaan Di Antara Newsperiode 04-
10 Juli 2013) (Doctoral Dissertation, University Of Muhammadiyah
Malang).
Mutiawati, M. (2020). Prinsip-Prinsip Jurnalistik [Bercirikan] Islam. An
Nadwah, 25(2), 152-169.
Sudibyo, A. (2014). 34 Prinsip Etis Jurnalisme Lingkungan. Kepustakaan Populer
Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai