Anda di halaman 1dari 3

Nama : Moch Gelar Ikhsan

NIM : 1194050089
Kelas : Jurnalistik 7-A
UAS JURNALISME PROFETIK

1. Berikan analisis tentang fenomena jurnalisme (media dan jurnalis) saat ini (secara
umum) apakah sudah memenuhi standar jurnalisme profetik? Jelaskan 

Jawab :

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat membuat media massa
atau pers ikut beradaptasi. Salah satu bentuk adaptasi tersebut adalah kehadiran media
massa di Internet atau yang biasa disebut sebagai digital journalism atau jurnalisme
digital. Media massa digital berpengaruh dan berdampak besar terhadap kehidupan
masyarakat luas. Masyarakat pun membutuhkan media massa yang sejalan dengan
perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. Konsep media senantiasa mengikuti
dinamika peradaban manusia yang saat ini telah memasuki era masyarakat informasi.
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi memberikan pengaruh
kepada berbagai bidang termasuk jurnalisme. Pengaruh tersebut adalah pesatnya media
berita online di Indonesia. Masyarakat cenderung menggunakan media berita daring
karena cepat dan mudah. Sebagaimana disampaikan oleh Prof. Thomas Hanitzsch
dari Ludwig-Maximilians-Universität München, Jerman, dalam presentasinya
tentang Worlds of Journalism Study, bahwa salah satu peran normatif jurnalisme adalah
sebagai watchdog. Posisi jurnalis di dalam masyarakat adalah isu yang penting. Peran
jurnalistik adalah arena bagi para aktor berebut eksistensi atau transformasi dari identitas
jurnalisme itu sendiri. Jika semua wartawan kita sudah memenuhi standardisasi dan
sertifikasi profesi, upaya memenuhi panggilan jurnalisme profetik akan sangat terbuka.
Sebab, mereka memiliki ikatan etik dan moral yang kuat untuk menjalankan profesinya
ketimbang tarikan komersial dan politik yang selama ini cenderung menguat dalam
kebijakan pemberitaan pers kita. Bukankah Tuhan telah berfirman: Nun, wal qalami
wamayasthurun (Nun, demi pena dan apa yang mereka goreskan, QS Al-Qalam:1).
Dengan kata lain, pena menentukan arah peradaban dunia.

2. Menurut Parni Hadi, Republika merupakan media yang menjadi contoh dari
jurnalisme profetik. Jelaskan mengapa bisa seperti itu. 

Jawab :
Republika adalah media yang media dengan jurnalisme  alternative dan bukan sebuah
jurnalisme baru. Media Republika tidak hanya memuat berita atau karya-karya
jurnalismenya saja, tetapi juga materi seluruh iklan yang muncul pada tiap halaman berisi
konten islami yang mengusung amanat. Nilai-nilai agama Islam adalah ideologi yang
sangat lekat. Hal ini didasari karena lantaran Republika diterbitkan ICMI sebuah lembaga
yang digerakkan para cendekiawan Islam. Gagasan mereka sering memicu polemik
khususnya mengenai pertarungan ideologi Islam versus Barat yang menyeret-nyeret
kebijakan-kebijakan negara beraliran pembangunanisme. Hal hal tersebut lah yang
membuat Parni Hardi menyatakan bahwa Republika menjadi sebuah media yang
dijadikan contoh dari sisi jurnalisme profetik.

3. Jika Anda menjadi jurnalis, agar memenuhi standar jurnalisme profetik,


deskripsikan, apa saja yang akan Anda lakukan? 

Jawab :
Jika saya menjadi seorang jurnalis maka saya akan memenuhi standar jurnalisme profetik
dengan merujuk pada empat karakter yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
yang seharusnya dimiliki oleh setiap jurnalis muslim, yakni shiddiq, amanah, tabligh, dan
fathonah.
Shiddiq atau jujur. Dalam konteks jurnalistik, kejujuran jurnalis berperan dalam semua
aktivitasnya dalam mencari, mengolah, menginformasikan berita. Adakalanya, dalam
aktivitasnya sebagai jurnalis, seorang wartawan diminta menyembunyikan fakta-fakta
yang ia dapat dengan imbalan tertentu dari narasumber. Namun seorang jurnalis yang
shiddiq, tidak akan melakukannya karena sebisa apa pun ia menyembunyikannya, Allah
pasti tahu apa yang ia lakukan.
Amanah mengandung arti terpercaya atau dapat dipercaya. Dalam konteks jurnalistik, ini
mengacu pada keharusan wartawan menyampaikan sesuatu dengan benar, sebagaimana
adanya, tidak berdusta, tidak pula merekayasa, memanipulasi, atau mendistorsi fakta.
Standar kebenarannya yang dipergunakan tentu saja ajaran Islam yang bersandar pada
Al-Quran dan As-Sunnah.
Tabligh, mengandung arti menyampaikan. Dalam konteks jurnalistik, tabligh mengacu
pada keharusan para jurnalis untuk memastikan bahwa kebenaran yang ia peroleh dapat
disebarluaskan tanpa adanya distorsi atau perekayasaan. Ia juga harus memastikan rtak
ada fakta-fakta (kebenaran) yang disembunyikan atau diputarbalikan dengan maksud-
maksud tertentu yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Fathonah atau cerdas, bisa juga dipahami sebagai memiliki wawasan yang luas, Dalam
konteks jurnalistik, para jurnalis dituntut memiliki kecerdasan dan wawasan yang luas
agar dapat menganalisa peristiwa dan membaca situasi secara cepat, tepat, sekaligus bijak
dalam mengolah dan mengemas serta menyebarluaskannya kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai