Anda di halaman 1dari 10

香港社會科學學報

HONG KONG JOURNAL OF SOCIAL SCIENCES


ISSN: 1021-3619

Even Page
Article ID:1021-3619(200*)0*-000*-0*

Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia

Suf Kasman1*, Nur Hidayah 2


1,2
State Islamic University of Alauddin, Makassar, South Sulawesi, Indonesia

Abstract: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Hak & Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam,
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif melalui metode library research. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hak dan kewajiban pers dalam Islam adalah diterbitkan oleh umat Islam, menyuarakan aspirasi
muslim, menampilkan aktivitas keislaman, dan mendakwahkan Islam. Pers perspektif Islam yang mampu menjaga
hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia (hablum minallh wa hablum minannas). Pers Islam atas
nama agama harus mampu membawa harapan rakyat meraih keadilan sosial sesuai hak dan kewajibannya (vertikal
dan horizontal) dan hak-hak asasi manusia. Akan tetapi, sudah barang tentu pendekatan dan cara yang digunakan
bukan bersifat destruktif, tapi konstruktif penuh kebijaksanaan sebagaimana yang diajarkan dalam Islam. Jurnalis
muslim berperan sebagai Muaddib, Musaddid, Mujaddid, Muwahid, dan Mujahid. Impikasi Penelitian ini adalah
pers dalam Islam dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah atau penyebar informasi keislaman. Pemuatan berita
keislaman dalam media pers Islam bermisi amar ma’ruf nahi munkar, yaitu menyebarluaskan informasi tentang
perintah dan larangan Allah. Berisi pesan dan berusaha keras untuk memengaruhi khalayak agar berprilaku sesuai
dengan ajaran Islam.
Keywords: Hak dan Kewajiban Pers, Perspektif Islam Indonesia

1. Introduction Qur’an, telah diatur bagaimana pers harusnya bergerak


Di tengah era digital, meruahnya jaringan dan berkembang dalam menyediakan informasi dan
komunikasi dan aneka ragam telekomunikasi-informasi mencerdaskan masyarakat. Di dalamnya, Pers Islam
bagi pembaca, secara alami menantang peran Pers juga sudah seyogyanya mengadvokasi isu-isu keumatan
Islam sebagai pelaku media yang aktif dan arif (Rosyid, dari Islam itu sendiri (Muftisany, 2021).
2013; Collins, 2021). Kebebasan berbicara dan
berekspresi diakui dalam teori hukum Islam sebagai Pada era informasi sekarang ini yang ditandai
komponen dari landasan etika sehingga tujuan bertutur dengan maraknya media massa sebagai sarana
menurut filsafat Islam adalah membangun cinta kasih, komunikasi massa dan alat pembentuk opini publik,
toleransi, keharmonisan sosial, dan pengertian antar para muballigh, aktivis dakwah, dan umat Islam pada
anggota untuk menjamin hidup berdampingan secara umumnya, yang memang terkena secara syar'i
damai (Bhat Am, 2014; Jallow, 2015). Salah satu ciri melakukan kegiatan dakwah, yang harus mampu
menonjol negara demokrasi adalah adanya kebebasan memanfaatkan media massa untuk melakukan dakwah
untuk berekspresi yang diwujudkan dalam bentuk melaui tulisan (jurnalistik), melalui rubrik opini seperti
menyampaikan gagasan melalui pers (Marhamah, di surat kabar, majalah, atau buletin-buletin. Tentu saja
2023). Dalam perspektif Islam, pers memiliki tempat kegiatan dakwah melalui tulisan berjalan seiring dengan
tersediri yang juga penting, Pers yang diidamkan oleh pelaksanaan dakwah bi al-lisān dan dakwah bi al-hāl
Islam biasa disebut dengan Pers Islam. Dalam Al- (Ramli, R, 2013; Ramli, R, 2015).

Fund Project: National Natural Science Foundation of China (00000000), National Natural Science Foundation of China (00000000)
About the author: Full Name, Affiliation, Academic Degree (if any), City, Country
†Corresponding Author’s name, E-mail:
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

Wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt kepada memandang batas-batas wilayah (Edy et al., 2010).
Nabi Muhammad saw. adalah surah al-Alaq, yang Para pemimpin negeri ini, dari pertama membentuk
dimulai dengan perintah untuk membaca, kemudian negara Indonesia, selalu mencoba menggali dan
pernyataan bahwa manusia dapat mempelajari ilmu- menemukan nilai-nilai terbaik dari pers untuk dijadikan
ilmu Tuhan melalui perantaraan Qalam, signifikansi landasan hidup kita dalam berbangsa dan bernegara
qalam ada pada fungsinya sebagai media (Effendy, (Manan. Bagir, 2016). Bahwa hak & kewajiban pers di
2001; Ramli, 2015) sedangkan media hanyalah era globalisasi teknologi informasi dewasa ini memiliki
menghantarkan ilmu. Goresan qalam merupakan peran yang tidak ringan dan penting bagi masyarakat
penghantar sebagai tulisan yang memberikan informasi yang haus informasi. Informasi yang disajikan oleh pers
kepada umat manusia tentang bagaimana menjalankan tentu bervisi masa depan, baik dalam hal ekonomi
ajaran agama dengan baik dan benar sesuai dengan maupun bidang lainnya sangat penting disampaikan
petunjuk-Nya. Oleh karena itu, kegiatan tulis-menulis kepada masyarakat yang semakin kritis memperhatikan
yang sekarang ini disebut sebagai salah satu kegiatan perkembangan di sekelilingnya. Oleh karena itu, hak &
jurnalistik sangat erat kaitannya dengan penyampaian kewajiban pers di era teknologi dan era reformasi
risalah dalam al-Qur'an. sekarang ini cukup signifikan untuk memberi informasi
Kegiatan jurnalistik Islam adalah kegiatan masyarakat dalam arti luas, memberi hiburan dan sosial
mengumpulkan, menyiapkan, menuliskan, dan kontrol dalam penyelenggaraan pemerintahan. Jurnalis
menyebarkan informasi melalui media massa. diberi kesempatan memperbanyak investasi dan
Khususnya informasi-informasi tentang ajaran-ajaran deposito ukhrawi, terutama berupaya menghindari sikap
al-Qur'an dan sunnah Rasulullah saw. Sehingga dikotomi informasi (Ishak, 2014).
kegiatan jurnalistik tersebut menjadi islami dan tidak Demikian pula pada aspek akademis, pers tidak
bertentangan dengan norma-norma/nilai-nilai serta etika pernah luput dari perhatian para pakar profesional atau
dalam ajaran agama Islam. Akhlak/etika merupakan sekadar peminat biasa. Sebagai salah satu bidang kajian
konsep dan ajaran yang sangat kompreshensif, yang ilmiah, misalnya, pers terus dikembangkan untuk
menjadi pangkal pandangan hidup tentang baik dan menemukan konsep-konsep baru yang lebih relevan
buruk, benar dan salah. Pada dasarnya, etika atau moral dengan dunia empiris, utamanya pada rayon hukum
merupakan dimensi lain dalam ajaran Islam sebagai seputar hak & kewajiban pers. Sedangkan secara
materi dakwah setelah akidah dan syari'ah. Cerminan kelembagaan, pers juga tetap menarik perhatian
akhlak dalam kegiatan dakwah, khususnya dalam berbagai kalangan di dunia pendidikan. Berkaitan
pelaksanaan dakwah melalui kegiatan jurnalistik akan dengan induk ilmu yang menjadi payung
menjadi nilai plus, sehingga tujuan pelaksanaan dakwah perkembangannya, hak & kewajiban pers merupakan
tersebut dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat bagian penting kajian komunikasi massa, Karena itu,
(mad'u). pada beberapa lembaga pendidikan tinggi di Indonesia,
Dalam persepektif Islam penanggung jawab pers yang dinamai juga jurnalistik telah dikembangkan
jurnalistik terhadap hukum masyarakat, dan jurnalistik sebagai salah satu kajian pada Fakultas-fakultas pada
itu sendiri tidak cukup, yang lebih penting dari itu Perguruan Tinggi di Indonesia (Muhtadi, 2018).
adalah, semua yang terlibat dalam pers diminta untuk Jurnalistik Islam dengan aktivitas-aktivitas yang
mempertanggung jawabkan perbuatannya kepada Allah terdiri dari proses meliput, mengolah, dan
swt: dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 71 yang menyebarluaskan berbagai berita tentang peristiwa yang
intinya “jurnalistik” dalam melaksanakan tugasnya menyangkut umat Islam dan ajaran Islam kepada
hendaknya dengan penuh kesadaran bahwa profesinya khalayak.
adalah sebagai amanah Allah swt, umat dan perubahan. Menurut Emha Ainun Nadjib, Jurnalistik perspektif
Karena itu pers selalu siap mempertanggung jawabkan Islam adalah sebuah teknologi dan sosialisasi informasi
pekerjaannya kepada Allah swt. (dalam kegiatan penerbitan tulisan) yang mengabdikan
Eksistensi pers merupakan isu yang sudah cukup diri kepada nilai-nilai Islam, bagaimana dan ke mana
lama keberadaannya. Dalam Deklarasi Perserikatan semestinya manusia, masyarakat, kebudayaan, dan
Bangsa-Bangsa 1948, Pasal 19 dinyatakan, “Everyone perabadan mengarahkan dirinya, sehingga dapat
has the right to freedom of opinion and expression; this disimpulkan bahwa pada prinsipnya jurnalistik Islam
right includes freedom to hold opinions without adalah suatu aktivitas yang terdiri dari proses meliput,
interference and to seek, receive and import information mengolah, dan menyebarluaskan berbagai peristiwa
and ideas through any media and regardless of frontiers. (berita) ataupun pendapat (ide, gagasan, opini) dengan
”Jadi, setiap orang mempunyai hak atas kemerdekaan muatan nilai-nilai Keislaman (kedakwahan) dengan
berpendapat dan berekspresi. Hak ini termasuk didasarkan pada (mematuhi) kaidah-kaidah
kemerdekaan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan jurnalistik/norma-norma yang bersumber dari Alquran
untuk mencari, menerima, serta menyampaikan dan Sunnah Rasulullah SAW. Karena itulah, maka
informasi dan gagasan melalui media apa saja tanpa jurnalistik Islam adalah jurnalistik yang mengemban
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

misi “Amar ma’ruf nahi munkar” (QS. Ali Imran 104), terbatas, pers adalah media tercetak seperti surat kabar
dengan misi utama menyebarluaskan informasi- harian, surat kabar mingguan, majalah dan buletin,
informasi tentang ajaran Islam (Jamalie Z, 2010). sedangkan media elektronik, meliputi radio, film dan
Para jurnalis semestinya bukan hanya berpedoman televisi (R Soeroso, 2018).
pada kode etik pers semata, tetapi juga hak & Keberadaan pers sebagai media massa yang
kewajibannya selaku pers, begitupula mengedepankan menyuplai informasi kepada publik, tidak terlepas dari
rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diemban keberadaan khalayaknya.Antara khalayak dan media
berdasarkan hati nurani. Sebaliknya, legislatif, eksekutif merupakan satu kesatuan yang diibaratkan dua sisi mata
dan yudikatif serta masyarakat umumnya juga uang. Keduanya berbeda dan memiliki karakter masing-
memahami dan mengerti bahwa tugas yang diemban masing, namun pada saat membahas satu sisi pada saat
jurnalis cukup strategis dan penting. Kalimat “pena itu pula sisi lain menjadifaktor yang harus
wartawan lebih tajam dari pedang” bukan sesuatu yang dipertimbangkan.Media hadir karena adanya khalayak
harus dibanggakan, tapi harus benarbenar dijadikan sebagai pembaca, pendengar, penonton, penggemar,
kalimat motivasi membangun masa depan masyarakat konsumen, dan sebutan-sebutan lainnya. Sebaliknya
di negeri ini. Hak & kewajiban serta tanggung jawab kehadiran khalayak secara teoritis tidak memiliki
pers ini juga penting dijadikan wacana dalam eksistensi jika tidak ada media (Nasrullah, 2018;
melakukan aktivitas profesi pers, kapan dan di mana Sahputra, 2020). Dalam negara demokrasi, kebebasan
saja insan pers bertugas (Ishak, 2014). pers merupakan prasyarat tegaknya kedaulatan rakyat,
Jurnalis dalam hak & kewajibannya selaku pers, karena keberadaan pers sejatinya merupakan
seyogianya harus terus memacu prestasi dirinya untuk representasi dari eksistensi keberadaan dan peran sosial
meningkatkan kualitas dan profesionalisme dalam dari masyarakat bangsa. Negara demokrasi akan
menggali serta menulis berbagai informasi untuk kehilangan predikat kedemokrasiaannya tanpa adanya
dijadikan bahan berita. Sikap profesionalisme itu kebebasan pers (Alkostar, 2016; Sahputra, 2020).
sendiri pada hakikat harus tumbuh dan berkembang Secara ringkas hubungan pers dan hukum
secara personalitas dalam diri masing-masing individu diilustrasikan melalui adagium (pedoman ilmiah,
Jurnalis sendiri. Sang pencari informasi atau sosok slogan) yang ditulis oleh Blaise Pascal: “Hukum tanpa
Jurnalis mempunyai tugas mulia bila pekerjaan pers adalah angan-angan, begitupula kekuasaan tanpa
dilakukan secara baik dan benar sesuai aturan yang hukum adalah kezaliman”. Slogan ini mempunyai
telah disepakati bersama. makna bahwa prinsip kesetaraan dalam bekerja sama
Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui & diperlukan di antara pers dan hukum karena keduanya
menganalisis bagaimana hak & kewajiban pers dalam saling membutuhkan. Pihak pers sebagai sumber berita
perspektif Islam. membutuhkan kawalan hukum sebagai norma untuk
mensosialisasikan hak dan kewajiban pers kepada
1. Literature Review masyarakat dan pihak pers sendiri membutuhkan
1.1. Teori Pers hukum untuk menciptakan tatanan masyarakat yang
Teori pers yang kerap disebut dengan teori pers, tertib (I Dewa Gede Atmaja, 2014).
pertama kali perkenalkan dalam buku Four Theories of Begitu pentingnya penyebaran berita di media pers
the Press oleh Fred Siebert. Theodore Peterson, dan dalam membangun peradaban sebuah bangsa, James
Wilbur Schramm. Istilah teori normatif dipopulerkan di Russel Wiggin yang dikutip Muhtadi pernah
Amerika Serikat selama berkecamuknya perang dingin menegaskan bahwa peradaban tidak dapat muncul jika
melawan Uni Soviet dengan paham komunisnya. tidak ada fasilitas bagi penyebaran berita di media pers.
Karenanya teori normatif media sering disebut sebagai Peradaban Islam di Baghdad, peradaban Mesir Kuno,
teori media pers Barat (Djuroto, 2014). peradaban Arya disepanjang aliran Sungai Indus di
Istilah pers atau press berasal dari istilah latin India, dan sebagainya, berkembang karena didukung
Pressus artinya adalah tekanan, tertekan, terhimpit, oleh fasilitas teori hukum penyebaran berita di media
padat. Pers dalam kosakata Indonesia berasal dari pers, khususnya tentang ilmu dan kebudayaan yang
bahasa Belanda yang mempunyai arti sama dengan dikembangkannya (Asep Saeful Muhtadi, 2018).
bahasa Inggris press, sebagai sebutan untuk alat cetak.
Dalam Ensiklopedi Nasional Inonesia Jilid 13, 2.2 Pers Dalam Hukum Islam
pengertian pers itu dibedakan dalam dua arti. Pers Salah satu keistimewaan pers dalam hukum Islam,
dalam arti luas, adalah media tercetak atau elektronik antara lain: pertama, universal (internasional/
yang menyampaikan laporan dalam bentuk fakta, menyeluruh). Kedua, humanity (insânia/ kemanusiaan/
pendapat, usulan dan gambar kepada masyarakat luas penuh kasih). Ketiga, morality/akhlaq (Asikin Zainal,
secara regular. Laporan yang dimakasud adalah setelah (2016). Sumber hukum (konsep pers) Islam, tentunya
melalui proses mulai dari pengumpulan bahan sampai perlu mengutip Hadis Nabi Muhammad SAW dengan
dengan penyiarannya. Dalam pengertian sempit atau seorang utusan yang diutus sebagai gubernur Yaman,
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

yakni Mu’adz bin Jabâl. Dialog tersebut sebagai Kedudukan berita dan pembawa berita sangat
berikut: penting. Dan saat ini, Rasulullah sudah tiada. Maka
Nabi : “Dengan apakah engkau melaksanakan hukum” tugas beliau sebagai pemberi dan pembawa berita
Muadz? : “Dengan Kitab Allah” (informasi), berpindah tangan. Salah satu di
Nabi : “Kalau engkau tidak mendapatkan di sana” antaranya adalah kepada para jurnalis (sebagai
Muadz : “Dengan sunah Rasul” Nabi : “Kalau tidak pembawa kabar). Berbeda dengan Rasulullah yang
juga engkau dapatkan di sana” utusan Allah swt, seorang jurnalis menyampaikan
Muadz : “Saya berijtihad dengan akal saya, dan saya berita tidak karena perintah langsung dari Allah swt
tidak akan putus asa” tapi dari hasil pengamatan tentang suatu kejadian
Nabi : “Segala puji bagi Allah yang telah berkenan yang dirasakan perlu untuk diketahui oleh masyarakat.
memberi petunjuk kepada utusan Rasul-Nya yang Islam menawarkan peluang strategis untuk membangun
direstui-Nya (HR. al-Bukhârî). opini publik yang konsisten dengan pemberitaan
Berdasarkan dialog di atas, dapat disimpulkan tentang ajaran AlQuran dan AsSunnah sebagai
bahwa sumber norma dan hukum dalam Islam adalah pendorong untuk meningkatkan iman, syariah, dan
Al-Qur'an, as-Sunnah serta ijtihad (Ade Maman akhlak (Mufid, 2019; Retna, 2023).
Suherman, 2015). Membicarakan tujuan pers dalam
hukum Islam tidak dapat dilepaskan dari membicarakan 2.3 Teori Hak dan Kewajiban Pers
tujuan syariat islam secara umum, karena pers dalam Dalam teori efek pemberitaan, pemahaman tentang
hukum Islam merupakan bagian dari syariat Islam. berita ini juga berguna bagi reporter agar mereka bisa
Syariat Islam ketika menetapkan hukum-hukum dalam membuat berita yang menarik pembaca. Karena
masalah pemberitaan (pers) mempunyai tujuan umum, pembaca umumnya sibuk dan bisa mendapatkan berita
yaitu mendatangkan maslahat kepada umat dan dari sumber cetak, siaran atau Internet, maka seorang
menghindarkan mereka dari marabahaya. reporter wajib tahu seluk-beluk berita akan lebih
Media pers Islam dapat dimanfaatkan sebagai mungkin menulis berita yang lebih bagus dan menarik
media dakwah atau penyebar informasi keislaman. ketimbang reporter yang tidak tahu. Menyampaikan
Pemuatan berita keislaman dalam media pers Islam informasi secara cepat dan tepat adalah salah satu
bermisi amar ma’ruf nahi munkar, yaitu tujuan organisasi berita dewasa ini, namun konsumen
menyebarluaskan informasi tentang perintah dan berita akan memilih pada sumber yang tepercaya yang
larangan Allah. Berisi pesan dan berusaha keras untuk menyajikan berita secara akurat dan relevan (Rolnicki
memengaruhi khalayak agar berprilaku sesuai dengan et al., 2015).
ajaran Islam. Antara hak dan kewajiban terdapat hubungan yang
Jurnalistik Islam atau jurnalistik dakwah merupakan sangat erat. yang satu mencerminkan adanya yang lain.
suatu proses pemberitaan, peliputan dan penyebarluasan Kita mengatakan, bahwa si A mempunyai suatu
berbagai peristiwa yang melibatkan nilai-nilai kewajiban untuk melakukan sesuatu, apabila perbuatan
keislaman dengan mengikuti kaidah dan standar si A itu ditujukan kepada orang tertentu, yaitu si B.
jurnalistik yang bersumber dari AlQuran dan As- Dengan melakukan suatu perbuatan yang ditujukan
Sunnah (Kasman, 2020; Retna, 2023). Berita keislaman kepada B itu, A telah menjalankan kewajibannya.
berperan penting dalam menginformasikan berbagai Sebaliknya, karena adanya kewajiban pada B itulah, A
peristiwa yang dialami umat muslim di seluruh dunia, mempunyai suatu hak. Hak itu berupa kekuasaan yang
mempersatukan kelompok-kelompok umat Islam untuk bisa diterapkannya terhadap B, yaitu berupa tuntutan
bersikap terbuka bagi perbedaan paham, serta mampu untuk melaksanakan kewajibannya itu (Suratman et al .
memberikan pembaruan dan sosialisasi perkembangan 2019).
khazanah intelektual Islam (Kasman, 2010).
Zainuddin Sardar dari Center for Future and Policy Teori hak didasarkan atas pada asumsi bahwa
Studies di Chicago menyatakan bahwa seorang jurnalis manusia mempunyai martabat dan semua manusia
Islam dapat berperan sebagai penjaga budaya Islam mempunyai martabat yang sama.
yang kredibel sekaligus menjadi pencipta budaya yang
dinamis. Sebagai orang yang lebih dekat Legal Moral, Contract
Legal Moral, Contract
diklasifikasikan sebagai intelektual daripada right
right Human
Human right
right ual
ual right
right
profesional, harus menjauh dari yang mapan dan tetap
dalam posisi genting. Wartawan muslim harus selalu
berpikir sambil bekerja atau berpikir pada saat yang
bersamaan. Dengan kata lain, jurnalis Muslim harus
berkomitmen pada integrasi segitiga; mujᾱhid Gambar 1: Teori hak asasi manusia
(pejuang), mujᾱddῑd (pembaru) dan mujtahid (pemikir)
(Sopiaan, 2020; Retna, 2023). Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

tentang Pers menjelaskan bahwa pers memiliki hak, Islam. Pers Islam pada dasarnya adalah pers yang
antara lain adalah kebebasan pers dijamin sebagai hak tujuannya menyebarkan nilai-nilai Islam atau sebagai
asasi warga negara; terhadap pers nasional tidak media dakwah bagi umat Islam, menyuarakan aspirasi
dikenakan penyensoran, pembredelan. Atau pelarangan umat Islam, dan pers atau media massa yang dimiliki
penyiaran; untuk menjamin kebebasan pers, pers oleh Umat Islam.
nasional mempunyai hak mencari, memperoleh, dan Pers dalam Islam sebagai media massa umum yang
menyebarluaskan gagasandan informasi; dalam bernafaskan Islam dan berpedoman pada nilai-nilai
mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan Islam (Romli, 2013; Ilhami, 2018). hakikat pers dalam
hukum, wartawan mempunyai hak tolak. islam adalah tidak sekedar memiliki visi dan misi untuk
Regulasi Indonesia tentang penyiaran yaitu UU No. Islam, tapi isi dan wajahnya tidak boleh bertentangan
32 Tahun 2002 tentang Penyiaran. UU ini mengatur dengan Islam.
berbagai hal tentang penyiaran, mulai dari dasar dan Dalam mendapatkan dan menyampaikan
tujuan penyiaran sampai lembaga penyiaran swasta, kebenaran wartawan harus memiliki kebebasan. Namun
publik, penyiaran komunitas dan lembaga penyiaran koridor kebebasan tersebut dibatasi oleh adanya kalimat
berlangganan. Regulasi ini juga mengatur tentang qad tabayyana al-rusyd min al ghayyi, dan aspek
keberadaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai kebenaran yang disebut Allah dengan ungkapan al-
lembaga negara yang berperan menetapkan standar urwat al-wutsqa. Dalam ayat 36 surah al-Isra’, Allah
program siaran, menyusun peraturan dan pedoman menegaskan: “”Dan janganlah kamu mengikuti apa
perilaku penyiaran sampai mengawasi pelaksanaan yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
aturan yang telah disusun oleh KPI (Masriadi Sambo, Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
2017). semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
Eksistensi opini publik senantiasa berada pada (QS. Al-Israa: 36 [17])
kontekstualnya. Ia berada dalam perimbangan dengan Artinya, bahwa seorang komunikator atau jurnalis
kekuatan sosial politik lain, seperti organisasi sosial haruslah bertanggung jawab kepada pembaca (hablum
politik, lembaga sosial politik, dan penguasa min an-nas) dan kepada Allah (hablum min na-Allah).
masyarakat. Selain itu, opini publik juga berada pada Dan juga harus dapat menjawab, menggunakan
konteks determinan pendukungnya yang dinamis kemampuannya untuk menanggapi (bersifat tanggap)
(Henry Subiakto & Rachmah Ida, 2015). (Indriyanti, 2016).
Secara yuridis, hak dan kewajiban pers nasional di
2. Methods and Materials Indonesia ditentukan oleh peraturan perundang-
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian undangan yang ada di Indonesia. Dalam konteks pers
kualitatif melalui metode studi pustaka (library bermakna luas, yakni menyangkut media cetak dan
research). Yang dimaksud dengan metode studi pustaka media elektronik, peraturan perundang-undangan yang
adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum mengatur hak dan kewajiban pers cukup banyak, mulai
yang berasal dari berbagai sumber dan dipublikasikan dari undang-undang yang berbicara tentang pers,
secara luas yakni penulisan yang didasarkan pada data- penyiaran, internet dan transaksi elektronik, hak asasi
data yang dijadikan obyek penelitian, seperti peraturan manusia, sampai keterbukaan informasi. Semua
perundang-undangan, buku-buku pustaka, majalah, undang-undang tersebut mengatur tentang hak dan
artikel surat kabar, penelitian terdahulu, buletin tentang kewajiban pers.
segala permasalahan yang berkaitan dengan pers yang Para insan pers di Indonesia tidak dapat dikecualikan
akan disusun dan dikaji secara komprehensif atau memiliki kekebalan (immune) sebagai subjek dari
(Muhammad, 2004; Purwadi, 2018). Analisis yang hukum pidana dan harus tetap tunduk terhadap Kitab
digunakan adalah analisis kualitatif yaitu melakukan Undang-undang Hukum Pidana “KUHP” yang berlaku
pembahasan yang telah didapat dengan mengacu di Indonesia. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti
kepada landasan teoritis yang ada. Hak & Kewajiban Pers telah dikekang oleh undang-
undang. Justru, konsep berpikir yang harus
dikembangkan adalah perangkat perundang-undangan
3. Result and Discussion tersebut dibuat dan diberlakukan dengan tujuan untuk
Islam sangat mendukung kegiatan jurnalistik, yang
membentuk pers yang seimbang, transparan dan
tujuannya tak lain dan tak bukan untuk mendakwahkan
profesional. Bagaimanapun juga harus diakui bahwa
kebenaran ajaran Islam terhadap orang lain (Arnus,
pers di Indonesia belum seluruhnya menerapkan suatu
2016; Collins, 2021). Dakwah yang memanfaatkan
kualitas pers yang profesional dan bertanggung jawab
media massa ini disebut dengan istilah Dakwah Bil
dalam membuat pemberitaan. Hal ini patut diwaspadai
Qalam (Ustadzi, 2005; Collins, 2021). Media massa
mengingat belum seluruh rakyat Indonesia memiliki
yang mengusung tema tentang Islam seringkali
pendidikan dan tingkat intelegensia yang memadai.
menyebut dirinya sebagai Jurnalistik Islam atau Pers
Jika Hak & Kewajiban Pers dibiarkan berjalan tanpa
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

kontrol dan tanggung jawab, maka hal tersebut dapat kebebasan pers diarahkan dalam rangka
berpotensi menjadi media agitasi yang dapat mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan dan
mempengaruhi psikologis masyarakat yang belum pengembangan martabat manusia (Astuti. S.A, 2015).
terdidik, yang notabene lebih besar jumlahnya Keberadaan pers dalam Islam sebagai media
dibanding masyarakat yang telah terdidik. Oleh karena dakwah sedikit banyaknya telah berperan aktif dalam
itu, bagi wartawan melakukan tindak kriminal, tidak pembentukan karakter bangsa Indonesia. Dan pers
bisa lagi menggunakan identitas sebagai wartawan. Islam disini bukan hanya dilakukan oleh orang-orang
Aparat kepolisian bisa memprosesnya sesuai KUH yang semata-mata memang bercermin kesana, misalnya
Pidana. Akibat hukum terhadap penyimpangan hak & pesantren, ulama, dan sebagainya. Namun, kini banyak
kewajiban pers oleh wartawan, wajib pihak kepolisian orang atau lembaga yang tidak terlalu fokus dalam
memanggil wartawan untuk meminta keterangan terkait menerbitkan pers Islam. Tinggal disini kita harus
dengan penyimpangan pemberitaannya. Hal itu bisa membatasi, mana yang memang membawa kepentingan
dengan memanggil redaktur dari wartawan umat Islam dan mana yang tidak. Dalam arti,
bersangkutan. Berhubung prinsip dasar jurnalistik menghindari pers Islam yang hanya berorientasi pada
adalah Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Wartawan yang kepentingan bisnis dan pasar semata.
dalam menjalankan profesinya, tidak sesuai dengan Hak dan kewajiban pers Islam adalah diterbitkan
KEJ, boleh diadukan ke aparat hukum (Syafriadi, oleh umat Islam, menyuarakan aspirasi muslim,
2018). menampilkan aktivitas keislaman, dan mendakwahkan
Dalam sejarah perkembangannya, pers mengalami Islam. Jurnalis muslim berperan sebagai:
kemajuan yang berarti. Hal ini sejalan dengan a. Sebagai Pendidik (Muaddib). Yaitu melaksanakan
perkembangan teknologi komunikasi massa. fungsi edukasi yang Islami. Ia harus lebih menguasai
Karenanya, kajian pers membawa banyak konsekuensi ajaran Islam dari rata-rata khalayak pembaca. Lewat
di bidang pers pula. Pers yang awalnya hanya media massa, ia mendidik umat Islam agar
dimonopoli oleh media cetak sudah bertambah dengan melaksanakan perintah Allah S.W.T. dan menjauhi
media elektronik seperti televisi dan radio. Bahkan larangan-Nya. Ia memikul tugas mulia untuk
sekarang, sudah kian mewabah fenomena internet yang mencegah Umat Islam berperilaku yang
mau tidak mau menyeret pembahasan pers ke bentuk menyimpang dari syariat Islam, juga melindungi
media baru itu. Lebih dari itu, media cetak dan umat dari pengaruh buruk media massa non-Islami
elektronik saat ini sudah berkolaborasi dengan media yang anti-Islam.
internet. b. Sebagai Pelurus Informasi (Musaddid). Setidaknya,
Di Indonesia, media cetak tak lagi cukup disajikan terdapat tiga hal yang harus diluruskan oleh para
dengan media yang tercetak itu. Media elektronik juga Jurnalis Muslim. Pertama, informasi tentang ajaran
tidak jauh berbeda. Jika diamati, mediamedia elektronik dan Umat Islam. Kedua, informasi tentang karya-
sekalipun (radio dan televisi) sekarang punya wujud karya atau prestasi umat Islam. Ketiga, lebih dari itu
dua, yakni medianya sendiri dan media internet. Kalau Jurnalis Muslim dituntut mampu menggali –
Anda pembaca harian Kompas, Anda bisa juga melakukan investigative reporting– tentang kondisi
mengakses lewat internet semua berita di harian umat Islam di berbagai penjuru dunia. Peran
tersebut. Beberapa televisi seperti RCTI, SCTV, Metro Musaddid dapat dirasakan relevansi dan urgensinya
TV juga sudah menyajikannya dalam media internet. mengingat informasi tentang Islam dan umatnya
Akibat perkembangan demikian, pembahasan seputar yang datang dari pers Barat biasanya biased
Ruang lingkup mengenai pers telah mengalami (menyimpang, berat sebelah) dan distorsif,
pergeseran. Maka, Ruang lingkup mengenai ruang pers manipulatif alias penuh rekayasa untuk memojokkan
meliputi: Pers Cetak, Pers Siaran dan Pers Online Islam yang tidak disukainya. Di sini, Jurnalis
(Nurudin, 2009). Muslim dituntut berusaha mengikis fobia Islam
Pada hakikatnya, hak & kewajiban pers mencakup (Islamophobia) yang merupakan produk propaganda
kebebasan positif dalam menyampaikan informasi, pers Barat yang anti-Islam.
yaitu kondisi yang memungkinkan pers dapat berbuat c. Sebagai Pembaharu (Mujaddid). Yakni penyebar
sesuatu untuk mencapai apa yang diinginkannya dan paham pembaharuan akan pemahaman dan
kebebasan negatif yaitu kondisi dimana pers tidak pengamalan ajaran Islam (reformisme Islam).
dipaksa untuk melakukan suatu perbuatan atau tindakan Jurnalis Muslim hendaknya menjadi “juru bicara”
apapun diluar ketentuan pers. Pers memiliki kebebasan para pembaharu, yang menyerukan umat Islam
yang dinamis, yaitu hak & kewajibannya selaku pers, memegang teguh Al-Qur’an dan as-Sunnah,
dimana pers senantiasa mampu menyesuaikan dengan memurnikan pemahaman tentang Islam dan
tuntutan perkembangan zaman tanpa merasa kehilangan pengamalannya (membersihkannya dari bid’ah,
identitas, karakter dan idealisme. Hak & kewajiban pers khurafat, tahayul, dan isme-isme asing non-Islami),
pun harus memiliki kebebasan yang humanis. Artinya dan menerapkannya dalam segala aspek kehidupan
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

umat. 2) Pers Islam tidaklah semata-mata ditentukan oleh


d. Sebagai Pemersatu (Muwahid). Yaitu harus mampu keputusan organisasi perusahaan yang berada pada
menjadi jembatan yang mempersatukan umat Islam. wewenang pemerintah
Oleh karena itu, kode etik jurnalistik yang berupa 3) Pers Islam harusalah berpegang teguh terhadap nilai-
impartiality (tidak memihak pada golongan tertentu nilai Alquran dan hadis
dan menyajikan dua sisi dari setiap informasi (both 4) Pers Islam harus mempunyai pengelolaan
side information) harus ditegakkan. Jurnalis Muslim manajemen sebagai acuan dasar dalam upaya untuk
harus membuang jauh- jauh sikap sektarian yang mencapai tujuan keseluruhan organisasi secara
baik secara ideal maupun komersial tidaklah efisien (Kurniawan, 2011; Ilhami, 2018).
menguntungkan. Jurnalistik Islam bukan sekedar berbau Islam
e. Sebagai Pejuang (Mujahid). Yaitu pejuang-pembela semata, tetapi harus yang benar-benar menghayati
Islam. Melalui media massa, jurnalis Muslim risalah Islam; yakni bukan sekedar bermotto Islam itu
berusaha keras membentuk pendapat umum yang sendiri, namun yang terpenting harus mempunyai tugas
mendorong penegakkan nilai-nilai Islam, rangkap, yakni di samping mempersatukan umat dan
menyemarakkan syiar Islam, mempromosikan citra berdiri di atas semua golongan, tetapi juga menangkis
Islam yang positif dan rahmatan lil’alamin, serta serta membendung segala usaha yang ingin
menanamkan ruhul jihad di kalangan umat memperdaya atau melemahkan persatuan umat. Dengan
Pers dalam perspektif Islam melarang pelecehan demikian, jurnalistik yag seperti itulah yang sangat
atau kegiatan yang menjatuhkan nama baik orang lain. dibutuhkan sekarang ini dalam menghadapi gelombang
Ada beberapa batasan kebebasan pers dalam Islam. pemutarbalikan fakta/berita yang dihentakkan ke tubuh
Pertama, yang berkaitan dengan perzinahan. Allah umat, khususnya umat Islam. Sampai saat ini belum
berfirman” “Sesungguhnya orang yang menuduh wanita pernah terpikirkan oleh kalangan pemimpin-pemimpin
yang baik-baik, lagi beriman (berbuat zina) mereka Islam untuk membentuk jurnalistik Islam yang benar-
kena laknat dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab benar murni tanpa dikaitkan dengan suatu golongan.
yang besar.” (Qs. An-Nur: 23). Kedua, pemberitaan Pada masa lalu, jurnalistik Islam terlihat lebih condong
yang berorientasi cabul atau porno. Dalam hal ini, Allah disebut jurnalistik yang dikaitkan dengan
sangat mengecam keras. “Sesungguhnya orang yang ini partai/organisasi Islam,, sehingga ditemukan hanya
agar beritanya terkait dengan perbuatan yang amat keji saling serang antara sesame golongan umat (Kasman,
tersiar dikalangan orang-orang beriman, bagi mereka 2020).
azab yang pedih di dunia dan akhirat.” (Qs. An-Nur: Pers-pers berkualitas senantiasa menjaga reputasi
19). Ketiga, berita yang berisi tentang berburuk sangka dan wibawa martabatnya di mata masyarakat, antara
dan mengunjing. Keempat, membocorkan rahasia lain dengan senantaisa menghindari penggunaan
negara. Dan kelima, mencela, mengumpat dan katakata atau istilah yang dapat diasumsikan tidak
menghamburkan fitnah (Rosyid, 2013; Collins, 2021). sopan, vulgar, atau mengumbar selera rendah. Kata-kata
Dalam teori hukum Pers juga secara hak & seperti itu ditemukan pada pers popular lapis bawah dan
kewajiban (fungsional) turut menjadi rambu dalam pers kuning. Dalam etika berbahasa, pers tidak boleh
menuntun wartawan dan pimpinan perusahaan pers menuliskan kata-kata yang tidak sopan, kata-kata
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Bila vulgar, kata-kata yang berisi sumpah serapah, kata-kata
Teori Hukum Pers tersebut dapat dijalankan, hujatandan makian yang sangat jauh dari norma social
sesungguhnya tidak ada persoalan dalam pelaksanaan budaya agama. Atau dengan sengaja menggunakan
kebebasan pers (Barus, S. W, 2010). pilihan kata pornografi dan berselera rendah lainnya
dengan maksud untuk membangkitkan asosiasi seksual
Sehingga, dapat dikatakan bahwa kebebasan pers khalayak pembaca (Kusumaningrat, 2015; ramli, 2015).
dalam Islam adalah kebebasan yang membebaskan Pers perspektif Islam yang mampu menjaga
(profetik) manusia dari hal-hal yang merusak kodrat hubungan dengan Allah dan hubungan dengan manusia
dan fitrahnya. Oleh karenanya dalam pemberitaan yang (hablum minallh wa hablum minannas). Pers Islam atas
bernuansa Islam, mestinya sajian berita, tayangan dan nama agama harus mampu membawa harapan rakyat
opini yang harus mampu memuliakan manusia, bukan meraih keadilan sosial sesuai hak dan kewajibannya
sebaliknya menjatuhkan martabatnya di muka umum. (vertikal dan horizontal) dan hak-hak asasi manusia.
Berdasarkan pendekatan metode pengembangan Akan tetapi, sudah barang tentu pendekatan dan cara
pers Islam di atas, dapat dikemukakan bahwa upaya yang digunakan bukan bersifat destruktif, tapi
membangun karakter dan menggambarkan hal-hal konstruktif penuh kebijaksanaan sebagaimana yang
pokok terkait pers dalam Islam dapat diperoleh dengan diajarkan dalam Islam.
prinsip sebagai berikut: Dengan demikian, keberadaan media massa Islam
1) Pers Islam harus selektif dalam proses konstruksi harus tetap istikomah agar peran rahmatan lil’alamin
dan penyampain pesan yang kompleks tetap terjaga. Prinsip komunikasi dalam Pers Islam
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

harus memenuhi standar dari Al-Qur’an atau Qur’ani dijalankan dengan dengan cara islami. Pers harus
(al-bayan). Standar tersebut diantaranya: independen sehingga tidak terjebak pada pers sektarian
a) Qawlan Syadidan (Q.S. an-Nisa:9), yakni tegas, yang ekslusif. Pers Indonesia menjadi alat perjuangan
jumowo, jujur, dan straight to the point; kaum pergerakan nasional yang ingin mencapai
b) Qawlan Balighan (Q.S. an-Nisa:63), yaitu harus kebebasan dan kemerdekaan, hak dan kewajiban pers
jelas, terang, konsisten, dan tepat sasaran; turut menjadi rambu dalam menuntun pers dalam
c) Qawlan Maysuran (Q.S. al-Isra’:28), yakni pantas; menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Sehingga,
d) Qawlan Layyinan (Q.S. Thaha:44) yakni lemah- dapat dikatakan bahwa pers dalam Islam adalah
lembut, santun, dan andap-asor; kebebasan yang membebaskan (profetik) manusia dari
e) Qawlan Kariman (Q.S. al-Isra’:23), yakni mulia, hal-hal yang merusak kodrat dan fitrahnya. Oleh
halus, dan ora semengit. karenanya dalam pemberitaan yang bernuansa Islam,
f) Qawlan Ma’rufan (Q.S. an-Nisa:5), yakni sajian berita, tayangan dan opini yang harus mampu
menggunakan kata yang baik, tidak kemlete, dan memuliakan manusia.
undak-unduk.
Dalam Islam, juga diakui Kebebasan Pers. References
Kebebasan ini mencakup kebebasan berpikir, kebebasan
berbicara dan kebebasan mengungkapkan sesuatu [1] ARNUS, S. H. (2016). Pers Islam di Era
melalui lisan, tulisan (pena) dan tindakan (action). Konvergensi Media. Palita: Journal of Social
Islam menjamin kebebasan berpikir yang disalurkan Religion Research, 1(2), 127-140.
melalui riset, observasi atau penelitian. Dalam Islam [2] ASIKIN ZAINAL (2016), Pengantar Tata Hukum
kegiatan semacam ini adalah suatu kewajiban yang Indonesia, cet III, Rajawali Press, Jakarta
harus dilakukan guna mencerdaskan umat. Pers dalam [3] ASEP SAEFUL MUHTADI (2018). Pengantar
Islam mengemban misi amar ma’ruf nahi mungkar. Ilmu Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama
Karena itu, terkait dengan realita pelaksanaan Media
kebebasan pers, Islam memberikan panduan kepada [4] ALKOSTAR, ARTIDJO (2016) “Kebebasan Pers
masyarakat ketika menerima informasi dengan prinsip sebagai Manifestasi Hak Asasi Manusia.” Jurnal
tabayyun. Tabayyun merupakan cara bagi masyarakat Dewan Pers 12.
untuk mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas [5] ASTI, M., NADI, M. (2021). Dasar-Dasar
benar keadaannya. Atau dapat dikatakan juga tabayyun Jurnalistik: buku pegaangan wajib para
merupakan cara masyarakat untuk meneliti dan jurnalis . Yogyakarta: Komunika.
menyeleksi berita yang diterimanya. [6] ASEP SYAMSUL M. ROMLI (2013) Jurnalistik
Allah mengingatkan untuk tidak mengikuti sesuatu Dakwah Visi dan Misi Dakwah bil Qalam
yang belum diketahui secara jelas masalahnya atau (Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
jangan mengambil kesimpulan terlebih dalulu sebelum [7] ASTUTI. S.A, (2015) Kebebasan Pers dan Etika
mengetahui secara jelas. Hal ini dikarenakan semua Pers dalam Perspektif Hukum Islam, (Yogyakarta:
yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan Genta Publishing
semuanya di hadapan Allah. Hal ini sebagaimana [8] BHAT AM (2014) Freedom Of Expression From
firman Allah dalam QS al-Isra ayat 36: “Dan Janganlah Islamic Perspective. Journal of Media and
kamu mengikuti apa yang kamu tidak ketahui. Communication Studies.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, [9] BARUS, SEDIA WILLING. (2010). Jurnalistik:
semuanya itu akan dimintai pertanggungjawabannya.”. Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta: Erlangga
(Marhamah, 2021).
[10] COLLINS, J. S. (2021). Pers Sebagai Pilar
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat Demokrasi Dalam Perspektif Islam (Press As A
dikatakan kedudukan Pers perspektif Islam sangat Pillar Of Democracy In Islamic
strategis untuk menangkal perang pemikiran (gazwul Perspective). Jurnal Hukum Lex Generalis. Vol, 2
fikr) yang terjadi dalam masa modern seperti ini. Perang (2).
melalui pembentukan opini dapat diantisipasi melalui [11] DJUROTO TOTOK, (2014) Manajemen
Pers Islam (Sen & Hill, 2010; Collins, 2021 ). Penerbitan Pers. Cet. III; (Bandung: PT Remadja
Rosdakarya.
[12] EDY SUSANTO, MOHAMMAD TAUFIK
3. Conclusion MAKARAO, HAMID SYAMSUDDIN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data, (2014). Hukum. Pers di Indonesia. PT.Rineka
penulis memperoleh kesimpulan bahwa Pers dalam Cipta: Jakarta.
perpektif Islam pada dasarnya adalah pers yang [13] EFFENDY, ONONG UCHJANA, (2001). Ilmu
bertujuan menyebarkan nilai-nilai Islam atau sebagai Komunikasi; Teori dan Praktek, Cet. Ke-15;
media dakwah bagi umat Islam, menyuarakan aspirasi Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
umat Islam, dan pers yang dimiliki oleh umat Islam dan
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

[14] FATHOR RAHMAN (2015) Runtuhnya Media [31] MASRIADI SAMBO; JAFARUDDIN YUSUF
Massa Islam Alternatif (Analisis Kritis Terhadap (2017). Pengantar jurnalisme multiplatform /
Penyebab Matinya Ulumul Qur’an 1998), Masriadi Sambo, Jafaruddin Yusuf . Depok :
Yogyakarta: Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Prenadamedia Group
Yogyakarta. [32] MAKARIM EDMON (2014) Kompilasi Hukum
[15] HENRY SUBIAKTO DAN RACHMAH IDA, Telematika. Cet. I; (Jakarta: PT RajaGrafindo
(2015) Komunikasi Politik, Media, dan Persada
Demokrasi. Edisi Kedua, Cet. III; (Jakara: [33] NASRULLAH, R. (2018). Khalayak media:
Kencana). Identitas, ideologi, dan perilaku pada era digital.
[16] ISHAK, SAIDULKARNAIN. (2014). Jurnalisme Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Modern Jakarta: PT Elex Media Komputindo. [34] NURUDIN (2009) Jurnalisme Masa Kini. Cet.I;
[17] I DEWA GEDE ATMAJA, (2014) Filsafat Hukum (Jakarta: Rajawali Pers)
Dimensi Tematis & Historis, Malang: Setara Press. [35] ROSYID, M. (2013). Membingkai Sejarah Pers
[18] ILHAMI, A. I. (2018). Eksistensi Pers Islam Islam di Tengah Terpaan Era Digital. At-Tabsyir:
Dalam Dinamika Indonesia Di Era Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 1(1), 1-18.
Modern. Mediakita, 2 (2), 115-124 [36] R SOEROSO (2018) Pengantar Ilmu Hukum.
[19] INDRIYANTI, (2016) Amilia. Belajar Jurnalistik Jakarta: Sinar Grafika.
dari Nilai-nilai Al-Qur‟an. Semarang: [37] RAMLI, R. (2015). Dakwah dan Jurnalistik Islam
PT. Samudera. (Perspektif Dakwah Islamiyah). KOMUNIDA:
[20] JALLOW, A. Y. (2015). Freedom of expression Media Komunikasi dan Dakwah, 5(1), 10-30.
from the Islamic perspective. Journal of Mass [38] ROMLI, ASEP SYAMSUL, (2013) Jurnalistik
Communication Journalism, 5(10). Dakwah Visi dan Misi Dakwah bil Qalam
[21] JAMALIE, ZULFA. DAN KAIDAH (2010) (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003)
Urgensi Jurnalistik Islam, http:// padepokanpena. [39] ROLNICKI, TOM E., TATE, C. DOW,
wordpress.com/ 2008/08/21/ kaidah-dan-urgensi TAYLOR, SHERRI A, TRI WIBOWO BS.
jurnalistik-islam (2015). Pengantar dasar jurnalisme: scholastic
[22] KASMAN, SUF. (2020). Jurnalistik Universal: journalism (ke-11). Jakarta: Prenadamedia Group.
Menelusuri Prinsip-Prisip Dakwah Bil Qalam [40] ROBBANI V. B (2012), Analisis Yuridis
dalam AlQuran. Cet. II. Bandung: Teraju Pertanggungjawaban Wartawan Atas Aduan
[23] KURNIAWAN ARIFANTO (2014). Media dalam Pencemaran Nama Baik (Studi Kasus Pencemaran
Lintas Sejarah; dari Orba ke Reformasi Nama Baik Yang Dimuat Dalam Harian Radar
Yogyakrata: Aksara. Jogja Edisi 27 Mei 2002)
[24] KASMAN, SUF (2010) Pers dan Pencitraan Umat [41] SEN, K., & HILL, D. (Eds.). (2010). Politics and
Islam di Indonesia; analisis Isi Pemberitaan the media in twenty-first century Indonesia:
Kompas dan Republika. Cet. I; (Jakarta: Badan Decade of democracy. Routledge.
Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2010). [42] SOPIAAN. A. R (2020), Tantangan Media
[25] KUSUMANINGRAT, HIKMAT DAN Informasi Islam; Antara Profesionalisme dan
PURNAMA KUSUMANINGRAT (2015) Dominasi Zionis, Cet. II, (Surabaya: Risalah
Jurnalistik; Teori dan praktek, Cet. Bandung : PT Gusti).
Remaja Rosdakarya [43] SURATMAN, HAYAT, DAN UMI SALAMAH,
[26] MARHAMAH, Pers dalam Perpektif Islam (2019) Hukum dan Kebijakan Publik. Cet I;
(Tabayyun), diakses dari https:// layar berita. (Bandung: Refika Aditama.
com/2017/02/ 10/ pers-dalam-perpektif-islam- [44] SAHPUTRA, D. (2020). Implementasi Hukum
tabayyun/, diakses pada 15 Januari 2023. Pers di Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hukum
[27] MUFTISANY HAFIDZ (2021). Sumbangsih Pers De Jure, 20(2), 259-274.
Islam, Cet. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. [45] USTADZI, N. I. M. (2005). Misi Dan Orientasi
[28] MUHTADI. ASEP SAEFUL (2018). Pengantar Pers Islam (Studi Pada Buletin Dakwah Wa
Ilmu Jurnalistik Cet III. Bandung: Simbiosa Islama) (Doctoral Dissertation, Uin Sunan
Rekatama Media. Kalijaga Yogyakarta).
[29] MUHAMMAD, A. (2004). Hukum dan penelitian
hukum.
[29] MANAN. BAGIR. (2016) Pers, Hukum, dan Hak
Asasi Manusia. Cet. I; Jakarta: Dewan Pers
[30] MUFID (2019) Komunikasi dan Regulasi
Penyiaran. Jakarta: Prenada Media Group
kerjasama UIN Jakarta
Suf Kasman & Nur Hidayah.:Hak dan Kewajiban Pers dalam Perspektif Islam Indonesia
Odd Page

Anda mungkin juga menyukai