Anda di halaman 1dari 10

RESUME

DOSEN PENGASUH: ERFINAWATI S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :
WAN BALQIS ZULKARNAIN

FAKULTAS AGAMA ISLAM PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
SEMESTER 1
MATERI 1
KONSEP DARI PENULISAN KREATIF

1. Mengapa Mahasiswa Perlu Menulis di Media Massa?


Mahasiswa perlu menulis di media massa karena ada beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari pengalaman tersebut :
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi
b. Meningkatkan keterampilan penulisan
c. Membangun portofolio
d. visibilitas dan jangkauan
e. isu-isu terkini
f. Mempelajari industri media
Dengan menulis di media massa, mahasiswa dapat mengembangkan berbagai
keterampilan yang berharga dan memperluas peluang mereka di dunia akademik dan
profesional.

2. KARAKTER PENULISAN KREATIF


Karakterisktik mencangkup beberapa elemen yaitu :
a. Imajinatif: Tulisan kreatif didasarkan pada imajinasi yang kuat.
b. Kreatif: Tulisan kreatif memperlihatkan kreativitas dalam gaya bahasa,
c. Ekspresif: Tulisan kreatif adalah sarana untuk mengekspresikan diri.
d. Berstruktur: Meskipun penulisan kreatif sering berfokus pada kebebasan ekspresi,
struktur tetap penting untuk mendapatkan alur cerita menarik.
e. Karakter dan dialog: Penulis kreatif menciptakan karakter yang kuat dan menarik.
Mereka menggunakan dialog autentik untuk menghidupkan cerita dan membantu
pembaca terhubung dengan karakter.
f. Deskriptif: Tulisan kreatif menggunakan deskripsi yang indah dan detail yang kaya
untuk membantu pembaca membayangkan dunia yang dihadirkan.
g. Revisi: Tulisan kreatif melalui proses revisi yang cermat untuk meningkatkan kualitas
karya.
h. Keaslian: Keaslian adalah kunci untuk menciptakan karya yang unik dan orisinal.
Dengan memahami karakteristik ini, penulis dapat mengembangkan kemampuan mereka
dalam menulis kreatif dan menghasilkan karya yang menarik dan berkesan.

3. JENIS JENIS ARTIKEL


Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau essai dsb. Artikel dibagi
menjadi:
a. Artikel ilmiah yaitu artikel yang ditulis berdasarkan pengamatan dan menganut
kaidah penulisan ilmiah. Artikel ilmiah bisa berupa jurnal ilmiah, esai ilmiah. dan
makalah.
b. Artikel pop yaitu artikel yang ditulis faktual dan dimuat di media massa. Artikel pop
bisa berupa berita, opini publik, editorial, esai populer, dan kolom.
c. Artikel sastra yaitu artikel yang ditulis dari hasil imajinasi pengarang. Artikel sastra
bisa berupa cerita pendek ataupun cerita bersambung.

4. ARTIKEL POPULER
Artikel populer yaitu artikel yang ditulis secara faktual dan dimuat di media massa.
yang dimuat di media massa yang bukan termasuk artikel populer yaitu berita duka cita,
informasi kehilangan, iklan, dan informasi lelang. Pembaca artikel populer berasal dari
berbagai suku bangsa dan budaya sehingga penulis menghindari unsur suku, agama, ras, dan
antargolongan. Selain itu karena dimuat di media massa, penulis harus menghindari
kesalahpahaman yang akan menimbulkan kontroversi. media massa merupakan masyarakat
yang berasal dari berbagai macam golongan.
a. Golongan A yaitu redaksi yang wilayahnya pemasarannya berskala nasional.
Produknya dipasarkan minimal di 3 provinsi.
b. Golongan B yaitu redaksi yang wilayah pemasarannya berskala regional. Redaksi
pada golongan ini ada yang memberikan honor kepada penulis namun ada juga yang tidak
memberikan.
c. Golongan C yaitu redaksi yang wilayah pemasarannya berskala lokal.

5. KARYA SASTRA
Pada zaman dahulu, karya sastra dianggap sakti dan mempunyai kekuatan. Empu
merupakan seseorang dari kasta brahmana yang dianggap mempounyai kesaktian
sehingga karya dibuatnya dianggap mempunyai kesaktian, seperti keris, kitab, tombak,
dsb, sastra banyak dibacakan pada saat beribadah (kitab), mengobati orang kesurupan
(mantra), membersihkan jiwa. Tidak, para raja dan abdi keraton pjuga bisa menulis, akan
tetapi hanya Empu lah sumber ilmu pngetahuan pada masa itu. Namun seiring
berjalannya waktu, anggapan bahwa karya sastra mempunyai kesaktian sudah mulai
bergeser karena mulai banyak orang-orang yang bisa baca tulis. Apakah karya satra itu
harus menggunakan bahasa yang mendayu-dayu agar terkesan indah? Apakah karya
sastra selalu berguna? Karya sastra selalu berguna bagi pembaca karena didalamnya
terkandung nilai pencerahan bagi pembaca

MATERI KE 2
BERITA

A. Sebuah berita harus memenuhi 4 hal, yaitu :


1. Nyata (faktual)
2. Terbaru (aktual)
3. Berimbang (objektif)
4. Mengabarkan (informative)
Berita akan dikatakan penting apabila :
1. Langka
2. Menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Banyak dibicarakan
4. Memiliki kedekatan fisik
5. Memiliki kedekatan batin

B. Jenis Jenis Berita


Tentu, berikut adalah ringkasan singkat tentang jenis-jenis berita:

1. Berita Utama (Hard News):


- Fokus pada peristiwa terkini dan signifikan.
- Mengutamakan fakta dan informasi objektif.
- Contoh: berita politik, kecelakaan, peristiwa internasional.

2. Berita Ringan (Soft News):


- Lebih bersifat hiburan dan human-interest.
- Bisa mencakup profil tokoh, gaya hidup, seni, dan hiburan.
- Contoh: wawancara selebriti, tren mode, atau liputan acara hiburan.

3. Opini (Opinion Pieces):


- Mengandung sudut pandang atau pendapat penulis.
- Bisa berupa editorial, kolom, atau esai.
- Contoh: tulisan opini tentang kebijakan pemerintah, peristiwa terkini.

4. Feature Story (Liputan Mendalam):


- Menyajikan latar belakang, analisis mendalam, dan cerita naratif.
- Lebih fokus pada eksplorasi topik tertentu.
- Contoh: laporan investigasi, profil tokoh, atau liputan khusus.

5. Berita Investigasi:
- Melibatkan penyelidikan mendalam untuk mengungkap informasi rahasia.
- Bertujuan membongkar skandal atau ketidakpatuhan.
- Contoh: penyelidikan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan.

6. Berita Humaniora:
- Menyoroti aspek-aspek kemanusiaan, kebudayaan, dan sosial.
- Fokus pada dampak peristiwa terhadap masyarakat.
- Contoh: liputan mengenai masalah kesejahteraan, pendidikan, atau lingkungan.
7. Berita Sains dan Teknologi:
- Mendiskusikan perkembangan ilmiah, teknologi, dan penemuan terkini.
- Contoh: penemuan baru, perkembangan teknologi terkini.

8. Berita Bisnis dan Ekonomi:


- Menyoroti isu-isu ekonomi, keuangan, dan bisnis.
- Melibatkan analisis pasar, kebijakan ekonomi, dan perubahan bisnis.
- Contoh: laporan keuangan perusahaan, analisis tren ekonomi.

C. UNSUR BERITA
Sebuah berita dapat dikatakan lengkap apabila telah memenuhi 6 aspek, yakni
1. Siapa (Who)
2. Apa (What).
3. Di mana (Where),
4. Kapan (When)
5. Mengapa (Why)
6. Bagaimana (How).
6 aspek ini disebut dengan 5W 1H, informasi yang dikumpulkan wartawan harus
memenuhi 6 aspek tersebut. 6 Aspek tersebut bisa dikumpulkan melalui wawancara
maupun merekam dan melihat langsung. Kegiatan mengumpulkan informasi itu
disebut dengan liputan.

D. BAGIAN-BAGIAN BERITA
Berita memiliki bagian-bagian penting, yaitu:
a. Judul berita
b. Teras Berita
c. Inti
d. Pengembangan

E. TEHNIK PENULISAN BERITA


Menulis sebuah berita butuh keterampilan khusus. Karena dalam menulis
berita harus memperhatikan jumlah kata, isi berita, penting dan tidaknya untuk
dipublikasikan, dsb. Meskipun butuh keterampilan khusus, bukan berarti menulis
berita itu susah. Menulis berita itu mudah jika anda mau belajar.

a. Penulisan Judul Berita


Judul berita biasa disebut juga kepala berita atau headline news, harus dibuat
sedemikian rupa sehingga tampak menarik dan "hidup". Umpamanya, untuk membuat
judul lebih "hidup dan lebih menarik perhatian, lazim dibuat dengan menanggalkan
prefiks me atau prefiks ber yang ada pada verba atau kata kerjanya, padahal pada
bahasa ragam baku kedua prefiks itu harus ditampilkan

b. PENULISAN TERAS BERITA


Teras berita adalah bagian yang penting dari sebuah berita, yang ditempatkan
pada paragraf pertama di bawah judul berita. Barus (2010:69) mengatakan bahwa
teras berita yaitu bagian pembuka yang juga berfungsi sebagai pokok berita atau
bagian inti dari berita. Teras berita dapat berupa sebuah kalimat atau beberapa kalimat
(dua atau tiga buah kalimat) yang terikat pada sebuah paragraf. Teras berita ini harus
menarik dan ditulis dalam kalimat-kalimat pendek. Cara paling mudah menulis seras
berita yaitu dengan. rumus SIAPA melakukan APA, DI MANA, KAPAN, dan
MENGAPA, Teras berita maksimal berisi 35 kata.

c. PENULISAN ISI BERITA RINGAN (SOFTNEWS)


Berbeda dengan berita langsung (Straight News) maka berita ringan (Soft
News) tidak terikat dengan unsur "penting" dan unsur "aktual. Yang. penting pada
berita ringan ini adalah unsur manusianya, menyentuh rasa kemanusiaan, dan
keadilan bagi banyak orang.
Berita ringan bisa mengambil satu sisi kemanusiaan dari berita langsung.
Misalnya, berita langsung mengenai "17 pelaut WNI Disandera Perompak di
Somalia," dibuatkan berita bagaimana gundah dan bingungnya: hati seorang istri
dari salah seorang pelaut itu yang berada di salah satu tempat di Indonesia.

d. Penulisan Berita Kisah (Feature)


Hal terpenting dalam penulisan berita kisah adalah ditampilkanya latar
belakang manusia yang terlibat dalam peristiwa itu. Latar belakang terutama.
mengenai tindakan, watak, motif, dan emosi dari unsur who atau unsur lainnya.
Begitu juga dengan unsur how yang menyangkut masalah bagaimana. pelaku
melakukan perbuatanya, atau juga korban mengalami nasibnya.
Berita kisah, juga berita langsung, dan berita ringan, pada hakikatnya adalah
sebuah karangan utuh, yang harus mengikuti kaidahkaidah penulisan sebuah
karangan. Hanya corak, dan kelengkapan isinya yang mungkin. berbeda. Berita
kisah tidak mementingkan keaktualan sedangkan berita. langsung dan berita
ringan sangat menekankan keaktualan dan "pentingnya" berita itu disampaikan.
E. PENGEMBANGAN BERITA
Berita utama dan berita pengembangan selalu berupa berita panjang.
Wartawan dituntut untuk mengembangkan tulisannya. Ada beberapa teknik untuk
membuat pengembangan berita, yaitu :
1) Menjerlaskan kronologi secara runtut;
2) Menampilkan cuplikan wawancara dengan narasumber;
3) Mengkonversikan hasil wawancara dari subjektif ke objektif; dan
4) Menyangkutkan dengan berita sebelumnya.

F. KESALAHAN DALAM MENULIS BERITA


a. Berbelit-belit
b. Pemilihan kata yang kontradiktif
c. Kosa kata sulit dipahami
Menulis bukan hanya sekadar merangkai kata. Namun juga sebagai cara untuk
menyampaikan informasi kepada pembaca. Dalam menulis berita, wartawan harus
memperhatikan diksi yang tepat sehingga tidak terjadi multitafsir pada diri pembaca.
Mulititafsir bisa terjadi akibat penggunaan kata yang bersifat ambigu atau juga memiliki
makna yang bertentangan.

MATERI KE 3
MENULIS BERITA

1. PROSEDUR PENULISAN BERITA


Berikut beberapa tahap dalam penulisan berita:
a. Observasi
Tahap observasi merupakan tahap penelusuran informasi. Wartawan yang mengumpulkan
informasi ini disebut dengan reporter. Reporter harus meliput setiap kejadian yang
didapatnya. Observasi bisa didapat melalui 2 cara yakni pengamatan langsung dan
wawancara. Bisa saja kedua cara tesebut dilakukan sekaligus.
b. Perumusan
Setelah data di dapatkan, langkah selanjutnya adalah merumuskan tulisan. Tulisan
dirancang untuk dibentuk menjadi model berita tertentu. Wartawan bisa mengira artikel berita
itu nanti akan diterbitkan di bagian mana. Apakah akan ditempatkan di halaman depan surat
kabar (headlinenews) atau di halaman lain.
Berita yang dimuat pada halaman depan berupa informasi penting dan terbaru. Berita
yang dijadikan headline memiliki struktur berita yang lengkap. Judul dibuat menarik dan
selalu memiliki anak judul. Berita juga memiliki foto pendukung. Itu semua dilakukan untuk
memancing minat pembaca untuk membeli surat kabar. Terutama bagi pembaca yang tidak
berlangganan koran.
c. Penulisan
Setelah merumuskan model dan membuat kerangka berita. Wartawan tinggal menulis
berita sesuai dengan kerangkanya. Penulisan berita mengacu. pada data hasil observasi.
Setiap wartawan memiliki gaya penulisan masing- masing.
Pada saat menulis berita wartawan harus memperhatikan diksi dan bentuk kalimat. Berita
seyogyanya ditulis menggunakan kalimat tunggal. Selain itu, diksi yang digunakan
merupakan diksi yang mudah dipahami. Apabila hendak membuat singkatan, maka bentuk
panjangnya tetap dicantumkan dan diikuti singkatannya. Pada kalimat berikutnya baru.
menggunakan singkatan tersabut.
d. Penyuntingan
Penyuntingan merupakan salah satu tahap penting dalam penulisan. Eneste (2012:8)
menjelaskan bahwa menyunting yaitu menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan
memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa. Penyuntingan merupakan
kegiatan melihat kembali tulisan untuk memperbaiki. Dalam tahap penyuntingan, penyunting
(orang yang melakukan penyuntingan) bisa menambah dan mengurangi bentuk tulisan.
Wartawan bisa menyunting sendiri tulisannya.
e. Penerbitan
Berita yang sudah lulus tahap penyuntingan bisa dikrimkan ke redaksi untuk disunting
ulang dan dibuatkan layout agar bisa terbit. Redaktur (orang yang bekerja di bagian redaksi)
akan menyunting berita yang sudah dikirim oleh reporter. Penyuntingan dilakukan untuk
menyesuaikan dengan karakter radaksi. Selain itu, jika ada berita yang sama atau hampir
mirip yang dikirim. oleh wartawan yang berbeda, redaktur berhak menggabungkan berita.
tersebut menjadi satu. Jika naskah sudah dinyatakan layak cetak, naskah kemudian dikirm ke
bagian copyeditor. Copyeditor ini tugasnya memastikan tidak ada kekeliruan bahasa tanpa
mengubah subtansi tulisan.
2. Cara Membuat Kerangka Berita
Kerangka berita dibuat untuk mempermudah wartawan menulis berita. Selain itu juga
agar berita yang akan dibuat masalahnya tidak melebar sehingga tetap fokus. Kerangka
dibuat berdasarkan poin-poinnya saja. Contohnya, berita. politik bisa ditulis dengan judul
model SIAPA mengatakan APA. Kemudian leadnya berupa SIAPA melakukan APA,
KAPAN dan DI MANA. Paragraf berikutnya membahas BAGAIMANA dan MENGAPA.
Setiap penjelasan. bagaimana dan mengapa diberikan kutipan pernyataan narasumber.
Berita feature bisa menggunakan judul model SIAPA melakukan APA. Paragraf pertama
membahas BAGAIMANA diikuti kutipan pernyataan. narasumber. Paragraf kedua
membahas KAPAN, DI MANA dan MENGAPA.
3. Berita Berat (Hardnews)
Berita berat (hardnews) merupakan berita yang sifatnya penting untuk segera
dipublikasikan. Hardnews meliputi berita politik, hukum, ekonomi, bencana alam, bahkan
beberapa berita olahraga pun tergolong dalam berita jenis ini. Hardnews juga menjadi
pemberitaan wajib karena memiliki dampak. langsung bagi masyarakat. Contohnya, berita
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) harus segera diberitakan.
4. Berita Ringan (Softnews)
Berita ringan (Softnews) disajikan dengan sangat ringan. Berita ini tidak. harus disajikan
sesegera mungkin seperti berita hardnews. Hal itu karena softnews hanya sebagai berita
pelengkap saja dalam media. Beberaa berita yang termasuk dalam kategori softnews yaitu
berita gaya hidup, hobi, beberapa bidang olah raga, kuliner, wisata, dan IPTEK.
MATERI KE 4
OPINI
1. Jenis Opini
Opini dibagi atas beberapa jenis yaitu opini publik, tajuk rencana, kolom, dan esai.
Opini publik merupakan artikel opini yang ditulis oleh masyarakat. umum. Penulis opini
hanya akan dibayar apabila artikelnya dimuat. Opini publik dibagi atas 2 jenis, yakni opini
kritik, opini saran, dan opini pemaparan. Opini kritik yaitu artikel opini yang berisi kritik
yang ditujukan kepada salah satu pihak.. Meskipun berupa kritik namun, penulis harus
memberikan argumentasi yang disertai data agar pendapatnya diterima. Opini saran yaiu
artikel opini yang berupa masukan kepada pihak yang dituju. Opini saran juga harus
memaparkan. data agar saran yang dikemukakannya bisa diterima oleh pihak yang diberikan
saran. Opini pemaparan yaitu artikel opini yang berisi pemaparan ide. Opini jenis ini hampir
mirip dengan esai. Hanya saja kalau opini jenis ini, penulis bisa mengemukakan pendapatnya.

2. TAHAP-TAHAP MENULIS OPINI


Menulis opini melibatkan pendekatan yang berbeda dari menulis berita keras atau berita
faktual. Berikut adalah tahap-tahap untuk menulis opini:
1. Pemilihan Topik yang Relevan
2. Riset dan Pengumpulan Informasi
3. Perumusan Poin Utama (Thesis)
4. Pembangunan Argumen
5. Penyusunan Struktur Teks
6. Gunakan Gaya Bahasa Pribadi
7. Kutipan dan Referensi
8. Menarik Perhatian di Pengantar
9. Penyampaian Opini dengan Jelas
10. Penutup yang Memikat
11. Revisi dan Koreksi
12. Pertimbangkan Respons Pembaca
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat menghasilkan tulisan opini yang
kuat, persuasif, dan membangkitkan pemikiran pada pembaca.3. Syarat Penulisan Artikel
Opini
Sebuah artikel akan layak terbit asalkan memenuhi kriteria redaksi. Secara umum, redaksi
media massa memiliki kriteria yang sama yakni menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Artinya, tulisan yangbersifat propaganda pasti akan ditolak
redaksi. Selain itu, redaksi juga memiliki kriteria umum yang harus ditaati oleh penulis.
Kriteria umum untuk artikel opini di media massa yaitu:
a. Asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan kompilasi, bukan
rangkuman pendapat, atau buku orang lain:
b. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain termasuk blog, dan juga tidak
dikirim bersamaan ke media atau penerbitan lain;
c. Topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang aktual, relevan, dan menjadi
persoalan dalam masyarakat
d. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan.
komunitas tertentu. Karena media massa merupakan media umum, bukan vak atau jurnal dari
disiplin tertentu;
e. Artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik
informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya;
f. Uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas
suatu masalah atau fenomena;
g. Penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer/luwes yang mudah
ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan. 3,5 halaman kuarto spasi
ganda atau 700 kata atau 5.000 karakter (dengan spasi) ditulis dengan program word;
h. Artikel tidak ditulis berdua atau lebih.

MATERI KE 5
MENULIS OPINI
1. Opini Publik
Opini publik dibaca untuk masyarakat umum. Apabila penulis hendak membahas istilah
tertentu, maka istilah tersebut harus dijelaskan terlebih dahulu agar pembaca dapat
memahami tulisan.
2. Opini Kritik
Opini kritik bentuknya hampir sama dengan opini publik. Hanya saja, unsur kritiknya
lebih ditekankan. Karena lebih mengutamakan unsur kritik tersebut, kadang jenis opini ini
menyaru dengan bentuk kolom.
3. Opini Argumen
Opini argumen merupakan bentuk opini secara umum. Opini argumen lebih menekankan
pada usulan penulis. Ide yang disampaikan penulis lebih berupa usulan. Namun, meskipun
sifatnya argumentasi, jenis opini ini harus didukung dengan data untuk memperkuat argumen.
Penulis bisa mengambil data dari surat kabar, buku, laporan akhir penelitian, ataupun Badan
Pusat Stastistik (BPS).

PENUTUPAN

Kami menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah ini kami meminta kritik
yang membangun dari bapak dan para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai