(Studi deskriptif kuantitatif tentang sikap masyarakat Surabaya terhadap program acara
KARMA di DI ANTV episode DAJJAL)
BAB II
2. 1 TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. 1 media massa
media massa adalah sebuah media penyampaian pesan dari dan untuk khalayak luas
baik dalam bentuk media cetak, elektronik, dan lain-lain. Atau dapat pula disimpulkan bahwa
media massa adalah suatu media komunikasi massa untuk menyampaikan pesan tertentu pada
khalayak luas yang membeli media tersebut atau menikmati media tersebut.
(https://pakarkomunikasi.com/fungsi-media-massa diakses pada tanggal 29-05-18, pikul
11:07)
Media mssa merupakan media yang diperuntukan untuk massa. Dalam ilmu
jurnalistik, media mssa yang menyiarkan berita atau informasi disebut juga dengan
istilah pers.
Komunikasi Massa
komunikasi massa adalah komunikasi yang dicirikan dengan pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. (Bittner , 1980:10). media
massa adalah sebuah media penyampaian pesan dari dan untuk khalayak luas baik dalam
bentuk media cetak, elektronik, dan lain-lain. Atau dapat pula disimpulkan bahwa media
massa adalah suatu media komunikasi massa untuk menyampaikan pesan tertentu pada
khalayak luas yang membeli media tersebut atau menikmati media tersebut.
Berdasarkan sumber lain, disebutkan bahwa media assa adalah alat yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada khalayak dengan menggunakan alat-
alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, atau TV (Cangara, 2002). Media
massa juga didefinisikan sebagai alat dalam komunikasi yang dapat menyebarkan pesan
secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen (Nurudin, 2007).
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan hal yang sama bahwa media massa
berkaitan dengan alat atau media untuk menyampaikan pesan pada khalayak luas.
Beberapa fungsi media massa menurut para ahli adalah sebagai berikut.
Menurut Mc. Quail, media massa memiliki fungsi sebagai pusat informasi, yang berperan
sebagai penyedia dan penyampai informasi mengenai berbagai macam peristiwa, kejadian,
realitas dan banyak hal lain yang terjadi di tengah masyarakat. Oleh karena itu di dalam
media massa mesti terdapat fakta-fakta atau kejadian-kejadian tertentu yang dilaporkan oleh
media massa untuk diketahui oleh masyarakat yang membaca berita tersebut. Media massa
mengisi salah satu model model komunikasi massa yang ada.
2. Fungsi kesinambungan
Fungsi media massa berikutnya menurut Mc. Quail (1994) adalah fungsi kesinambungan.
Yang dimaksud dengan fungsi kesinambungan adalah adanya peran penting media massa
dalam mengakui, mengekspresikan, dan mendukung adanya budaya dominan dan budaya
khusus yang ada di masyarakat, atau mengembangkan budaya baru yang belum ada di
masyarakat tersebut.
3. Fungsi korelasi
Masih menurut Mc. Quail (1994), media massa juga memiliki fungsi korelasi, yaitu sebuah
fungsi media massa untuk menafsirkan dan menjelaskan peristiwa yang terjadi berikut
kemungkinan hubungan dengan hal atau peristiwa lain yang terkait di masyarakat.
4. Fungsi mobilisasi
Fungsi media massa berikutnya menurut Mc. Quail (1994) adalah fungsi mobilisasi. Fungsi
mobilisasi yang dimaksud adalah adanya peran media massa dalam menyebarkan informasi
dan mengampanyekan berbagai hal dalam bidang ekonomi, politik, negara, agama, dan lain
sebagainya yang penting di masyarakat.
5. Fungsi hiburan
Fungsi media massa berikutnya menurut Mc. Quail (1994) adalah untuk memberikan hiburan
kepada audiens atau pembaca sebagai sarana relaksasi dan pengalihan perhatian dari
ketegangan sosial yang terjadi di masyarakat. Terlebih lagi dengan kehadiran media baru
yang bisa kita pelajari dengan teori New Media populer ataupun teori New Media menurut
para ahli beserta karakteristik New Media yang bisa kita amati lewat media massa sehari-hari.
6. Fungsi fantasi
Menurut Rahkmat (2001), media massa memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan akan
fantasi yang ada di tengah masyarakat. Fantasi yang dimaksud mungkin berhubungan dengan
masalah sastra, seperti misalnya puisi, cerpen, dan lain sebagainya.
7. Fungsi pendidikan
Menurut Chalkley, media massa memiliki fungsi pendidikan yang terwujud setidaknya dalam
tiga hal. Pertama yaitu memberitakan fakta kehidupan ekonomi masyarakat. Kedua
menginterpretasikan fakta itu agar dapat dipahami oleh masyarakat, dan mempromosikan hal
tersebut agar masyarakat menyadari betapa serius masalah pembangunan yang dihadapi dan
pada akhirnya mereka akan memikirkan tentang masalah tersebut sehingga membantu
masyarakat mencapai solusi-solusi yang baik.
ads
Menurut Crawford, media massa memiliki fungsi sebagai pemicu pembangunan dengan
syarat adanya faktor-faktor pendukung yang memadai. Dengan pandangan ini, menunjukkan
komunikasi saja bukanlah suatu kondisi yang memadai bagi pembangunan akan tetapi
kurangnya atau kegagalan komunikasi dapat saja menghambat pembangunan yang ingin
dilakukan oleh pemerintah.
9. Fungsi decoder
Menurut Wilbur Schram, media massa memiliki decoder. Artinya adalah media massa
mendecode lingkungan sekitar, kemudian mengawasi masalah-masalah yang ada di
lingkungan sekitar, seperti misalnya mungkin tidaknya timbul bahaya, perseteruan, dan lain
sebagainya. Dari situ media massa melakukan decoding sehingga hal tersebut dapat disajikan
dalam bentuk pesan di tengah masyarakat.
Media massa juga memiliki fungsi sebagai interpreter, yaitu berfungsi sebagai penafsir atau
penerjemah atas realitas yang sedang diamati atau terjadi di tengah masyarakat tersebut.
Dengan demikian masyarakat dapat mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan tanpa perlu
melakukan proses interpretasi lebih lanjut.
Media massa juga memiliki fungsi persuasi, atau fungsi untuk mempengaruhi opini
masyarakat agar terbentuk paradigma atau pandangan-pandangan tertentu terhadap suatu
masalah yang terjadi di sekitar mereka.
Menurut Wright, media massa memiliki fungsi pengawasan bagi masyarakat ataupun
pemerintah, yaitu mengawasi kejadian yang terjadi sekitar mereka agar mereka dapat
mengetahui dengan cepat dan dapat melakukan kontrol terhadap kejadian tersebut secara
mudah. ( https://pakarkomunikasi.com/fungsi-media-massa diakses pada tanggal 29-05-18,
pikul 11:07)
Dalam bahasa inggrisnya, Televisi ini disebut dengan Television. Istilah “Television”
berasal dari bahasa Yunani yakni Tele yang artinya far, off, jauh. Ditambah dengan Vision
yang berasal dari bahasa Latin vision, yang artinya to see, melihat. Jadi artinya secara harfiah,
televisi adlah melihat jauh. Karena televisi adalah sebuah alat penangkap siaran yang
bergambar dan bersuara yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik maka televisi
merupakan alat media massa yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh oleh khalayak.
Televisi mengenal tiga warna utama, Red (Merah), Green (Hijau), dan Blue (Biru),
dan biasanya disingkat dengan RGB. Inilah yang selnajutnya masing-masing diubah menjadi
sinyal gambar proyeksi yang juga akan menghasilkan gambar proyeksi berwarna di layar
televisi. Dan di Indonesia oleh masyarakat televisi secara tidak formal sering disebut dengan
TV, tivi, teve, atau tipi. Sebagai media informasi, televisi memiliki kekuatan yang ampuh
untuk menyampaikan pesan karena media ini dapat menghadirkan pengalaman yang seolah-
olah dialami sendiri dengan jangkauan yang luas dalam waktu yang bersamaan.
Penyampaian isi pesan seolah-olah berlangsung saat itu pula (live) antara komunikator dan
komunikan. (sony, 2008:30). Sehingga televisi dikatakan sebagai media yang dapat
menampilkan pesan secara audio visual dan gerak sehingga khalayak lebih mudah memahami
pesan apa yang akan disampaikan pada khalayak. Karena dalam media massa televisi,
penyampaian isi pesan seolah-olah langsung antara komunikator dan komunikan sehingga
informasi atau pesan yang disampaikan oleh televisi tersebut akan mudah dimengerti oleh
khalayak karena jelas terdengar secara audio dan terlihat secara visual.
KARAKTERISTIK TELEVISI
Televisi adalah satu jenis dan bentuk media massa yang paling danggih dilihat dari sisi
teknologi yang digunakan, dan paling mahal dilihat dari segi investasi yang ditanamkan.
Televisi sangat bergantung pada kekuatan peralatan elektronik yang sangat rumit. Inilah yang
disebut media teknis. Sebagai contoh, tanpa listrik, siaran televisi tak mungkin bisa
diudarakan dan diterima pemirsa di mana pun. Investasi yang harus ddikeluarkan untuk
mendirikan erbuah stasiun televisi komersial, yang dikelola secara professional dengan
lingkup nasional, mencapai ratusan miliar rupiah.
Sifat padat teknologi dan padat modal inilah yang menyebabkan televisi sangat
kompromistik dengan kepentingan pemilik modal serta nilai-nilai komersial arus kapitalisme
global. Salah satu eksesnya, bahasa televisi tidak jarang tampil vulgat. Sarat dengan dimrnsi
kekerasan dan sadism, atau bahkan terjebak dalam eksploitasi seks secara vulgar. Kecaman
demi kecaman pun terus mengalir dari public yang peduli masa depan bangsa.
2. Bersifat Satu Arah
Siaran televisi bersifat satu arah. Kita sebagai pemirsa hanya bisa menerima berbagai
program acara yang sudah dipersiapkan oleh pihgak pengelola televisi. Kita tidak bisa
menyela, melakukan interupsi saat itu agar suatu acara disiarkan atau tidak disiarkan.
Menurut teori komunikasi massa, kita sebagai khalayak televisi bersifat aktif dan
selektif. Jadi meskipun siaran televisi bersifat satu arah, tidak berarti kita pun menjadi pasif.
Kita aktif mencari acara yang kiya inginkan. Kita selektif untuk tidak menonton semua acara
yang ditayangkan. Tetapi kehadiran alat ini pun, tidak serta-merta mengurangi tingkat
kecemasan masyarakat, terutama kalangan pendidik, budayawan, dan agamawan.
3. Bersifat Terbuka
Televisi ditujukan kepada masyarakat secara terbuka ke berbagai tempat yang dapat
dijangkau oleh daya pancar siarannya. Artinya, ketika siaran televisi mengudara, tidak ada
lagi apa yang disebut pembatasan letak geografis, usia biologis, dan bahkan tingkatan
akademis khalayak. Siapa pun dapat mengakses siaran televisi. Di sini khalayak televisi
bersifat anonym dan heterogen.
Karena bersifat terbuka, upaya yang dapat dilakukan para pengelola televisi untuk
mengurangi ekses yang timbul adalah mengatur jam tayang acara.
4. Publik Terseber
Khalayak televisi tidak berada di suatu wilayah, tetapi terserbar di berbagai wilayah
dalam lingkup local, regional, nasional, dan bahkan internasional. Kini, di Indonesia tumbuh
subur stasiun televisi local yang siarannya hanya menjangkau suatu kota, atau paling luas
beberapa kota dalam radius puluhan km saja dari pusat kota yang menjadi fokus wilayah
siarannya itu. Di Bandung saja, terdapat tiga stasiun televisi lokal. Dalam perspektif
komersial, publik tersebar sangat menguntunkan bagi para pemasang iklan. Untuk televisi
komersial, iklan adalah darah dan urat nadi hidupnya.
5. Bersifat Selintas
Pesan-pesan televisi hanya dapat dilihat dan didengar secara sepintas siarannya tidak
dapat dilihat dan dedengar ulang oleh pemirsa kecuali dalam hal-hal khusus seperti pada
adegan ulang sercara lambat, atau dengan alat khusus seperti perekam video cassette recorder
(VCR). Sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas ini, sangat memengaruhi cara-cara
penyampaian pesan. Selain harus menarik, bahasa pesan yang disampaikan televisi harus
mudah dimengerti dan dicerna oleh khalayak pemirsa tanpa menimbulkan kebosanan
(Wahyudi, 1986:3-4).(http://arifinbastra.blogspot.co.id/2012/06/karakteristik-televisi.html
diakses pada tanggal 29 mei 2018 pukul 15:17 wita)
PROGRAM SIARAN
Secara umum program siaran televisi terbagi duda bagian, yaitu program hiburan dan
informasi /berita. Program informasi yaitu program yang sangat terikat dengan nilai aktualitas
dan faktualitasnya, pendekatan produksinya menekankan pada kaidah jurnalistik.Adapun
program hiburan yaitu program yang berorientasi memberikan hiburan kepada penonton,
pada program hiburan nilai jurnalistik tidak diperlukan, tetapi jika ada unsur jurnalistik hanya
sebagi pendukung.
A. HIBURAN
Program Hiburan terbagi dua, yaitu program drama dan nondarama. Pemisahan
ini dapat dilihat dalam teknik pelaksanaan produksi dan penyajian materinya.
Repackaging: program dengan materi video dalam bentuk shot shot yang sudah
ada digabungkan menjadi satu program siaran.
II. Drama: merupakan suatu format acara televise yang diproduksi dan diciptakan
melalui proses imajinasi kreatif dari kisah kisah drama atau fiksi yang direkasa dan
di kreasi ulang.
Sinetron: merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara
bersamaan,masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri tanpa
harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan.
Film: televise menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film sebagai
salah satu programnya karena pada awalnya tujuan dibuatnya film untuk layar lebar
kemudian film itu sendiri di distribusikan menjadi VCD atau DVD setelah itu fiml baru
dapat ditayangkan ditelevisi.
B. INFORMASI
I. Hard news: segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan
oleh media penyiaran,karena sifatnya terikat waktu agar diketahui oleh pemirsa.
On the reporting: berita berupa laporan pandangan mata dari tempat kejadian
yang disiarkan stasiun televise.
II. Soft News: segala informasi penting dan menarik yang disampaikan secara
mendalam namun tidak bersifat harus segera tayang.
Current affair: berita yang berdasarkan pada proses(process centred news)yang
disajikan dengan interpretasi tentang kondisi dan situasi dalam masyarakat yang
dihubungkan dalam konteks yang lebih luas dan melampaui waktu.
Feature: berita ringan namun menarik,tidak terikat dengan waktu dan berita yang
mengangkat human interest atau hal-hal yang dianggap menarik,bermanfaat,atau
mendatangkan rasa simpati dan perlu diketahui masyarakat luas.
Istilah khalayak media berlaku universal dan secara sederhana diartikan sekumpulan
orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media. Kumpulan ini disebut
sebagai khalayak dalam bentuk yang paling dikenalidan versi yag diterapkan dalam hampir
seluruh penelitian media itu sendiri. Calusse (1968) menunjukkan beberapa kerumitan untuk
membedakan beberapa kadar keikutsertaan dan keterlibatan khalayak.
1. Khalayak pertama dan tersebar adalah populasi yang tersedia untuk menerima
tawaran komunikasi tertentu. Dengan demikian semua yang memiliki pesawat televisi adalah
audiens televisi dalam artian tertentu.
3. Khalayak ketiga adalah khalayak yang mencatat penerimaan isi pesan masih dalam
bagian lebih kecil yang mengedepankan pesan yang ditawarkan .
Karakteristik Khalayak
Teori uses and gratifications, teori ini memprediksikan bahwa khalayak tergantung
pada informasi yang berasal dari media massa dalam rangka memenuhi kebutuhan khalayak
bersangkutan serta mencapai tujuan tertentu dari proses konsumsi media massa. Namun perlu
digaris bawahi bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua
media . Khalayak memiliki pandangan dalam menekankan dari ukuran besar, heterogenitas,
penyebaran dan anonimitasnya serta, maka ada tiga perbedaan jenis audiens yaitu:
3. Ada bagian audiens sebenarnya yang mencatat penerima isi dan akhirnya masih ada
bagian kecil yang mengendapkan hal-hal yang ditawarkan dan diterima.
Jenis-jenis Khalayak
Khalayak memiliki perbedaan dari aspek khalayak yang suka terhadap tayangan
tersebut dan ada yang tidak suka dari tayangan tersebut, maka dari itu khalayak dilihat dari
jenis-jenis yang berbeda terhadap media massa (televisi).
Ada empat jenis sumber formasi audiens dari sebuah tripologi yaitu :
2. Kelompok Kepuasaan
Terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan individu tertentu yang ada terlepas dari media,
tetapi berkaitan misalnya dengan isu sosial, jadi suatu kebutuhan umum akan informasi atau
akan kepuasaan emosional dan afektif tertentu.
2.2. 6 Sikap
Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa [1]. Hal ini
mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu . (Robbins, 2007: 92) Pada akhir tahun 1960-an,
hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. [3]
Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau
menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya
berhubungan sedikit.[3] Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa
depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut
bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.( Kras, 1995:58)
1. Pengalaman pribadi
Dasar pembentukan sikap pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat.
Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional.
2. Kebudayaan
Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut
dibesarkan. Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam
pergaulan.
3. Orang lain yang dianggap penting (Significant Otjhers) Yaitu, orang-orang yang kita harapkan
persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan,
dan yang berarti khusus. Misalnya: orangtua, pacar, suami/isteri, teman dekat, guru, dan pemimpin.
Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah (konformis) dengan orang yang
dianggap penting.
4. Media massa
Media massa berupa media cetak dan elektronik .Dalam penyampaian pesan, media massa
membawa pesan-pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita, jika pesan sugestif yang
disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal hingga
membentuk sikap tertentu.
7. Faktor Emosiona
Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran
frustrasi atau pengalihan bentuk mekanisime pertahanan ego. Dapat bersifat sementara
ataupun menetap (persisten/tahan lama).
http://kuncoro666.blogspot.co.id/2012/07/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
diakses pada tanggal 29 mei 2018 pada pukul 21:11 wita
Teori Penggunaan dan Pemenuhan Kebutuhan (bahasa Inggris: Uses and Gratification
Theory) adalah salah satu teori komunikasi dimana titik-berat penelitian dilakukan pada
pemirsasebagai penentu pemilihan pesan dan media.
https://www.google.com/search?q=teori+uses+and+gratification&ie=utf-8&oe=utf-8&client=firefox
diakses pada tanggal 29 mei 2018 pada pukul 21:50 wita. \
PENELITIAN TERDAHULU
Abstract
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap masyarakat Surabaya terhadap program
acara “Pesbukers” di ANTV. Sikap masyarakat Surabaya dilihat dari aspek kognitif, afektif,
dan konatif yang diteliti menggunakan teori elemen keberhasilan program yang meliputi
konflik, durasi, kesukaan, konsistensi, energi, timing, dan tren. “Pesbukers” adalah sketsa
reality yang digawangi oleh Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar, Melaney
Ricardo, dan Opie Kumis. Secara rating, “Pesbukers” adalah salah satu program andalan
ANTV, ratingnya sendiri sering meraih TVR 2 dan share rata-rata di atas 10%. Pendekatan
dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan teknik wawancara
dan kuesioner. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, yang didapatkan dari
penghitungan sampel dan disebarkan di wilayah Surabaya dengan pembagian multistage
cluster random sampling. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sikap 100 responden
masyarakat Surabaya mengenai tayangan program acara “Pesbukers” di ANTV adalah positif
dengan persentase 51%.
3. 2. Kerangka pikir
Masyarakat kendari merupakan masyarakat yang tinggal di profinsi sulawesi
tenggara. Kendari merupakan ibukota darai profinsi tersebut. Kenadri memang
merupakan kota yang jauh dari ibu kota indonesia, akan tetapi hal ini tidak menjadi
kendari dikatakan sebagai kota yang jauh dari teknologi dan informasi. Masyarakat
kendari senantiasa mengikuti informasi dan mengikuti trend yan terjadi di indonesia.
Sikap dari masyarakat kendari adalah terbuka akan sebuah informasi baik itu dari
media sosial, amupun dari televisi. Televisi pada saat ini sudah semakin maju, begitu
pula dengan tayangan dan program acaranya. Mulai dari berita, reality show, talk
show, variaty show, dan sinetronnya telah mempengaruhi masyarakat pada saat ini.
Sepeti halnya tayangan tv antv dengan program acara karma tealh mempengaruhi
sikap masyarakat kendari. Masyarakat kendari disini sebagai pemirsa yamg
menetukan pesan dan media yang disampaikan dalam program acara karma di antv.
Untuk lebih jelasnya pada bagan berikut
MASYARAKAT KENDARI
SIKAP
TAYANGAN TV
“KARMA”