TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum peneliti melakukan penelitian ini, ada penelitian yang terlebih dahulu
yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, adapun penelitiannya sebagai berikut:
1. Ahmad Toni dan Rafki Fachrizal, Mahasiswa Universitas Budi Luhur Fakultas
Ilmu Komunikasi tahun 2017. Dengan judul Studi Semiotika pada Film
Dokumenter Senyap. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa
kehadiran adegan yang mewakili pelanggaran hak prosedural film "The Look Of
pembunuhan yang dilakukan oleh mantan pelaku tragedi G30S. Kemudian, film
ini bisa menjadi perspektif baru. ke masyarakat di sisi lain kejadian G30S.
Politik tahun 2015. Dengan judul “Analisis Semiotika Gambar Peringatan Bahaya
gambar bahaya peringatan merokok pada lima gambar peringatan bahaya merokok
yang beredar di Indonesia. Dipilih lantaran dianggap paling efektif untuk menekan
6
pembelian rokok dan memberitahu dampak penyakit akibat merokok. Kesimpulan
Penelitian ini adalah untuk dapat dipahami dan dicerna semua orang, sebuah hasil
memahami ikon, ideks, dan symbol dari ide pesan tanpa harus menginterpretasikan
secara mendalam.
Dimana penelitian ini menggunakan metode semiotika milik Roland Barthes untuk
parfum Cassablanca. Dan mengungkap ideology yang dianut dalam iklan parfum
Cassablanca. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah iklan parfum
konsumsi public dan tubuh perempuan sudah menjadi hal yang layak untuk
ditampilkan.
Stuart mengatakan akar kata dari komunikasi berasal dari kata communico
7
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih.
(Nurudin, 2017:8)
pesan antara dua orang atau lebih yang bertujuan untuk mencapai pemahaman
bersama.
Komunikasi yang berlangsung tidak hanya berada dalam suatu ruang hampa,
melainkan adanya pengaruh dari suatu konteks atau situasi tertentu. Konteks disini
merujuk pada semua factor yang ada di luar orang-orang yang berkomunikasi,
seperti: aspek bersifat fisik, aspek psikologis, aspek sosial, dan aspek waktu. Adapun
komunikasi massa (Mulyana, 2016: 77). Dalam penelitian ini saya hanya akan
oleh para ahli. Menurut Nurudin (dalam Pengantar Komunikasi Massa, 2007: 02),
8
tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton
yang akan coba dicapainya dan efek terhadap masing-masing dari mereka.
cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) berbiaya relative mahal,
yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang dutujukan
kepada sejumlah besar orang yang tersebar di banyak temaot, anonim dan heterogen
(Mulyana, 2016:83)
komunikasi massa ditunjukkan kepada khalayak yang sangat banyak (massa). Kedua,
berupa audio dan atau visual (televisi, radio, surat, kabar, majalah, film, buku, dan
Berdasarkan definisi yang disampaikan oleh para ahli komunikasi yang telah
disampaikan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah suatu pesan
atau informasi yang disampaikan secara bersamaan dalam waktu yang sama melalui
antara sumber dengan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat
9
Sehingga media mempunyai peranan penting dalam komunikasi massa, dengan
bantuan media pesan akan tersebar secara menyeluruh kepada khalayak yang
Media komunikasi massa tersebut menunjuk pada media modern seperti majalah,
koran, tabloid, buku (media cetak); televisi dan radio (media elektronik); internet
(media baru); dan media film (film bioskop bukan film negatif yang dihasilkan
Menurut Age (dalam Ardianto dan Lukiati, 2007: 98) surat kabar sebagai
lembaran tercetak yang berisi tentang laporan atau berita secara kontemporer
berita, serta menyediakan informasi tentang barang dan jasa yang dimuat di
10
menghubungi hingga di pelosok-pelosok dalam waktu yang relatif singkat bagaikan
semua orang dengan jumlah yang banyak di seluruh dunia melalui informasi yang
2.4.2 Film
Film merupakan salah satu teknologi modern yang termasuk sebagai media
dalam komunikasi massa. Dikatakan sebagai salah satu media komunikasi massa
pendapat menyatakan bahwa film adalah susunan gambar yang ada dalam seluloid
demokrasi dan bisa ditafsirkan dalam berbagai makna (dalam Prakoso, 1977: 22 ).
Film sendiri adalah “…karya cipta seni dan budaya yang merupakan salah satu media
direkam pada pita seluloid, pita video, piringan video, dan bahan hasil penemuan
teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, dan ukuran melalui proses kimiawi,
proses elektronik, atau proses lainnya, dengan atau tanpa suara, yang dapat
11
dipertunjukkan atau ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik, elektronik, dan
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa film merupakan media hiburan pertama yang dapat menampilkan
sebuah rekaman cerita baik itu fiksi maupun non-fiksi dalam bentuk audio dan visual.
film sebagai media penyampaian pesan banyak menarik sejumlah besar perhatian dari
khalayak. Media film yang dimaksud adalah film yang pertunjukannya dilakukan di
gedung-gedung bioskop serta di dalam prosesnya film mempunyai fungsi dan sifat
mekanik atau nonelektronik, rekreatif, edukatif, persuasif atau non informatif. Film
lebih dahulu muncul menjadi media hiburan dibandingkan dengan siaran radio dan
orang Amerika pada tahun 1920-an hingga 1950-an (Ardianto dan Lukiati, 2007:
40&134).
2.4.3 Televisi
media yang lain. Hal tersebut disebabkan karena hampir seluruh masyarakat
12
Dalam perkembangannya televisi mengalami peningkatan secara dramatis,
terutama ditandai dengan adanya televisi kabel. Transmisi program televisi kabel
seluruh pelosok negeri melalui bantuan satelit dan diterima langsung pada layar
televisi di rumah, semakin marak lagi dengan hadirnya Direct Broadcast Satellite
(DBS) hingga pada tahun 1948 televisi juga mengalami perubahan dari televisi
eksperimen menjadi televisi komersial di Amerika (Ardianto dan Lukiati, 2007: 125).
Menurut LaQuey (dalam Ardianto dan Lukiati, 2007: 143) menyatakan bahwa
ada beberapa hal yang membedakan antara internet dengan teknologi tradisional yaitu
tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna dalam penyampaian
pesannya. Tidak ada media yang dapat memberikan penggunanya kemampuan untuk
saat ini dapat dinikmati oleh khalayak kapan saja, di mana saja, dalam keadaan
apapun melalui Live Streaming dengan kinerja internet. Tidak hanya siaran televisi,
film pun saat ini dapat diakses melalui internet, walaupun harus menunggu beberapa
Definisi film berbeda di setiap Negara; di Perancis ada pembedaan antara film
dan sinema. “Filmis” berarti berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya,
13
misalnya sosial politik dan kebudayaan. Sedangkan di Yunani film dikenal dengan
cinema berarti gerak, tho atau phytos adalah cahaya, dan graphie adalah melukis
gerak dengan cahaya. Ada juga istilah lain berasal dari bahasa Inggris yaitu, movies;
berasal dari kata move, artinya gambar bergerak atau hidup. (Vera, 2014)
adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Media massa
dalam cangkupan pengertian komunikasi massa adalah surat kabar, majalah, radio,
penting.. Media bukan hanya sumber informasi dan hiburan, melainkan juga
dijadikan sarana komunikasi. Begitu sulit membayangkan dunia tanpa media seperti
film yang sebagian besar digunakan setiap harinya. Media dipercaya dapat membantu
Film sendiri mempunyai kriteria agar sesuatu tersebut dapat dikatakan sebuah
14
Film dan televisi sama-sama menggunakan layar, namun film layarnya
berukuran lebih luas meskipun sekarang ada televisi layar lebar atau disebut LED.
Pada umumnya layar film yang luas telah memberikan keleluasaan penontonnya
teknologi, layar film bioskop pada umumnya sudah tiga dimensi, sehingga penonton
b. Pengambilan gambar
Pengambilan gambar atau shot dalam film memungkinkan dari jarak jauh atau
extreme long shot dan panoramic shot, yakni pengambilan pem,andangan secara
menyeluruh, shot tersebut dipakai untuk memberi kesan artistik dan suasana yang
pengambilan gambar yang pas dapat menambah atmosfer tersendiri bagi penonton
dan akan merasakan berada dalam film tersebut. Seperti contohnya The Shining karya
sensasi horor kepada penonton. Karena Stanley mampu membuat penonton ketakutan
akan film The Shining yang mempunyai hal menarik yaitu film horror yang
berceritakan tentang hantu, tetapi tidak ada hantu yang dimunculkan dalam filmnya.
c. Konsentrasi penuh
ada sebuah layar luas dengan gambar-gambar cerita film tersebut. Hal ini membuat
15
khalayak terbawa alur suasana yang disajikan oleh film tersebut. Beda halnya apabila
penonton menjadi tidak terlalu fokus terhadap film dan jadi memperhatikan yang ada
di sekitarnya. Ini menyebabkan pesan dan atmosfer film tersebut kurang terasa.
d. Identifikasi psikologis
Pengaruh film terhadap jiwa manusia tidak hanya sewaktu atau selama
menonton film tersebut, tetapi akan membuat dalam kurun waktu yang lama seperti
peniruan berpakaian atau model rambut. Bahkan secara tidak sadar menyamakan diri
kita sebagai salah seorang pemeran dalam film tersebut,h al ini bisa disebut imitasi
dan menurut ilmu jiwa sosial, gejala seperti ini disebut sebagai identifikasi psikologis.
Pada dasarnya film dikategorikan menjadi 2 jenis utama, yaitu film cerita atau
disebut juga fiksi dan film noncerita, disebut juga nonfiksi. Film cerita atau fiksi
adalah film cerita yang dibuat berdasarkan kisah fiktif. Film fiktif dibagi menjadi dua,
yaitu film cerita pendek dan film cerita panjang. Perbedaan yang paling spesifik dari
keduanya adalah pada durasi. Film cerita pendek berdurasi di bawah 60 menit,
sedangkan film cerita panjang berdurasi 90 – 120 menit bahkan lebih. (Vera, 2014).
Film nonfiksi contohnya adalah film documenter, aitu film yang menampilkan
tentang dokumentasi sebuah kejadian, baik alam, flora, fauna ataupun manusia.
Perkembangan film berpengaruh pula pada jenis film dokumenter, muncul film
16
dokumenter lain yang disebut docudrama, dimana terjadi reduksi realita demi tujuan-
tujuan estetis, agar gambar dan cerita lebih menarik. (Effendy, 2009:3 dalam Vera,
2014)
Genre adalah klasifikasi pada sebuah film yang memiliki ciri tersendiri, dalam
film fiksi atau film cerita terdapat banyak genre, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Film Drama
c. Film Komedi
d. Film Horor
e. Film Animasi
g. Film Musikal
h. Film Kartun
sangat penting. Tidak semua pesan dapat dilihat, karena pesan bersifat abstrak,
sejumlah lambang komunikasi, seperti bahasa lisan, bahasa tulis, suara, gerak, dan
17
lisan dan tulisan termasuk dalam komunikasi verbal, sedangkan gerak-gerik, suara,
isyarat tangan, ekspresi wajah, sentuhan, warna merujuk pada komunikasi nonverbal.
Pesan dapat digolongkan menjadi dua menuru maknanya, pertama bersifat konotatif
(makna kiasan atau bukan sebenarnya), dan kedua adalah denotatif (makna
dianggap sebagai suatu sistem simbol atau verbal. Bahasa verbal adalah sarana
utama untuk menyatakan maksud dari pemikiran dan perasaan. Wujud dari bahasa
saja yang termasuk dalam pesan nonverbal. Pesan nonverbal menjadi sebuah
pendukung yang dapat dipercaya dalam proses komunikasi, karena pesan tersebut
nonverbal dapat dibagi menjadi beberapa jenis (Mulyana, 2016:351), sebagai berikut:
Gerakan atau posisi yang dilakukan oleh tubuh manusia, dari setiap anggota
tubuh, mulai kepala hingga kaki yang dapat memberikan sebuah isyarat. Bahasa
tubuh tersebut terdiri dari isyarat tangan, postur tubuh, ekspresi muka.
b. Sentuhan
18
Studi yang mempelajari sentuk-menyentuh adalah haptika (haptics).
Menyentuh dapat mengandung berbagai arti mulai dari keakraban, kasih sayang,
kekuasaan, status, dan berbagai makna lainnya tergantung dengan budaya di dalam
hubungan akrab.
atau ketertarikan.
c. Parabahasa
ucapan yang dapat dipahami. Dimana setiap suara mengkomunikasikan emosi serta
intensitas suara, intonasi, dialek, suara terputus-putus, suara yang gemetar, siulan-
d. Penampilan Fisik
19
Penampilan fisik seseorang dapat memberikan persepsi yang berbeda-beda,
baik dari busana, maupun ornament-ornamen lain yang digunakannya. Selain itu,
banyak pula orang yang memberi makna tertentu dilihat dari karakteristik fisik
seseorang yang bersangkutan, seperti bentuk tubuh, warna kulit, bentuk rambut,
e. Bau-Bauan
seseorang, kepercayaan, dan bahkan selera makan. Wewangian mengirim kesan lebih
mengenai ruang (pribadi dan sosial) dalam berkomunikasi, hal tersebut dapat
ditunjukan dengan adanya ruang yang menandakan status, serta cara mengatur ruang
g. Konsep Waktu
pesan yang akan menunjukkan sebagian dari jati diri seseorang. Pola hidup manusia
dalam waktu dapat ditentukan oleh budayanya, karena waktu berhubungan erat
20
dengan perasaan hati manusia. Bidang studi yang mempelajari tentang waktu adalah
Kronemika (chronemics).
g. Diam
yang dapat diperoleh dari diamnya seseorang tanpa memberikan reaksi apapun. Diam
h. Warna
hati, cita rasa, afiliasi politik, dan sebagainya, seperti wajah yang tegang
menandakan marah, atau wajah yang merona dapat berarti malu, atau sedang demam.
Warna hijau yang sering dikaitkan dengan Islam dan Muslim karena dipercayai
i. Artefak
Artefak tidak hanya merujuk pada peninggalan sejarah, namun benda apa saja
yang dihasilkan oleh manusia dan dipandang mempunyai nilai yang tinggi. Benda
tersebut dapat berupa aksesoris, perabotan rumah, dan benda-benda lain yang dapat
memberikan makna.
Bahasa film dapat dilihat dari teks yang ada di dalalmnya, baik verbal maupun
nonverbal. Bahasa yang terdapat di dalam film dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
21
audio berupa dialog, musik, dan lain-lain, dan visual berupa, ekspresi pemeran, latar
Film sebagai medium komunikasi audio dan visul mempunyai cara tersendiri
diangkat atau ditampilkan. Teks sendiri mengacu pada pesan, dan merupakan
kumpulan tanda-tanda yang telah dibangun oleh pengang teks (kata-kata/ dialog,
gambar, suara, dan/ gerakan). Teks dalam film tersebut digambarkan melalui tokoh-
tokoh dalam memerankan suatu karakter. Sehingga pesan dalam film dapat
Film Dua Garis Biru adalah film besutan Ginatri S. Noer yang menceritakan
tentang sepasang kekasih bernama Bima dan Dara yang masih duduk di bangku
SMA. Pada usia yang masih belia yaitu 17 tahun dimana mereka belum siap secara
fisik dan mental, mereka melakukan hubungan seksual diluar nikah, yang
mengakibatkan mereka harus menerima kenyataan bahwa dara hamil dan keduanya
dihadapkan pada kehidupan yang tak terbayangkan bagi anak seusia mereka,
22
Semiotika merupakan teori yang mempelajari tentang tanda-tanda. Semiotika
mengkaji tentang tanda dalam suatu konteks skenario, gambar, teks dan adegan di
film menjadi sesuatu yang dapat dimaknai. Dipelopori oleh dua orang, yaitu ahli
ilmu semiotika secara terpisah tanpa mengenal satu sama lain. (Vera, 2014)
perbuatan dan perilaku manusia atau selama berfungsi sebagai tanda, harus terdapat
makna dibaliknya. Dimana ada tanda disitu ada sistem. Sedangkan Pierce menyebut
ilmu yang dibangunnnya semiotika (semiotics). Bagi Pierce yang merupakan seorang
ahli filsafat dan logika, pemahaman manusia dilakukan melalui tanda. Artinya
manusia hanya dapat memahami lewat tanda. (Saussure dalam Nawiroh Vera, 2014)
lain.
23
2. Syntatics, yang mempelajari bagaimana sebuah tanda berkaitan dengan tanda
yang lain. Sebuah tanda memiliki arti bila dikaitkan dengan tanda lainnya
sehari-hari. Arti dari suatu tanda adalah tergantung dari kesepakatan sehari-hari
sign” (definisi singkat dari semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda). Ada juga
yang menyatakan , “The study of how a society poduces meanings and values in a
communication sistem called semiotics from the Greek term semion “sign”.” Studi
tentang bagaimana masyarakat memproduksi makna dan nilai – nilai dalam sebuah
sistem komunikasi disebut semiotika, yang berasal dari kata seemion, istilah Yunani,
yang berarti “tanda”. Disebut juga sebagai semiotikos, yang berarti “teori tanda”.
Menurut Paul Cobey kata dasar semiotika diambil dari kata dasar Seme (Yunani)
Tanda itu tidak terbatas pada bahasa akan tetapi terdapat pula pada hal-hal
yang bukan bahasa. Kehidupan sosial merupakan suatu bentuk tanda, dengan kata
lain kehidupan sosial apapun bentuknya merupakan suatu sistem tanda tersendiri.
tanda yang tersirat dalam film dapat diterima oleh penonton kedalam kehidupannya.
24
Berdasarkan lingkup pembahasannya, semiotika dibedakan atas tiga macam,
Pierce.
seniotika tertentu, misalnya sistem tanda tertentu atau bahasa tertentu secara
deskriptif.
semiotika pada bidang atau konteks tertentu, misalnya kaitannya dengan sistem tanda
sosial, sastra, komunikasi, periklanan dan lain sebagainya. (Kaelan, 2009:164 dalam
Vera, 2014:4)
bidang, seperti dikemukakan Eco (1976, lihat juga van Zoest, 1933, dalam Rahayu
25
b. Semiotik Tanda Penciuman
d. Semiotik Pencicipan
e. Paralinguistik: Jenis suara sebagai tanda kelamin, usia, kesehatan, suasana hati,
dan sebagainya.
f. Semiotik komunikasi visual: rambu lalu lintas, graffiti, seni rupa, iklan, komik,
Charles Sanders Pierce adalah seorang ilmuan dibidang matematika dan fisik,
bidang matematika, namun Pierce lebih dikenal sebagai sebagai filsuf dan ahli
semiotika yang sangat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan baik itu ilmu
eksak maupun ilmu sosial. Banyak gagasan mengenai konsep-konsep dan teori milik
Pierce yang digunakan oleh para akademisi yang menganalisis fenomena yang ada di
yang ada di dunia ini. Pierce beranggapan bahwa semiotika bersinonim dengan
tanda. Tanda akan dimaknai sebagai tanda hanya apabila ia berfungsi sebagai tanda.
Fungsi esensial tanda menjadikan relasi yang tidak efisien menjadi lebih efisien, baik
26
itu dalam komunikasi orang dengan orang lain dalam pemikiran dan pemahaman
manusia tentang dunia. Tanda menurut Pierce adalah sesuatu yang dapat ditangkap,
bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Pierce ingin
atau kerjasama tiga subjek, yaitu sign (representament), objek (object) dan
interpretan (interpretant). Yang dimaksud sebjek pada semiotika Pierce ini bukanlah
subjek manusia, melainkan tiga entitas yang sifatnya abstrak sebagaimana yang telah
Pierce melihat bahwa tanda (representament) sebagai bagian yang tidak terpisahkan
Secara etimologis semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti
“tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi
sosial yang terbagun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain.
27
Sedangkan secara terminologis, semiotics dapat diartikan sebagai ilmu yang
sistem tanda yang bekerjasama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang
diharapkan. Yang paling penting dalam film adalah gambar dan suara: kata yang
gambar) dan musik film. Sistem semiotika yang lebih penting lagi dalam film adalah
( Sobur, 2003:128)
Ensiklopedi Indonesia yang dikutip oleh Setiawan G. Sasongko dalam bukunya yang
yang bersifat humoristis, kadang hanya bersifat lucu dan menarik, kadang dengan
tujuan mencela atau mencemooh keadaan sosial atau seseorang. Namun lebih
b. Representasi
28
diartikan sebagai gambaran mengenai suatu hal yang terdapat dalam kehiduoan yang
cara dihasilkannya makna pada beragam konteks. Representasi dan makna budaya
memiliki materialitas tertentu. Mereka melekat pada bunyi, prasati, objek, citra, buku,
dipahami pada konteks sosial tertentu (Barker, 2004:9). Yasraf Amir Piliang
(2003:28) menjelaskan, representasi pada dasarnya adalah sesuatu yang hadir, namun
c. Ideologi
berpikir, nilai-nilai dan sikap dasar rohaniah sebuah gerakan kelompok sosial atau
individu. Ideologi dapat dimengerti sebagai suatu sistem penjelasan tentang eksistensi
2014)
29
2.11 Teori Makna
dan linguistic. Itu sebabnya, beberapa pakar komunikasi sering menyebut kata makna
mengatakan “Komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara dua orang atau
lebih”. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson pula mengatakan bahwa “Komunikasi
tajam tentang istila-istilah yang hamper berhimpit antara apa yang disebut (1)
terjemahan atau translation, (2) tafsir atau interpretasi, (3) ekstrapolasi dan (4) makna
30
2.12 Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Interpretant
Representament Object
31