Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

TEORI-TEORI KOMUNIKASI MASSA KONTEMPORER


YANG BERPUSAT PADA AUDIENS DAN EFEK MEDIA

Disusun :

AHMAD JIBRIL NABHAN (10822043)


FAJAR RAMADHAN (10822343)
JUPITER NAGAWY (10822495)
MUHAMMAD ILHAM AKBAR (10822670)
SHAN SHAVERIO (11822177)

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2024

i
Contents
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
1.4 Batasan Masalah.......................................................................................................2
1.5 Manfaat Penulisan....................................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan...............................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
1.1 Landasan Konseptual...................................................................................................3
1.1.1 Pengertian Komunikasi..............................................................................................3
1.1.2 Pengertian Komunikasi Massa..................................................................................3
1.1.3 Pengertian Media Massa...........................................................................................4
1.1.4 Pengertian Audiens...................................................................................................4
1.1.5 Pengertian Efek Media.............................................................................................5
1.1.7 Komunikasi Massa mempengaruhi Audiens dan Efek Media...................................7
1.1.8 Teori – Teori Komunikasi Massa Kontemporer yang Berpusat pada Audiens dan
Efek Media.........................................................................................................................9
BAB III........................................................................................................................14
PENUTUP...................................................................................................................14
1.1 Kesimpulan............................................................................................................14
1.2 Saran......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Teori komunikasi massa kontemporer, merupakan kumpulan teori yang
digunakan untuk memahami bagaimana media massa mempengaruhi masyarakat.
Menurut Denis McQuail (1987 : 227), yang menjadi premis bagi seluruh
penelitian tentang komunikasi massa adalah adanya pengaruh dan efek yang
ditimbulkan oleh media massa kepada khalayak atau audiens.

Pengaruh media massa dan efek media massa merupakan dua topik utama
yang berkaitan dengan kajian media selain psikologi media, teori komunikasi dan
sosiologi. Topik-topik tersebut menekankan hubungan antara efek media massa
dan budaya media terhadap pemikiran, sikap, dan perilaku individu atau khalayak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari efek media?
2. Bagaimana komunikasi massa mempengaruhi audiens dan efek media?
3. Apa saja teori – teori komunikasi massa kontemporer yang berpusat pada audiens
dan efek media?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi massa
2. Untuk menjelaskan pengertian dari teori–teori komunikasi massa yang berpusat
pada audiens dan efek media
3. Untuk memahami teori-teori komunikasi massa yang berpusat pada audiens dan
efek media

1
1.4 Batasan Masalah
1. Konsep dan pengertian teori–teori komunikasi massa yang berpusat pada audiens
dan efek media

1.5 Manfaat Penulisan


1. Memberikan pemahaman yang dalam tentang teori-teori komunikasi massa yang
berpusat pada audiens dan efek media
2. Memperkuat pengetahuan mengenai teori komunikasi massa yang berpusat pada
audiens dan efek media

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini di jelaskan beberapa komponen yaitu latar belakang, rumusan
masasalah, Batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi tentang landasan konseptual, pengertian teori-teori komunikasi
massa kontemporer yang berpusat pada audiens dan efek media

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentanf kesimpulan dan saran dari makalah

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Landasan Konseptual
1.1.1 Pengertian Komunikasi
Sebagai makhluk sosial, manuasia tidak mungkin hidup
sendiri, selalu tergantung satu dengan lainnya. Saling ketergantungan
di antara manusia merupakan keharusan untuk kelangsungan hidupnya.
Hubungan timbal baik ini beralangsung dalam konteks “komunikasi”.
Kata “komunikasi” bahasa Inggris “communication” artinya
“hubungan” berasal dari bahasa latin “communicatio” yang terbentuk dari
dua akar kata : “com” (bahasa latin “cum”) berarti “dengan” atau
“bersama dengan” dan “unio” (bahasa latin “union”) berarti “bersatu
dengan”. Jadi komunikasi dapat diartikan pengiriman pesan dari
seseorang kepada orang lain demi “union with” (bersatu dengan) atau
“union together with” (bersama dengan).
Menurut Wilbur Schramm komunikasi berasal dari bahasa
latin “communis” yang berarti “common” artinya “sama”. Jadi
menurut Wilbur Schramm komunikasi adalah usaha untuk
mengadakan “persamaan” dengan orang lain.
Pengertian komunikasi dikutip dalam Muhiddin dan Bahfiarti
(2003), istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “communication“
berasal dari kata “communicatus“ dalam bahasa latin yang artinnya
“berbagi” atau “menjadi milik bersama”. Dengan kata lain menurut
Lexicographer (ahli kamus bahasa) menunjuk pada suatu upaya yang
bertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan atau kesepakatan.
1.1.2 Pengertian Komunikasi Massa
Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah
dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang
dikemukakannya. Namun, dari sekian banyak definisi itu ada benang
merah kesamaan definisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa
adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).
Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari
pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi
massa).

3
Menurut Gerbner, komunikasi massa adalah produksi dan distribusi
yang berlandaskan pada teknologi lembaga dari arus pesan yang
berkesinambungan atau berkelanjutan. Definisi milik Gerbner
menggambarkan bahwa komunikasi massa menghasilkan produk berupa
pesan komunikasi. Produk tersebut kemudian disebarkan kepada khalayak
luas secara terus menerus, dalam jarak waktu tetap, seperti mingguan atau
bulanan.
Komunikasi massa menurut Wright adalah bentuk dari komunikasi
yang diarahkan kepada khalayak luas secara heteregon serta anonim.
Pesan yang disampaikan melalui media massa pun memiliki sifat yang
terbuka serta pesan tersebut mampu untuk diterima secara serentak kepada
khalayak umum.

1.1.3 Pengertian Media Massa


Pada dasarnya, proses penyampaian pesan kepada khalayak luas
disebut dengan komunikasi massa, sedangkan alat atau media yang
digunakan adalah media massa.
Menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah “sarana untuk
menyampaikan pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat
luas, misalnya radio, televisi, dan surat kabar”. Menurut Cangara dalam
bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Komunikasi, media adalah alat
atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa sendiri adalah alat
yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak
dengan menggunakan alat-alat komunikasi, seperti surat kabar, film, radio
dan televisi (Cangara, 2010: 123–126).

1.1.4 Pengertian Audiens


Audiens, juga dikenal sebagai penonton atau pemirsa, merujuk
kepada individu atau kelompok orang yang menerima dan mengonsumsi
pesan, informasi, atau karya seni yang disampaikan melalui berbagai jenis
media, seperti media massa, pertunjukan teater, film, konser musik, atau
bahkan pertemuan langsung.

Jika dikaji lebih jauh, ada beberapa teori komunikasi massa


audience yang pernah dikemukakan oleh Melvin De Fleur dan Sandra
Ball-Rokeach (1988). Dalam melihat efek media massa ada dua catatan
yang bisa dijadikan dasar, yakni interaksi audience dan bagaimana
tindakan audience terhadap isi media. Ada tiga teori yang menjelaskan di
sini: Individual Differences Perspective, Social Categories Perspective,
dan Social Relation Perspective.

4
Individual Differences Perspective menggambarkan khususnya
perilaku audience. Proses ini berlangsung berdasar kan ide dasar dari
stimulus-response. Di sini tidak ada audience yang relatif sama - pengaruh
media massa pada masing-masing individu berbeda dan tergantung pada
kondisi psikologi individu yang berasal dari pengalaman masa lalunya.

Social Categories Perspective mengambil posisi bahwa ada


perkumpulan sosial pada masyarakat Amerika yang dida- sarkan pada
karakteristik umum seperti jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan,
kesempatan, dan seterusnya. Adanya perkumpulan sosial, memberi
kecenderungan audience mempunyai kesamaan norma sosial, nilai, dan
sikap. Di sini ada kelompok audience yang akan mereaksi secara sama
pada pesari khusus yang diterimanya. Dengan menggunakan kategori ini
bisa dikatakan bahwa masing-masing individu anggota suatu kelompok
akan mempunyai kecenderungan merespons sama seperti yang dilakukan
oleh anggota kelompok dalam satu perkumpulan sosial tadi. Jika
perspektif Individual Differen- ces dan Social Categories dikombinasikan
akan memproduksi pendekatan who says what to whom with what effect
(siapa mengatakan apa kepada siapa dan efeknya bagaimana) pada
komunikasi massa seperti yang pernah dikemukakan Harold D. Lasswell.

Sementara itu, Social Relationships Perspective didasar- kan pada


penelitian Paul Lazarfeld, Bernard Berelson, dan Elihu Katz, menyarankan
bahwa hubungan secara informal meme- ngaruhi audience. Dampak
komunikasi massa yang diberikan diubah dengan sangat hebat oleh
individu yang mempunyai kekuatan hubungan sosial dengan anggota
audience. Sebagai hasilnya, individu dipengaruhi oleh sikap dan perilaku
individu anggota audience yang didapatkannya dari media massa. Artinya,
antarindividu itu saling memengaruhi satu sama lain dan menghasilkan
respons yang hampir sama.

1.1.5 Pengertian Efek Media


Efek media merujuk pada dampak atau pengaruh yang dimiliki
oleh media massa (seperti televisi, radio, surat kabar, internet, dan lainnya)
terhadap audiens, masyarakat, atau budaya secara luas. Konsep ini pertama
kali diperkenalkan oleh komunikolog asal Amerika Serikat, Paul
Lazarsfeld, dan rekan-rekannya pada tahun 1940-an melalui penelitian
mereka tentang pemilihan dan pengaruh media.

5
A. Lang menyatakan efek media sebagai “apa jenis isi pesan, (yang
disampaikan) dalam jenis media apa, mempengaruhi audiens yang mana,
dan dalam situasi apa” Pernyataan tersebut mencerminkan pemahaman
yang lebih luas tentang bagaimana berbagai faktor, termasuk konten pesan,
media, audiens, dan konteks, berperan dalam mempengaruhi interaksi
media dan audiens. Dengan kata lain, efek media tidak hanya tergantung
pada satu faktor saja, melainkan merupakan hasil interaksi dari berbagai
elemen yang saling memengaruhi.
Jennings Bryant dan Dolf Zillmann menyatakan efek media
sebagai dampak sosial, budaya dan psikologis melalui media massa.
Dengan kata lain, media massa bukan hanya sekadar alat untuk
menyampaikan informasi, tetapi juga memiliki kemampuan untuk
membentuk opini, norma, dan pandangan dunia individu dan masyarakat.
Elisabeth M. Perse menyatakan efek media sebagai “bagaimana
mengontrol, atau memitigasi efek media massa terhadap individu atau
masyarakat”. menyoroti pentingnya pemahaman tentang cara mengelola
atau meredam efek media massa yang mungkin bisa negatif. Ini
menggarisbawahi peran penting dalam merancang strategi dan kebijakan
yang dapat mengurangi dampak buruk media massa pada individu dan
masyarakat.
1.1.6 Pengertian Komunikasi Kontemporer

Komunikasi massa kontemporer merujuk pada praktik, teknologi,


dan dinamika komunikasi yang terjadi dalam masyarakat saat ini, terutama
yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi informasi dan digital. Ini
adalah bidang yang terus berkembang dan berubah dengan cepat seiring
dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam preferensi audiens.

Salah satu ahli komunikasi terkemuka, McLuhan mengembangkan


konsep "global village" untuk menjelaskan bagaimana media massa

6
kontemporer, terutama televisi, telah mengubah dunia menjadi satu
komunitas global yang saling terhubung melalui komunikasi.

Menurut Castells ia merupakan seorang sosiolog yang dikenal


dengan penelitiannya tentang "masyarakat jaringan." Castells berpendapat
bahwa komunikasi massa kontemporer adalah salah satu kekuatan utama
yang membentuk masyarakat saat ini, dan media digital adalah elemen
sentral dalam masyarakat jaringan.

Henry Jenkins mengakui pentingnya audiens dalam membentuk


budaya dan komunikasi massa kontemporer. Konsep "kultur partisipatif"
telah menjadi dasar untuk memahami bagaimana peran audiens telah
berubah dari pasif menjadi aktif dalam era digital dan informasi saat ini.
Ini juga memicu pemikiran tentang konsep seperti "kreativitas kolektif"
dan "kebijakan media partisipatif" yang berkaitan dengan peran audiens
dalam komunikasi massa.
Pandangan-pandangan dari berbagai ahli ini mencerminkan
beragam pendekatan dan pemahaman tentang komunikasi massa
kontemporer, yang mencakup peran media digital, perubahan dalam
budaya populer, dan dampaknya pada masyarakat dan individu. Dengan
perkembangan terus menerus dalam teknologi dan tren media, pemahaman
tentang komunikasi massa kontemporer juga terus berkembang.

1.1.7 Komunikasi Massa mempengaruhi Audiens dan Efek Media


Pengaruh dari komunikasi massa terhadap audiens atau bisa
dibilang efek media massa dapat melalui jalur satu tahap "one step flow"
dan jalur dua tahap "two step flow". Istilah "one-step flow" merujuk pada
konsep di mana media massa memiliki dampak langsung pada audiens
tanpa melalui perantara atau perantara komunikasi.

7
Pada model ini, media massa dianggap memiliki pengaruh yang
langsung dan kuat pada audiens tanpa adanya pengaruh dari perantara
seperti keluarga, teman, atau tokoh otoritatif.

Pendekatan "two-step flow" merupakan suatu konsep dalam studi


komunikasi yang menyatakan bahwa pengaruh media massa terhadap
audiens dapat melibatkan dua tahap atau dua perantara. Model ini
dikemukakan oleh Paul Lazarsfeld, Bernard Berelson, dan Hazel Gaudet
dalam penelitian mereka pada tahun 1940-an.

Dengan demikian, model "two-step flow" menekankan pentingnya


perantara atau perantara sosial dalam proses pengaruh media pada
individu. Ini mengakui bahwa audiens tidak hanya pasif dalam
mengonsumsi informasi media, tetapi mereka juga terlibat dalam interaksi
sosial dan pengaruh yang mungkin berasal dari orang-orang di sekitar
mereka.

8
1.1.8 Teori – Teori Komunikasi Massa Kontemporer yang Berpusat pada Audiens
dan Efek Media
Ada beberapa teori komunikasi massa kontemporer yang berfokus
pada audiens dan efek media. Beberapa di antaranya melibatkan
pendekatan yang lebih modern dan mempertimbangkan peran penting
audiens dalam proses komunikasi media.

1.1.8.1 Active Audience Theory

Active Audience Theory, atau Teori Audiens Aktif, adalah salah


satu pendekatan penting dalam studi komunikasi massa yang menekankan
peran aktif audiens dalam proses komunikasi media. Teori ini menantang
pandangan tradisional bahwa audiens adalah penerima pasif informasi dari
media massa dan mengakui bahwa audiens memiliki kemampuan untuk
memproses, memilih, dan menginterpretasikan pesan media sesuai dengan
konteks, pengalaman, dan kepentingan mereka sendiri.

Berikut adalah beberapa poin kunci tentang Active Audience


Theory dalam komunikasi massa:

1. Audiens sebagai Partisipan Aktif: Teori ini mendefinisikan audiens sebagai


partisipan aktif dalam komunikasi media. Audiens tidak hanya menerima
pesan media, tetapi mereka juga berperan dalam mengartikulasikan,
menginterpretasikan, dan meresponsnya.

2. Pemilihan Media dan Konten: Audiens memiliki kebebasan untuk memilih


media mana yang mereka konsumsi dan konten mana yang mereka pilih
untuk diberikan perhatian. Mereka memilih media berdasarkan preferensi
dan kebutuhan mereka

3. Interpretasi Pribadi: Audiens akan menginterpretasikan pesan media


berdasarkan latar belakang, nilai, norma, pengalaman pribadi, dan
pemahaman mereka sendiri. Ini berarti bahwa pesan media dapat memiliki
makna yang berbeda-beda bagi setiap individu.

9
4. Dinamika Sosial dan Budaya: Teori ini mengakui bahwa audiens
dipengaruhi oleh konteks sosial dan budaya mereka. Perbedaan budaya,
nilai, dan norma dapat memengaruhi cara audiens menginterpretasikan
pesan media.

5. Efek Beragam: Aktifnya audiens dalam memproses pesan media berarti


bahwa efek media tidak selalu seragam. Dampaknya pada audiens dapat
bervariasi tergantung pada bagaimana audiens merespons dan
menginterpretasikan pesan tersebut.

1.1.8.2 Uses and Gratifications Theory

Teori Uses and Gratifications (Penggunaan dan Kepuasan). Teori


ini menganggap bahwa audiens adalah aktor aktif yang memilih media dan
konsumen informasi berdasarkan kebutuhan dan kepuasan mereka.
Audiens memainkan peran dalam memilih jenis media dan konten yang
mereka konsumsi. Teori ini menekankan bahwa individu mengonsumsi
media untuk memenuhi kebutuhan tertentu, seperti hiburan, informasi,
atau pemenuhan kebutuhan sosial.

Hakekat teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana audiens


menggunakan komunikasi massa untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk
“menjelajahi” motivasi individu dalam penggunaan media.
Mengidentifikasikan konsekuensi positif dan negatif bagi audiens pada
penggunaan media.

Teori ini jelas merupakan kebalikan dari teori peluru. Dalam teori
peluru media sangat aktif dan all powerfull sementara audience berada di
pihak yang pasif. Sementara itu, dalam teori uses and gratifications
ditekankan bahwa audience aktif untuk menentukan media mana yang
harus dipilih untuk memuaskan kebutuhannya. Kalau dalam teori peluru
terpaan media akan mengenai audience sebab ia berada di pihak yang
pasif, sementara dalam teori uses and grati fications justru sebaliknya

10
1.1.8.3 Knowledge Gap Theory

Selanjutnya Teori Kesenjangan Pengetahuan (Knowledge Gap


Theory). Meningkatkan kesenjangan antara orang-orang berpendidikan
tinggi dan lebih rendah. Teori kesenjangan pengetahuan pertama kali
diusulkan oleh Tichenor, Donohue dan Olien di University of Minnesota di
tahun 70-an. Mereka percaya bahwa peningkatan informasi dalam
masyarakat tidak merata diakuisisi oleh setiap anggota masyarakat: orang-
orang dengan status sosial ekonomi (SES) yang lebih tinggi cenderung
memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memperoleh informasi
(Weng, S.C. 2000).

Kesenjangan pengetahuan dapat mengakibatkan kesenjangan


meningkat antara orang-orang status sosial ekonomi rendah dan tinggi.
Upaya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dengan informasi
melalui media massa mungkin tidak selalu berhasil dengan cara yang
direncanakan. Media massa mungkin memiliki efek meningkatkan
kesenjangan perbedaan antara anggota dari kelas sosial.

1.1.8.4 Diffusion of Innovation Theory

Teori Difusi Inovasi merupakan teori yang membahas tentang


bagaimana ide atau gagasan baru dan teknologi tersebar dalam suatu
kebudayaan. Teori difusi inovasi merupakan perpaduan dari kata difusi dan
inovasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata difusi memiliki arti
berupa penyebaran atau perembesan sesuatu berupa kebudayaan,
teknologi, atau ide dari suatu pihak ke pihak lain, sedangkan inovasi
memiliki arti sebagai pemasukan atau pengenalan hal-hal yang baru, yakni
sebuah pembaruan.

Teori difusi inovasi memberikan peranan yang sangat terbatas


kepada media massa-umumnya media massa hanya menciptakan
kesadaran akan inovasi baru. Akan tetapi, teori ini memberikan peranan
utama untuk berbagai jenis orang yang mengkritik proses difusi. Media

11
secara langsung memengaruhi pengguna awal tetapi orang-orang ini secara
umum memiliki cukup informasi dan merupaka pengguna media yang
berhati-hati. Para pengguna awal mencoba inovasi dan kemudian
memberitahu orang lain mengenainya. Mereka secara langsung
memengaruhi opinion leader yang kemudian memengaruhi semua orang

Berikut merupakan kelima kategori adopter yang terdapat dalam


teori difusi inovasi.
1. Innovators : Inovator merupakan orang yang memperkenalkan inovasi,
gagasan, ide, atau metode yang baru. Seorang inovator biasanya
memiliki ciri utama sebagai individu yang menyukai tantangan dan
berani mengambil resiko.

2. Early Adopters (Perintis/Pelopor) : Perintis atau pelopor diartikan


sebagai seseorang yang memulai unuk mengerjakan sesuatu. Perintis
atau pelopor ini akan bersedia saat memulai inovasi dalam sebuah
kelompok. Biasanya mereka memiliki ciri utama sebagai seseorang
yang terpandang dan memiliki pengikut dalam suatu lingkungan sosial.
Ada sekitar 13,5% orang yang termasuk ke dalam kategori early
adopters.
3. Early Majority (Pengikut Dini) : Pengikut dini merupakan mereka
yang bersama-sama menjadi pengikut awal dalam suatu inovasi.
Seseorang yang merupakan pengikut dini memiliki ciri khas berupa
pertimbangan yang matang sebelum mengambil sebuah keputusan.
Ada sekitar 34% orang dalam suatu kelompok sosial yang termasuk ke
dalam early majority.

12
4. Late Majority (Pengikut Akhir) : Pengikut akhir merupakan mereka
yang secara bersama-sama menjadi pengikut terakhir dalam suatu
inovasi. Ciri khas dari pengikut akhir ini ialah mereka merupakan
kelompok yang memiliki pertimbangan pragmatis terhadap kebenaran
dan kebermanfaat suatu inovasi yang hendak mereka adopsi. Jumlah
kategori orang yang termasuk late majority ialah sekitar 34% dalam
suatu kelompok sosial.
5. Leggards (Kelompok Kolot/ Tradisional) : Leggards atau kelompok
kolot merupakan kelompok terakhir yang paling sulit dalam menerima
sebuah inovasi baru. Kelompok ini jumlahnya sekitar 16% dalam suatu
kelompok sosial. Mereka memiliki ciri utama berupa sangat sulit
dalam melihat dan menerima suatu perubahan. Jumlahnya ada sekitar
16% dalam suatu kelompok sosial.

13
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Makalah ini mencerminkan fokus pada pemahaman tentang bagaimana
media massa mempengaruhi audiens. Dalam konteks teori-teori komunikasi
massa kontemporer yang berfokus pada audiens dan efek media, audiens
dianggap sebagai pemilih aktif yang memiliki peran dalam memilih,
menginterpretasikan, dan merespons pesan media. Mereka bukan lagi hanya
penerima pasif informasi.
Dalam era informasi yang cepat dan globalisasi, pemahaman tentang
teori-teori komunikasi massa kontemporer yang berfokus pada audiens dan
efek media membantu kita menyelidiki bagaimana komunikasi memainkan
peran sentral dalam membentuk budaya dan masyarakat saat ini.

1.2 Saran
Setelah mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan teori-teori
komunikasi massa kontemporer yang berpusat pada audiens dan efek media,
sarannya adalah untuk terus mengembangkan pemahaman tentang peran
audiens dan dampak media dalam konteks komunikasi massa kontemporer.
Penelitian lebih lanjut, kolaborasi antar-disiplin, pemahaman etika dalam
media, dan pendidikan literasi media dapat membantu masyarakat dan
praktisi media untuk lebih bijak dan efektif dalam menggunakan dan
menginterpretasikan media massa. Pemahaman yang lebih mendalam tentang
dinamika media kontemporer juga dapat membantu mengatasi tantangan etis
dan dampak yang muncul dalam era digital ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Baran, Stanley J. dan Dennis K. Davis . 2010. Teori Dasar Komunikasi


Pergolakan dan Masa Depan Massa. Jakarta: Salemba Humanika.
Bryant, Jennings dan Mary B. Oliver. 1994. Media Effects: Advances in Theory
and Research. New York: Routledge.
Hadi, Ido P. 2021. Buku Ajar Komunikasi Massa. Qiara Media.
Pasuruan Dr, Drs, dkk.
Holmes, Davis. 2005. Communication Theory Media, Technology and Society.
London: SAGE Publications.
McQuail, Denis. 1997. Audience Analysis. London: SAGE Publications.
Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Perse, Elizabeth M. dan Jennifer Lambe. 2001. Media Effects and Society.
New Jersey: Lawrence Erlbraum Associates.

15
16

Anda mungkin juga menyukai