Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Video Klip Sebagai Medium Komunikasi


Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital

dalam kehidupan manusia, bisa dikatakan mendasar karena setiap manusia

berkeinginan untuk mempertahankan suatu persetujuan mengenai berbagai aturan

sosial melalui komunikasi. Komunikasi pada dasarnya diartikan sebagai proses

pemindahan suatu informasi, ide pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan

harapan orang lain tersebut dapat mengintrepetasikan sesuai dengan tujuan yang

dimaksud (Mangkunegara, 2002:145). Pendapat lain mengenai pengertian

komunikasi dikemukakan oleh Thoha (Thoha, 2002:145) komunikasi adalah sebuah

proses penyampaian dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang

lain. Selanjutnya Tohardi (Tohardi, 2002:197) komunikasi diartikan sebagai proses

penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Pengertian ini

memberikan pesan yang seimbang antara pengirim pesan, pesan yang disampaikan,

dan penerima pesan yang merupakan tiga komponen penting dalam sebuah proses

komunikasi. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi setiap

umat manusia.

Menurut Tubbs dan Moss dalam Mulyana (2008:65) bahwa komunikasi

sebagai sebuah proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih, Gudykunst dan

9
Kim juga mendefinisikan komunikasi (antarbudaya) sebagai proses pertukaran

informasi atau pesan, simbolik yang melibatkan pemberian makna antara orang-

orang. Dari berbagai macam pendapta dari pakar tentang pengertian atau definisi

komunikasi yang dijelaskan diatas, bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa komunikasi

merupakan proses interaksi yang mengandung banyak simbol-simbo yang digunakan

oleh seseorang untuk menciptakan dan menginteroretasikan sebuah makna.

2.2 Macam-macam konteks komunikasi


Didalam komunikasi kita akan mengetahui tentang berbagai macam jenis

konteks komunikasi. Menurut Hafied Cangara ada beberapa konteks-konteks

komunikasi (Cangara,2007:30-37):

1. Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal Communication)

Komunikasi dengan diri sendiri adalah proses komunikasi yang terjadi

di dalam diri individu atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan

diri sendiri.

2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal Communication)

Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung

antara dua orang atau lebih secara tatap muka.

3. Komunikasi Publik (Public Communication)

Komunikasi public menunjukkan suatu proses komunikasi dimana

pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di

depan khalayak yang lebih besar.

4. Komunikasi Massa (Mass Communication)

10
Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi

yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga

kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat

mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film.

Peneliti menyimpulkan dari penjelasan tentang konteks-konteks komunikasi

menurut Cangara diatas, bahwa video klip merupakan bagian dari komunikasi massa.

Hal itu dikarenakan video klip merupakan sebuah media penyampaian pesan yang

ditujukan kepada khalayak yang sifatnya massal ata berjumlah besar yang cenderung

bersifat satu arah.

2.3 Macam-Macam Media Komunikasi Massa


Komunikasi massa memerlukan saluran yang digunakan untuk

menyampaikan informasi atau pesan kepada masyarakat yang menjadi sasaran

penyampaian pesan atau informasi. Saluran yang digunakan tersebut adalah media

massa, media massa merupakan sebuah sarana yang mendukung terlaksananya proses

sebuah komunikasi massa.

Dalam (Winarni, 2003:17) media massa yang sering digunakan dalam

penyaluran informasi atau pesan komunikasi massa dapat dilihat dan dikelompokkan,

yaitu antara lain:

a. Media cetakan (printed media), yang mencakup surat kabar, majalah, buku,

pamphlet, brosur, dan sebagainya.

b. Media elektronik, seperti radio, televise, film, slide, video dan lain sebagainya

11
c. Media baru (New Media) meliputi media online seperti media cetak yang

diubah dalam format digital, TV online, dan radio streaming.

Dari penjelasan diatas bisa diketahui bahwa sebuah media massa merupakan

sarana penyaluran informasi ataupun pesan dalam komunikasi massa yang

dipergunakan oleh suatu lembaga atau sebuah organisasi. Media massa sendiri

merupakan sarana yang efektif yang sering dipergunakan oleh masyarakan dalam

memperoleh pesan dan informasi.

Dalam hal ini video klip merupakan sebuah media massa baru yang

dipergunakan oleh musisi ataupun produser music untuk mempromosikan lagu-lagu

nya. Video klip sendiri selain sebagai sarana promosi album atau lagu para musisi,

bisa dipergunakan untuk memperjelas isi dari sebuah lagu yang ingin disampaikan

para musisi. Seperti halnya yang dilakukan grup band Against Me! dalam lagunya

yang berjudul “FUCKMYLIFE666”, selain bertujuan untuk mempromosikan album

terbaru mereka, tujuan lainnya adalah untuk memperjelas isi dari lagu yang

mengangkat tema transgender tersebut agar masyarakat bisa lebih menghargai kaum

transgender.

2.4 Video Klip Sebagai Media Komunikasi Massa


Media komunikasi massa merupakan saluran penyampaian pesan kepada

public. Komunikasi massa bisa disebut juga dengan komunikasi media massa, yaitu

berkomunikasi melalui media massa yang meliputi media cetak dan media elektronik.

Jadi bisa disimpulkan bahwa media komunikasi massa adalah sebuah proses

12
komunikasi yang menggunakan suatu media massa dalam penyampaian pesan atau

informasi yang ditujukan kepada public dan diterima secara serentak.

Menurut Effendy dalam bukunya (2009:26), media massa sebagai sebuah alat

komunikasi sendiri memiliki empat fungsi, (1) menyampaikan informasi (to inform),

(2) mendidik (to educate), (3) menghibur (to entertain), (4) mempengaruhi (to

influence).

Video klip atau video music adalah memvisualisasikan sebuah lagu atau

music. Seperti diketahui bahwa apapun bahan baku dasar dalam pembuatan visual

sebuah lagu baik itu di mini dv, dv cam, beta cam, film seluloid, hasil akhirnya harus

dalam format video, tidak dalam format seluloid, sebagaimana layaknya film layar

lebar. Bentuk akhirnya harus berupa video karena standart penayangan di studio

televisi memang dalam bentuk format video (Fitriyan G. Dennis, 2008:42).

Menurut Effendy, (Effendy, 2009:6), video klip adalah sebuah sarana promosi

bagi produser music untuk mengenalkan dan memasarkan produk (lagu) lewat

medium televitelevisengga grup band ataupun penyanyi yang sedang membawakan

lagu tersebut bisa lebih dikenal masyarakat, dan diharapkan masyarakat selanjutnya

membeli kaset, CD dan DVD dari grup band atau penyanyi tersebut.

Effendy menyatakan bahwa (Effendy, 2009:1-6) video klip (music video)

masuk dalam salah satu jenis film, diantaranya :

1. Film Dokumenter (Documentary Film)

Film documenter adalah film yang menyajikan realita melalui berbagai cara

dan dibuat untuk berbagai macam tujuan penyebaran informasi pendidikan

13
dan propaganda bagi kelompok tertentu. Intinya film documenter tetap

berpijak pda hal-hal senyata mungkin.

2. Film Cerita Pendek (Short Film)

Durasi film perndek biasanya dibawah 60 menit. Dibanyak negara seperti

Jerman, Australia, Kanada dan Amerika Serikat, film pendek dijadikan sebuah

laboratorium eksperemen dan batu loncatan bagi seseorang atau kelompok

orang untuk kemudian memproduksi film panjang. Film jenis ini banyak

dihasilkan oleh para mahasiswa atau sekelompok orang yang menyukai film

dan ingin berlatih untuk membuat film dengan baik.

3. Film Cerita Panjang (Feature-Length Film)

Film dengan durasi lebih dari 60 menit, lazimnya berdurasi 90-100 menit.

Film yang diputar di bioskop umumnya termasuk dalam kelompok cerita

panjang. Film-film produksi India atau Hollywood bahkan rata-rata berdurasi

180 menit.

4. Film-Film Jenis Lain

a. Profil perusahaan (Corporate profile)

b. Iklan televisi (TV commercial)

c. Program televisi (TV program)

d. Video klip (Music video)

Jadi di dalam hal ini video klip mempunyai kesamaan dengan film, baik

fungsinya sebagai media massa atau mulai dari proses pra produksi sampai paska

produksi.

14
Seperti media massa lainnya, video klip disini juga tidak bisa lepas dari akar

lingkungan sosialnya. Media massa merupakan sebuah bisnis, sosial, budaya,

sekaligus merupakan sebuah politik. Dalam konteks hubungan media dan public,

seperti halnya media massa yang lain, video klip juga menjalani fungsi utama sebagai

media massa seperti yang dikemukakan oleh Laswell dalam (Mulyana, 2008:37) :

1. A surveillance of the environment, artinya media massa mempunyai fungsi

sebagai pengamat lingkungan, yaitu sebagai pemberi informasi tentang hal-

hal yang berada diluar jangkauan pengelihatan masyarakat luas.

2. The correction of the parts of society to the environment, artinya media massa

berfungsi sebagai seleksi, evaluasi, dan interpretasi informasi. Dalam hal ini

peranan media adalah melakukan seleksi mengenai apa yang pantas dan perlu

untuk disiarkan

3. The transmission of the social heritage from one generation to the next,

artinya media merupakan sarana penyampaian nilai dan warisan sosial budaya

dari satu generasi ke generasi lainnya. Fungsi ini merupakan fungsi

pendidikan oleh media massa.

Jadi berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa video klip

merupakan sebuah media massa yang berupa media elektronik dan termasuk ke

dalam media komunikasi massa.

2.5 Sifat Pesan dalam Video Klip


Komunikasi verbal dan non verbal merupakan dua bentuk dari tindakan

komunikasi yang tidap bisa dipisahkan, yang artinya keduanya saling membutuhkan

15
agar tercapainnya sebuah komunikasi yang efektif, masing-masing bekerja bersama

untuk menciptakan sesuatu makna.

Tanda yang diciptakan manusia bisa dibedakan atas yang bersifat verbal dan

yang bersifat nonverbal. Menurut Nurudin (2017:120) komunikasi verbal merupakan

bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan serta

bunyi-bunyian. Bahasa lisan merupakan bahasa, daerah, bahasa gaul atau bahasa

yang biasa digunakan sehari-hari. Dalam hal ini bahasa verbal merupakan sarana

utama untuk mengutarakan sebuah pemikiran atau perasaan. Sedangkan bahasa yang

merupakan bunyi-bunyian merupakan sebuah komunikasi yang berkaitan dengan

suara, salah satunya adalah music.

Sedangkan menurut Sobur (2006:122) menjelaskan bahwa komunikasi non

verbal merupakan komunikasi yang tidak menggunakan bahasa atau kata-kata.

komunikasi non verbal mencakup tentang bahasa tubuh, ekspresi wajah, bahasa

isyarat, dan tanda yang diciptakan oleh manusia seperti rambu-rambu lalu lintas,

benda yang bermakna kultural dan ritual, kebanyakan tanda non verbal juga tidak

diketahui oleh setiap manusia, seperti gerakan atau isyarat tangan yang memili arti

berbeda beda pada setiap daerah.

Komunikasi non verbal memberika sebuah umpan balik yang penting bagi

pembaca kode, pada hakekatnya komunikasi merupakan suatu cara atau sebuah

rangkaian kegiatan untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan,

dalam rangka kerjasama yang baik dalam mencapai sebuah tujuan tertentu.

Dalam hal ini video klip merupakan sebuah media komunikasi yang

mempunyai karakteristik pesan verbal dan non verbal, yaitu :

16
1. komunikasi verbal dalam video klip merupakan sebuah lirik dalam lagu

tersebut.

2. komunikasi non verbal meliputi gambar, gerak tubuh, ekspresi wajah dan

music.

2.6 Transgender Sebagai Suatu Jenis “Gender” dalam Video Klip


Menurut Fakih (2001;71), Gender dan Sex kedua kata tersebut tidak secara

jelas dibedakan dalam kamus. Karena ketidakjelasan makna dari kedua kata tersebut

maka menimbulkan kurangnya penjelasan yang berkaitan antara konsep gender

dengan masalah ketidak adilan sosial lainnya. Sex (jenis kelamin) merupakan dua

jenis kelamin yang secara biologis telah melekat pada manusia. Dan hanya terdapatu

dua jenis kelamin itu saja. Sedangkan gender merupajan sifat yang melekat pada

setiap manusia baik perempuan dan laki-laki yang dibangun secara spsial maupun

kultural (Fakih, 2001:8). Sifat tersebut bisa berubah sewaktu-waktu entah karaena

perubahan zaman, perbedaan daerah.

Stoller mengatakan dalam (Nugroho, 2008:2) bahwa pertama kali

memmperkenalkan istilah gender untuk memisahkan pencirian manusia yang

didasarkan pada sosial budaya dengan pendefinisian yang didasarkan dari ciri fisik

biologis. Gender lebih banyak berbicara tentang perbedaan perilaku antara laki-laki

dan perempuan yang dikonstruksikan secara sosial yaitu perbedaan yang bukan

ketentuan dari Tuhan melankan diciptakan oleh manusia melalui proses sosial dan

kulturan, bahkan dari kelas ke kelas. Sedangkan kelamin biologis akan tetap tidak

berubah.

17
Sementara itu di dalam video klip grup band Against Me! yang berjudul

“FUCKMYLIFE666” terdapat peran transgender didalamnya. Transgender sendiri

adalah sebuah istilah untuk orang yang cara berperilaku atau penampilannya tidak

sesuai dengan peran gender pada umumnya. Transgender merupakan orang yang

dalam berbagai level “melanggar” norma kultural mengenai bagaimana seharusnya

laki-laki dan perempuan itu (Nurdelia, 2015:21). Perempuan misalnya secara kultural

dituntut untuk bersikap lemah lembut. Tetapi jika laki-laki yang berkatakter seperti

itu, bisa disebut dengan transgender.

2.7 Simbol – Simbol Transgender

2.7.1 Bendera Pelangi


Bendera pelangi pertama kali muncul pada tahun 1978, bendera

tersebut adalah lambang kaum LGBT (Lesbian, Gay, Biseks,

Transgender/Transeksual), yang dirancang oleh seorang artis asal San

Fransisco, yaitu Gilbert Barker5. Pada awalnya di dalam bendera tersebut

terdapat delapan warna, dalam setiap warnanya memiliki makna masing-

masing, sebagai berikut :

a. Pink = Seksualitas

b. Merah = Kehidupan

c. Oranye = Penyembuhan

d. Kuning = Sinar matahari

5
https://tirto.id/sejarah-bendera-pelangi-khas-lgbt-pengganti-simbol-bikinan-nazi-ecqk (diakses pada
tanggal 14 Februari 2019 pukul 09.47).

18
e. Hijau = Alam

f. Turquoise = Sulap/seni

g. Biru = Harmoni

h. Ungu = Semangat

Perbedaan warna di dalam satu bendera diartikan sebagai perbedaan

yang dapat menyatukan. Yang mempunyai maksud bahwa LGBT berada pada

posisi kaum yang berbeda dari masyarakat pada umumnya, tetapi mereka

sebenarnya adalah manusia biasa yang bisa menyatu dengan orang lain.

bendera pelangi tersebut mayoritas dipakai dalam acara bertema gay seperti

parade. Akan tetapi bendera tersebut tidak jarang juga digunakan oleh kaum

heteroseksual (baik dalam bentuk bendera atau stiker) untuk menunjukkan

dukungan atau keberpihakannya terhadap kaum LGBT. Namun sekarang

bendera pelangi tersebut hanya memiliki enam warna sebagai symbol. Enam

warna tersebut terdiri dari warna merah, oranye, kuning, hijau dan ungu.

Gambar 2.1 Bendera Pelangi

19
2.7.2Bendera Transgender
Bendera transgender sendiri diciptakan pada tahun 1999, bendera

tersebut diciptakan oleh wanita transgender yang berasal dari Amerika Serikat

bernama Monica Helms.6 Bendera tersebut pertama kali muncul pada sebuah

parade di Phoenix, Arizona pada tahun 2000. Di dalam bendera ini terdapat

tiga warna dan dari masing-masing warna tersebut memiliki arti tersendiri.

Menurut pencipta bendera, warna biru muda dibagian atas dan bawah berarti

warna tradisional yang melambangkan untuk bayi laki-laki, garis warna

selanjutnya berwarna merah muda yang berarti warna tradisional untuk bayi

perempuan, kemudian garis putih di tengah adalah untuk mereka yang

interseks dalam masa transisi.

Gambar 2.2 Bendera Transgender

6
Dikutip dari Suarakita.com. http://www.suarakita.org/2019/04/31601/ (diakses pada tanggal 14
Februari 2019 pukul 11.14)

20
2.7.3Bendera Hitam Transgender
Varian bendera kebanggan kaum transgender ini diciptakan oleh

aktivis dan penulis transgender Raquell Willis, bendera ini pertama kali

digunakan pada tanggal 25 agustus 2015 oleh aktivis transgender kulit hitam

di Amerika Serikat sebagai bagian dari aksi pembebasan transgender hitam

yang pertama.7 Dalam bendera ini memiliki perbedaan yaitu warna putih di

bendera kaum transgender yang sebelumnya diganti dengan warna hitam.

Warna hitam disini adalah sebagai simbol untuk mewakili tingkat

diskriminasi, kekerasan, pembunuhan yang dialami oleh kaum transgender.

Gambar 2.3 Bendera Hitam Transgender

7
Dikutip dari Desertsun. https://www.desertsun.com/story/life/2019/06/04/pride-flag-rainbow-
lgbtq-gay-transgender-bisexual-pansexual-meaning-guide-black-brown (diakses pada tanggal 14
Februari 2019 pukul 12.45).

21
2.8 Kekerasan dan Diskriminasi sebagai semangat kaum transgender
Memiliki perbedaan di dalam masyarakat, tidak membuat kaum transgender

dengan mudah untuk menjalani kehidupannya. Pasalnya masyarakat memandang

penyimpangan yang dilakukan kaum transgender sudah melanggar norma-norma

yang ada. Sehingga tidak jarang mereka menyembunyikan identitas mereka sebagai

transgender. Hal itu dilakukan sesungguhnya untuk agar dapat hidup dengan baik.

Hal tersebut bisa dikatakan sebagai diskriminasi atas hak-hak kaum transgender

untuk mendapatkan hidup yang layak seperti masyarakat normal lainnya. Pandangan

umum yang diterima masyarakat adalah pandangan yang meyakini bahwa seksualitas

yang diberikan Tuhan sifatnya tidak bisa diubah. Pandangan tersebut mendapat

legitimasi dari ajaran agama maupun budaya sehingga orang yang seksualitasnya

tidak sejalan dengan konsep tersebut dianggap menyimpang atau abnormal, dan

secara otomatis mendapat perlakuan yang buruk dalam masyarakat baik dalam bentuk

diskriminasi maupun kekerasan.

Diskriminasi dan kekerasan yang dialami oleh kaum transgender tidak selalu

berupa fisik, tetapi juga berupa perlakuan secara seksual, emosional dan lain

sebagainya8. Berikut pemaparan kekerasan dan diskriminasi yang sering dialami oleh

kaum transgender:

8Ini merupakan hasil dari riset yang dilakukan oleh Lembaga Bantuan Hubungan Masyarakat (LBHM), dimana
banyak hal yang dialami oleh kaum transgender termasuk kekerasan dan diskriminasi. Pelaku diskriminasi paling
banyak adalah 55% aparat Negara dan sisanya 45% masyarakat. Alasannya dikarenakan aparat negara
cenderung membela negara atau mendukung kelompok konserfatif. Selain itu kekerasan yang dilakukan aparat
negara berawal dari laporan-laporan masyarakat. Selain itu juga, lingkungan sekitar seperti tetangga, teman dan
keluarga juga ikut andil dalam melakukan diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum transgender. Seperti
persekusi, upaya paksa pemidanaan, pembubaran acara yang dilakukan oleh kaum transgender, pelarangan
mendapat pendidikan, pelanggaran HAM dan kekerasan bahkan pembunuhan. Hal tersebut yang membuat
kaum transgender merasa dibatasi dalam segala hal, tidak itu saja, bahkan aksesnya untuk menjalani kehidupan
yang lebih baikpun menjadi terhambat. https://magdalene.co/news-1758-studi-transgender-korban-terbanyak-
persekusi-terhadap-lgbt-2017.html (diakses pada tanggal 14 Februari 2019, pukul 19.35)

22
A. Bentuk-bentuk kekerasan yang dialami oleh transgender

1. Kekerasan seksual

Kekerasann seksual sering dialami oleh kaum transgender, khususnya

dilakukan oleh orang tak dikenal, tamu, preman, dan teman.

2. Kekerasan fisik

Kekerasan yang dialami kaum transgender biasanya berupa, ancaman

diusir, dikirimi pesan gelap, pemukulan, penamparan, dan bahkan

pembunuhan.

3. Kekerasan emosional

Kekerasan emosional biasanya dialami ketika mereka mengaku

sebagai seorang transgender dan mengalami penolakan dari keluarga atau

lingkungan sekitar. Kekerasan yang dilakukan oleh keluarga biasanya

dapat berupa ancaman untuk menyembunyikan orientasi seksual mereka,

membatasi pergaulan, memaksa untuk berobat, penolakan, bahkan

pengusiran.

B. Bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami oleh transgender

1. Diskriminasi untuk mendapatkan pekerjaan

Kaum transgender mengalami penolakan untuk diterima kerja dalam

bidangnya walaupun mereka sangat menguasai bidang tersebut. Sehingga

akhirnya mereka bekerja pada bidang yang menerima mereka, contohnya,

salon, pemandu karaoke, bahkan pekerja seks.

2. Diskriminasi dalam hal akses terhadap keadilan

23
Kasus-kasus yang dialami oleh transgender seringkali diselesaikan

dengan cara di luar pengadilan atau kekeluargaan, karena dianggap aib

yang sangat memalukan bagi keluarga. Hal tersebut membuat para korban

enggan untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib.

3. Diskriminasi dalam pemilihan pasangan

Kaum transgender tidak mendapatkan haknya untuk memilih

pasangan. Misalnya banyak yang dipaksa untuk menikah dengan “lawan

jenisnya” sehingga sepanjang masa pernikahannya korban merasa

diperkosa.

Pelaku kekerasan dan diskriminasi ini tak hanya dilakukan oleh masyarakat

awam saja, aparat negara dan pemerintah pun memiliki andil dalam menyukseskan

pembatasan kebebasan bagi kaum transgender. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya

dukungan nyata berupa undang-undang ataupun keadilan terhadap pemberitaan

miring yang ditujukan pada kaum transgender.

Riset yang dilakukan oleh Arus Pelangi tahun 20169 menunjukkan, 89.3%

LGBT di Indonesia mengalami kekerasan. Dimana 79.1% mengalami kekerasan

psikis, 46.3% mengalami kekerasan fisik, 26.3% mengalami kekerasan ekonomi,

45.1% mengalami kekerasan seksual, dan 63.3% mengalami kekerasan budaya.

Dalam riset ini disebutkan bahwa transgender mengalami kekerasan psikis sebesar

49%.

9 Arus Pelangi merupakan sebuah organisasi yang beranggotaka kaum LGBT, berdiri pada 15 Januari 2006 di
Jakarta. Didirikannya Arus Pelangi karena didorong oleh kebutuhan yang mendesak di kalangan LGBT untuk
membentuk organisasi massa yang membela dan mempromosikan hak-hak LGBT.
https://aruspelangi.org/# (diakses pada tanggal 14 Februari 2019, pukul 01.18)

24
Dengan adanya riset tersebut, kekerasan dan diskriminasi yang dialami oleh

kaum transgender memang tidak dapat dihindari. Tetapi hal ini tidak membuat kaum

transgender lantas begitu saja terpuruk. Kaum transgender justru semakin ingin

menunjukkan eksistensinya dengan berbagai macam kegiatan. Saat ini yang paling

banyak dilakukan oleh kaum transgender adalah membentuk komunitas untuk

menampung segala aspirasi-aspirasi para anggotanya. Aspirasi-aspirasi tersebut

antara lain :

1. Mengakui gender ketiga di Indonesia sebagai identitas gender yang sah di

Negara Indonesia. Baik secara hukum maupun tertulis.

2. Memutus rantai diskriminasi serta kekerasan terhadap transgender dan

mencabut undang-undang dan peraturan yang secara langsung maupun tidak

langsung mengkriminalisasi kaum minoritas transgender.

3. Menghapus semua stigma terkait orientasi seksual dan identitas gender serta

mempromosikan kesejahteraan psiko-sosial masyarakat dengan berbagai

orientasi seksual dan gender.

4. Menghentikan diskriminasi dan kekerasan dalam bentuk apapun berdasarkan

orientasi seksual dan identitas gender, baik yang dilakukan aparat hukum,

pemerintah, maupun masyarakat.

5. Menyelesaikan kasus-kasus kekerasan yang sudah lama terbengkalai dan tidak

jelas penyelesaiannya.

Dari beberapa aspirasi di atas yang ingin diperjuangkan kaum transgender.

Terlihat bahwa kaum transgender ingin mendapatkan hak sebagai warga negara

layaknya warga negara yang lainnya.

25
Dalam mewujudkan semua aspirasi kaum transgender, beberapa upaya telah

dilakukn. Salah satunya dengan melakukan aksi “Peringatan Hari Mengenang

Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Transgender” atau yang biasa disebut “Hari

Peringatan Transgender Sedunia” yang dilakukan setiap tanggal 20 November.

Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mendunia sekaligus sebuah filosofi yang

menghendaki agar kaum transgender bangga akan orientasi seksual dan identas

gender mereka. Beberapa symbol dan bendera yang dipakai kaum transgender

misalnya bendera pelangi, bendera transgender dan symbol-simbol transgender

lainnya selalu ada dalam hari peringatan transgender. Adanya kegiatan tersebut tidek

lepas dari rasa ketidakadilan yang dialami oleh kaum transgender di seluruh penjuru

dunia.

2.9 Representasi Transgender dalam Visualisasi Video Klip


Representasi merupakan istilah dalam bahasa inggris yaitu representation.

Representasi dapat didefinisikan lebih jelasnya sebagai penggunaan tanda (gambar,

bunyi, dan lain-lain) untuk menghubungkan, menggambarkan, memotret, atau

memproduksi sesuatu yang dilihat, diindera, dibayangkan, atau dirasakan dalam

bentuk fisik tertentu (Denesi, 2004:20). Di dalam semiotika dinyatakan bahwa bentuk

fisik sebuah representasi, yaitu X, pada umumnya disebut sebagai penanda. Makna

yang dibangkitkannya (baik itu jelas maupun tidak), yaitu Y, pada umumnya

dinamakan petanda, dan makna secara potensial bisa diambil dari representasi ini

(X=Y) dalam sebuah lingkungan budaya tertentu, disebut sebagai signifikansi

(system penanda) (Denesi, 2010:3).

26
Menurut Chris Barker, representasi adalah konstruksi sosial yang

mengharuskan kita mengeksplorasi pembentukan makna tekstual dan menghendaki

penyelidikan tentang cara dihasilkanya makna pada beragam konteks. Representasi

dan makna budaya memiliki materilitas tertentu. Mereka melekat pada bunyi,

prasasti, objek, citra, buku, majalah, dan program televisi. Mereka diproduksi,

ditampilkan, digunakan, dan dipahami dalam konteks sosial tertentu (Barker, 2004:9).

Untuk lebih memahami representasi John Fiske menyatakan ada tiga proses

yang terjadi dalam representasi :

Pertama Realitas

Dalam bahasa tulis, seperti dokumen wawancara

transkrip dan sebagainya. Dalam video klip seperti perilaku,

make up, pakaian, ucapan, gerak-gerik dan sebagainya.

Kedua Representasi

Elemen tadi ditandakan secara teknis. Dalam bahasa

tulis seperti kata, proposes, kalimat, foto, caption, grafik dan

sebagainya. Dalam video klip seperti kamera, musik, tata

cahaya dan lain-lain. Elemen-elemen tersebut di transmisikan

ke dalam kode representasional yang memasukkan di

antaranya bagaimana objek digambarkan (karakter, narasi,

setting, dialog dan lain-lain)

Ketiga Ideologi

27
Semua elemer diorganisasikan dalam kohersi dan k

ode-kode ideology, seperti individualism, liberalisme,

sosialisme, patriaki, ras, kelas, materialism, dan sebagainya.

Tabel 2.3 Tiga Proses Dalam Representasi

Sumber : John Fiske, Televisi Culture, London Routledge, 1987 dalam

Wibowo (2013:149)

Pertama, realitas dalam proses ini peristiwa atau ide dikonstruksi sebagai

realitas oleh media dalam bentuk bahasa gambar yang umumnya berhubungan

dengan aspek seperti pakaian, lingkungan, ucapan ekspresi dan lain-lain. Disini

realitas selalu siap ditandakan. Keduan, representasi, dalam proses ini realitas

digambarkan dalam perangkat-perangkat teknis seperti bahasa, tulis, gambar, grafik,

animasi, dan lain-lain. Ketiga, tahap ideologis, dalam konvensi-konvensi yang

diterima secara ideologis. Bagaimana kode-kode representasi dihubungkan dan

diorganisasikan ke dalam koherensi sosial atau kepercayaan dominan yang ada dalam

masyarakat.

Jadi representasi sendiri bekerja pada hububungan antara makna dan tanda.

Konsep dari representasi sendiri dapat berubah-ubah, selalu ada pemaknaan yang

baru. Setiap waktu terjadi proses negosiasi dalam pemaknaannya. Jadi representasi

bukanlah suatu proses atau kegiatan yang statis melainkan suatu proses atau kegiatan

yang dinamis dan terus berkembang seiring dengan kemampuan intelektual dan

kebutuhan para pengguna tanda yaitu manusia sendiri yang selalu bergerak dan

berubah seiring berjalannya waktu. Representasi merupakan suatu proses konstruksi.

28
Karena pandangan-pandangan baru yang menghasilkan pemaknaan baru pula, dan

juga merupakan hasil pertumbuhan konstruksi dari manusia, melalui representasi

makna diproduksi dan dikonstruksi. Ini merupakan proses penandaan, praktik yang

membuat sesuatu hal bermakna menjadi sesuatu.

Representasi merupakan proses dimana para anggota sebuah budaya

menggunakan bahasa untuk memproduksi sebuah makna. Dengan begitu representasi

merupakan sebuah proses menghubungkan objek yang diteliti dengan realitas yang

ada di dalam masyarakat. Dalam pemikiran Marcel Denesi tentang konsep

representasi dicontohkan dengan sebuah konstruksi X yang dapat mewakilinya atau

memberikan suatu bentuk kepada suatu konsep tentang Y. contohnya misalkan

konsep transgender, seorang anak laki-laki ditandai atau diwakili melalui gambar

seorang anak yang sedang menggunakan pakaian wanita.

Di dalam video klip Against Me! yang berjudul “FUCKMYLIFE666”

misalnya, adegan-adegan yang dilakukan tersebut membentuk representasi

transgender. Seorang laki-laki yang ditampilkan dalam video klip sedang

menggunakan sebuah lipstick, yang membuat peneliti merepresentasikan laki-laki

tersebut sebagai seorang transgender.

2.10 Tanda-Tanda dalam Video Klip


Tanda merupakan sesuatu yang sifatnya fisik dan dapat dipersepsi atau

dirasakan oleh indera pada manusia, tanda mengacu kepada sesuatu diluar tanda itu

dan bergantung kepada pengenalan oleh penggunanya hingga bisa disebut sebuah

tanda (Fiske,2012).

29
Pemaknaan tanda dalam semiotic tidak lepas dari filosuf dan ahli logika

Charles Sanders Pierce, dan juga ahli lingustik Ferdinand de Saussure. Charles

Sanders Peierce melihat tanda, acuan dan pemakaiannya sebagai tiga titik dalam

segitiga. Setiap titik terikat erat pada dua titik lain, juga dapat dipahami oleh dan

artian pihak lain.

Charles Sanders Peirce dalam (Fiske2012:70) menjelaskan bahwa tanda

merupakan sesuatu yang diciptakan untuk mewakili sebuah obyek, sehingga obyek

menciptakan sesuatu dibenak seseorang yang dinamakan interpretant. Interpretant

merupakan sebuah konsep mental yang berasal dari penggunaan tanda, penggunaan

tanda ini biasanya merupakan pembicara atau pendengarm pembaca atu penulis.

Charles Sanders Peirce sendiri mengidentifikasikan hubungan segitiga antara

tandam pengguna, dan realitas eksternal sebagai model yang dibutuhkan untuk

mempelajari sebuah makna. Peirce menjelaskan bahwa tanda merupakan sebuah

obyek yang dapat mewakili sesuatu bagi seseorang, tanda yang ditunjukkan kepada

seseorang, artinya menciptakan sebuah tanda yang sepadan pada pikiran seseorang.

Berikut ini adalah sebuah model segitiga yang dibuat oleh Charles Sanders Pierce :

Gambar 2.4 Elemen-elemen Makna Model Peirce

Sumber : Fiske 2012:70

30
Maksud dari kedua panah yang ada diujung garis tersebut menekankan bahwa

masing-masing istilah berkaitan satu dengan yang lainnya. Sebuah tanda mengacu

kepada suatu yang diluar dirinya merupakan penggambaran dari objek, sedangkan

pemahaman seseorang merupakan hasil efek dari benak merupakan interpretan.

Charles Sanders Peirce dalam Sobur (2006:34) menjelaskan tanda-tanda yang

berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, sedangkan keberadaan suatu

objek tersebut memiliki hubungan sbab akibat dengan tanda-tanda yang berkaitan

dengan tanda-tanda atau karena ikatan konvensional dengan tanda tersebut. Peirce

mnggunakan istilah ikon untuk menunjukkan kesamaannya, indek untuk sebab

akibat, dan simbol untuk asosiasi konvensional. Berikut adalah sebuah tabel untuk

menperjelas :

31
Tabel 2.1 Tabel Trikotomi Ikon/Indeks/Simbol Peirce.

Sumber:Arthut Asa Berger 2000b. Tanda-tanda dalam kebudayaan

Kontemporer. Yogyakarta:PT Tiara Wacana,hal 14 (Sobur:2006:34)

TANDA IKON INDEKS SIMBOL

Ditandai dengan : Persamaan Hubungan sebab Konvensi

(kesamaan) akibat

Contoh Gambar-gambar Asap/api Kata-kata

patung patung Gejala/penyakit Isyarat

Tokoh besar Bercak

Foto Reagan merah/campak

Proses Dapat dilihat Dapat diperkirakan Harus dipelajari

Simbol meruoakan sesuatu yang dapat dianalogikan sebagai kata yang terkait

dengan sebuah penafsiran pemakaian, kaidah pemakaian yang sesuai dengan jenis

pemaknaanya, serta kreasi pemberian makna yang sesuai dengan intensi

pemakaianny. Dalam bahasa komunikasi simbol memiliki sebuah istilah sebagai

sebuah lambang yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu sesuai kesepakatan

bersama.

Menurut Ferdinand de Saussure tanda terdiri dari benruk fisik yang

ditambahkan kedalam sebuah konsep mental yang konsep-konsep tersebut merupakan

tangkapan dari realitas eksternal. Artinya, tanda tersebut berhubunfan dengan realitas

32
hanya melalui konsep dari orang yang menggunakan tanda tersebut. Saussure

berfokus pada bagaimana tanda-tanda (kata-kata) terkait dengan tanda tanda lain,

bukan bagaimana tanda terkair dengan objek seperti pendapat Peirce. Menurut

Saussure tanda merupakan objek fisik yang memiliki makna, dalam hal ini ia

memberikan istilah tanda terdiri dari signifier (penanda) atau signified (petanda).

Menurutnya penanda merupakan gambaran fisik nyata dari tanda ketika menerima

coretan pada kertas, sedangkan penanda merupakan konsep mental yang mengacu

pada gambaran fisik nyata dari tanda atau suatu konsep mental yang mengacu pada

gambaran fisik nyata dari tanda atau suatu konsep mental yang dibuat oleh manusia,

ditentukan oleh budaya dimana mereka berada. Konsep menral merupakan bagian

dari system linguistic atau semiotic yang digunakan oleh angora budaya untuk

melakukan komunikasi.

Dari penjelasan diatas, ada kesamaan model antara milik Ferdinand de

Saussure dengan Charles Sanders Peirce yaitu, signifier milik Saussure sama dengan

sign milik Pierce sedangkan signified milik Saussure sama dengan interpretant milik

Pierce.

33
Gambar 2.5 Elemen-elemen Makna Makna Model Saussure

Sumber: Fiske 2012:73

Littlejohn (2009:154) menjelaskan bahwa, tanda (sign) merupakan sebuah

stimulus yang menandakan kehadiran sesuatu. Fiske (2012;77) menuliskan bahwa

makna merupakan hasil dari interaksi dinamis antara tanda, hasil interpretasi, dan

objek, dalam hal ini objek muncul dalam konteks historis yang spesifik dan dapat

berubah setiap waktu.

Menurut Roland Barthes dalam Sobur (2006:68), membahas tentang apa yang

sering disebut sebagai system pemaknaan. System pemaknaan yang dimaksud Roland

Barthes sinamai sengan konotatif, yang didalam Mythologiesnya secara tegas Barthes

bedafak dari konotatif

34
Tabel 2.2 Peta Tanda Roland Barthes

Sumber: Paul Cobley & Lita Jansz, 1999. Introducing Semiotics. NY:

Totem Books, Hlm. 51. (Sobur2006:69)

1. Signifier 2. Signified
(Penanda) (Petanda)

3. Denotative sign
(Tanda Denotatif)

4. Connotative Signifier 5. connotativeSignified


(Penanda Konotatif) (Petanda konotatif)

6. Connotative sign (Tanda Konotatif)

Dari peta Barthes di atas terlihat bahwa tanda denotatif (3) terdiri atas

penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan, tanda denotatif

adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur

material: hanya jika mengenal tanda “singa”, barulah konotasi seperti harga diri,

kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin (Sobur, 2006:69).

Jadi dalam konsep Barthes tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna

tambahan, namun juga mengandung kedua bagian dari tanda denotative yang

melandasi keberadaannya. Sesungguhnya inilah sumbangan barthes yang sangat

35
berguna bagi penyempurnaan semiology Saussure, yang berhenti pada penandaan

dalam tataran denotative (Sobur, 2006:69).

2.11 Paradigma Struktural dalam Video Klip


Claude Levi-Strauss merupakan ahli antropologi dan etnografi terkemuka

yang bersal dari Prancis, Levi-Strauss dikenal sebagai bapak antropologi modern

yang lahi di Brussles Belgia pada tanggal 28 November 1909, yang merupakan

keturunan Yahudi dan anak seorang pelukis dan cucu seorang rabi. Ia tumbuh

menjadi seorang anak yang kesepian, dikarenakan pemikirannya, bacaannya, dan

introspeksinya berbedda dengan pemikiran anak pada umumnya. Ketika kecil Levis-

Strauss menghabiskan waktunya untuk mangamati alam dan selalu mengumpulkan

benda aneh seperti batu, kerikil dan tumbuhan yang ia sebut bricolage, yang

kemudian menjadikannya seorang ilmuan terkenal seperti pada saat ini. Pada 1927,

Levi-Strauss masuk di Fakultas Hukum Paris dan juga belajar tentang filsafat di

Universitas Sorbonne, hal tersebut membuktikan bahwasannya pendidikannya

bukanlah antropologi melainkan tentang hukum dan filsafat. Karirnya dalam bidang

antropologi dimulai tahun 1935, ketika ia mendapatkan kesempatan untuk mengajar

pada bidang sosiologo di Universitas Sao Paulo Brazil. Selama menjadi pengajar di

Brazil ia mendapat kesempatan untuk memulai ekspedisi ke daerah-daerah

pedalaman Brazil.10

Strukturalisme merupakan sebuah pendekatan yang mulai dikenal kemudian

dikembangkan di Prancis pada tahun 50an dari pemikiran Ferdinand de Saussure.

10
http://fauziteater76.blogspot.co.id/2013/07/claude-levi-strauss-siempu.
html” diakses pada tanggal 22 Juli 2019

36
Menurut Saussure, prinsip dasar strukturalisme adalah alam semesta menjadi relasi

dan bukan benda. Di bidang antopologi dua tokoh strukturalisme yang paling

berpengaruh adalah Claude Levi-Strauss dan Roland Barthes11.

Pendekatan dan cara kerja penelitian Levi-Strauss dikemukakan dalam

bukunya Mythologiques. Mitos memang tampak aneh, tidak memiliki arti, dantidak

dapat dinalar oleh pemikiran manusia. Tetapi bagi Levi-Strauss, mitos memiliki tata

bahasa tertentu. Mitos bahkan merupakan alat logika uantuk menjelaskan berbagai

kontradiksi yang dialami manusia. Mitos merupakan gaso; dari kreativitas kejiwaan

manusia yang bebas. Dalam interpretasinya, Levi-Strauss memperlihatkan bahwa

mutis terdiri dari, relasi serta oposisi da dengan cara itulah pemikiran primitif berhasil

menciptakan keteraturan dalam dunianya. Dalam menafsirkan setiap mitos, Levi-

Straus memfokuskan diri untuk menemukan unsur-unsur dasar yang disebut dengan

unsut pokok. Unsur pokok tidak ditemukan pada tartan morfem, fenom, ataupun

semantic, melainkan pada tataran yang lebih tinggi yaitu kalimat. Metode yang

disarankan untuk mencari unsur pokok pada tataran kalimat ini bersifat tentative,

dengan prinsip trial and error.12

Levi-Strauss menetapkan tiga landasan analisis structural terhadap mitos yang

pertama, jika mitos dipandang sebagai sesuatu yang bermakna maka maknanya tidak

terdapat pada unsur-unsurnya yang berdiri sendiri yang terpisah satu sama lain,

melainkan pada kombinasi unsur-unsur tersebut. Kedua sekalipun mitos termasuk

dalam kategori bahasa, bahasa mitos bukan sekedar bahasa biasa. Bahasa mitos

11
https://www.academia.edu/3478000/teori_teorianalisis_sastra_lisan_strukturalisme_levi-
strauss. diakses pada tanggal 22 Juli 2019.
12
Ibid

37
memiliki ciri yang berbeda. Jika bahasa memiliki tiga tahap, yaitu kata dan kalimat

sementara music juga hanya memiliki dua tahap yaitu nada dan kalimat musical.

Ketiga ciri-ciri ini bersifat kompleks dan rumit daripada ciri-ciri bahasa, sehingga

dapat kita tentukan pada tingkat di atas bahasa (Kendyrizta Alltrianto, 2010).

Teori queer mencoba untuk mendekonstruksikan gender dan identitas seksual

yang merupakan konstruksi sosial dengan tujuan menghancurkan anggapan patologi

pada identitas minoritas. Dalam melihat adanya identitas seksual yang tidak hanya

berdasar dua jenis kelamin yang telah ditentukan, teori queer yang bertujuan untuk

mendekonstruksi konstruksi sosial bahwa orientasi dan identitas gender tidak terbatas

pada dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan dan mereka yang tidak dapat

diidentifikasi sebagai laki-laki dan perempuan dianggap sakit (Iqrak Sulhin, 2014).

2.12 Definisi Konseptual

2.12.1 Transgender
Transgender merupakan istilah untuk orang yang mengalami gangguan

kelainan dimana penderita melakukan, berpikir, dan merasa bahwa dirinya

terperangkap ditubuh lawan jenisnya (Supratiknya, 1999:96). Transgender ini

seseorang dengan identitas pria namun memiliki identitas gender sebagai wanita.

Adanya rasa keterpaksaan mendapatkan identitas biologis sebagai wanita,

begitupula dengan wanita menjadi pria. Transgender menggambarkan identitas

dirinya melalui tingkah laku dan melakukan cross-dressing dalam berpakaian

sehari-hari dan berperilaku hiperfeminin atau hipermaskulin. Cross-dressing

38
yaitu gejala nafsu yang patologik untuk memakai pakaian dari orang yang tidak

sejenis (lawan jenis). Seseorang mendapat kepuasan seks dengan jalan memakai

pakaian dari orang yang tidak sejenis. Pria lebih suka memakai pakaian wanita dan

wanita lebih suka memakai pakaian pria (Semiun, 2006:48).

Menurut Hesti Puspitosari (2005) dalam bukunya, terjadi bebeberapa faktor

penyebab terjadinya transgender: (1) disebabkan oleh faktor biologis yang

dipengaruhi oleh hormon seksual, dan genetik seseorang. (2) disebabkan bukan hanya

faktor biologis saja, namun juga dipengaruhi oleh faktor psikologi, sosiobudaya,

termasuk di dalamnya pola asuh lingkungan yang membesarkannya (3) mempunyai

pengalaman sangat hebat dengan lawan jenis sehingga mereka berkhyal dan memuja

lawan jenis sebagai idola dan ingin menjadi seperti lawan jenis.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan kaum

transgender memang ada, behkan kaum transgender sendiri sekarang lebih berani

untuk menunjukkan jati diri mereka ditengah masyarakat. Akan tetapi sebagai kaum

yang menyimpang dalam anggapan masyarakat, tidak jarang kaum transgender

membuat pola komunikasinya sendiri agar lebih aman. Seperti dibuatnya symbol-

simbol atau tanda-tanda khusus yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

menunjukkan bahwa kaum transgender itu ada.

2.12.2 Semiotik
Semiotik merupakan suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji sebuah

tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari

jalan didunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotik atau

dalam istilah Barthes semiology pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana

39
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal

ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate)

(Sobur, 2006:15).

2.12.3 Penanda
Penanda merupakan bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna, jadi

penanda adalah aspek material dari bahasa, apa yang dikatakan atau didengar dan apa

yang ditulis atau dibaca. Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa karena

hal itu tidak merupakan sebuah tanda (Sobur, 2006:46)

2.12.4 Petanda
Petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep, jadi petanda

merupakan aspek mental dari bahasa. Petanda tidak mungkin disampaikan atau

ditangkap dari penanda, petanda atau yang ditandakan itu termasuk tanda sendiri dan

dengan demikian meruoakan sebuah factor linguistik (Sobur, 2006:46)

2.12.5 Denotasi
Makna denotasi pada dasarnya meliputi hal-hal yang ditunjuk oleh kata-kata

(yanfgdisebut sebagai makna referensial. Makna denotasi adalahh sebuah makna

yang biasa kita temukan dalam kamus. Seperti contoh, di dalam kamus kata mawar

berarti sejenis bunga. Denotasi merupakan hubungan yang digunakan di dalam

tingkat pertama sebuah kata yang secara bebas memegang peranan penting dalam

ujaran. Makna denotasi bersifat langsung, yaitu makna khusus yang terdapat dalam

sebuah tanda, dan pada intinya dapat disebut sebagai gambaran sebuah petanda

(Sobur, 2006:263).

40
2.12.6 Konotasi
Makna konotasi adalah makna denotasi yang ditambah dengan segala

gambaran, ingatan, dan perasaan yang ditimbulkan oleh suatu kata. konotasi sendiri

berasal dari bahasa Latin connotare,”menjadi tanda” dan mengarah kepada makna-

makna kultural yang terpisah atau berbeda dengan kata dan bentuk-bentuk lain dari

komunikasi. Makna konotasi bersifat subjektif dalam pengertuan bahwa ada

pergeseran dari makna umum atau denotatif karena sudah ada penambahan rasa dan

nilai tertentu (Sobur, 2006:263).

41

Anda mungkin juga menyukai