PENDAHULUAN
salah satunya adalah lewat musik. Musik dapat dikatakan sebagai sebuah media
dalam penyampaian pesan. Karena dengan alunan nada, musik merupakan ungkapan
pikiran, isi, hati, dan perasaan manusia dalam bentuk suara. Pesan yang disampaikan
penciptanya tentu saja merupakan hasil dari pola pemikirannya atau kejadian yang
yang tercipta dengan tema yang sangat bermacam-macam mulai dari cinta, religi,
video klip. Hal ini dapat memudahkan penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan. Menurut Cheppy Riyana (2007) media video adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan, baik yang berisi konten,
infomasi, peringatan, serta promosi. Dalam setiap album yang diciptakan musisi pasti
mereka menciptakan video klip pula, hal itu bertujuan untuk mempromosikan album
1
mereka. Terkadang lagu terpopuler atau lagu andalan yang memiliki makna lebih
Di dalam video klip juga ada pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada
dari tema lagu dan kemudian divisualisasikan kedalam bentuk video klip. Ada pesan
cinta, perdamaian, religi, sosial, politik dan masih banyak pesan-pesan yang dapat
disampaikan melalui video klip. Di dalam video klip terdapat unsur visual (gambar)
dan audio (suara) yang pesannya bisa kita tangkap lewat mata dan telinga sekaligus,
sehingga alur cerita dan makna yang disampaikan musik menjadi lebih mudah untuk
dipahami.
Banyak jenis musik yang digarap menjadi video klip dan hasilnya ada yang
sangat bagus dan kreatif, adapula yang kurang pas, dan ada juga yang justru
menimbulkan kontroversi. Seperti dalam video klip grup band Against Me! yang
transeksual. Menurut Yash (2003) Transgender adalah kata yang digunakan untuk
mendeskripsikan bagi orang yang melakukan, merasa, berfikir atau terlihat berbeda
dari jenis kelamin yang telah ditetapkan sejak lahir. Transgender tidak mengacu pada
atau biseksual.
2
Transgender membentuk identitasnya melalui crossdressing dan
(Ikhwan, 2014:13) identitas diri sebagai ‘gaya hidupku sendiri’ yang berkembang
diwujudkan. Identitas diri mengenal dan menghayatu dirinya sebagai pribadi sendiri
transgender merupakan perilaku yang dilakukan oleh laki-laki atau perempuan yang
tidak sesuai dengan kodratnya. Mereka merasa dirinya bukan merupakan gender yang
memutuskan untuk merubah jenis kelaminnya sesuai dengan yang diingkannya. Yang
diterima khususnya oleh masyarakat Indonesia yang pada dasarnya menganut adat
ketimuran.
transgender beberapa tahun belakangan ini. Seperti data yang dikutip dari media
3
online pada 11 November 2018, terjadi peningkatan penganiayaan yang terjadi
kepada transgender. Hampir tiga ribu kelompok transgender dibunuh selama satu
dekade terakhir di seluruh dunia. Penyebab kematian yang paling banyak adalah
transgender yang dilaporkan dibunuh setiap tahun oleh Trans Murder Monitoring
(TMM) terus meningkat, dari 148 orang sejak 2008 menjadi 358 orang tahun lalu.
Brazil adalah negara paling berbahaya untuk kelompok transgender, kurang lebih 167
Selanjutnya ada hampir dua pertiga dari korban pembunuhan yang dilaporkan selama
dekade terakhir adalah pekerja seks. Sementara itu di Amerika Serikat, ada lebih dari
tiga perempat kelompok transgender perempuan dari etnis minoritas dibunuh tahun
Kemudian di Prancis, Italia, Portugal dan Spanyol, sekitar 65% korban pembunuhan
1
DikutipdariCNNIndonesiahttps://www.cnnindonesia.com/internasional/20181120174211-
134-347921/penganiayaan-kelompok-transgender-di-seluruh-dunia-meningkat (diakses
pada tanggal 23 Juni 2018 pukul 09.37)
4
mereka dicukur dan diberi pakaian pria.2 Kemudian pada tanggal 20 November 2018
di Depok Dua waria di Bekasi dipukuli dan salah seorang di antaranya ditelanjangi
kebencian.3
edaran yang berisikan tentang larangan untuk stasiun televisi agar tidak
Hal ini dikarenakan KPI menilai hal tersebut tidak sesuai dengan norma yang ada
justru kaum transgender lebih berani menunjukkan identitas dirinya kepada publik.
Dengan berkembangnya media massa pada saat ini para kaum transgender dengan
mudah untuk menunjukkan identitasnya. Salah satu cara yang dilakukan untuk
dapat dipungkiri lagi jika video klip menjadi media yang tepat bagi kaum transgender
:Gaya berpakaian kewanitaan, riasan (make up) kewanitaan, bahasa tubuh kewanitaan, (termasuk namun tidak
terbatas pada gaya berjalan, gaya duduk, gerakan tangan, maupun perilaku lainnya), gaya bicara kewanitaan,
menampilkan pembenaran atau promosi seorang pria untuk berperilaku kewanitaan, menampilkan sapaan
terhadap pria dengan sebutan yang seharusnya diperuntukkan bagi wanita, menampilkan istilah dan ungkapan
khas yang sering dipergunakan kalangan pria kewanitaan. http://www.kpi.go.id/index.php/id/edaran-dan-
sanksi?detail5=5284&detail3=5171&start=60 (diakses pada 3 Juli 2018)
5
videoklip tidak hanya menggunakan simbol-simbol saja, melainkan juga dengan
permainan cahaya, pengambilan angle, kostum, make up, dan gesture. Hal tersebut
dilakukan untuk membuat apa yang disajiak dalam video klip menjadi menarik dan
dapat diterima oleh masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh beberapa musisi antara
lain Arcade Fire “We Exist”, Naif “Posesif”, Bad Sun “Salt”, dan Against Me!
“FuckMyLife666”.
mempresentasikan ulang sebuah objek atau kajian tertentu. Dalam kajian semiotic
negative. Dalam video klip grup band Against Me! yang berjudul FuckMyLife666,
menjadi seorang wanita tetapi dia takut dan gelisah terhadap cara pandang dari
keluarga dan orang-orang terdekatnya, apakah masih bisa diterima tanpa mendapat
melakukan berbagai macam cara untuk menjadi seorang wanita, seperti memakai
pakaian balet, memakai pakaian dalam wanita, memakai make up, dan lain
sebagainya.
digambarkan dalam video klip grup band Against Me! yang berjudul FuckMyLife666
tersebut antara lirik dan visualisasinya, menggunakan model semiotika milik Roland
Barthes. Hal tersebut karena semiotika Barthes dapat membantu peneliti menemukan
identitas transgender yang direpresentasikan dalam video klip tersebut. Dalam hal ini,
6
Barthes memfokuskan pada gagasan tentang signifikasi dua tahap, yaitu denotasi dan
konotasi. Denotasi adalah definisi objektif kata tersebut, sedangkan konotasi adalah
makna subjektif atau emosionalnya (Alex Sobur, 2006 : 263). Penandaan dua tahap
ini dirasa, sangat tepat pada penelitian ini karena dengan mengetahui makna
seungguhnya dan makna kiasan dari sebuah tanda maka akan terlihat pesan dalam
Dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah
penelitian yaitu “Bagaimana representasi transgender dalam video klip grup band
mengenai analisis semiotika dalam video klip. Selain itu peneliti juga berharap dapat
7
merepresentasikan transgender dalam video klip. Serta menjadikan bahan
representasi transgender dalam video klip. Selain itu juga dapat menjadi bahan
masukan serta evaluasi bagi tim produksi video klip tersebut guna menjaga
keseimbangan antara kreatifitas seni dan tanggung jawab sosial kepada masyarakat.