Anda di halaman 1dari 12

h M ah

lmia Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah


lI a
Volume 3, Nomor 1, Januari 2018

sis
a
Jurn

wa
www.jim.unsyiah.ac.id/FISIP
FISIP

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)


Pada Media Online Republika.co.id dan Tempo.co

(Analysis of Framing toward News Lesbyan, Gay, Bisexual, and Trangender (LGBT) on
Online Media Repulika.co.id and Tempo.co)
Murti Ali Lingga1), Hamdani M. Syam2)
Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK - Penelitian ini berjudul “Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay,


Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada Media Online Republika.co.id dan Tempo”.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk pemberitaan
Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgnder (LGBT) di Media Online Republika.co.id dan
Tempo.co berdasarkan analisis framing Robert N. Entman. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bentuk pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgnder (LGBT)
di Media Online Republika.co.id dan Tempo.co dengan memilih enam berita masing-
masing media. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian ini menggunakan analisis framing Robert N. Entman yang
memaparkan bagaimana media online membingkai atau mengkonstruksi berita dengan
empat perangkat analisis, yakni Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral
Judgement, dan Treatment Recommendation menggunakan teori konstruksionis.
Berdasarkan hasil analisis ini bahwa kedua media online ini memiliki frame yang
berbeda. Republika.co.id mengungkapkan bawah segala aktivitas kaum LGBT di
Indonesia harus dilarang dan segera dihentikan. Sementara Tempo.co menilai
keberadaan kaum LGBT di Indonesia tidak perlu dipersoalkan. Selain itu, segala
aktivitas terkait LGBT di Indonesia tidak perlu dihentikan dan dilarang oleh pihak
manapun, karena hal itu merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM).

Kata Kunci: Media Online, LGBT, Analisis Framing Robert N. Entman

ABSTRACT - This study entitled “Analysis of Framing toward News Lesbyan, Gay,
Bisexual, and Trangender (LGBT) on Online Media Repulika.co.id and Tempo.co.
Formulation of the problem in research is how the online media Republika.co.id and
Tempo.co framing the news title Lesbyan, Gay, Bisexual, and Trangender (LGBT) use
Robert N. Etman. It concern to find out how Lesbyan, Gay,, Bisexual and Transgender
(LGBT) news on Online Media Repbulika.co.id and Tempo.co.by choosing six news from

Corresponding Author : murtalalingga@gmail.com


JIM FISIP Unsyiah: AGB, Vol. 3. №. 1, Januari 2018
(1Mahasiswa, 2Dosen Pembimbing)
each media. The writer applied qualitative approach to analyze data. This study uses
framing Robert N. Entmant analysis to describe on how online media framing and
constructing news with four analytical tools, namely; Define Problems, Diagnose
Causes, Make Moral Judgement, andTreatment Recommendation which used
constructionist theory. Based on the result of both this online media had different frame.
Republika.co.id revealed that all activities of LGBT community in Indoesia must be
banned. Meanwhile, Tempo.co assess the existence of the LGBT community in Indonesia
does not need to be questioned. Beside, all activities that related of LGBT in Indonesia
does not need to be stop and prohibited by all elements since it is part of a human right
(HAM).

Key Terms: Online Media, LGBT, Robert N. Entmant Framing Analysis

PENDAHULUAN
Kehadiran kaum Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) di Indonesia
sudah terdengar sejak tahun 1990-an. Akhir tahun 1990-an kaum LGBT mulai
berkembang di Indonesia melalui berbagai kegiatan organisasi yang dilakukan oleh
kelompok transgender atau yang dikenal sebagai wanita-pria (waria). Dulu kaum ini
dikenal dengan sebutan homoseksual. Mobilisasi pria gay dan wanita lesbian terjadi
lewat penggunaan media dan membentuk kelompok-kelompok kecil di seluruh
Indonesia.
Kaum LGBT berlindung di balik ratusan organisasi yang mendukung untuk
berhubungan seks sesama jenis. Pada dasawarsa itu pula terjadi sejumlah pertemuan
tingkat nasional dengan penggerak organisasi ini. Sejak itu keberadaan LGBT di
Indonesia kian berkembang “pesat”, bahkan menjadi salah satu yang tertua dan terbesar
di Asia Tenggara. Peristiwa tahun 1998 telah membawa perubahan mendasar pada
sistem politik dan pemerintahan Indonesia, mobilisasi LGBT pun berkembang lebih
besar dan luas dengan pengorganisasian yang lebih kuat di tingkat nasional, program-
programnya mendapatkan dana secara formal, serta menggunakan Hak Azasi Manusia
(HAM) untuk melakukan advokasi perubahan kebijakan dan melegalkan keberadaan
mereka.
Kemunculan kaum ini di Indonesia tidak begitu popular dan mendapat perhatian
orang banyak ketika itu, tetapi keberadaan mereka menuai pro kontra, ditolak dan
ditentang banyak pihak. Meskipun demikian, pada 1982 LGBT berhasil berdiri di
Indonesia dalam sebuah organisasi dengan tujuan awal untuk mengorganisir pertemuan
sosial dan berfokus membahas isu-isu homoseksual. Terdapat 119 organisasi yang

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
tersebar di 28 provinsi dengan anggota beragam baik dari segi komposisi, ukuran dan
usia (Bing LGBT In Asia: 2016).
Pertengahan 2015 keberadaan kaum (LGBT) terdengar kembali dan menjadi
sorotan media massa di Indonesia. Awalnya masyarakat Indonesia dikejutkan dengan isu
pernikahan sesama jenis (gay) antara Tiko Mulya (warga negara Indonesia) dan Joe
Trully (warga negara asing) di Bali (Okezone.com, 11 Februari 2016). Pada foto yang
diunggah ke dunia maya (facebook) tersebut memperlihatkan layaknya prosesi
pernikahan sesungguhnya. Sontak peristiwa itu menjadi perbincangan masyarakat secara
luas. Peristiwa yang sama kembali terjadi di Boyolali, Jawa Tengah. Kali ini pernikahan
Ratu Airin Carla (26) atau Darino dan Dumani (30), pada Sabtu, 10 Oktober 2015
(Okezone.com, 11 Februari 2016).
Kemudian awal tahun 2016 polemik keberadaan kaum LGBT kembali muncul.
Kali ini diawali dengan kisruh klub seksualitas Support Group and Resource Center On
Sexuality Studies (SGRC) di Universitas Indonesia. Kegiatan ini dituding sebagai klub
gay dan lesbian, meskipun salah kegiataannya berupa penyuluhan tentang kekerasan
dalam masa pacaran. (Republika.co.id, 11 Februari 2016). Isu ini semakin meluas
setelah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menritek Dikti), Muhammad
Natsir melarang dan menentang dengan keras kaum LGBT masuk ke ranah kampus.
Menristek Dikti menilai, kehadiran kaum LGBT tidak sesuai dengan dengan tataran nilai
dan kesusilaan bangsa Indonesia.
Isu mengenai LGBT juga dibahas pada Sidang Majelis Umum Persatuan Bangsa-
Bangsa (PBB) beberapa waktu lalu. Dua belas lembaga di dalam PBB menyerukan
untuk mengkhiri kekerasan serta diskriminasi terhadap kaum LGBT dan menjabarkan
langkah-langkah guna melindungi mereka. Berdasarkan catatan PBB, dari 193 negara
anggota PBB, 76 negara tidak menerima kehadiran kaum ini LGBT dan terdapat 20
negara yang melegalkan pernikahan sesama jenis (Voaindonesia.com, 11 Februari
2016).
Indonesia tidak mengakui kaum LGBT ditinjau dari ranah hukum. Dalam
katagori jenis kelamin, para kaum LGBT tidak mendapat pengakuan secara sah.
Peraturan Undang-undang Indonesia hanya menetapkan dua jender saja, yaitu pria dan
wanita. Hal ini tertuang dengan tegas mengenai status atau isi kartu penduduk yang
dijelaskan dalam pasal 58 ayat 2 (dua) Undang-undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukandan dan pasal 1 (satu) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan, yang hanya mengakui perkawinan laki-laki dan perempuan.
Masyarakat Indonesia setiap hari disuguhkan dengan pemberitaan LGBT media
massa, baik cetak, elektronik maupun online. Tentu media massa memiliki peran

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
tehadap pemberitaan LGBT di Indonesia, meskipun demikian liputan yang disajikan
bervariasi, mulai yang menolak bahkan mendukung, tergantung bagaimana media itu
sendiri menilai. Inilah bukti nyata bahwa media menganggap kehadiran LGBT begitu
penting untuk publikasikan dan disebarluaskan informasinya. Di indutsri media, setiap
media massa memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu isu atau peristiwa
meskipun dengan kasus yang sama.
Media sesunggguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan
berbagai kepentingan, konflik, dan data yang kompleks dan beragam. Lois Althuser
(Alex Sobur, 2001: 30) menulis, bahwa media dalam hubungannya dengan kekuasaan,
menempati posisi strategis, terutama karena anggapan akan kemampuan sebagai sarana
legitimasi. Media massa bukan suatu yang bebas, independen, tetapi memiliki
keterkaitan dengan realitas sosial. Tentu, ada berbagai kepentingan yang bermain dalam
media massa. Disamping kepentingan ideologi antar masyarakat dan negara, dalam diri
media massa juga terselubung kepentingan lain: misalnya kepentingan pemilik modal,
kepentingan keberlangsungan tenaga kerja bagi para karyawan, dan lain sebagainya.
Kenyataan inilah yang menyebabkan ada berita yang menonjolkan realitas tertentu dari
salah satu pihak atau kelompok, dan mengabaikan atau malah menghilangkan
penekanan-penekanan realitas lain yang didapat oleh wartawan dari sumber-sumber
yang berbeda saat di lapangan. Dalam kasus pemeberitaan, media terutama yang
berhubungan dengan pihak dominan selalu disertai penggambaran buruk yang kurang
dominan (Alex Sobur, 2001: 36).
Dalam pandangan konstruksionis, ketika mengkontruksi realitas, media
mempunyai pembingkaian tersendiri, baik dari pandangan, bias, dan pemihakan. Media
dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang mendefinisikan realitas, sehingga media
bukanlah sebagai tempat saluran yang bebas. Berita yang dibuat media bukan hanya
menunjukkan pendapat sumber berita, melainkan juga konstruksi dari media itu sendiri
(Eriyanto, 2002: 26).
Pemberitaan mengenai LGBT menjadi salah satu isu yang cukup lama menghiasi
media massa Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian ini ingin meneliti cara pandang atau
bentuk pemberitaan media Online Republika.co.id dan Tempo.co dalam membingkai
(framing) pemberitaan keberadaan kaum LGBT. Alasan peneliti memilih media online
karena seiring dengan perkembangan zaman informasi disebarkan tidak hanya melalui
media media cetak dan elektronik, namun ada juga lewat media online. Menurut Ashadi
Siregar (Kurniawan, 2005: 20), media online adalah sebutan umum untuk sebuah media
berbasis telekomunikasi dan multimedia (komputer dan internet). Di dalamnya terdapat
portal, website (situs web), radio-online, TV-online, pers online, mail online dengan
karakteristik masing-masing sesuai dengan fasilitas yang memungkinkan user

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
(pengguna) memanfaatkannya. Media online kini menjadi alternatif media yang paling
mudah mendapat akses informasi atau berita. Sehingga media online menjadi sarana
mendapatkan informasi yang paling mudah dan efektif.
Berdasarkan permasalahan diatas, penelitian ini difokuskan pada pemberitaan
Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgnder (LGBT) pada Media Online Repeublik.co.id
dan Tempo.co. Periode pemberitaan ini dimulai tanggal 9 Februari 2016 sampai 20
Februari 2016. Alasan peneliti memilih pada waktu tersebut karena selama tanggal
tersebut pemberitaan kedua situs berita Republika.co.id dan Tempo.co sangat intens dan
gencar memberitakan. Peneliti mengangkat isu ini karena pemberitaan Lesbian, Gay,
Biseksual dan Transgnder (LGBT) mengandung banyak kontroversi dari berbagai pihak,
khususnya Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama islam dan mampu menarik
media nasional, sehingga menjadi pemberitaan teratas/terpopuler (tanding topic) di
berbagai media nasional. Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan gambaran
tentang perbedaan frame media-media di Indonesia dalam memproduksi dan
mengkonstruksi berita tentang keberadaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgnder
(LGBT).
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimanakah bentuk pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)
di Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.

TINJAUAN PUSTAKA
Teori dalam penelitian ini menggunakan teori konstruksionis dikenalkan oleh
Peter L. Berger dan Thomas Luckmann yang dikenal dengan social constrction reality
(1965) yang menjelaskan bahwa proses sosial melalui tindakan dan intraksi, yang mana
individu menciptakan terus menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersamaan
secara subjekif (Bungin, 2006: 189).
Menurut Berger dan Luckmann, realitas tidak dibentuk secara alami, akan tetapi
dibentuk dan dikonstruksi. Sehingga setiap orang memiliki konstruksi yang berbeda-
beda pula atas suatu realitas yang terjadi. Dalam hal ini, substansi teori konstruksi sosial
di media massa adalah sirkulasi informasi yang cepat dan luas, sehingga konstruksi
berlangsung secara cepat dan sebenarnya merata. Tak hanya itu, konstruksi sosial yang
terkonstruksi ini juga ikut membentuk opini publik.
Menurut Eriyanto (2002:23), media dipandang sebagai agen konstruksi sosial
yang mendefinisikan realitas. Sehingga dalam pandangan konstruksionis, media
bukanlah saluran yang bebas, karena ia juga mengkostruksi realitas, lengkap dengan
pandangan, bias dan pemihakkannya. Media massa juga berperan sebagai medium atau
alat atas pengkonstruksian fakta sesungguhnya yang ada di lapangan. Berdasar hal itu,

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
Eriyanto menyimpupulkan bahwa berita bukan refleksi dari sebuah realitas yang
sebenarnya, ia hanya dikonstruksi dari sebuah realitas. Bahkan, Eriyanto menganggap
berita ibarat sebuah drama yang menggambarkan sebuah realitas, akan tetapi gambaran
dari sebuah tempat pertarungan dengan berbagai pihak yang berkaitan satu sama lain
dengan sebuah peristiwa.
Kustadi Suhandang (2004:103-104), yang dimaksud dengan berita adalah
laporan atau pemeberitahuan tentang segelah peristiwa aktual yang menarik perhatian
orang. Ada beberapa kriteria yang ada dalam berita, antara lain: aktual, memberi
pemahaman pada pembaca tentang informasi yang tidak diketahui sebelumnya, faktual,
informasi tentang sesuatu dengan sebenarnya terjadi, penting, menyangkut kepentingan
orang banyak, menarik, dan mengundang orang untuk membaca.
Berita Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) adalah berita atau
laporan mengenai LGBT. Berita ini mulai mencuat ke publik kembali awal 2016,
meskitahun sebelumnya sudah ada. Namun pada 2016, keberadaan LGBT kembali jadi
topic hangat diperbincangkan. Awalnya ketika sebuah klub seksualitas Support Group
and Resource Center On Sexuality Studies (SGRC) di Universitas Indonesia,
mengadakan sebuah diskusi tentang LGBT. Studi klub ini dituding sebagai klub gay dan
lesbian, meski salah kegiataannya berupa penyuluhan tentang kekerasan dalam masa
pacaran.
M.Romli dan Asep Syamsul ((2012: 34), membagi pengertian media online
menjadi dua pengertian yaitu secara umum dan khusus.Pengertian media online secara
umum, yaitu segala jenis atau format media yang hanya bisa diakses melalui internet
berisikan teks, foto, video, dan suara.Pengertian umum ini, media online juga bisa
dimaknai sebagai saranakomunikasi secara online.
Republika.co.id atau Republika Online (ROL) lahir dari ‘rahim’ koran nasional
Republika dua tahun setelah harian ini terbit. Media ini dilahirkan oleh kalangan
komunitas muslim bagi publik Indonesia. Penerbitan ini merupakan hasil dari upaya
panjang kalangan umat, khususnya para wartawan professional muda, yang telah
menempuh berbagai langkah.
Tempo.co awalnya bernama Tempointeraktif.com sering perjalanan terus
berbenah berekambang. Sejak 2008,Tempo.co telah reborn dengan wajah baru dan
sajian berita yang berkualitas. Kami berupaya menerapkan standar tinggi jurnalisme
dalam meliput peristiwa dan menuliskannya secara tajam, cerdas dan berimbang.
Prinsip kami, enak dibaca dan perlu, bahkan jenakan pun bisa.

2.4. Bagan Kerangka Pemikiran

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
Realitas/Peristiwa

Wartawan memilih dan menuliskan fakta

Proses Penyuntingan Redaksional

Republika.co.id Tempo.co

Teks berita Lesbian, Gay, Biseksual dan


Transgender (LGBT)

Analisis Framing Robert N.Entman

Define Diagnose Make Moral Treatment


Problems Causes Judgement Recommendation

Berita Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender


(LGBT) di Media Online Republika.co.id dan
Tempo.co

METODE PENELITIAN
Adapun objek penelitian ini adalah berita-berita yang menyangkut atau berkaitan
dengan pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di situs berita
Republika.co.id dan Tempo.co pada tanggal 9 Februari 2016 sampai 20 Februari 2016.
Menurut Bungin (2007:78), objek penelitian adalah sasaran dari penelitian, tetapi secara
nyata tergambar dalam rumusan masalah penelitian. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah artikel-artikel berita mengenai pemberitaan Lesbian, Gay,

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
Biseksual, dan Transgender (LGBT) di situs berita Republika.co.id dan Tempo.co pada
tanggal 9 Februari 2016 sampai 20 Februari 2016.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.
Menurut Bungin (2007:3), pendekatan kulitatif adalah suatu proses penelitian yang
berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing dengan menggunakan
pendekatan konstruksionis. Peneliti menganalisis pemberitaan mengenai polemik
keberadaan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di situs Republika.co.id
dan Tempo.co pada tanggal 9 Februari 2016 sampai 20 Februari 2016, kemudian
menyimpulkan hasilnya berdasarkan apa yang telah ditemukan peneliti melalui analisis
tersebut. Penggunaan analisis framing ini adalah berusaha untuk membongkar
bagaimana pengaruh faktor ideologi, politik, dan ekonomi di balik pemberitaan pada
kedua situs media online tersebut.
Penelitian kualitatif atau qualitative research adalah penelitian yang
menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik.
Bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data
dan analisis yang mendalam (Kriyantono, 2006:56). Penelitian ini bersifat diskriftif,
yaitu dengan memberikan gambaran bagaimana situs Republika.co.id dan Tempo.co
mengkonstruksi polemik keberadaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT)
dan bagaimana ideologi, pengaruh politik dan ekonomi yang tercermin dalam berita-
berita yang dihasilkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan analisis menggunakan empat perangkat framing Robert N. Entman
di atas, membuktikan dan memperlihatkan bahwa Difine Problen, Dianogse Causes,
Make Moral Jugement, dan Treatment Recommendation pada Republika.co.id dan
Tempo.co berbeda. Melalui perbandingan kedua media di atas, menurut peneliti media
Republika.co.id menjekaskan keberadaan LGBT jadi masalah besar, serius dan sensitif
bagi Indonesia. Secara keseluruhan berita-berita yang diangkat oleh Republika.co.id
cenderung mendorong pemerintah Indonesia untuk melarang dan menindak tegas orang-
orang yang terlibat LGBT. Bahkan Repblika.co.id sangat intens memberitakan
perkembangan terbaru mengenai penyelesaian polemik LGBT yang terus berkembang
dibandingakan Tempo.co. Secara keseluruhan berita-berita Tempo.co condong
memberitakan tidak mempermasalahakan kehadiran kaum LGBT di Indonesia. Selain
itu Tempo.co juga intens menerbitkan berita bernada dukungan sejumlah eleme perihal
LGBT.

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
Jumlah berita yang diterbitkan tentang LGBT dalam kurun waktu Februari 2016
pada media Republika.co.id sebanyak 31 berita, terhitung sejak 1 Februari hingga 25
Februari. Republika.co.id menurunkan berita-berita tersebut cenderung menolak
keberadaan dan kehadiran LGBT di Indonesia. Dari penggunaan judul-judul berita
beserta isi, pemerintah Indonesia dan sejumlah organisasi keagamaan diminta untuk
menghentikan segala aktivitas LGB. Bahkan, orang-orang yang terlibat LGBT harus
ditindak tegas dan diberi sanksi. Republika.co.id secara kontinu menerbitkan berita
terkait perkembangan LGBT dengan menggunakan beragam narasumber, namun
Republika.co.id terlihat mengabaikan keberimbangan pemberitaaan dengan tidak
memberikan porsi atau ruang yang sama kepada kaum LGBT untuk bicara atau
menyampaikan pandangannya. Jika dibandingkan dengan Tempo.co, media ini
menerbitkan berita terkait LGBT mulai 5 Februari sampai 29 Februari. Meskipun
Tempo.co lebih lama menerbitkan berita LGBT dari Repulbika.co.id, namun jumlah
berita yang dihasilkan lebih banyak, yakni mencapai 71 buah berita. Kendati demikian,
setelah diamati dan ditelisik secara mendalam pemberitaan Tempo.co terlihat lebih
mendukung kaum LGBT yang terus menunjukkan jati diri dan keberadaan mereka pada
publik. Di samping itu, penggunaan judul berita Tempo.co menjurus pada provokasi,
sehingga masalah tersebut terus berkembang dan tidak menemukan titik terang
penyelesaian.
Media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian
masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu (Nuruddin, 2007:196). Jika dilihat
dengan menggunakan teori konstruksionis, media massa dinilai memiliki peran sebagai
medium atau alat atas pengkonstruksian fakta sesungguhnya yang ada di lapangan.
Menurut Eriyanto (2002:23), media dipandang sebagai agen konstruksi sosial yang
mendefinisikan realitas. Sehingga dalam pandangan konstruksionis, media bukanlah
saluran yang bebas, karena ia juga mengkostruksi realitas, lengkap dengan pandangan,
bias dan pemihakkannya. Eriyanto menyimpupulkan bahwa berita bukan refleksi dari
sebuah realitas yang sebenarnya, ia hanya dikonstruksi dari sebuah realitas. Sedangkan
menurut Hamad (2004:11), menyusun berbagai realitas dari berbagai peristiwa yang
terjadi hingga menjadi sebuah cerita atau wacana yang bermakna. Oleh karena itu,
semua aspek pembuatan berita di media massa pada dasarnya adalah penyususnan
realitas yang telah dikonstruksi (construncted reality) dalam bentuk wacana yang
bermakna.
Berkaitan dengan teori di atas, Republika.co.id dan Tempo.co mengarahkan dan
menggiring perhatian masyarakat atau pembaca ke pemberitaan LGBT yang telah
dikonstruksi dan dibingkai sedemikian rupa menjadi sebuah berita, sehingga pikiran dan
cara pandang masyarakat terpengaruh dengan berita-berita tersebut. Meskipun kedua

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
media yang ini sama-sama mengangkat permasalahn LGBT di Indonesia, namun peneliti
menemukan perbedaan cara memberitakannya karena sudah melewati tahap framing
sesuai dengan konstruksi media masing-masing.
Kemunculan kaum LGBT di Indonesia pertama kali diberitakan oleh media
online Okezone.com pertengahan 2015 lalu hingga menjadi sorotan media massa lain.
Media online atau media dalam jaringan dikenal dengan kecepatannya memberitakan
sebuah peristiwa atau kejadian yang tidak terikat pada ruang dan waktu. Ini diperkuat
dan sejalan dengan pendapat Vini Winarti Halim (2006), media online adalah
website/situs yang difungsikan sebagai media komunikasi elektronik yang tidak terikat
ruang dan waktu dengan tujuan untuk memberikan informasi aktual yang dapat diakses
oleh publik secara saat itu juga (in real time).

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada berita-berita Lesbian, Gay,
Biseksual, dan Transgender (LGBT) di situs berita Republika.co.id dan Tempo.co pada
9 Februari 2016 sampai 20 Februari 2016, peneliti mengambil beberapa kesimpulan,
yaitu:

1. Republika.co.id dalam memberitakan Lesbian, Gay, Biseksual dan


Transgender (LGBT) cenderung memberitakan penolakan atau menentang
kehadiran kaum ini. Republika.co.id menganggap LGBT sebagai ancaman
serius terhadap bangsa dan negara, karena menilai perilaku tersebut tidak
sesuai dengan ajaran agama, Undang-undang, kaidah-kaidah dan normal
sosial yang berlaku di Indonesia. Pemberitaan Republika.co.id terkesan selalu
mendorong dan meminta Pemerintah Indonesia untuk menghentikan dan
melarang segala aktivitas berkaitan dengan kaum LGBT. Bahkan, pemerintah
juga didesak untuk memberi sanksi atau hukum kepada orang yang terlibat
kegiatan-kegiatan LGBT. Republika.co.id dalam mengkonstruksi berita
Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) cenderung memberitakan
penolakan atau menentang kehadiran kaum ini. Republika.co.id menganggap
LGBT sebagai ancaman serius terhadap bangsa dan negara, karena menilai
perilaku tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama, Undang-undang, kaidah-
kaidah dan normal sosial yang berlaku di Indonesia. Pemberitaan
Republika.co.id selalu mendorong dan meminta Pemerintah Indonesia untuk
menghentikan dan melarang segala aktivitas berkaitan dengan LGBT.
Pemerintah juga didesak untuk memberi sanksi atau hukuman kepada orang
yang terlibat dalam kegiatan LGBT.

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
2. Tempo.co dalam mengkonstruksi berita Lesbian, Gay, Biseksual dan
Transgender (LGBT) terlihat tidak mempermasalahkan atau mempersoalkan
kehadiran dan keberadaan kaum ini di Indonesia. Tempo.co menganggap
perilaku dan aktivitas kaum LGBT merupakan hal biasa yang merupakan
bagian dari hak asasi manusia dan warga negara, sehingga pemerintah tidak
perlu melarang. Media ini mendorong semua pihak kahususnya Pemerintah
Indonesia untuk memberikan perlindungan kepada mereka.

DAFTAR PUSTAKA
Andi Prastowo. 2011. Meteode Penelitian Kualitatif dalam Persfektif Rancangan
Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Arifin S. Harahap. 2007. Jurnalistik Televisi: Teknik Memburu dan Menulis Berita.
Jakarta: PT Indeks.
Ardianto, Elvinaro dan Q-Anees. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: LKiS
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus
Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kenacana Prenada Media Group.
______________. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana
______________. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Eriyanto. 2002. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media. Yogyakarta:
LKiS.
Hamad, Ibnu. 2004. Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa. Jakarta: Granit
Kustadi, Suhandang. 2004. Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk, dan
Kode Etik. Bandung: Nuansa.
Kusumaningrat, Hikmat & Kusumaningrat, Purnama. 2012. Jurnalistik Teori dan
Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Kurniawan. 2001. Simiologi Roland Barthes. Magelang: Indonesia Tera.
Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik, Yogyakarta: Pembaruan
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
M.Romli, Asep Syamsul. 2012. Jurnalistik Online: Panduan Praktis Mengelola Media
Online. Bandung: Nuansa Cendekia.
Nuruddin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Silalhi, Ulber. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama
Sobur, Alex. 2001. Analisis Teks Media : Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Se miotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: LKiS.

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018
Sumadiria, Haris, As. 2005. Jurnalistik Indo nesia, Menulis Berita dan Feature.
Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan.

Analisis Framing Pemberitaan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) Pada
Media Online Republika.co.id dan Tempo.co.
(Murti Ali Lingga, Hamdani M. Syam)
Jurnal ilmiah mahasiswa FISIP Unsyiah, Vol. 3. №. 1. Januari 2018

Anda mungkin juga menyukai