Anda di halaman 1dari 4

FENOMENA LGBT YANG MUNCUL DARI FANFICTION DI PLATFORM

TWITTER (X) SEBAGAI SEBUAH BENTUK KAMPANYE

Mata Kuliah Metodologi Penelitian


Dosen:

Tim Penyusun:
1. Aulia Diya Anafi J1B022003
2. Noor Ramadhani N J1B022004
3. Ayu Ratna Budiarti J1B022016
4. Alya Dhiya Ulhak J1B022020
5. Cintya Kalyana Subagyo J1B022035

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Media sosial merupakan sebuah platform digital yang dapat dimanfaatkan untuk
berinteraksi, berbagi informasi, dan membuat konten. Kehadiran media sosial di
tengah masyarakat menghasilkan banyak perubahan signifikan seperti cara
berinteraksi masyarakat serta bagaimana masyarakat menyikapi isu-isu sosial.
Dengan adanya media sosial sedikit banyak telah mengubah pola perilaku, budaya,
etika, serta norma dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah munculnya
konten-konten yang membahas hal terkait LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan
transgender). Twitter merupakan salah satu media sosial yang sering digunakan
sebagai tempat untuk menyebarkan informasi terkait dengan LGBT.

LGBT merupakan komunitas yang menaungi orang-orang mempercayai adanya


beragam identitas seksual dan orientasi seksual yang tidak umum dalam masyarakat.
Orientasi seksual merupakan Istilah yang digunakan menunjukkan pola ketertarikan
seksual serta emosional seseorang kepada individu lain. Orientasi seksual dapat
menentukan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri, serta caranya berhubungan
fisik dan emosional dengan orang lain. Orientasi seksual terbagi menjadi lima
kategori, yaitu: heteroseksual merupakan individu yang memilikiketertarikan
terhadap lawan jenis, biseksual merupakan sebutan bagi individu yang memiliki
ketertarikan kepada individu lain dari kedua jenis kelamin atau lebih, homoseksual
merupakan istilah untuk individu yang tertarik dengan individu lain yang memiliki
jenis kelamin yang sama, panseksual merupakan istilah untuk individu yang tertarik
dengan siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, aseksual merupakan istilah bagi
individu yang tidak memiliki ketertarikan pada individu lain dari jenis kelamin
apapun.

Maraknya fenomena LGBT yang muncul semakin meresahkan masyarakat. Kaum


LGBT tersebut semakin berani untuk menunjukkan eksistensi mereka di publik lewat
media sosial hingga mengkampanyekan aksinya untuk mendapatkan pengakuan
masyarakat. Keberadaan komunitas LGBT masih terus menimbulkan tanggapan pro
dan kontra bagi masyarakat. Sehingga keberadaan kaum LGBT masih selalu menjadi
kontroversi karena dianggap sebagai penyimpangan norma sosial yang tidak sesuai
dengan budaya ketimuran. Meskipun begitu, semakin banyak konten-konten yang
sengaja di buat untuk mengkampanyekan atau mendukung kaum LGBT di Indonesia.
Jenis konten dan media sosial yang digunakan pun beragam. Twitter menjadi salah
satu media yang digunakan untuk membagikan konten-konten LGBT tersebut. Kaum
LGBT lebih banyak mengkampanyekan aksi mereka dalam aplikasi twitter.
Pengguna Twitter yang lain akan mudah menemukan konten-konten yang
mengandung unsur LGBT. Seperti contohnya berupa cerita fanfiction antara
Boyslove atau Girlslove. Meski masih tabu, namun tidak sedikit pengguna lain yang
ikut menikmati konten-konten tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas peneliti merumuskan pokok masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana representasi LGBT pada fanfiction di platform Twitter (X)
menggambarkan tanda-tanda menurut teori semiotika Roland Barthes?
2. Bagaimana tanda-tanda dalam fanfiction di platform Twitter (X) dapat
diartikan sebagai bentuk kampanye mendukung atau menyuarakan LGBT?

1.3. Tujuan Luaran


Luaran yang diharapkan dari penelitian fenomen LGBT yang muncul dari
fanfiction di twitter dalam bentuk kampanye yaitu sampai manakah jalan cerita
fanfiction itu berlanjut dengan kedok sebuah kampanye hingga membuat para
pembaca tertarik dan ikut serta mengampanyekan. Tindakan kampanye yang
dilakukan oleh para pembaca fanfiction ini, peneliti berusaha mengkaji dan
mengungkapkan makna dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes.
Dengan demikian, peneliti berusaha mencapai tujuan penelitian sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui sampai manakah cerita fanfiction LGBT tersebut
berlanjut?
2. Mengapa menggunakan fanfiction LGBT sebagai kampanye?
3. Hasil apa yang mereka dapatkan dari kampanye melalaui fanfiction LGBT?

1.4. Manfaat
A. Manfaat Teoritis
1. Kontribusi pada Kajian Budaya Populer: Penelitian ini dapat memberikan
wawasan baru pada kajian budaya populer, terutama dalam konteks
representasi LGBT dalam fan fiction di platform Twitter (x). Kontribusi
teoretis ini penting untuk memahami bagaimana media sosial membentuk
dan merefleksikan dinamika budaya populer saat ini.

2. Perkembangan Pemikiran dalam Teori Komunikasi Digital: Melalui


analisis fenomena LGBT dalam fan fiction, penelitian ini memberikan
wawasan yang lebih mendalam tentang penyusunan pesan dan naratif
yang disampaikan melalui media sosial.

B. Manfaat Praktis
1. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Melalui pemahaman yang
didapatkan dari penelitian ini, dapat dihasilkan kampanye informasi yang
bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keberagaman
gender dan hak-hak LGBT. Ini dapat berkontribusi pada menciptakan
lingkungan sosial yang lebih inklusif.

Anda mungkin juga menyukai