Anda di halaman 1dari 8

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

Dosen : Yuliawati, S.Sos, M Ikom

Disusun oleh :
Louis Michael Angelo ( 4412210001 )
Firstina Windi Rahmawati ( 44122110015 )

Program Studi Broadcasting


Fakultas Ilmu Komunikasi
Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk segala berkat yang mana telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini di susun oleh penulis berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Dengan
demikian, pembahasan dalam makalah ini sesuai dengan fakta yang ada, dan dalam
sistematika yang baik , dengan jelas serta ditulis dengan mudah agar mudah dipahami oleh
pembaca. Untuk itu, penulis merasa perlu menyampaikan rasa terima kasih kepada orangtua
penulis atas dukungan yang diberikan untuk penulis, Ibu Yuliawati, S.Sos, M Ikom selaku
dosen mata kuliah Sosiologi Komunikasi yang telah memberikan ilmunya, serta teman-teman
yang telah mendukung penulis menyelesaikan makalah ini dengan segala keterbatasan
penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan baik dari segi isi, kata, maupun tata bahasa. Penulis
berharap semoga dengan segala kekurangan dan keterbatasan makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang membutuhkan. Penulis berharap mendapat kritik dan saran yang dapat
membangun sehingga dapat menghapus kesalahan dan kekurangan makalah ini sehingga
makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

4 Maret 2023

Penulis
Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial yang berarti bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri
dan membutuhkan makhluk lainnya untuk saling berkontribusi dan berkolaborasi dalam
memenuhi kebutuhan hidup masing-masing. Dalam hal ini, pandangan sosiologi terhadap
penyelarasan fungsi manusia sebagai makhluk sosial yaitu terletak pada interaksi sosial antar
manusia.

Sosiologi berasal dari bahasa latin socius yang berarti teman atau kawan, dan bahasa
Yunani logos yang artinya pengetahuan. Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang
perkembangan masyarakat serta beragam pola interaksi yang dilakukan masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sosiologi merupakan pengetahuan atau
ilmu yang mempelajari tentang sifat, perilaku dan perkembangan masyarakat, ilmu tentang
struktur social, proses social, dan perubahannya.

Komunikasi adalah suatu hal penting bagi setiap manusia yang tidak dapat dihindari oleh
setiap manusia yang merupakan makhluk social karena komunikasi merupakan suatu proses
penyampaian maksud dan pesan berupa ide, gagasan, ataupun pendapat kepada orang lain.
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatus yang memiliki arti berbagi atau
menjadi milik bersama yang mengacu pada tujuan mencapai kesepakatan bersama.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), komunikasi merupakan pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahami.

Menurut Soerjono Soekanto (Soekanto 2004 : 423) sosiologi komunikasi kekhususan


sosiologi dalam mempelajari interaksi sosial yaitu suatu hubungan atau komunikasi yang
menimbulkan proses saling pengaruh mempengaruhi antara para individu, individu dengan
kelompok maupun antar kelompok. Berdasarkan pendapat ahli Soerjono Soekanto diatas
dapat dikatakan bahwa sosiologi komunikasi merupakan sebuah interaksi sosial antar
makhluk hidup baik secara individu maupun secara kelompok yang dapat saling
mempengaruhi baik secara positif maupun negatif.
Pembahasan
Sosiologi komunikasi memiliki ruang lingkup yang mencakup struktur, pusat
perhatian, perilaku masyarakat, efektifitas komunikasi massa, dan efek-efek sosial. Struktur
dalam ruang lingkup sosiologi komunikasi mengarah pada hubungan interaksi masyarakat
dalam tatanan sosial dan kelas-kelas sosial yang dilakukannya. Pusat perhatian dalam ruang
lingkup sosiologi komunikasi ini mencakup wawasan tentang topik pembicaraan dan
dominan seseorang ditengah seseorang. Pada ruang lingkup efektifitas komunikasi massa,
dimaksudkan pada sejauh mana pengaruh masyarakat melalui komunikasi dengan media
massa seperti televisi, koran, dan lain sebagainya. Pada ruang lingkup efek-efek sosial ini
mencakup dampak dari komunikasi yang dilakukan.

Manusia secara formal merupakan Obyek Sosiologi Komunikasi, sedangkan secara


material adalah Proses Sosial & komunikasi (interaksi sosial), yang mencakup telematika &
realitasnya, efek media & norma sosial baru, perubahan sosial & komunikasi, masalah sosial
& media massa, cybercommunity serta aspek hukum & bisnis media.

Dalam kehidupan bersosial komunikasi manusia, banyak terjadi hal-hal yang membawa
pengaruh-pengaruh terhadap kehidupan social manusia, contohnya seperti kasus rasisme yang
banyak terjadi di kehidupan manusia, hanya karena perbedaan warna kulit yang ada pada
manusia dapat membuat pengaruh dalam kehidupan bersosial.

Rasisme merupakan bentuk tindakan atau kepercayaan yang mencerminkan bahwa


manusia dapat dibagi menjadi entitas biologis terpisah dan eksklusif yang disebut dengan
"ras". Rasisme bukanlah hal yang baru di Amerika Serikat isu rasisme ini sudah ada sejak
zaman kolonial tahun 1700 an. Di masa itu, orang-orang yang berasal dari Afrika dikirim ke
Amerika Serikat untuk dijadikan budak atau pelayan orang yang berkulit putih. Dampak dari
fenomena yang terjadi ini, membuat orang kulit putih memiliki keunggulan dalam sosial dan
hukum, sedangkan orang berkulit hitam hanya memiliki hak untuk melayani orang kulit
putih.

Pada tanggal 2 Juli 1964, Presiden Lyndon B. Johnson menandatangani Civil Right Act
dan menyatakan segregasi semua keragaman berupa ras, jenis kelamin, warna kulit, agama
serta asal kebangsaan adalah legal di Amerika Serikat. Dengan ditandatanganinya undang-
undang tersebut telah menunjukkan bahwa persoalan rasisme di Amerika Serikat telah usai.
Meskipun gerakan untuk mengintegrasikan orang kulit hitam ke dalam masyarakat Amerika
Serikat telah melalui banyak kemenangan, namun selama 50 tahun terakhir pengasingan
rasial masih tetap ada hingga saat ini.

Gerakan Black Lives Matter bermula pada tahun 2013 setelah seorang bernama Alicia
Garza mengunggah sebuah kalimat di Facebook, seperti "Orang-orang kulit hitam. Aku
mencintaimu. Aku mencintai kita," dan "Nyawa kita berarti.”. Kalimat tersebut merupakan
bentuk kemarahannya atas bebasnya George Zimmerman dari tuduhan pembunuhan Trayvon
Martin seorang remaja berkulit hitam. George sendiri bukanlah seorang polisi, tapi pada saat
itu, ia bertugas sebagai seorang relawan untuk skema pengawasan lingkungan terhadap
penduduk setempat

Tulisan Alicia Garza ini kemudian diunggah ulang oleh Patrisse Cullors dan mengakhiri
unggahan itu dengan tagar #BlackLivesMatter. Berkat kemudahan akses informasi, unggahan
Garza dan Patrisse dengan cepat menyebar dan disertai oleh tagar #BlackLivesMatter. Tagar
inilah yang selalu digunakan oleh orang-orang, ketika muncul kasus rasisme atau
ketidakadilan terhadap warga kulit hitam lagi. Garza, Patrisse dan seorang wanita kulit hitam
lainnya, Opal Tometi, kemudian membuat pembentukan Black Lives Matter. Pada awalnya
gerakan ini hanya berfokus pada rasisme anti Afrika-Amerika di Amerika Serikat. Para
aktivis Black Lives Matter berusaha menarik perhatian masyarakat luas terhadap orang kulit
hitam yang diperlakukan tidak adil di kalangan masyarakat serta dari tindakan dari lembaga
hukum dan kebijakan yang membantu memberlakukan ketidakadilan tersebut. Kemudian
berfokus pada perjuangan untuk membuat kehidupan kulit hitam bebas dari dehumanisasi
dibandingkan pengubahan undang-undang tertentu.

Pada tanggal 25 Mei 2020 lalu, dunia digemparkan oleh kasus yang menimpa George
Floyd. Ia seorang pria berkulit hitam yang meninggal setelah lehernya ditindih menggunakan
lutut oleh seorang polisi berkulit putih yang berlokasi di daerah Minneapolis, Minnesota
Amerika Serikat. Kematian George Floyd telah menambah daftar terbaru dari serangkaian
insiden serupa di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir dan memunculkan
kemarahan massa serta demo anti rasisme di berbagai wilayah Amerika Serikat, yang
kemudian menjalar ke kota-kota besar di sejumlah negara lain. Unjuk rasa yang berlangsung
di tengah pandemi Covid-19 ini masih tetap dilakukan, dengan tujuan agar kasus rasisme di
dunia dapat dihilangkan. Black Lives Matter kemudian menjadi perhatian masyarakat luas.
Sejumlah artis dalam dunia hiburan dan musik, secara terbuka juga ikut menyuarakankan
keadilan bagi George Floyd dan dukungannya atas gerakan Black Lives Matter.
Menurut Alvin Tillery, Black Lives Matter telah berkembang dari sebuah aksi menjadi
gerakan sosial yang diperkuat oleh media sosial, yang kemudian memiliki keanggotaan yang
sejajar dan struktur kepemimpinan. Hal ini juga didukung melalui pemikiran Anthony
Giddens bahwa gerakan sosial merupakan bentuk upaya kolektif untuk mengejar kepentingan
atau mencapai tujuan bersama, dari luar lingkup lembaga-lembaga yang mapan. Dalam
pemikiran tersebut dapat dilihat bahwa gerakan Black Lives Matter dapat dikelompokkan
sebagai gerakan sosial, karena gerakan ini merupakan sebuah aksi dari pengalaman bersama
dan individu orang kulit hitam di negara Amerika Serikat yang mendorong perlawanan aktif
terhadap hak kehidupan orang kulit hitam yang masih berlanjut.

Gerakan Black Lives Matter telah menyebar ke beberapa negara lainnya seperti Inggris,
Kanada, Australia, Brasil serta Jerman. Hal ini dibentuk karena adanya solidaritas yang
tercipta. Seperti Black Lives Matter Kanada membuat suatu bentuk solidaritas atas kejadian
yang menewaskan Michael Brown di Ferguson. Setelah itu, mereka melakukan aksi protes
atas kejadian-kejadian terkait dengan rasisme di Kanada dibawah nama gerakan Black Lives
Matter, begitu juga dengan gerakan Black Lives Matter di Inggris dilakukan untuk
memperjuangkan keadilan terhadap orang Inggris berkulit hitam. Australia melakukan
gerakan tersebut tidak untuk melawan rasisme terhadap kulit hitam saja, namun juga ras lain
yang dirasa telah menjadi korban rasisme yaitu untuk ras aborigin. Penjelasan di atas
menyebab gerakan Black Lives Matter dapat dikategorikan sebagai gerakan sosial
transnasional, dikarenakan gerakannya telah mampu melewati lintas batas ke negara-negara
lain. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk menganalisis gerakan Black Lives
Matter di Amerika Serikat dapat berkembang menjadi sebuah gerakan sosial transnasional,
karena mampu menyebarkan pengaruhnya ke negara-negara lainnya.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa gerakan Black Lives Matter
Dapat terjadi karena adanya proses sosial dan komunkasi interaksi sosial yang mencakup efek
media media teknologi. Black Lives Matter dapat berkembang dengan pesat dikarenakan
adanya media sosial yang membantu dalam proses penyebaran informasi. Salah satu media
sosial yang memberikan dampak lebih adalah Twitter. Twitter merupakan tempat lahirnya
gerakan BLM menjadi tempat dimana proses penyebaran informasi itu terjadi dengan cepat
dan meluas. Black Lives Matter pun menjadi gerakan pertama di Amerika Serikat yang
sukses dalam memakai media sosial seagai alat mobilisasi massa
Daftar Pustaka
Artikel Sejarah Rasisme Amerika Serikat :

https://www.bobobox.co.id/blog/sejarah-rasisme-di-amerika/
https://www.soundvision.com/article/a-brief-history-of-racism-in-the-united-states
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-Undang_Hak_Sipil_1964
Artikel Geroge Floyd :

https://www.history.com/this-day-in-history/george-floyd-killed-by-police-officer

Artikel Gerakan Sosial Charles Tilly 1978 :

https://www.researchgate.net/publication/
323238283_GERAKAN_SOSIAL_Sejarah_Perkembangan_Teori_antara_Kekuatan_dan_Kelem
ahan

Pembahasan Alicia Garca dan George Zimmerman :

http://opentranscripts.org/transcript/why-black-lives-matter/

Analisis Hastag Twitter dan Movement Black Lives Matter :

https://www.pewresearch.org/internet/2018/07/11/an-analysis-of-blacklivesmatter-and-other-
twitter-hashtags-related-to-political-or-social-issues/

https://www.britannica.com/topic/Black-Lives-Matter

Anda mungkin juga menyukai