Anda di halaman 1dari 9

Nama : Imanuel Soleman Daud Boimau

NIM : 101611146
Dosen : Lotnatigor Sihombing, Th.M
Mata Kuliah : Sosiologi
Tugas : Laporan Baca, “Ken Plummer, Sosiologi: The Basic, terj. Nanang
Martono dan Sisworo, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.”
Bab 1: Kita semua terlahir di sebuah lingkungan yang mungkin tidak kita
harapkan. Kita terlempar pada dunia sosial yang tidak dapat kita tentukan sendiri. Akan
tetapi, kita terus belajar untuk beradaptasi dengan lingkungan yang ada. Kita terus
berkarya di dalam lingkungan yang ada dan menjadi pelaku yang membentuk dunia
sosial. Keadaan sosial inilah yang dipelajari oleh para sosiolog dan membuat sosiologi
menjadi bidang studi yang skeptis dan sistematis tentang hal yang berkaitan dengan
kemasyarakatan.

Manusia terus-menerus menciptakan dunia sosial yang di dalamnya ada banyak


penderitaan dan para sosiolog tidak dapat berhenti mengamati penderitaan-
penderitaan tersebut. Sebagai umat manusia tampaknya kita belum bisa menciptakan
kehidupan yang rukun dan damai, bahagia, serta produktif. Para Sosiolog juga
memperhatikan jiwa-jiwa yang dihancurkan karena kekejaman manusia. Akan tetapi,
para sosiolog juga melihat adanya aktifitas lain dari masyarakat yang saling memberi
perhatian, saling menyayangi, dan bekerja sama. Hal ini menimbulkan kekaguman para
sosiolog tentang dunia sosial yang ada, sehingga para sosiolog melihat dunia sosial dari
dua sudut berbeda yaitu, penderitaan dan kebahagiaan.

Sosiologi mempelajari segala hal yang dilakukan oleh manusia yang melibatkan
hal-hal sosial. Karena segala hal yang dilakukan oleh manusia melibatkan hal-hal sosial,
maka segala hal dapat di analisis melalui sosiologi. Para sosiolog mempelajari segala hal
yang dipandang mencakup kehidupan masyarakat dalam kehidupan manusia dan itu
berarti segalanya. Sosiologi mempelajari tentang hal-hal yang besar, di sisi lain sosiologi
juga mempelajari tentang hal-hal kecil. Sosiologi menuntut kita untuk menyingkirkan
pandangan egois kita mengenai dunia ini dan kita.

Bab 2: Kata Masyarakat berasal dari bahasa latin socius yang berarti teman atau
kawan. Arti ini menekankan kepada pertemanan dan persahabatan yang kuat. Pada saat
ini, masyarakat sering diartikan sebagai orang-orang yang memiliki fungsi bersama
dalam sebuah perkumpulan di luar aparatur negara. Kata masyarakat secara sederhana

1
memiliki dua arti yaitu menggambarkan sebuah realitas yang muncul dengan
sendirinya atau realitas yang terbentuk dari interaksi-interaksi yang terjalin
antarmanusia.

Beberapa ahli sosiologi menyatakan pendapat mereka tentang masyarakat.


Emile Durkheim menyatakan bahwa masyarakat memiliki kehidupannya sendiri,
sedangkan George Simmel menyatakan bahwa masyarakat merupakan hubungan dan
interaksi yang sudah tertanam, masyarakat merupakan interaksi manusia dan jantung
sosiologi. Hal yang sama dikemukakan oleh Howard S. Becker yang beranggapan bahwa
masyarakat merupakan sebuah hubungan. Max Weber mengungkapkan bahwa makhluk
sosial tidak dapat bertahan hidup dan memenuhi kebutuhan mereka tanpa melalui
kerja sama sosial dan pergaulan.

Faktor genetika maupun faktor lingkungan sama-sama berperan penting dalam


membentuk kehidupan manusia, sehingga salah satu gagasan pokok dalam sosiologi
adalah diri seseorang yang sedang berkembang. Yang membentuk rangkaian intelektual
yang panjang dalam meneliti konsep diri dan karakternya. Hal ini menegaskan bahwa
cara kita dalam berkomunikasi sosial melalui dan dengan orang lain tergantung pada
situasi yang terjadi dalam diri kita. Manusia diajak untuk terus-menerus melakukan
percakapan dengan dunia luar, melalui percakapan ini kita berusaha memahami siapa
diri kita. Pendekatan ini kemudian menghasilkan tiga jenis sosiologi yaitu, mikro, makro
dan meso.

Di dalam interaksi kita dengan lingkungan, tubuh kita mengalami perubahan


menurut aturan-aturan sosial. Hal ini terjadi karena kita melakukan banyak hal
terhadap tubuh kita demi orang lain dalam interaksi sosial kita. Kita menempatkan
tubuh kita untuk fungsi-fungsi sosial dalam lintas sejarah dan kebudayaan. Kita juga
kemudian berada dalam sebuah ikatan yang menjalin keterikatan hubungan dan
membentuk norma-norma.

Masyarakat memiliki struktur, seperti struktur ekonomi, agama, hukum dan lain-
lain. Akan tetapi seringkali masyarakat dilihat sebagai sesuatu yang kurang ramah,
sehingga dilihat dari peperangan atas konflik kepentingan. Sosiolog yang paling identik
dengan gambaran sosial seperti ini adalah Karl Marx. Di dalam interaksi sosial yang ada,
gagasan mengenai modal sosial menggarisbawahi betapa kehidupan ini tertata melalui

2
hubungan-hubungan sosial. Dan kehidupan masyarakat merupakan sebuah drama
seperti yang dikatakan oleh Erving Goffman. Pada intinya untuk memahami dunia
sosial, kita perlu melihatnya sebagai sebuah ikatan, konflik, drama, percakapan,
kebudayaan, mesin, dan sebagai logo.

Bab 3: Untuk memahami dunia yang kini kita tempati, kita perlu mengetahui
masa lalu kita. Ketika melihat ke belakang dan mempelajari semua yang terjadi di masa
lalu, kita mendapati bahwa banyak hal terus berubah. Sosiologi sendiri merupakan hasil
perubahan yang terjadi pada abad ke-19 atau yang sering disebut dengan “Great
Transformation”. Sosiologi muncul ketika teori Charles Darwin sedang mencuat. Teori
evolusi yang diajukan oleh Darwin dimengerti sebagai sebuah penjelasan penting
mengenai kehidupan manusia.

Dunia yang kini kita diami terus-menerus berkembang. Akan tetapi kita
mendapati bahwa di abad ke-21 ini, tidak ada perkembangan yang jauh lebih baik dari
abad-abad sebelumnya. Kita masih menjumpai berbagai hal seperti peperangan,
genosida dan lain-lain. Dunia yang kita diami ini, dipadati oleh kehidupan manusia.
Dimana di setiap negara memiliki jumlah penduduk yang berbeda. Dengan jumlah
penduduk yang terus bertambah, secara sosiologis ledakan populasi ini tidak dapat
diabaikan dalam pembahasan mengenai keadaan dunia. Selain perkembangan populasi
penduduk, tingkat perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan juga mengalami
peningkatan drastis setiap tahunnya, hingga menciptakan kota padat penduduk.

Perkembangan yanga ada kemudian menciptakan dunia modern yang


merupakan dunia kapitalis dengan tiga ciri khusus yaitu industri swasta menguasai
sumber-sumber kemakmuran, uang diinvestasikan untuk keuntungan dan pasar
terbuka dan bebas. Karl Marx berpendapat bahwa kapitalisme memicu adanya
kesenjangan, eksploitasi dan kemiskinan. Kapitalisme modern memberikan keuntungan
bagi orang-orang kaya dan membuat orang miskin semakin melarat.

Dunia yang kita diami banyak terbentuk oleh ilmu pengetahuan dan penelitian,
serta teknologi yang menyertainya. Kita dapat melihat contoh-contoh yang kongkret
melalui revolusi kuantum yang memberi kita pemahaman tentang luar angkasa dan
energi. Kita juga dapat melihat revolusi biomokuler yang memungkinkan adanya
kloning. Masyarakat modern adalah masyarakat yang menumbuhkan orang-orang yang

3
berorganisasi. Selain ilmu pengetahuan dan akal sehat, agama merupakan salah satu
sistem kepercayaan di dunia modern dan sebagian besar dari penduduk bumi tinggal di
negara berbangsa tunggal. Istilah negara dan bangsa seperti dua hal yang bertentangan.
Negara merupakan organisasi politik dengan berbagai peraturan sedangkan bangsa
merupakan perhimpunan manusia dan kebudayaan. Bangsa adalah alasan seseorang
mengorbankan dirinya yang sering dikaitkan dengan nasionalisme yang membentuk
identitas, dimana identitas menjadi dasar tindakan sosial dan perubahan.

Salah satu ciri khas dunia zaman ini adalah kesadaran akan banyaknya
perbedaan yang kita jumpai di dunia ini. Secara umum, masyarakat sekarang dapat
dilihat sebagai masyarakat postmodern. Di zaman ini juga kita memasuki zaman dunia
maya dan jaringan. Dimana setiap orang dapat berinteraksi dengan begitu mudah, dan
inilah yang disebut oleh para sosiolog sebagai globalisasi yaitu terjadinya penyusutan
waktu dan ruang.

Bab 4: Sosiologi adalah sebuah disiplin ilmu intelektual yang berasal dari Barat,
sehingga seluruh isu sosiologi berasal dari Barat. Dunia modern Barat menggunakan
bentuk kecerdasan mereka pada abad ke-15 hingga abad ke-18, selama pencarian
emansipasi dari dogmatisme religius dan absolitus serta terorisme. Sosiologi hadir pada
saat terjadi perubahan kehidupan sosial yang luar biasa seperti Revolusi Prancis,
Revolusi Industri, dan kemerdekaan Amerika Serikat. Dua tokoh pelopor sosiologi di
Barat adalah Auguste Comte dan Herbert Spencer. Selain Comte dan Spencer, ada tiga
tokoh sosiologi yang lain seperti Karl Marx, Emile Durkheim, dan Max Weber, mereka
adalah Trimurti Sosiologi.

Sosiologi terus mengalami perkembangan dengan berbagai perubahan sosial


yang terjadi dan para ahli terus-menerus menyelidiki perkembangan yang ada.
Semenjak awal kemunculannya, pada abad ke-20, dan pada masa-masa perang,
sosiologi terus berkembang dalam konteks-konteks yang ada. Setelah masa perang,
cakupan tentang sosiologi semakin bertambah luas, seiring dengan masuknya sosiologi
ke sekolah-sekolah dan universitas. Tahun 1968 dianggap sebagai sebuah tahun
simbolik, karena pada masa inilah perubahan-perubahan sosial yang signifikan
bermunculan.

4
Seiring dengan berkembangnya sosiologi, perkembangan penelitian budaya,
perkembangan pandangan poskolonial juga turut mengikutinya. Teori Poskolonial
menyoroti suara dari kaum yang dilupakan. Sosiologi merupakan sebuah disiplin ilmu
yang terdiri atas pecahan-pecahan. Sosiologi terus berkembang sesuai dengan konteks
masyarakat yang ada. Seperti saat ini, sosiologi memperoleh pembentukan baru melalui
tren postmodern seperti multikulturalisme, feminisme dan teori homoseksual.

Bab 5: Tantangan bagi sosiologi yaitu untuk dapat mengembangkan pemahaman


terhadap dunia sosial di tempat kita tinggal dan untuk mengembangkan pemahaman
tersebut, diperlukan cara untuk berpikir mengenai dunia sosial. Kebiasaan pemikiran
sosiologis adalah tetap mencari pola-pola sosial. Permulaan yang paling sederhana
untuk pengembangan pemahaman sosiologis adalah memikirkan mengenai hari-hari
yang dijalani. Jika kita mengamati hal tersebut, maka kita akan menemukan fakta bahwa
ruang di tempat kita bergerak berperan dalam pengembangan cara-cara hidup tertentu.

Kita dapat melihat seluruh kelompok masyarakat dalam sebuah tatanan sosial
yang memiliki struktur sosial. Struktur sosial merupakan pola tindakan manusia yang
dapat diperkirakan yang ada dalam masalah-masalah utama kehidupan. Tugas utama
sosiologi adalah menjabarkan pola yang luas dari struktur sosial ini. Hal yang perlu
dipikirkan adalah bagaimana interaksi dan perilaku sosial dalam struktur tersebut.
Marx Weber menyatakan bahwa perilaku sosial menunjuk pada kehidupan manusia
ketika mempertimbangkan makna diri mereka di mata orang lain, misalnya perilaku
rasional dan lain-lain. Perilaku sosial yang dimiliki kemudian menciptakan kebiasaan
dan habitus yang selalu kita bawa kemana-mana.

Masyarakat terdiri dari setiap individu dengan berbagai kepribadian yang


berbeda. Setiap individu memerankan dan menjadi dirinya sendiri di dalam masyarakat
yang dapat menimbulkan egoisme jika hanya berfokus pada diri sendiri dan kehilangan
individualitas jika masyarakat yang menguasai kita. Beberapa pemikir tentang masalah
ini misalnya Plato, Hobbes dan lain-lain. Dalam menjalani kehidupan, kita juga berbaur
dengan kebudayaan yang merupakan unsur khas manusia. Kebudayaan juga turut
mengalami perubahan dan perkembangan seiring dengan berjalannya waktu, sehingga
kebudayaan di setiap tempat selalu berbeda. Selain kebudayaan, kehidupan kita juga
dipenuhi dengan hal lain seperti materialisme yang bersifat fisik, materiil, dan nyata.

5
Kehidupan yang terus bergerak, membuat sosiologi harus dilihat dalam konteks
masa, baik masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Sehingga setiap perkembangan
dalam kehidupan masyarakat sosial merupakan sebuah proses, dan dengan demikian
maka semua yang ditemukan saat ini sebagai penemuan, hanya bersifat sebentar. Setiap
kehidupan manusia mengalir dan bergerak bersamaan dengan tempat dan ruang. Ruang
dan tempat merupakan wadah dimana kehidupan sosial terus berlangsung. Di dalam
perkembangan yang terjadi, kekuasaan merupakan proses ketika kita dapat
mengendalikan kehidupan kita sendiri dan menolak kendali orang lain. Kekuasaan
dalam kaitannya dengan masyarakat dapat diartikan sebagai sebuah dominasi, yang
kemudian menjadi masalah bagaimana kita dapat tinggal dalam sistem dominasi tanpa
masalah. Di sepanjang perkembangan tersebut, kita tidak dapat memungkiri adanya
kontradiksi sebagai hasil kompleksitas yang ada.

Bab 6: Mempelajari sosiologi berarti melihat aktifitas sosiologi, beberapa contoh


aktifitas sosiologis seperti epistemologi (Belajar bagaimana berpikir secara sosial),
empiris (Belajar bagaimana mendekatkan diri dengan apa yang terjadi di dunia) dan
analisis (Belajar bagaimana membedah kehidupan sosial). Sejak awal perdebatan
tentang sosiologi telah ada dan menimbulkan perbedaan pendapat di antara para ahli,
beberapa ahli yang memiliki pendapat yang sama misalnya Wilhelm Dilthy dan Heinrich
Rickhet serta Wilhelm Windelband. Dilthy mengungkapkan bahwa pengetahuan tentang
dunia manusia hanya dapat diperoleh melalui penelitian tentang hidup dan menemukan
arti pemahaman dari manusia. Rickhet dan Windelband juga mengungkapkan hal yang
sama dan di dalam pemahaman tentang manusia, kita tidak dapat lepas dari ilmu
pengetahuan, sejarah dan seni.

Semua sosiologi yang baik bersifat empiris dalam jiwanya melibatkan apa yang
sedang terjadi di dalam dunia. Untuk mendapatkan data yang empiris, diperlukan
metode pengambilan data. Data yang sosiologis adalah data yang dianalisis secara
sosiologis. Pengambilan data terus mengalami perkembangan dari cara yang lama ke
cara yang baru di dunia digital ini. Namun, satu hal yang harus terus diperhatikan yaitu
tidak ada data atau informasi yang merupakan kebenaran otomatis tentang masyarakat.
Data pada masa ini dapat diperoleh juga melalui wawancara dan kuisioner. Data ini
dapat ditemukan di koran, internet, televisi, dan lain-lain. Berbagai data yang disajikan
dapat berupa data kejahatan, dan lain sebagainya. Data yang ada kemudian dapat

6
dikembangkan melalui pertanyaan naratif dan kemudian merenungkan data yang ada.
Hal yang perlu diingat adalah sosiologi merupakan sebuah imajinasi dan ilmu
pengetahuan yang kritis, karena dunia sosial tidak meminjamkan dirinya untuk
menemukan kebenaran dengan mudah.

Bab 7: Sosiologi melihat kegembiraan dan penderitaan dalam kehidupan


manusia. Dan pada intinya penderitaan berkaitan dengan ketidaksetaraan. Hal ini
terjadi karena kita hidup di dalam sebuah perbedaan, kita hidup di alam semesta yang
plural. Perbedaan yang ada seringkali berkembang menjadi perselisihan dan konflik,
serta kemudian membangun pembagian sosial, secara hierarki dan membangun
kesenjangan sosial yang terstruktur. Perbedaan yang ada juga digunakan sebagai
penanda moral dan pada akhirnya semua perbedaan yang ada membentuk
ketimpangan.

Beberapa tema penting dalam sosiologi ketimpangan misalnya stratifikasi dunia,


kasta, perbudakan, kelas sosial, dan kemiskinan global. Semua tema penting ini
merupakan hasil dari perbedaan yang kemudian menciptakan ketimpangan, dimana
yang lain lebih mendominasi dan menghasilkan kesenjangan. Sosiologi yang
mempelajari akan perbedaan ini dan salah satu metode pengukuran statistik yang
digunakan untuk melihat ketidaksetaraan yang ada, adalah koefisien gini.

Hasil dari ketimpangan yang ada maka mereka berada dilapisan bawah,
menemukan bahwa dunia yang mereka alami dan kehidupan mereka cenderung tidak
aman dan stabil, dunia ini berhubungan erat dengan bahaya, kehidupan mereka penuh
keputusasaan, mereka mengalami kurangnya pengakuan, dan lain-lain. Maka kita dapat
melihat kesenjangan sosial yang ada di dalam urutan sosial berdasarkan susunan kelas,
gender (patriarki), formasi rasial, usia dan generasi, negara, jenis kelamin,
ketidakmampuan dan kesejahteraan dengan kriteria yang menjadi faktor pembagian
urutan sosial tersebut. Selain faktor-faktor tersebut, faktor lain seperti dari mana kita
berasal, siapa kita sekarang, siapa kita di masa depan juga menjadi faktor urutan sosial.

Kekuasaan juga dapat menjadi penyebab ketimpangan, Max Weber


mendefinisikan kekuasaan sebagai kesempatan seseorang untuk mewujudkan
keinginannya dengan berbagai cara. Dan ketika seseorang mengalami ketidakberdayaan
untuk mewujudkan keinginannya, maka akan terjadi ketimpangan. Selain itu, kehidupan

7
sosial juga membagi dirinya menjadi orang dalam dan orang luar, sehingga hal-hal
seperti marginalisasi dan pengucilan juga akan terbentuk dan mereka yang ada di
golongan marginal dan yang dikucilkan seringkali dieksploitasi dan perbudakan
merupakan contoh nyata dari tindakan ini. Hal yang merupakan berita terburuk adalah
kekerasan kemudian menjadi alat untuk menjaga keteraturan. Disinilah kita kemudian
melihat bahwa dunia sosial menciptakan ketimpangan yang ada. Maka, cara untuk
terlepas dari semua ketimpangan dan penderitaan adalah dengan menggunakan
kemampuan kita dan menjadikan kemajuan menjadi tujuan hidup kita.

Bab 8: Sosiologi kini hadir dalam dunia dimana masyarakatnya disebut sebagai
masyarakat modern atau kontemporer. Di masa ini, berbagai hal terjadi dan
berkembang dengan begitu pesat yang seringkali mengubah tatanan masyarakat. Di
dalam perubahan-perubahan yang ada, sosiologi muncul untuk mencoba mempelajari
tentang hal-hal tersebut dan disinilah peran para sosiolog dijalankan. Fungsi dasar
sosiolog adalah sebagai peneliti, mengumpulkan dan menciptakan informasi tentang
masyarakat. Informasi-informasi tentang masyarakat sosial dibutuhkan untuk
memeriksa kondisi masyarakat. Fungsi lain dari sosiolog adalah berpikir menjadi
seorang teoritikus, seperti yang dilakukan oleh para filsuf tentang kehidupan sosial dan
tempat tinggal yang membuat sosiologi menjadi kritis, radikal, dan sarana untuk
berubah.

Para sosiolog juga dapat menjadi artis, penentu kebijakan, komentator dan
publik intelektual, serta ahli dialog. Melalui setiap peran yang ada, sosiolog menjadi
orang-orang yang terus lebih cepat dan menemukan dua hal, penelitian dan teori ketika
manusia dalam kehidupannya selalu dipenuhi konflik. Sosiolog memiliki peran yang
luas dan umum dalam masyarakat, sosiolog menjadi warga negara yang kritis dalam
masyarakat. Para sosiolog berpikir tentang masyarakat dimana mereka termasuk dalam
masyarakat itu sendiri atau dengan kata lain ini semua merupakan proses berulang.

Dalam proses yang terjadi, ada beberapa hal yang diperhatikan. Pertama,
kehidupan sosiologis dimulai dengan manusia dan kita mempelajari tentang bagaimana
kehidupan manusia berlangsung dan interaksi yang terjadi. Kedua, profesi sosiologi
yang merupakan pandangan dunia yang sistematis, terorganisasi, skeptis dan kritis.
Ketiga, masyarakat umum sosiologi yang adalah pihak yang memanfaatkan profesi
sosiologi dan membuat sosiologi dapat diakses oleh masyarakat. Keempat, para praktisi

8
sosiologi yang bekerja dalam bidang mereka masing-masing misalnya kesehatan dan
pekerja sosial. Dan yang terakhir, tempat dimana sosiologi itu diterapkan dan
berlangsung. Sosiologi juga memiliki nilai-nilai yang dipegang, yang dikemukakan oleh
Max Weber. Misalnya nilai relevansi, nilai netralitas namun tanggap etika dan nilai
implikasi.

Selain nilai-nilai yang diajukan oleh Weber, nilai-nilai dalam sosiologi yang dapat
kita temukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya, perhatian dan kasih sayang,
kebebasan dan persamaan, kemampuan dan hak manusia, toleransi dan
kosmopolitanisme, pengurangan angka kejahatan, dan harapan. Nilai-nilai dalam
sosiologi ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan tidak membiarkan
kesengsaraan dunia merupakan sebuah tantangan tanpa henti. Selain melalui nilai-nilai
ini, untuk mencapai kehidupan yang lebih baik kita dapat menggunakan jalan kecil yaitu
melalui gagasan citizenship. Gagasan ini dikemukakan oleh Thomas Humphery Marshall
yang kemudian membedakan tiga kelompok hak warga negara yaitu hak warga negara,
hak politik dan hak sosial. Masyarakat yang terus berkembang menjadi objek
pembelajaran dalam sosiologi, dan sosiologi membantu memikirkan upaya
mewujudkan kehidupan sosial yang lebih baik, karena kehidupan sosial manusia
merupakan konsekuensi tindakan sosial.

Anda mungkin juga menyukai