Anda di halaman 1dari 8

Monoteisme Sotereologi dalam Deutero Yesaya

Oleh: Imanuel Soleman Daud Boimau

Ajaran tentang monoteisme merupakan salah tema besar dari kitab Yesaya.1

Monoteisme berasal dari bahasa Yunani, monos yang berarti satu dan Theos yang berarti

Allah. Monoteisme kemudian diartikan sebagai sebuah kepercayaan bahwa hanya ada satu

Allah yang layak untuk disembah dan tidak ada yang lain selain Allah yang layak untuk

disembah itu.2 Adapun konsep monoteisme dalam deutero Yesaya ini terkait dengan

keselamatan bangsa Israel di dalam Allah yang satu, yang dipercayai oleh mereka. Oleh

karena itulah, monoteisme dalam deutero Yesaya ini disebut juga monoteisme soteriologi.3

Konsep monoteisme soteriologi yang dijelaskan di dalam deutero Yesaya tentu tidak

bisa dipisahkan dari latar belakang atau konteks penulisan kitab ini. Umumnya, Kitab

Yesaya dibagi menjadi tiga bagian yaitu proto Yesaya (pasal 1-39), deutero Yesaya (pasal

40-55) dan trito Yesaya (pasal 56-66).4 Pembagian ini menghantar kepada sebuah

pemahaman bahwa waktu dan tujuan penulisan dari ketiga bagian kitab Yesaya ini diyakini

berbeda-beda. Menurut Andrew E. Hill dan John H. Walton, tujuan penulisan dari deutero

Yesaya (Pasal 40-55), yaitu sebagai ucapan-ucapan ilahi yang ditujukan kepada orang-

orang Israel yang berada di pembuangan.5

1
. W.S. Lassor, D. A. Hubbard, dan F. W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat, terj.
Lisda Tirtapraja dan Lily W. Tjiputra(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010), 281.
2
. Robin Routledge, Old Testament Theology: A Thematic Approach (Downers Grove, Illinois: IVP
Academic, 2008), 94.
3
. David G. Firth dan H.G.M. Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches (Downers Grove,
Illinois: IVP Academic, 2009), 59.
4
. Firth dan Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches, 43.
5
. Andrew E. Hill dan John H. Walton, A Survey of The Old Testament (Grand Rapids, Michigan:
Zondervan Publishing House, 1991), 527.
Pada masa itu, mulai muncul sebuah konsep peperangan para ilah. Setiap bangsa

yang berhasil menaklukan bangsa lainnya, menjadi penanda bahwa ilah-ilah bangsa

tersebut jauh lebih hebat dibandingkan ilah-ilah bangsa yang dikalahkannya. Dengan

demikian, maka ilah-ilah dari bangsa yang dikalahkan tersebut akan disingkirkan dari

dalam kuil-kuil yang ada dan kemudian ilah-ilah dari bangsa yang menang tersebut yang

akan menggantikan posisi ilah-ilah yang telah disingkirkan tersebut. Hal ini juga menjadi

pertanda bahwa hanya ilah-ilah bangsa yang menang tersebut yang berkuasa di daerah

tersebut.6 Dengan adanya konsep ini, maka peperangan antara bangsa yang satu dengan

bangsa yang lain bukan hanya sekedar adu kekuatan militer tetapi juga menjadi kontes

peperangan para ilah.

Berdasarkan konsep tersebut, maka Kaminsky dan Stewart menyimpulkan bahwa

latar belakang penulisan deutero Yesaya adalah untuk memberikan sebuah pemahaman

kepada orang-orang Israel yang diduga percaya bahwa kehancuran kuil dan akhir dinasti

Daud menjadi sebuah pertanda kemenangan para dewa Babel atas YHWH. Oleh karena itu,

deutero Yesaya yang berisi ucapan-ucapan ilahi tersebut bertujuan menegaskan bahwa

YHWH tetap berdaulat dan tidak kalah dari para dewa-dewa atau ilah-ilah Babel dan

meminta para pendengarnya untuk meninggalkan penyembahan kepada para Baal dan

hanya menyembah kepada YHWH.7

Terkait dengan monoteisme dalam deutero Yesaya, apa yang menjadi dasar konsep

monoteisme di dalam deutero Yesaya menurut Clliford adalah kedaulatan Allah atas sejarah

6
. Lassor, Hubbard, dan Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2: Sastra dan Nubuat, 282.
7
. Joel Kaminsky dan Anne Stewart, “God of All the World: Universalism and Developing Monotheism
in Isaiah 40-66,”Harvard Theological Review,99:2 (2006): 139-163, 143.
dan bagaimana setiap kehendak Allah selalu terjadi.8 Senada dengan Clliford, Routledge di

dalam kesimpulannya, menyimpulkan bahwa ada dua faktor penting yang menjadi

penekanan YHWH ketika mengklaim diri-Nya sebagai satu-satunya Allah yang benar di

dalam deutero Yesaya yaitu YHWH adalah Pencipta dari segala sesuatu dan Tuhan dari

sejarah kehidupan.9 Dengan dua penekanan ini, sesungguhnya dapat ditarik sebuah

kesimpulan bahwa YHWH berkuasa atas segala sesuatu karena YHWH adalah pencipta

segala sesuatu dan segala sesuatu akan terjadi sesuai kehendak-Nya. Kesimpulan ini

memberikan penegasan tentang konsep YHWH sebagai Allah yang monoteis di dalam

deutero Yesaya.

Penjelasan tentang siapa YHWH di dalam deutero Yesaya dijelaskan di berbagai

ayat yang terdapat di dalam deutero Yesaya yang memberikan penjelasan-penjelasan

tentang YHWH sebagai Allah yang monoteis itu:10 YHWH adalah satu-satunya Allah (Yesaya

43:10, 44:6, 45:5-6, 21, 46:9), tidak ada satupun yang bisa disandingkan dengan Allah

(Yesaya 40:18, 25, 46:5), dan ilah-ilah lain bukanlah Allah, mereka hanya merupakan

berhala (Yesaya 40:18-20, 44:9-20, dan 46:1-2). Dengan lebih kuat, Yesaya 46:9-10

memberikan sebuah penekanan bahwa hanya ada satu Allah yaitu Allah YHWH. 11

Penjelasan-penjelasan tentang siapa YHWH di dalam deutero Yesaya memberikan sebuah

jaminan kepada bangsa Israel sekaligus memberikan keyakinan kepada mereka untuk

tetap percaya hanya kepada satu Allah yaitu YHWH.

8
. Firth dan Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches, 48.
9
. Routledge, Old Testament Theology: A Thematic Approach, 100.
10
. Routledge, Old Testament Theology: A Thematic Approach, 99-100.
11
. Routledge, Old Testament Theology: A Thematic Approach, 101.
Dalam penyajian yang kontras antara Allah YHWH dan ilah-ilah lain, deutero Yesaya

secara gamblang menyatakan bahwa ilah-ilah lain hanyalah gambar yang dibuat oleh

manusia dan mereka hanya merupakan objek. Ilah-ilah yang dibuat oleh manusia itu

seperti tidak ada (41:24), mereka hanya karya-karya kosong (41:29). Hal inilah yang

membuat ilah-ilah buatan manusia itu tidak dapat dibandingkan dan bahkan tidak layak

dibandingkan dengan YHWH (40: 18-19). Mereka tidak dapat melakukan apa-apa sehingga,

para pembuatnya akan diejek dan dihina (41: 7; 42:17; 44: 9-20; 45:16). 12 Pemaparan yang

diberikan tentang keadaan dari ilah-ilah lain ini, bertujuan untuk memperkuat keyakinan

bangsa Israel kepada YHWH sebagai satu-satunya Allah dan sekaligus menyatakan

ketidakmungkinan YHWH sebagai Allah Israel akan kalah dari ilah-ilah lain, karena YHWH

superior atas ilah-ilah bangsa lain.

Berdasarkan pemahaman tentang YHWH sebagai Allah Israel yang superior atas

ilah-ilah lain, deutero Yesaya juga memberikan sebuah pemahaman tentang bagaimana

pada akhirnya semua bangsa akan mengakui YHWH sebagai Allah yang berdaulat, yang

kemudian akan berimplikasi terhadap status ilah-ilah lain. Deutero Yesaya menggambarkan

superioritas YHWH yang berakhir pada pemahaman tentang ketidakberdayaan ilah-ilah

yang dibuat oleh manusia.13 Bagaimana penggambaran tentang YHWH yang tidak bisa

disandingkan dengan ilah-ilah buatan manusia, di dalam deutero Yesaya dilakukan sama

seperti yang ada di dalam kitab Keluaran yaitu dengan formula kalimat “Akulah Dia” dan

“Aku adalah YHWH”, formula ini sekaligus menyatakan superioritas YHWH atas ilah-ilah

yang lain.14
12
. Kaminsky dan Stewart, “God of All the World: Universalism and Developing Monotheism in Isaiah
40-66,”142.
13
. Kaminsky dan Stewart, “God of All the World: Universalism and Developing Monotheism in Isaiah
40-66,” 140.
14
. Firth dan Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches, 49.
Firth dan Williamson, mengutip perkataan de Boerd menyatakan bahwa konsep

monoteisme di dalam deutero Yesaya bukanlah konsep tentang adanya YHWH sebagai

satu-satunya Allah tetapi merupakan proklamasi YHWH tentang kekuatan unik yang

dimiliki oleh YHWH yang tidak dimiliki oleh ilah-ilah buatan manusia. Dengan demikian,

ketika YHWH berkata bahwa tidak ada seorangpun selain Aku, semestinya dipahami di

dalam pemahaman bahwa tidak ada satupun yang dari ilah-ilah buatan manusia yang bisa

menjadi kompetitor atau rivalnya YHWH.15 Apabila tidak ada yang dapat menjadi

kompetitor atau rivalnya YHWH, maka jaminan keselamatan bangsa Israel sekalipun

berada di dalam pembuangan akan tetap ada.

Dengan konsep ini maka K. Holter yang dikutip oleh Firth dan Williamson,

mengatakan bahwa deutero Yesaya sesungguhnya tidak sedang mengkontraskan antara

YHWH dan ilah-ilah lain melainkan YHWH dan pembuat ilah-ilah tersebut. 16 Hal ini

kemudian dikembangkan untuk mengontraskan antara ilah-ilah bangsa Babel dan Israel.

Para ilah tersebut dipilih dan dibuat oleh para pembuatnya (ilah bangsa-bangsa lain

ditentukan untuk menjadi ilah), sedangkan Israel dipilih dan diciptakan oleh YHWH

(YHWH yang memilih mereka). Kemudian, ketika para pembuat berhala tersebut menyebut

berhala (ilah-ilah) mereka yang mati itu sebagai allah mereka (44:7), YHWH memanggil

Israel sebagai hamba-Nya (44:21).17 Kenyataan ini semakin memperjelas konsep Allah yang

monoteis di dalam deutero Yesaya yang kepada-Nya bangsa Israel menaruh pengharapan

untuk keselamatan.

15
. Firth dan Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches, 50.
16
. Firth dan Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches, 53.
17
. Firth dan Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches, 53.
Dengan demikian maka YHWH sebagai satu-satunya Allah yang semestinya

dipercaya oleh bangsa Israel adalah Allah yang superior atau jauh lebih unggul

dibandingkan dengan ilah-ilah atau berhala-berhala buatan manusia yang dianggap sebagai

“allah” oleh para pembuatnya. Superioritas YHWH inilah yang menjadi jaminan bahwa

bangsa Israel pasti akan diselamatkan karena YHWH sebagai Allah mereka adalah Allah

yang menciptakan segala sesuatu dan yang berkuasa atas segala sesuatu. Superioritas

YHWH inilah yang kemudian menjadi sebuah alasan untuk percaya hanya kepada-Nya.

Berdasarkan penjelasan mengenai YHWH sebagai satu-satunya Allah yang

menciptakan segala sesuatu, yang mengontrol kehidupan dan yang superior atas allah-

allah bangsa lain, maka dampak bagi bangsa Israel di pembuangan adalah jaminan untuk

keselamatan mereka. Ada jaminan bagi bangsa Israel bahwa jika para pembuat berhala

mengambil pohon dan membentuk berhala mati yang tidak dapat melihat atau mendengar,

YHWH mengambil Israel (orang percaya) yang tidak dapat melihat atau mendengar dan

membentuk kehidupan baru.18 Pengambilan ini merujuk kepada pembebasan bagi bangsa

Isral dari pembuangan yang berarti keselamatan bagi mereka.

Berbagai ayat yang berisi kalimat-kalimat keselamatan dapat ditemukan di dalam

deutero Yesaya setidaknya sebanyak sepuluh kali; Yesaya 41: 8-10, 11-20; 42: 14-17; 43: 1-

7, 16-21; 44: 1-5; 48:17-19; 49: 7-12, 14-26 dan 54; 4-6.19 Masifnya ayat-ayat yang

menunjukkan nuansa keselamatan ini mempertegas kepercayaan bangsa Israel atas

jaminan keselamatan mereka. YHWH sebagai Allah mereka akan menjadi penyelamat bagi

mereka.

18
. Firth dan Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches, 53.
19
. C. Barth dan M. C. Barth Frommel, Teologi Perjanjian Lama, vol. 4 (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1993), 101.
Melihat pada apa yang Allah tunjukkan dan kerjakan melalui berbagai penjelasan di

dalam deutero Yesaya maka semakin jelas dilihat bahwa monoteisme di dalam deutero

Yesaya juga merupakan monoteisme sotereologi (keselamatan). 20 YHWH yang berdaulat

atas segala sesuatu itu terus menuntun kehidupan bangsa Israel. Superioritas-Nya atas

ilah-ilah lain membuat bangsa Israel memiliki jaminan untuk tetap selamat.

Jaminan keselamatan yang dimiliki oleh bangsa Israel yang bersumber dari YHWH

sebagai Allah mereka membuat bangsa Israel tidak perlu takut dan memiliki pengharapan

akan keselamatan yang nantinya akan mereka terima. Adanya jaminan keselamtan ini juga

akan membuat bangsa Israel beralih ke YHWH untuk menunggu keselamatan, dan di lain

pihak bangsa-bangsa juga beralih ke YHWH sebagai pengakuan atas pemerintahan-Nya. 21

Jaminan ini dapat dipercayai bukan hanya karena apa yang telah dijelaskan di dalam

deutero Yesaya tetapi karena kasih Allah.

Allah akan menebus Israel bukan hanya karena Dia adalah Allah atas semua

bangsa, tetapi karena kasih Allah yang khusus kepada umat-Nya: "Karena Akulah TUHAN,

Allahmu, Yang Mahakudus Israel, Juru Selamatmu ... Karena engkau sangat berharga dalam

pandanganku, dan dihormati dan aku mencintaimu, aku memberikan imbalan kepada

orang-orang, bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu "( Yesaya 43: 3-4). Kasih dari Allah

yang monoteis itu menjadi alasan dibalik penebusan atau keselamatan bangsa Israel.

Pemahaman ini juga semakin mempertegas identitas YHWH yang superior atau tidak

tertandingi sebagai Allah dan Juru Selamat yang sejati (Yes 45:21).

20
. Firth dan Williamson, Interpreting Isaiah: Issues and Approaches, 59.
21
. Kaminsky dan Stewart, “God of All the World: Universalism and Developing Monotheism in Isaiah
40-66,” 144.
Dengan demikian, maka bangsa Israel di dalam pembuangan semestinya

menyadari bahwa;221) Pembuangan yang mereka alami bukan disebabkan karena

kekalahan atau ketidakmampuan YHWH sebagai Allah mereka untuk melepaskan mereka

atau membuat mereka memang melainkan sebagai penekanan kepada kedauatan Allah.

Oleh karena itu, bangsa Israel semestinya tetap memiliki pengharapan sebab rencana ilahi

YHWH tetap dilaksanakan dan segala sesuatu berada di bawah pengawasan-Nya, 2) Bangsa

Israel memiliki keyakinan penuh kepada YHWH dan rencana ilahi-Nya bahwa sesudah

periode pembuangan ini, Allah akan mendatangkan keselamatan bagi mereka melalui

pembebasan mereka.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

setidaknya ada tiga dampak konsep monoteisme soteriologi bagi bangsa Israel pada masa

pembuangan yaitu; adanya jaminan keselamatan bagi bangsa Israel, pembuangan yang

dialami oleh bangsa Israel bukan lambang kekalahan YHWH melainkan bagian dari rencana

ilahi-Nya, dan yang ketiga YHWH sebagai Allah Israel akan menjadi penyelamat mereka.

22
. Hill dan Walton, A Survey of The Old Testament, 532.

Anda mungkin juga menyukai