Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No.

1 Januari – Maret 2011

KEBEBASAN BERPENDAPAT
PADA MEDIA JEJARING SOSIAL
Analisis Wacana Facebook Dari Jejaring Pertemanan
Menuju Jejaring Perlawanan

Rahmad M. Arsyad, Muh. Nadjib

Abstract
This research aims to assess and analyze the form of free speech on Facebook Social Media Networking from a
friendship social networking into a resistance social networking. This study investigated the form of free speech in
the Facebook groups discourse as an expression of emerging resistance to shed public opinion in addressing the
various social and political conditions in Indonesia. Thee method in this research is using Norman Fairclough
Critical Discourse Analysis which divides the discourse analysis model into three dimensions, namely: text,
discourse practices, and sosiocultural practice. In addition to data collection methods used were interviews to view
social cognition resistence movement on Facebook. The result showed that the form of the free speech on the
Facebook as a social network of friend have experienced social reconstruction by the user into an alternative media
in voicing their opinion that has not found the “canalization aspirations.” Inhibition of the freedom of public opinion
through instruments such us as the council representative of the aspirations of the people, government and mass
media have been encouraging people to vote facebook as a means of delivering the aspirations of an easy and widely
accessible.

Keywors: Facebook; Social Networking; Fight Networking

Abstrak

penelitian ini dimaksudkan untuk mengakses dan menganalisis bentuk kebebasan berbicara (berpendapat) dalam
Facebook, mulai dari fungsinya sebagai jejaring sosial pertemana sampai pada jejaring perlawanan. Studi ini
menyelidiki kebebasan berpendapat pada kelompok-kelompok facebook, utamanya dalam wacana penolakan
sebagai bentuk pendapat umum mengenai kondisi sosial politik di Indonesia. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini memakai analisis wacana kritis dari Norman Fairclough yang terdiri atas tiga dimensi, yaitu: teks,
wacan , sosial budaya. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dari aspek kognisi sosial melalui
media alternative yang selama ini tidak bisa mereka salurkan melalui lembaga-lembaga seperti Dewan Perwakilan
Rakyat, Pemerintah, atau media massa. Keterbatasan itu mendorong mereka menggunakan media alternative
facebook untuk menyalurkan aspirasi mereka lebih mudah dan bisa diterima secara luas.

Kata kunci: Facebook, Jejaring Sosial, Jejaring Perlawanan.

Pendahuluan virtual pertemanan menuju jejaring


“perlawanan”.
Jejaring sosial Facebook telah memberikan Pada kasus Indonesia kita bisa
ruang baru bagi public untuk menumpahkan menyimak selam tahun 2009 maraknya
pendapatnya secara luas. Pada perjalananya penggunaan media social Facebook atau
Facebook tak lagi hanya sebatas jejaring Twitter bermatamorfosis menjadi media
pertemanan di jagat virtual. Facebook social yang digunakan untuk menyuarakan
berubah menjadi media sosial dari jejaring aktivisme public. Berbagai gerakan jejaring

77
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

social dapat dilihat diantarnya dukungan social telah memberikan ruang baru bagi
bagi Bibit-Chandra yang dengan cepat dan public untuk menumpahkan kekesalan,
menarik lebih dari satu juta penduduk yang menyuarakan aspirasi, dan menggalang
berperan memberikan tekanan public dalam kekuatan social dan opini public. Untuk
skandal “Cicak Lawan Buaya”. Gerakan ini mengkaji hal tersebut penelitian ini bertajuk
ternyata efektif dalam memberikan tekana : “Kebebasan Berpendapat Pada Media
public bagi pemerintah dan aparat kepolisian Jejaring Sosial” (Analisis Wacana
yang membuat presiden sendiri mesti Facebook dari Jejaring Pertemanan Menuju
memberikan responny bagi penyelesaian Jejaring Perlawanan).
kasus tersebut.
Adapula kisas penggalangan Rumusan Masalah
dukungan terhadap Prita Mulyasari yang Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
dituduh melakukan pencemaran nama baik maka dapat dirumuskan masalahnya sebagi
oleh RS. Opni Internasional hanya karena berikut:
Prita membagi pengalaman menerima 1. Bagaimana kebebasan berpendapat
pelayanan buruk di RS. Opni kepada teman- pada media jejaring social facebook?
teman dekatnya melalui email. Prita 2. Bagaimana interaksi gerakan
selanjutnya dijerat oleh UU Informasi dan perlawanan di group-group
Transaksi Elektronik dengan mengacu pada Facebook?
kontroversial pasal 27 ayat 3 yakni 3. Bagaimana praktik wacana yang
pencemaran nama baik yang berujung pada berlangsung dalam facebook sebagai
tekanan public melalui gerakan satu juta sebuah media politik jejaring social?
Facebook bagi Prita. Tekanan gerakan satu
juta facebook tersebut tidak hanya berhenti Kajian Konsep dan Teori
sampai disitu melauli “group Koin untuk Perkembangan teknologi informasi dan
Prita” teah mendorong gerakan social yang teknologi komunikasi memacu suatu cara
memacu simpati berbagai lapisan baru dalam kehidupan dari kehidupan
masyarakat yang akhirnya memaksa dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan
pengadilan menjatuhkan vonis bebas untuk seperti ini dikenal dengan e-life, artinya
Prita. kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh
Selian Prita dukungan publik melalui berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan
saran jejaring social juga diberikan bagi artis sekarang ini sedang semarak dengan
Luna Maya yang mendapatkan gugatan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan
infotaiment akibat statusnya di Twitter yang e- seperti e-commerce, e-government, e-
dianggap menghina para pekerja education, e-library, e-jurnal, e-medicine, e-
infotaiment. Perseteruan tersebut berpindah laboratory, e-biody-versitiy, dan yang
dari twitter ke arena facebook dengan lainnya lagi berbagai elektronik.
hadirnya gerakan dukungan bagi Luna Dalam pandangan Professor Jack M.
Maya. Seperti kasus Bibit Chandra dan Prita Balkin seorang guru besar dari Yale Law
Mulyasari. Gerakan dukungan terhadap School Amerika Serikat (2004:79) era
Luna Maya begulir dalam hitungan hari digital memperluas kemungkinan partisipasi
pendukung Luna bertambah hingga jumlah individu yang luas dalam pertumbuhan dan
ribuan facebooker yang menyebabkan PWI penyebaran budaya, termasuk memperluas
dan para pekerja infotaiment mengambil kemungkinan untuk terwujudnya budaya
cara damai dengan Luna Maya. yang benar-benar demokratis. Tetapi disaat
Facebook sebagai media jejaring yang sama teknologi juga memproduksi

78
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

metodew pengendalian yang dapat Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji


membatasi partisipasi budaya yang benar- media virtual. Berbeda dengan penelitian
benar dekomratis. yang berorentasi pada ruang dan tempat
Kemajuan era digital Facebook juga penelitian secara langsung, penelitian ini
memungkinan ide dan gagasan lebih memfokuskan lokus kajiannya pada
demokratisasi kebebsan berpendapat yang dunia virtual melalui sarana internet dalam
dijelaskan Habermas dalam bukunya public penulusaran kepustakaan serta observasi
Space (Habermas, 2006:286) sebuah dengan para pendiri group dan mereka yang
kebebasan berpendapat adalah bentuk memiliki kompetensi dan tentunya dengan
kebebasan ekspresif yang menjadi sarana studi kepustakaan.
bagi ruang ‘publik politis’ dalam kondisi- Menggunakan paradigma penelitian
kondisi komunikasi yang memungkinan deskriptif kualitatif dimana peneliti berusaha
warga Negara membentuk opini dan mendeskripsikan atau mengkontruksi hasil
kehendak bersama secara diskursif Ruang wawancara mendalam terhadap objek
Publik. Sedangkan untuk melakukan analisis penelitian dan melakukan observasi terus
bentuk dan praktek kebebasan berpendapat menerus dengan pendekatan analisi wacana.
pada bentuk media digital seperti Facebook Sesuai dengan pendekatan yang
maka pendekatan analisis wacana kritis digunakan dalam penelitian ini yaitu
Norma Fairclugh menjadi penting untuk pendekatan kualitatif ( qualitative Approach
digunakan untuk melihat setiap tindakan ), maka peneliti menggunakan dua model
komunikasi senantiasa mengandung informan yang terdiri dari dua informan
kepentingan, apalagi komunikasi melalui yaitu informan kunci (internal ) adalah para
media massa, maka pada praktiknya setiap pendiri group-group perlawanan di media
tindakan komunikasi adalah bentuk jejaring social facebook. Sebagai informan
discourse. eksternal yang dianggap kredibel untuk
Dalam pandanagan communication menjawab sejumlah pertanyaan yang
as Discourse, komunikasi dilakukan dalam peneliti ajukan.
rangka menciptakan “ kenyataan lain” atau “ Data primer dalam peneliti
kenyataan kedua” dalam bentuk wacana bersumber dari informasi yang diberikan
(discourse) dari “kenyataan yang pertama”. oleh para informan melalui wawancara
Cara yang ditempuh dalam pembentukan mendalam dan observasi. Sedangkan data
wacana (realitas kedua ) itu adalah sebuah sekunder diperoleh dari buku, majalah, surat
proses yang disebut kontruksi realitas atau kabar, serta literature-literatur yang
construction of reality. Berangkat dari hal berkaitan dengan masalah penelitian.
tersebut Fairclough membagi model analisis Penelitian ini difokuskan pada aaspek
wacananya kedalam tiga dimensi yakni: bentuk kebebasan berpendapat yang
teks, discourse practice, dan sosio cultural berlangsung melalui media jejaring social
practice. Semua elemen yang dianalisi Facebook.
dengan pendekatan wacana Fair-clough Instrument utama dalam memperoleh
sebenarnya melihat tigas masalah utama. data di lapangan dengan menggunakan dua
Pertama ideasional yang merujuk pada macam tekni, yakni : (1) Observasi dan (2)
representasi tertentu yang ingin ditampilkan Wawancara mendalam terhadap informan
dalam teks, yang umumnya membawa dengan bantuan alat perekam, alat tulis, dan
muatan ideologis tertentu. alat dokumentasi.
Data yang diperlukan dalam
Metode Penelitian penelitian ini diperoleh melalui teknik

79
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

pengumpulan data yaitu observasi, Bentuk Kebebasan Berpendapat


wawancara mendalam, studi pustaka,dan Pada Jejaring Social Facebook.
dokumentasi. Data dalam penelitian ini
menggunakan analisisi data model interaktif Bentuk kebebasan berpendapat yang
Miles dan Huberman (dalam islami, 2001) berlangsung pada umumnya berupa
yaitu terdapat tiga proses yang berlangsung dukungan melalui keikutsertaan dalam
secara interaktif yaitu reduksi data, group-group yang ada. Dengan mengisi
penyajian data , dan menarik kesimpulan- tulisan melalui fasilitas forum diskusi,
/verifikasi. catatan atau pesan group, wall status serta
mengganti penampakan foto profil
Hasil Penelitian dan Pembahasan pribadinya dengan kesan yang dimuat oleh
Facebook sebagai jejaring social pertemanan group anggota perlawanan yang ada.
telah mengalami rekontruksi social oleh Dalam pandangan Hebermas dalam
warganya menjadi sebuah media alternative bukunya Publik Space (Hebermas,
dalam menyuarakan pendapatnya yang 2006;286) sebuah kebebasn berpendapat
selama ini tidak menemukan kanalisasi adalah bentuk kebebasan ekspresif yang
aspirasi. menjadi sarana bagi ruang ‘publik politis’
Terhambatnya kebebasan dalam kondisi-kondisi komunikasi yang
berpendapat warga melalui instrument memungkinkan warga Negara membentuk
aspirasi seperti Dewan Perwakilan Rakyat, opini dan kehendak bersama secara
Pemerintah, dan media massa telah diskursifRuang Publik.
mendorong warga masyarakat untuk Kanalisasi jejaring social ini
memilih facebok sebagai sarana sebenaranya merupakan bentuk baru
penyampaian aspirasi yang mudah dan dapat kebebasan berpendapat yang dapa
diakses dengan luas. Tidak adanya bentuk tmenjaring partisipasi warga secara luas
pasti wuud penyaluran kebebasan dalam menyikapi berbagai persoalan yang
berpendapat sebagai mana yang tercantum ada. Alas an yang mengemuka dari
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 penggunaan facebook dan para pendiri
yakni: “kemerdekaan berserikat dan Group bahwa selama ini mekanisasi
berkumpul, mengeluarkan pikiran denga kebebasan berpendapat senantiasa terkurung
lisan dan tulisan dan sebagainya di tetapkan oleh mekanisme penyaluran aspirasi yang
oleh Undang-Undang”. panjang dan birokratik, kedua FAcebook
Wujud representasi pada pasal 28 telah menjadi bagian yang konvergeb dari
tersebut justru dipercaya tercermin lewat berbagai teknologi komunikasi yang marak
instrument facebook sebagiman yang digunakan oleh masyarakat contohnya
tergambar dari representasi yang seperti Handphone yang terhubung langsung
bermunculan lewat group facebook yang dengan fasilitas facebook.
ada. Setiap orang bisa mengajukan dirinya Konfergensi teknologi telah
secara bebas untuk berserikat dan memungkinkan bagi akses yang luas dalam
berkumpul menyepakati atau tidak pengguna Facebook sebgai sarana
menyepakati sama sekali untuk bergabung, penyampaian aspirasi masing-masing
mengeluarkan pikiran baik melalui model individu. Mengacu pada pandangan
teks lisan yang bermunculan ataupun tulisan McLuhan tentang perkembangan media
yang mereka masukkan dalam forum group- komunikasi modern yang telah
group diskusi yang ada. memungkinkan jutaan orang di seluruh
dunia untuk dapat berhubungan dengan

80
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

hampir sertiap sudut dunia lewat “desa di group-group Facebook?


global”.
Pada aspek produksi wacana Kehadiran dan interaksi yang muncul dalam
sebagian besar mereka yang terlibat dalam Group Perlawanan Facebook sebenarnya
produksi wacana sebenarnya tidak terlalu merepresentasikan hysteria sebuah generasi
jauh berbeda dengan dunia nyata. Kognisi yang oleh Allison Fine disebutkan sebagai
social para pemegang wacana dan inisiator sebuah generasi millenials
wacana tetaplah kalangan yang memang (Wikipedia/2009/11/12). Sebuah generasi
telah terbiasa dalam panggung aktivitas baru lahir karena perkembangan teknologi
wacana dan dunia politik. informasi. Generasi ini memiliki ciri gairah
Usman Yassin, Herman Lilo, Jito Ito, tinggi di persoalan social, meluap-luap
Afwan dan Made Pastika adalah kelompok dengan pendekatan baru, berkeinginan kuat
masyarakat yang memang secara identitas melakukan perubahan, menggunakan
memiliki latar belakang aktivis organisasi, peralatan digital, dan menyakini kekuatan
advokat, jurnalis ataupun aktivis partai dari masyarakat namun begitu paradoks dala
polotik. Para pemuka wacana inilah yang menyikapi berbagai persoalan social.
menjadi penggagas dibalik lahirnya group- Hal ini nampak dari cara para
group perlawanan yang ada. anggota Group dalam mengkonsumsi
Dari balik proses produksi kebebasan wacana yang ada. Pada dasarnya setiap
berpendapat ini dapat dipahami sebuah arus anggota Group memiliki ketertarikan pada
kesadaran dikotomis antara pemuka opini isu social dan mereka coba untuk terlibat
dan massa. Banyak anggota Group yang namun begitu malas untuk mengikuti
terlibat hanya berdasarkan rass simpati dengan tekun berbagai persoalan dan
namun tidak terlalu mengerti tentang wacana yang muncul.
wacana yang diusung oleh para pemuka Demikian pula cara interaksi dalam
wacana. wacana. Banyak anggota Group lebih
Sepeerti yang dungkapkan oleh Mc. melihat setiap persoalan dengang out of
Luhan dalam Piliang (2004;84) proses contex dari tema diskusi. Tidak tertarik
komunikasi sekedar aliran pesan-pean yang menggunakan bahasa formal dalam diskusi
diregistrasi dalam kaitannya dengan biaya Group lebih memilih bahasa yang low
financial. Jadi kita tinggal mengecek ke contex yang mereka gunakan sehari-hari.
dalam system untuk memenuhi hasrat atau ` cara konsumsi teks dan bentuk teks
tujuan individual, dan hanya itulah hakikat ini dapat menjadi panduan bagaimana
dari partisipasi individual kita. Jika alat-alat melihat sebuah aksi wacana berlangsung dan
sudah berkonvergensi, mereka akan jauh sikap mereka dalam mengkaji sebuah
lebih kompatibel, semakin berkemampuan fenomena social. Keterlibatan dalam bentuk
tinggi untuk membaca pesan satu sama lain aksi nyata dilapangan sebenarnya didasarkan
tanpa adanya kesadaran kolektif dari massa pada dua hal pertama; kesadaran partisipatif
yang ada. Pada segi bentuk kebebasan sebagai bagian dari group tersebut kedua;
berpendapat pada umumnya yang terjadi di interaksi personal yang sudah terbangun.
facebook hanyalah kebebasan dalam Ekspresi kebebassan berpendapat
ekspresi dan saluran pesan yang terbuka dari jejaring social yang kemudian
namun tidak menyentuh hakikat dasar diwujudkan dengan aksi rill, lebih
kebebasan berpendapat itu sendiri. merupakan pengalangan solidaritas social
dari pada kesadaran dari wacana aksi yang
Interaksi gerakan perlawanan dibangun. Dispartitas ini dapat kita lihat

81
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

dari corak teks yang dibangun dari melalui membangun panggung wacana baru yakni
bahasa yang bersifat profokatit. Pemilihan panggung waccana ekspresi kebebasan yang
teks yang bernuansa profokatif dalam medan hanya terwakili oleh sejumlah pemuka opini
wacana memiliki muara pada konstruksi dalam demokrasi online.
sentimental daripada kesadaran rasional. Kesimpulan
Praktik wacan yang berlangsung dalam Berdasarkan hasil analisi data di-simpulkan
Facebook sebagai sebuah media politik beberapa hal seperti berikut :
jejaring social 1. Bentuk kebebasan berpendapat pada
Gerakan politik Kebebasan berpendapat Facebook sebagai jejaring social
semakin marak di dunia maya. Sejumlah pertemanan telah mengalami
pandangan optimistis percaya bahwa Rekontruksi social oleh
gerakan jejaring social memiliki potensi penggunanya menjadi sebuah media
kuat menjadi gerakan perlawan rakyat alternative dalam menyuaran
ditengah percayaan rakyat terhadap pendapatnya yang selama ini tidak
pemerintah berada pada titik nadir public menemukan “kanlisasi aspirasi”.
distrust (ketidak percayaan). Terhambatnya kebebasan
Rakyat sudah kesal dengan berpendapat masyarakat melalui
kelambanan pemerintah dalam intrumen aspirasi seperti dewan
menyelesaikan berbagaai persoalan yang perwakilan rakyat, pemerintah dan
menyentuh kepentingan public, penegakan media massa telah mendorong
hukum sampai ketidakadilan social. masyarakat untuk memilih
Facebook tampil sebagai kanalisasi dari facebook sebagai sarana penyampian
gerakan kekecewaan mengisi ruang kosong aspirasi yang mudah dan dapat
yang, entah sengaja atau tidak, ditinggalkan diakses dengan luas .
oleh media mainstream, menampilkan Pada segi bentuk kebebasan
suara-suara alternative yang telah di berpendapat pada umumnya yang terjadi
dipinggirkan dengan tingkatan keabsahan dari facebook hanyalah kebebasan dalam
argument yang tidak kalah ilmiahnya. ekspresi dan saluran pesan terbuka namun
Memang benar dunia maya mampu tidak menyentuh hakikat dasar kebebasan
menebarkan prespektif baru dalam infromasi berpeendapat itu sendiri yakni kebebasan
dan pengetahuan tentang berbagai berpendapat yang didasarkan pada tanggung
manipulasi dan dominasi secara cepat dan jawab social dan pengetahuan akan konteks
dalam skala luas. Kasus kriminalisasi wacana yang ada
petinggi KPK Bibit-Chandra, misalnya, 2. Cara interaksi dalam wacana.
protes keras Facebookers melalui dunia Banyak anggota group lbih melihat
maya berhasil mendorong kesadaran setiap persoalan dengan “out of
melakukan perlawanan politik. contex” dari tema diskusi. Tidak
Hal serupa terulang pada kasus Prita tertarik menggunakan bahasa formal
Mulyasari. Disamping itu, keanggotaan dalam diskusi group lebih memilih
facebookers sangat mudah. Tidak perlu bahasa low contex yang mereka
melalui prosuder pendaftaran yang rumit, gunakan sehari-hari. Cara komsumsi
cukup membuka internet dan “klik”, teks dan bentuk teks iini dapat
seseorang sudah teraftar. Tidak perlu ada menjadi panduan bagaiamana
saringan ideology yang rumit, cukup melihat sebuah aksi wacana
berberkal kesedian memberikan dukungan. berlangsung dan sikap mereka dalam
Namun facebook tanpa sadar juga mengkaji sebuah fenomena social.

82
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 1, No. 1 Januari – Maret 2011

Dispartitas ini dapat kita lihat dari Daftar Rujukan


corak teks yang dibangun dari Albarran, alan B., 1996, Media Econimics,
melalui bahasa yang bersifat Understanding Markets, Industries and
profokatit. Pemilihan teks yang Concepts, Texas : Iowa State University
bernuansa profokatif dalam medan Press.
wacana memliki muara pada Amir, Yasraf,2004, Dunia yang berlari,
kontruksi sentimental daripada Jakarta : PT.Mizan
kesadaran rasional. Merasa disatukan Azwar, Saifuddin, 1998, Sikap Manusia :
dalam satu group, interaksi persoalan Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta :
yang terbangun sacara bersama- Liberty.
samaaa menjadi ajang untuk Dijk,TeunA. Van,1988, News As
menggerakkan. Namun facebook Discourse,Hillsdale, New Jersey:
tanpa sadar juga membangun Lawrence Erlbaum Associate.
panggung wacana abru yakni Fairclough, Norman, 2006, Discourse and
panggung wacana elitis kelas Social Change. Cambrige: Polity Press
menengah. Yang menjadi ____, 2005, Analysing Disourse, Textual
representasi eksresi kebebasan yang analysis for social research, London
hanya terwakili oleh sejumlah and New York:Routledge.
pembuka opini dalam demokrasi Habermas Jurgen, 2007, Ruang Publik
online. dalam Terjemahan Yudh Santoso
3. Memang benar dunia maya mampu Yogyakarta : PT Kreasikencana.
menebarkan presppektif baru dalam Masduki, 2005, Kebebasan Pers dan Kode
informasi dan pengetahuan tentang Etik Jurnalistik, UI-Press : Yogyakarta.
berbagai manipulasi dan dominasi
secara cepat dan dalam skala luas.
Kasus kriminalisasi petinggi KPK
Bibit-Chandra, misalnya. Protes
keras Facebookers melalui dunia
maya berhasil mendorong
keasadaran melakukan perlawanan
politik. Hal serupa terulang pada
kasus Prita Mulyasari. Namun
facebbook tanpa sadar juga
membangun panggung wacana baru
yakni panggung wacana elitis kelas
menangah. Yang menjadi
representasi ekspresi kebebasan yang
hanya terwakili oleh sejumlah peuka
opini dalam demokrasi online
dimana kasus-kasus yang dipilih
sebernarnya lebih merupakan kasus
yang terpresentasikan oleh media.

83

Anda mungkin juga menyukai