Anda di halaman 1dari 15

DUKUNGAN UNDP TERHADAP

PERLINDUNGAN HAK-HAK KAUM


LGBTI DI INDONESIA
Nurrul Tri Hanik
Latar Belakang
◦ Sejak dilegalkannya pernikahan sesama jenis di berbagai negara, dukungan untuk kelompok LGBTI
terus mengalir. Tercatat Sebanyak 20 negara anggota PBB telah melegalkan pernikahan sesama jenis,
sedangkan 76 negara menolak menerima hak-hak kelompok LGBTI.

UNDP sebagai salah satu badan PBB mengadakan program “Being LGBTI In Asia” yang merupakan
hasil kerjasama dengan USAID, Kedubes Swedia di Bangkok dan beberapa lembaga lainnya. Program
ini secara garis besar bertujuan untuk meminimalisir kendala bagi kaum LGBT untuk hidup di tengah
masyarakat, khususnya di wilayah Asia. Menurut UNDP tujuan ini menjadi salah satu faktor keberhasilan
SDGs 1, 3, 4, 5, 8, 10, 16.

Sehingga isu anti diskriminasi kelompok LGBTI sangat diperhatikan oleh UNDP
Di Indonesia, Semakin berkembangnya isu-isu mengenai LGBTI, kelompok masyarakat yang menolak perilaku
tersebut juga semakin gencar mengecam berbagai aksi-aksi yang berbau LGBTI. Penolakan ini berupa penunjukkan
pejumlah komunitas, kelompok, dan individu tertentu yang dituding sebagai pelaku, penganjur, atau pendukung gaya
hidup LGBTI. Kelompok-kelompok yang melakukan penolakan ini tersebut umumnya berasal dari kalangan
konservatif.

Diadakannya Dialog Nasional di Bali tahun 2013 oleh sejumlah komunitas LGBTI Indonesia sebagai prakarsa program
Being LGBTI in Asia. Namun pemerintah Indonesia melalu wakil Presiden Jusuf Kalla, meminta UNDP Indonesia
untuk menghentikan proyek tersebut di Indonesia.
◦ Data dari Arus Pelangi, pada tahun 2013 setidaknya 83.2% waria di Indonesia pernah mengalami
kekerasan psikis, 61.3% waria tersebut juga mengalami kekerasan fisik. 38.7% dari mereka pernah
mengalami kekerasan ekonomi, 62.2% pernah mengalami kekerasan seksual, dan 56.3% dari mereka
juga pernah mengalami kekerasan budaya seperti penggusuran atau pengusiran secara paksa.

◦ Peliknya isu akan fenomena LGBTI di Indonesia yang menuai berbagai reaksi dari masyarakat serta
pemerintah, menjadikan UNDP harus memiliki cara tersendiri untuk tetap mendukung perlindungan hak-
hak kelompok LGBTI .
Rumusan Masalah
◦ Bagaimana bentuk dukungan United Nation Development Programs (UNDP) terhadap perlindungan hak-
hak kelompok LGBTI di Indonesia?

Tujuan Peneitian
◦ Mengetahui bagaimana bentuk dukungan UNDP terhadap perlindungan hak-hak kelompok LGBTI di
Indonesia.
Tinjauan Pustaka
1. Strategi gerakan LGBT di Thailand dan pada aspek kerjasama Internasional dalam
mendorong lahirnya Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang “Gender Ketiga”. (Skripsi)

Menjelaskan tentang strategi gerakan kelompok LGBT di Thailand serta aspek kerjasama
internasional yang mana adalah kerjasama dengan UNDP dan USAID melalui program Bieng
LGBTI in Asia dalam mendorong lahirnya rancangan undang-undang tentang pengesahan
gender ketiga.
Peran serta dukungan baik secara materi maupun imateriil yang berasal dari UNDP serta
USAID melalui program ini, mendapatkan hasil yang cukup signifikan di Thailand, yakni
lahirnya RUU mengenai gender ketiga.
2. Peran United Nation Development Programme (UNDP) dalam Melegalkan Pernikahan

Lesbian Gay Bisexual and Intersex (LGBTI) di Tiongkok. (Jurnal)

Dalam penelitian ini dijelaskan UNDP sangat berperan dalam membantu pelegalan

pernikahan LGBTI di Tiongkok. Dijelaskan pula bagaimana kondisi LBGT di Tiongkok

sebelum adanya dukungan dari UNDP, serta proses yang ditempuh untuk mencapai

pelegalan tersebut. Jurnal ini lebih fokus dalam pembahasan bagaimana upaya UNDP

dalam membantu kaum LGBTI di Tiongkok dalam mencapai hak-haknya.


3. Hegemoni dalam Emansipatory: Studi Kasus Advokasi Legalisasi Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender

(LGBT) di Indonesia. (Jurnal)

Menurut penelitian ini fenomena LGBTI di Indonesia adalah hasil dari hegemoni budaya barat. Semakin banyaknya

dukungan yang mengalir bagi kelompok-kelompok LGBTI di dunia dengan legalisasi pernikahan sejenis di banyak

negara-negara Eropa dikhawatirkan penulis memberi dorongan bagi kelompok LGBTI di Indonesia untuk

mengupayakan hal serupa.

Dukungan PBB, Amerika Serikat dengan perangkat diplomasinya, serta dana dari UNDP membuat isu LGBT

menjadi kian rumit. Fenomena tersebut dapat dipandang sebagai hegemoni budaya Barat yang berupaya

mengkampanyekan semangat emansipatoris yang tidak sesuai dengan nilai dan norma di Indonesia.
4. LGBTI Rights in Southeast Asia: One Step Forward,Two Steps Back. (Jurnal)

Berisi tentang dinamika Isu LGBTI di Asia Tenggara. Disebutkan dalam penelitian ini bahwa di Asia
Tenggara, kelompok LGBTI di tingkat regional dan nasional tingkat dukungan tersebut masih jauh dari
harapan dan belum bisa dijamin sepenuhnya. Hasilnya adalah bahwa meskipun secara global telah ada
kemajuan signifikan dalam mengakui hak-hak orang LGBTI, meskipun isu tersebut sering mendapat
dukungan sebagai penerimaan proses transformasi budaya, akan tetapi ada juga peningkatan yang terjadi
seperti homofobia agama dan politik di banyak negara.

Juga dijelaskan bahwa dinamika yang kontradiktif sangat nyata terjadi di Asia Tenggara, di mana pada
beberapa kesempatan terdapat dukungan yang kuat dalam melindungi hak-hak LGBTI, namun juga
terjadi kemunduran disebabkan penolakan yang paralel pula dengan adanya dukungan tersebut.
Kerangka Teori
Liberalisme Institusional

Teori Liberalisme Institusional adalah teori dimana suatu organisasi internasional yang memiliki
seperangkat aturan yang dapat mengatur tindakan Negara dalam bidang tertentu. Dalam suatu Institusi
Internasional diperlukan suatu aturan yang dibuat secara kesepakatan seluruh anggota didalam berbagai
bidang.

Tindakan dan perilaku dari suatu negara dalam organisasi internasional pada dasarnya bergantung
pada self-interest dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan negara tersebut. Keuntungan
relatif menjadi salah satu faktor penting yang mendasari arah bertindak negara dalam organisasi
internasional (Keohane dan Martin 1995). 
Argumentasi Utama
Terdapat langkah-langkah yang diambil UNDP dengan melibatkan beberapa pihak sebagai bentuk
dukungan terhadap kelompok LGBTI Indonesia, salah satunya adalah dengan menggandeng organisasi-
organisasi LGBTI di Indonesia dalam sebuah forum dialog nasional.

Hasil dari forum tersebut menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk organisasi maupun kelompok
LGBTI, pemerintah Republik Indonesia serta berbagai lembaga-lembaga baik multilateral maupun
bilateral mengenai hal-hal yang perlu diprioritaskan dan ditindaklanjuti demi melindungi hak-hak
kelompok LGBTI di Indonesia.
Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian dalam penulisan proposal ini adalah dengan menggunakan analisa data kualitatif dengan
menggunakan pendekatan deskriptif.

2. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian yang berjudul “Dukungan United Nations Development Programs
(UNDP) terhadap Perlindungan Hak-hak Kelompok LGBTI di Indonesia” ini adalah akan berfokus kepada
kepada bentuk dukungan yang diberikan oleh UNDP terhadap kelompok-kelompok LGBTI Indonesia
3. Unit dan Tingkat Analisis

Unit analisis (variable dependen) adalah variable yang akan dijelaskan perilakunya, dianalisis dan
dideskripsikan. Variable yang dapat mempengaruhi unit analisa (variable dependen) adalah unit
eksplanasi (variable independen), yang mana variable independen ini lebih dulu terjadi daripada variabel
dependen.

Tingkat analisis adalah tempat dimana unit unit akan dijelaskan tersebut berada. Dari penjelaskan
tersebut yang menjadi unit analisisnya adalah United Nations Development Programs (UNDP) dan unit
eksplanasinya adalah hak-hak kelompok LGBTI Indonesia.
4. Teknik Pengumpulan Data

teknik pengumpulan data studi literatur dan wawancara, dimana teknik pngumpulan data studi literatur
dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data baik data primer maupun data sekunder.

Data-data sekunder akan diperoleh melalui buku, journal, laporan, surat kabar, website resmi dan
lainnya.

Sedangkan data primer akan diperoleh melalui prosedur purposive sampling untuk menentukan
narasumber atau informan yang dinilai paling relevan dan ahli mengenai isu di penelitian ini yaitu pihak
UNDP melalui kantor perwakilannya di Indonesia dan juga salah satu organisasi Gay di Indonesia yakni
Yayasan Gaya Nusantara yang dianggap relevan dalam penelitian ini.
5. Teknik Analisa Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisa data yakni dengan menghubungkan teori dan data beberapa
kumpulan data primer maupun sekunder yang berbasis data kualitatif.

Alur dari penelitian ini yaitu menentukan isu permasalahan, menentukan teori, memetakan hal hal yang
akan dibahas, analisis, dan yang terakhir yaitu kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai