Anda di halaman 1dari 2

KASUS LUCINTA LUNA

Nama : Elita nur ilahi


Nim : 230710101087

Apakah lucinta luna boleh melakukan pernikahan ?

Keberadaan Kelompok Transgender di Indonesia masih dianggap sebelah mata. Hal ini
dikarenakan norma yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Penelitian mengenai
Kedudukan Hukum bagi pelaku Transgender di Indonesia dalam Perspektif Hukum Perlindungan
Hak Asasi Manusia ini bertujuan untuk meneliti apakah kelompok Transgender di Indonesia
telah mendapatkan kepastian hukum atau tidak. Hal ini dikarenakan penulis merasa bahwa
kelompok Transgender tersebut masih merasakan diskriminasi yang terjadi hingga saat ini.
Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan
kualitatif. Kemudian jenis data yang penulis gunakan adalah data kualitatif. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan kajian studi pustaka. Metode analisis data yang penulis
gunakan adalah metode deskriptif analisis. Perlindungan hukum yang dapat ditegakkan dalam
melindungi kelompok Transgender adalah pada Pasal 4 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi dan kedudukan hukum bagi kelompok Transgender
dapat dilihat pada Pasal 28D Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
pada Pasal 3 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999.
Secara obyektif prinsip dalam pelaksanaan perlindungan terhadap HAM yang dilakukan oleh
negara satu dengan negara yang lain memiliki kesamaan, namun apabila dilihat secara subyektif,
pelaksanan dari pelindungan HAM tidak selalu memiliki persaman. Hal ini dikarenakan terdapat
perbedaan persepsi dalam mengartikan perlindungan HAM antara negara yang satu dengan yang
lainnya. Keadaan ini disebabkan karena adanya perbedaan dari latar belakang suatu ideologi,
politik, ekonomi, sosial-budaya, dan juga dapat dipengaruhi oleh kepentingan nasional dari
setiap negara di dunia ini. (Putra, 2018) Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki
beragam corak kebudayaan yang sangat beragam. Hal ini membuat masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat yang heterogen karena keberagaman tersebut. Namun, dilain sisi terdapat
pula kelompok-kelompok kecil yang kehadirannya tidak diakui oleh masyarakat Indonesia dan
sering mendapat perlakuan yang tidak sesuai dengan penegakan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Kelompok tersebut adalah para
pelaku Transgender atau seseorang yang mengubah status kelaminnya karena adanya suatu
penyimpangan orientasi seksual pada dirinya. Tentu saja hal tersebut tidak dapat dipungkiri
bahwa terjadinya penyimpangan seksual di Indonesia sering sekali terjadi dan jumlahnya pun
melebihi hitungan jari. Fenomena tersebut pada dasarnya merupakan bentuk kebebasan hak
seseorang dalam mengorientasikan hasrat dan kebutuhan seksualnya. Namun, tentu saja hal
tersebut bukanlah suatu hal yang dapat dikatakan sebuah prestasi bagi masyarakat di Indonesia.
Hal ini dikarenakan perilaku seksual menyimpang tersebut dianggap oleh sebagian masyarakat
Indonesia sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia. Diskriminasi terhadap kaum Transgender sebenarnya berasal dari
stigmatisasi atau pandangan sebuah masyarakat terhadap mereka yang memilih untuk berbeda
dengan masyarakat di lingkungan sekitar mereka. Pandangan ini berkembang dengan begitu
kental di dalam masyarakat Indonesia yang notabene masyarakatnya mayoritas memeluk agama
Islam. Faktor lain yang menyebabkan para kaum Transgender dianggap sebelah mata oleh
masyarakat Indonesia adalah adanya anggapan bahwa seorang laki-laki dikonstruksikan sebagai
makhluk yang jantan dan seorang perempuan merupakan makhluk yang penuh dengan lemah
lembut. (Yudah, 2013) Tidak seperti Pemerintahan Negara Thailand yang bahkan telah
mengakui gender masyarakatnya hingga 18 jenis kelamin, di Negara Indonesia tidak ada
peraturan perundang-undangan yang mengatur keberadaan kaum Transgender tersebut. Hal ini
pada akhirnya membuat kelompok minoritas tersebut tidak diakui keberadaannya oleh
masyarakat Indonesia dan rentan akan adanya perlakuan diskriminasi. Dari hal inilah yang
menjadi alasan penulis dalam melakukan suatu penelitian mengenai kedudukan kaum
Transgender apabila diliat dari segi hukum perlindungan Hak Asasi Manusia.
Namun perkembangan gender hingga saat ini membuat perubahan baru salah satunya
transgender. Transgender hingga saat ini masih menjadi pembahasan pro dan kontra dan belum
diakui secara umum di Indonesia karena dianggap tidak sesuai dengan norma dan sosial budaya
negara ini.
Menurut UU no.1 tahun 1974 pasal 2 ayat 1 tentang pengertian pernikahan pasal 2 ayat (1)
perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan
kepercyaan itu. Pasal 2 ayat (2) tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Jadi kesimpulan saya adalah apabila lucinta luna melakuakan pernikahan maka, dianggap sah di
mata hukum saja akan tetapi tidak meurut agama. Karena sama saja dalam agama dia dianggap
menikah sesama jenis

Anda mungkin juga menyukai