HAMEL)
DIBUAT OLEH :
02011382126358
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2023
ANALISIS STATUS KEWARGANEGARAAN ASING & KEDUDUKAN
ANAK DARI HASIL PERKAWINAN CAMPURAN MENJADI WARGA
NEGARA INDONESIA (STUDI KASUS GLORIA NATAPRADJA
HAMEL)
ANDRE WAHYU HIDAYAT
ABSTRAK
ABSTRACT
I. PENDAHULUAN
standar.1 Dalam hal ini Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik
setiap perbuatan seluruh unsur negara, baik rakyat, pemerintah, dan seluruh rakyat
unsur-unsur yang ada di dalamnya, harus didasarkan pada hukum yang berlaku
pemegang kualitas yang tiada tara, peraturan mempunyai sifat administratif dan
mengandung makna bahwa hukum menyebabkan setiap orang tunduk dan patuh
1
“Sanyoto, Penegakan Hukum di Indonesia, Jurnal Dinamika Hukum, Vol.8 No.3, Edisi
September, 2008. hlm. 200.”
2
“Lihat Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
pada kekuasaannya. Dalam pembangunan hukum dan ketertiban, negara
kemudian hadir kepada seluruh komponen negara untuk memahami hal-hal yang
Setiap manusia berhak atas hak-hak yang paling mendasar dalam kapasitasnya
sebagai individu. Hak ini tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun, sekalipun
penjaminnya, sepanjang tidak merugikan hak orang lain. Negara harus melindungi
penjaminnya. Hak ini timbul dengan tujuan untuk melindungi manusia sebagai
fokus pada HAM pada Pasal 34 dan UU No. 39 Tahun 1999 biasa disebut dengan
UU HAM.4 Dalam undang-undang ini, selain mengatur hak asasi manusia dan
perkawinan adalah kebebasan dasar yang disucikan (Vide Pasal 28B ayat (1)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945). karena pada dasarnya pernikahan
bersama. Landasan atau kaidah hukum yang berlaku—baik hukum agama, hukum
3
“Nurhidayatuloh, Leni Marlina, Perkawinan di Bawah Umur Perspektif HAM, Al-
Mawarid, Vol. XI, No.2, September- Januari, hlm. 211”
4
“Satya Arinanto, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia, (Jakarta:
Pusat Studi Hukum Tata Negara, 2018), hlm. 16”
5
“Republik Indonesia, Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, UU Nomor 39
Tahun 1999, LN Tahun 1999 Nomor 165, TLN Nomor 3886”
tangga.6 Sebaliknya, Indonesia mempunyai ketentuan yang mengatur
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Hal ini tidak lain hanyalah sebuah konsep
pengakuan terhadap hak asasi manusia sebagaimana diatur dalam Pasal 28D ayat
hukum yang mengacu pada pemahaman topik hukum dalam konteks kegiatan
melalui peraturan mengenai subjek yang diberi situasi dengan kebebasan dan
komitmen tertentu dalam pelaksanaan hierarki, yang harus diakui dan diisolasi
6
“Atun Wardatun, et.al., Jejak Jender Pada Budaya Mbojo, Samawa dan Sasak di Nusa
Tenggara Barat, (Mataram: Pusat Studi Wanita, 2009), hlm. 71-72”
7
“Lihat Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945”
8
“Jimmly Asshiddiqie, Mahakah Kewarganegaraan : Konstruksi Hukum
Keindonesiaan”
kewarganegaraan seseorang mempunyai peranan penting dalam menentukan hak
hak asasi manusia dalam kapasitas individu. Begitu pula dengan Gloria
Natapradja Hamel, remaja yang saat itu berusia 16 (enam belas) tahun dan lahir
pada tanggal 1 Januari 2000 di Jakarta. Ia merupakan anak dari hasil perkawinan
menikah dengan seorang ibu bernama Ira Natapradja yang merupakan warga
Bendera Pusaka pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia (HUT RI) ke-71
hari sebelum dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Paskibraka terpilih. Hal
terpilih. Oleh karena itu, ibu Ira Natapradja kemudian mengajukan permohonan
bertentangan dengan pengaturan Pasal 28B ayat (2) dan Pasal 28G ayat (1)
berlaku di Indonesia ?
B. Bagaimana Status dan Kedudukan Anak Hukum Anak yang terlahir dari
Undang yang akan penulis peroleh melalui Data Primer, Sekunder, Tersier
Data Primer :
Indonesia
Data Sekunder :
IV. Pembahasan
A. Kedudukan Perkawinan Campuran di Indonesia
Bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa telah menjadikan manusia menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu laki-laki dan perempuan, yang mana sebagian dari mereka diciptakan
atau ditakdirkan untuk saling berkoordinasi. Hal ini sesuai dengan banyaknya
nikmat yang Allah anugerahkan kepada setiap manusia, khususnya limpahan akal
dan nafsu sebagai individu yang berbudi luhur. Dengan demikian, masyarakat
yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa mampu melaksanakan hak asasi
manusia secara beradab dan bermoral. Hak untuk bereproduksi melalui proses
sakral yang dikenal sebagai pernikahan adalah salah satu cara untuk mencapai
pemenuhan hak-hak dasar tersebut—yang juga dikenal sebagai hak asasi manusia.
Di Indonesia, aspek pernikahan ini lebih dari sekedar pemuasan hasrat seksual
antara pria dan wanita. Selain itu, undang-undang perkawinan di Indonesia sejalan
dengan falsafah negara yang menjunjung tinggi aspek spiritual pada sila pertama,
yaitu keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mahakuasa. Artinya ketika dua
insan menikah, maka keduanya perlu mengetahui bahwa perkawinannya itu bukan
Perkawinan, sangat kuat dan erat kaitannya dengan aspek keagamaan sebagai
9
“Sulastri, Satino dan Yuliana Yuli W., “Perlindungan Hukum Terhadap Isteri Sebagai
Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga”, Jurnal Yuridis, Vol. 6, No. 2, (Desember 2019), hlm.
84”
Perkawinan campur yang merupakan suatu jenis perkawinan antara dua orang
“dua orang perseorangan yang berbeda kewarganegaraan, dengan salah satu pihak
agama yang sama namun tunduk pada hukum yang berbeda karena mereka
hanya sah jika didasarkan pada keyakinan agama dan filosofi kedua belah pihak”.
dan bidang lainnya. Telah menyebabkan dunia tampak tanpa batas. Oleh karena
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan dinilai saat ini belum mampu memenuhi
Indonesia”.
Padahal kemudian, tata cara Perkawinan campuran diatur dalam Pasal 59 ayat
(2) sampai dengan Pasal 61 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 yang
Indonesia;
syarat-syarat hukum perkawinan itu telah dipenuhi secara adil, sehingga tidak
4. Akta atau putusan pengganti keterangan menjadi tidak sah apabila perkawinan
tidak dilangsungkan dalam jangka waktu enam (enam) bulan sejak pernyataan
5. Akta atau surat keputusan pengganti keterangan menjadi tidak sah apabila
10
“Hanan, Suciati, dan Anindya Bidasari, “Status dan Kedudukan Anak dari Perkawinan
Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006”, Jurnal Penelitian Ilmu Hukum, Vol.
1 No. 1, Januari Tahun 2021, hlm. 22”
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa perkawinan campuran diperbolehkan
dan warga negara Indonesia dan warga negara asing boleh menikah sepanjang
hukum dan status anak hasil perkawinan campuran. Dari sudut pandang peraturan
kewarganegaraan ganda?
segala realitas yang ada. Perlindungan hukum ini dimaksudkan agar orang yang
tangga.11
sedapat mungkin hak untuk mengetahui dan diasuh oleh orang tuanya”
Bahwa Konvensi Hak Anak menetapkan hak atas nama, hak atas
1. “Nondiskriminasi
11
“Andi Syahputra, Aries Harianto, dan Jayus, “Hak Konstitusional Anak Hasil
Perkawinan Campuran di Indonesia”, Fakultas Hukum Universitas Jember, Jurnal Ilmiah Ilmu
Hukum, Vol. 16 No. 1, 2018, hlm. 20”
12
“Lihat Convention on the Rights of The Child (Pasal 7)”
13
“Candra Gautama, Konvensi Hak Anak. Panduang bagi Jurnalis, Lembaga Studi Pers
& Pembangunan, The Asia Foundation, Jakarta, 2000, hlm. 22-26”
4. Menghargai pandangan anak”
:14
14
“Latifah Ratnawaty, Status Hukum Anak Hasil Perkawinan Campuran Berdasarkan
Hukum Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Jurnal Yustisi, Vol. 1 No. 1,
Oktober 2014, hlm. 60”
ganda (bipatride) dan kurangnya kewarganegaraan (apatride) pada
antara seorang penduduk Indonesia dengan seseorang”. siapa Jika Anda bukan
menurut agama atau kepercayaan selain Islam.15 Hal ini juga sesuai dengan
Indonesia, Pasal 6 (1). Dimana “anak-anak yang lahir dari ayah penduduk asing
dan ibu penduduk Indonesia juga dapat dianggap sebagai penduduk Indonesia,
dan dalam kasus tersebut tidak menutup kemungkinan bagi anak-anak yang lahir
15
“D Surya Yudhi, “Tinjauan Yuridis Terhadap Kewarganegaraan Anak Dari Hasil
Perkawinan Campuran Setelah Berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 1974”, Fakultas Hukum
Universitas Dipoegoro, Diponegoro Law Journal, 2012, hlm. 9”
dari perkawinan tersebut dengan memiliki kewarganegaraan ganda hingga mereka
berusia 18 tahun. (delapan belas) tahun atau paling lambat pada saat ia berumur
21 (21) tahun atau pada saat yang bersangkutan telah menikah. Selama jangka
waktu ini, dia kemudian diberikan pilihan untuk memilih salah satu identitasnya”.
hal ini telah dipenuhi. Menurut Pasal 6 ayat 2 “Peraturan Menteri Hukum dan Hak
dikirimkan kepada Kepala Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atau
Kepala Kantor Imigrasi di tempat tinggal anak”. 16 Peraturan ini juga menjelaskan
negeri yang disebut juga Kedutaan Besar Republik Indonesia. Hal ini sesuai
mempunyai Kantor Perwakilan atau Kedutaan Besar di negara lain, Menteri telah
16
“Lihat Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor M.HH-19.AH.10.01 Tahun
2011 tentang Tata Cara Penyampaian Pernyataan Memilih Kewarganegaraan Bagi Anak
Berkewarganegaraan Ganda”
17
“Muzayanah, “Pernyataan Memilih Terhadap Kewarganegaraan Ganda Terbatas Bagi
Anak Dalam Perkawinan Campuran Berdasarkan Undang-Undang Kewarganegaraan”, Fakultas
Hukum Universitas Stikubank Semarang, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol. 8,
No. 2, Mei 2020, hlm. 121”
Pasal 41 Pengaturan Sementara Peraturan Nomor 12 Tahun 2006 tentang
anak yang dianggap atau secara sah dilahirkan menurut rencana dalam Pasal 5
berdasarkan ketentuan Peraturan ini baru menyatakan diri dan belum berumur 18
Indonesia berdasarkan Peraturan ini dengan mendaftar pada Imam melalui Kuasa
atau Utusan Republik Indonesia paling lambat 4 (empat) tahun setelah Undang-
bersangkutan (Kepala Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia atau
peralihan ini. Gloria Natapradja Hamel, seperti ayahnya, berstatus sama dengan
warga negara Prancis karena yang bersangkutan tidak bisa menyandang status
warga negara Indonesia jika tidak dilakukan. Atas keadaan tersebut, ibunda Gloria
Indonesia dan dalam hal ini Badan Regulasi dan Pelayanan Indonesia. Kebebasan
Dasar juga memberikan surat yang menyatakan bahwa yang pasti status
18
“Lihat Pasal 41 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia”
19
“Andi Syahputra, Aries Harianto, dan Jayus, Op.Cit, hlm. 23”
Sebagaimana telah diketahui sebelumnya sehubungan dengan status
(empat) tahun, ia harus mendaftarkan diri pada Pimpinan Dinas Regulasi dan
tahun. Namun, status tersebut dibatasi hanya untuk warga negara asing—dalam
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Indonesia saat ini tidak dapat
sebagai berikut :
Negara.
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016
V. Penutup
A. Kesimpulan
Perkawinan campuran diperbolehkan di Indonesia berdasarkan Pasal 57
agar perkawinan itu dapat dilaksanakan. sah telah dipenuhi dan dilaksanakan.
dengan identitas yang berbeda-beda, dimana salah satu pelakunya adalah warga
negara Indonesia.
dilahirkan sebelum tahun 2006 sampai dengan paling lambat tahun 2010. Namun
warga negara asing oleh Kementerian RI. Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 47
cara tersebut.
B. Saran
Meskipun terdapat standar fiksi yang sah dari " Ignorantia Jurist Non-Escusat ",
akan lebih baik jika Otoritas Publik, dalam situasi ini, memberikan pelatihan dan
sosialisasi tentang hal-hal sah yang dikeluarkannya, hal ini dapat dilakukan
karena itu, diharapkan hal ini tidak lagi menjadi sumber perselisihan di kemudian
hari.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Arinanto Satya. 2018. Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di Indonesia.
Jakarta: PusaStudi Hukum Tata Negara.
Gautama Candra. 2000. Konvensi Hak Anak. Panduang bagi Jurnalis, Lembaga
Studi Pers & Pembangunan. Jakarta: The Asia Foundation
Wardatun, Atun. 2009. Jejak Jender Pada Budaya Mbojo, Samawa dan Sasak di
Nusa Tenggara Barat. Mataram: Pusat Studi Wanita
B. JURNAL
C. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN