Kewarganegaraan Ganda
Apatride timbul apabila karena menurut aturan kedua negara tidak diakui sebagai warganegara.
Misalkan Ari dan Afi adalah suami isteri yang berkewarganegaraan A yang menganut asas soli,
mereka berdomisili di negara B yang menganut asas ius sangiunis, kemudian melahirkan
anaknya C. C oleh negara A tidak diakui karena tidak lahir dalam wilayah negara A dan tidak
diakui negara B karena bukan keturunan bangsa B.
Bipatride timbul karena menurut aturan kedua negara diakui status kewarganegaraannya.
Misalkan Ari dan Afi adalah suami isteri yang berkewarganegaraan A yang menganut asas
sangiunis, mereka berdomisili di negara B yang menganut asas ius soli, kemudian melahirkan
anaknya C. C oleh negara A diakui karena keturunan bangsa A dan diakui negara B karena lahir
dalam wilayah negara B.
Multipatride timbul karena sesuatu dan lain hal seseorang selalu berurusan dengan negara
ataupun unsur-unsur lain dalam suatu negara dan sering berpindah wilayah domisilinya. Dalam
hukum internasional multipatride dianggap mengganggu sistem kewarganegaraan suatu negara.
pria warganegara Indonesia (pasal 1 huruf b UU No.62 Tahun 1958), maka kewarganegaraan
anak mengikuti ayahnya, kalaupun Ibu dapat memberikan kewarganegaraannya, si anak terpaksa
harus kehilangan kewarganegaraan Indonesianya. Bila suami meninggal dunia dan anak anak
masih dibawah umur tidak jelas apakah istri dapat menjadi wali bagi anak anak nya yang
menjadi WNI di Indonesia. Bila suami (yang berstatus pegawai negeri)meningggal tidak jelas
apakah istri (WNA) dapat memperoleh pensiun suami.
2. Menjadi warganegara asing
Apabila anak tersebut lahir dari perkawinan antara seorang wanita warganegara Indonesia
dengan warganegara asing. Anak tersebut sejak lahirnya dianggap sebagai warga negara asing
sehingga harus dibuatkan Paspor di Kedutaan Besar Ayahnya, dan dibuatkan kartu Izin Tinggal
Sementara (KITAS) yang harus terus diperpanjang dan biaya pengurusannya tidak murah. Dalam
hal terjadi perceraian, akan sulit bagi ibu untuk mengasuh anaknya, walaupun pada pasal 3 UU
No.62 tahun 1958 dimungkinkan bagi seorang ibu WNI yang bercerai untuk memohon
kewarganegaraan Indonesia bagi anaknya yang masih di bawah umur dan berada dibawah
pengasuhannya, namun dalam praktek hal ini sulit dilakukan.
Masih terkait dengan kewarganegaraan anak, dalam UU No.62 Tahun 1958, hilangnya
kewarganegaraan ayah juga mengakibatkan hilangnya kewarganegaraan anak-anaknya yang
memiliki hubungan hukum dengannya dan belum dewasa (belum berusia 18 tahun atau belum
menikah). Hilangnya kewarganegaraan ibu, juga mengakibatkan kewarganegaraan anak yang
belum dewasa (belum berusia 18 tahun/ belum menikah) menjadi hilang (apabila anak tersebut
tidak memiliki hubungan hukum dengan ayahnya).
Pasal 28 UUD 1945 menetapkan hak warga negara dan penduduk untuk berserikat daan
berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan dan sebagainya. Syaratsyaratnya akan diatur dalam undang-undang. Pelaksanaan pasal 28 telah diatur dalam
undang-undang antara lain:
1. UU No.1 Tahun 1985 tentang perubahan atas UU no. 15 tahun 1969 tentang pemilihan
umum anggota Badan permusyawaratan/perwakilan Rakyat sbagai mana telah diubah dengan
UU No. 4 tahun 1975 daan UU No. 3 tahun 1980.
2. UU No. 2 tahun 1985 tentang perubahan aatas UU No. 16 tahun 1969 tentang susunan dan
kedudukan MPR, DPR, dan DPRD sebagaimana telah diubah dengan UU No. 5 tahun 1975
4. Kemerdekaan memeluk agama
Pasal 29 (1),(2) UUD 1945 mengatur kemerdekaan beragama di Indonesia. Hak atas
kebebasan beragama bukan pemberian Negara atau golongan melainkan berdasarkan
keyakinan sehinga tidak dapat dipaksakan.
5. Hak dan kewajiban bela Negara
Pasal 30 (1) UUD 1945 menyatakan keewajiban dan hak setiap warga negara untuk ikut serta
dalam usaha pembelaan negara dan ayat (2) menyatakan bahwa pengaturannya lebih lanjut
dilakukan dengan undang-undang. Undang-undang yang dimaksudkan adalah UU No. 20
tahun 1982.
6. Hak mendapatkan pengajaran
Termuat dalam pasal 31 (1),(2) UUd 1945, ini sesuai dengan tujuan Negara kta dalam
pembukaan UUD 1945 bahwa bangsa Indonesia antara lain berkewajiban mencerdaskan
kehidupan bangsa.