Anda di halaman 1dari 7

Lex Privatum Vol. VI/No.

1/Jan-Mar/2018

KEDUDUKAN ANAK YANG LAHIR DARI HASIL dalam suatu gugus yang disebut masyarakat.
PERKAWINAN CAMPURAN MENURUT Hidup sendiri tanpa sesama disuatu Tempat,
UU NO 1 TAHUN 19741 bukanlah kodrat manusia sebagai makhluk
Oleh: Freddy Alfrando Kalagison2 sosial, kalaupun ada yang hidup sendirian, Itu
Dosen Pembimbing: hanyalah cerita pengantar tidur, dan pada
Prof. Dr. Telly Sumbu, SH., MH; tengah kisah pasti akan dipertemukan dan
Dr. Jemmy Sondakh, SH, MH bergaul dengan sesamanya sebagai suatu
kebutuhan mutlak.3 Kodrat manusia sebagai
ABSTRAK mahluk yang diciptakan dengan penggolongan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk jenis kelamin pria dan wanita, satu dengan yang
mengetahui bagaimana status dan kedudukan lain akan saling tertarik untuk kemudian
anak dari perkawinan campuran yang berbeda mempersatukan diri dalam ikatan perkawinan.
kewarganegaraan dan bagaimana perlindungan Begitu juga anak yang lahir dalam perkawinan
hukum terhadap anak yang lahir dari campuran harus diakui dan dihormati hak-hak
pernikahan campuran. Dengan menggunakan keperdataannya sebagai Hak Asasi Manusia
metode penelitian yuridis normatif, sama dengan anak yang lahir pada umumnya.
disimpulkan: 1. Jadi status kedudukan Anak Anak yang lahir dari perkawinan sepanjang
seperti tertulis pada Undang-Undang No.12 anak itu adalah sah harus dihormati.
Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI Ini dapat dipahami karena dengan
memberikan jaminan kewarganegaraan anak perkawinan tersebut, selain untuk memenuhi
dari hasil perkawinan campuran. Berdasarkan kebutuhan biologis, dimaksudkan dari
ketentuan tersebut menyatakan bahwa anak perkawinan itu akan lahir anak keturunan yang
dari hasil perkawinan campuran mendapat hak tentunya diharapkan dapat meneruskan
untuk menentukan atau memilih kehidupan manusia secara berkelanjutan.4
kewarganegaraan. Hak tersebut diberikan jika Anak sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa
telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan mahluk sosial, sejak dalam kandungan
setelah berusia 18 tahun. 2. Perlindungan sampai dilahirkan mempunyai hak atas hidup
hukum terhadap anak terdapat pada Ketentuan dan merdeka serta mendapat perlindungan
dalam Undang-Undang No.12 Tahun 2006 baik dari orang tua, keluarga, masyarakat,
Tentang Kewarganegaraan RI. hal ini dimaksud bangsa dan Negara.5
untuk tetap memberikan perlindungan hukum Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun
kepada anak yang lahir dalam perkawinan 2002 dan Undang-Undang No. 35 Tahun 2014
campuran antara WNI dan WNA atau anak Tentang Perubahan atas Undang-Undang No.
karena tempat kelahirannya mendapatkan 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,
kewarganegaraan di negaranya. UU No.35 Anak adalah seseorang yang belum berusia 18
Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dalam (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
pasal 5 dimana disebutkan bahwa setiap anak masih dalam kandungan.6
berhak atas kewarganegaran anak maka negara Perkawinan campuran diatur dalam Undang-
mempunyai kewajiban untuk melindungi anak Undang No 1 Tahun 1974 yaitu Perkawinan
warga negaranya dan juga berkewajiban untuk antara dua orang yang di Indonesia tunduk
menjamin pedidikan, hak-hak anak lainya pada hukum yang berlainan, karena perbedaan
semula untuk menentukan kewarganegaran. kewarganegaraan, dikenal dengan Perkawinan
Kata kunci: Kedudukan Anak, Lahir, Campuran (Pasal 57 UU No. 1 Tahun 1974
Perkawinan Campuran. tentang Perkawinan). Artinya perkawinan yang

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
3
Manusia ditakdirkan dengan sifat zoon Moch. Isnaeni, Hukum Perkawinan Indonesia
(Bandung:Refika Aditama, 2016), Hal. 1
Politicon, mereka selalu hidup berkelompok 4
Ibid. Hal.9
5
H.R. Abdussalam, Adri Desasfuryanto, Hukum
1
Artikel Skripsi. Perlindungan Anak, ( PTIK, Jakarta, 2016) Hal.1.
6
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Amandemen Undang-Undang Perlindungan Anak UU RI
13071101028 No. 35 Tahun 2014 (Sinar Grafika, Jakarta,2016), Hal 3.

77
Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

akan anda lakukan adalah perkawinan B. Rumusan Masalah


campuran. 1. Bagaimana status dan kedudukan anak
Sebelum adanya UU No. 1 Tahun 1974 di dari perkawinan campuran yang berbeda
Indonesia berlaku berbagai hukum perkawinan kewarganegaraan?
bagi berbagai golongan warga Negara dan 2. Bagaimana perlindungan hukum
berbagai daerah khusus” 7Khususnya, kalau terhadap anak yang lahir dari pernikahan
disimak aturan hukum perkawinan yang tertera campuran?
di dalam BW, memang relatif rinci terdiri dari
banyak pasal. Ini memang layak, mengingat C. Metode Penelitian
bidang perkawinan merupakan bagian terbesar Sesuai dengan bidang kajian ilmu hukum,
dari hukum tentang orang yang diatur dalam maka digunakan pendekatan secara yuridis
Buku I BW, dikarenakan Masa hidup manusia normatif.8 Dalam penelitian ini metode yang
memang banyak dihabiskan untuk urusan digunakan adalah penelitian hukum positif di
kawin dengan setumpuk problematikanya. Indonesia. Kegunaan penelitian hukum
Pernikahan campuran atau perkawinan beda normatif antara lain adalah untuk mengetahui
kewarganegaraan di Indonesia sekarang ini atau mengenal apakah dan bagaimanakah
telah menjadi sebuah tren yang sudah hukum positif mengenai masalah tertentu. Dan
membudaya dalam setiap lapisan masyarakat. untuk dapat menjelaskan atau menerapkan
Terutama kalangan artis-artis yang sering sekali kepada orang lain apakah dan bagaimanakah
menikah dengan laki-laki asing yang itu secara hukumnya mengenai peristiwa atau masalah
terang-terangan diakui dalam media informasi. tertentu.
Berdasarkan Pasal 58 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan PEMBAHASAN
menjelaskan tentang bagi orang-orang yang A. Status Kedudukan Anak Dari Hasil
berlainan kewarganegaraan yang melakukan Pernikahan Campuran
perkawinan campuran, dapat memperoleh Salah satu tujuan perkawinan ialah untuk
kewarganegaraan dari suami/isterinya dan melakukan regenerasi sehingga kesinambungan
dapat pula kehilangan kewarganegaraannya, umat tetap dapat mengalir tanpa henti. Anak
menurut cara-cara yang telah ditentukan dalam hasil sebuah perkawinan, acapkali justru
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik membuat hubungan keluarga menjadi kuat dan
Indonesia yang berlaku. erat, demikian juga rasa tanggung jawab
Pernikahan campuran juga terjadi pada masing-masing pasangan menjadi semakin
tenaga kerja Indonesia dengan tenaga kerja kokoh. Sementara dengan adanya sebuah
dari negara lain. Dengan banyak terjadinya perkawinan pula, maka seorang anak akan
pernikahan campur di Indonesia sudah menentukan kedudukan hukumnya.9
seharusnya perlindungan hukum dalam Perkawinan yang dilangsungkan dinyatakan
perkawinan campuran ini diakomodir dengan sah, membawa akibat anak yang dilahirkan
baik dalam perUndang-Undangan di Indonesia. menduduki posisi sebagai anak yang sah. Ini
Kemudian bagaimana dengan anak atau dapat disimak dalam Pasal 42 Undang-Undang
keturunan yang akan dilahirkan dari pernikahan perkawinan bahwa anak sah adalah anak yang
beda kewarganegaraan ini. masalahnya dilahirkan dalam atau sebagai akibat
bagaimana pengaturan kedudukan atau status perkawinan yang sah. Kalau di banding redaksi
hukum dari anak tersebut. Atas dasar inilah ketentuan yang mengatur tentang anak sah
yang menjadi alasan penulis memilih judul yang ada dalam pasal 250 BW memang sedikit
skripsi ini yaitu “Kedudukan Anak Yang Lahir berbeda dan untuk masa sekarang kalimatnya
Dari Perkawinan Campuran menurut UU RI terasa janggal. Intinya pasal 250 BW ialah: tiap-
No. 1 Tahun 1974” kedudukan anak tersebut tiap anak yang dilahirkan atau ditumbuhkan
harus jelas supaya tidak menjadi masalah
dikemudian hari. 8
Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum
Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Cet. IV . (Jakarta: Raja
7
Hilman Hadikusuma, Hukum Perkawinan Indonesia, Grafindo Perkasa, 2003), Hal. 14
9
Menurut Perundangan, Hukum Adat, Hukum Agama, Moch. Isnaeni, Hukum Perkawinan Indonesia (Bandung:
(Mandar Maju, Bandung, 2007), Hal 4. Refika Aditama, 2016), hal 117

78
Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

sepanjang perkawinan, memperoleh si suami tunggal, sehingga anak yang lahir dari
sebagai bapaknya. Jadi hanya anak yang perkawinan campuran hanya bisa memiliki satu
dilahirkan di sepanjang perkawinan saja yang kewarganegaraan, yang dalam UU tersebut
diakui sebagai anak yang sah. sedangkan bapak ditentukan bahwa yang harus diikuti adalah
anak sah itu adalah pria yang berstatus suami. kewarganegaraan ayahnya. Pengaturan ini
Ini memberi pertanda bahwa seorang anak menimbulkan persoalan apabila di kemudian
sudah dipastikan mempunyai ibu yang bersosok hari perkawinan orang tua pecah, tentu ibu
seorang wanita yang melahirkannya. Kendati akan kesulitan mendapat pengasuhan anaknya
misalnya tidak ada perkawinan, lalu seorang yang warga negara asing.
wanita melahirkan seorang anak maka wanita Berdasarkan UU No. 62 Tahun 1958 tentang
yang bersangkutan demi hukum adalah ibu dari Kewarganegaraan, anak hanya mengikuti
anak yang lahir tersebut. Ini berbeda dengan kewarganegaraan ayahnya, namun berdasarkan
sosok pria, sebab kalau sampai ada wanita yang UU No. 12 tahun 2006 tentang
hamil karena pria tersebut tanpa ada ikatan tali Kewarganegaraan anak akan memiliki dua
perkawinan, tidak begitu saja demi hukum pria kewarganegaraan.
tersebut menjadi bapak dari anak yang lahir Sikap Indonesia yang menyatakan diri
dari rahim wanita yang bersangkutan. sebagai negara yang berdasarkan atas hukum
Konsukuensinya muncullah Pasal 287 BW yang dan menjunjung tinggi HAM, dapat dilihat dari
menentukan bahwa menyelidiki soal siapakah UUD 1945 yang memuat ketentuan tentang
bapak seorang anak adalah terlarang. penghormatan beberapa aspek HAM yang
Sebaliknya kalau hendak menelisik siapa ibu sangat penting, seperti hak semua bangsa atas
seorang anak luar kawin adalah diperbolehkan, kemerdekaan (alinea pertama pembukaan), hak
dan ini dapat disimak pada Pasal 228 BW.10 atas kewarganegaraan (Pasal 26), persamaan
Pembuatan Undang-Undang No 23/2002 kedudukan semua warga negara Indonesia di
tentang Perlindungan Anak dilatarbelakangi depan hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat
dengan ratifikasi konvensi Hak anak oleh 1), hak warga negara Indonesia atas pekerjaan
Indonesia pada tahun 1990 setelah konvensi ini (Pasal 27 ayat 2), hak setiap warga negara
di adopsi oleh majelis umum PBB guna Indonesia atas kehidupan yang layak bagi
mengatur masalah Hak Anak. Selain itu kemanusiaan (Pasal 27 ayat 2) dan hak warga
Indonesia juga mengadopsi Undang-Undang negara atas pendidikan (Pasal 31 ayat 1).12
tentang hak asasi manusia pada tahun 1999 Di dalam Kitab Undang-Undang Hukum
(UU No 39/1999). Meskipun sudah ada Perdata Pasal 250 menyebutkan bahwa anak
sejumlah yang berkaitan dengan perlindungan yang dilahirkan atau dibesarkan selama
anak11 perkawinan adalah anak dari suami ibunya yang
Pada tanggal 11 Juli 2006, DPR terikat dengan perkawinan. Menurut Undang-
mengesahkan Undang-Undang Undang Perkawinan dan Kompilasi Hukum
Kewarganegaraan yang baru. Lahirnya Undang- Islam, anak yang sah adalah anak yang
Undang ini disambut gembira oleh sekelompok dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yang
kaum ibu yang menikah dengan warga negara sah, meskipun anak tersebut lahir dari
asing, walaupun pro dan kontra masih saja perkawinan wanita hamil yang usia
timbul, namun secara garis besar Undang- kandungannya kurang dari enam bulan
Undang baru yang memperbolehkan dwi lamanya sejak ia menikah resmi.
kewarganegaraan terbatas ini sudah Berdasarkan atas hal itulah, UU No. 12/2006
memberikan pencerahan baru dalam mengatasi tentang Kewarganegaraan RI hadir untuk
persoalan-persoalan yang lahir dari perkawinan menggantikan UU No 62/1958 tentang
campuran. Kewarganegaraan RI yang mengundang banyak
Persoalan yang rentan dan sering timbul polemik dan diskriminatif. HAM menurut
dalam perkawinan campuran adalah masalah Indonesia adalah hak yang melekat pada setiap
kewarganegaraan anak. kewarganegaraan yang manusia untuk dapat mempertahankan hidup,
lama menganut prinsip kewarganegaraan harkat dan martabatnya. Dalam mengemban

10
Ibid, Hal.118
11 12
Ibid, Hal.120 UUD 1945 Hasil Amandemen

79
Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

hak tersebut dilakukan secara seimbang antara yang dibawah pengampuan.15 Dengan
hak dan kewajiban dan antara kepentingan demikian, anak dapat dikategorikan sebagai
perorangan dan kepentingan umum. subjek hukum yang tidak cakap melakukan
perbuatan hukum. Hanya saja, seseorang yang
B. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Hasil tidak cakap karena belum dewasa diwakili oleh
Perkawinan Campuran orang tua atau walinya dalam melakukan
Perlindungan Hukum adalah memberikan perbuatan hukum. Meskipun demikian, anak
pengayoman kepada hak asasi manusia yang tetap dapat dikategorikan sebagai subjek
dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut hukum yang sama-sama mempunyai hak, salah
diberikan kepada masyarakat agar mereka satunya adalah hak kewarganegaraan. Setiap
dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh,
oleh hukum. berkembang, dan berpartisipasi secara wajar
Selain itu, perlindungan akan harkat dan sesuai dengan harkat dan martabat
martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum dari kekerasan dan diskriminasi. Oleh karena
berdasarkan ketentuan hukum dari itu, perlindungan terhadap anak perlu
kesewenangan. Berbagai upaya hukum yang diperhatikan dan dijauhkan dari kehidupan
harus diberikan oleh aparat penegak hukum yang diskriminatif. Seperti yang tertuang dalam
untuk memberikan rasa aman, baik secara Undang-Undang HAM pasal 13 ayat (1) yang
pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbunyi:16
berbagai ancaman dari pihak manapun. Dan Setiap anak selama dalam pengasuhan
Sebagai kumpulan peraturan atau kaidah yang orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang
akan dapat melindungi suatu hal dari hal bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak
lainnya. Berkaitan dengan konsumen, berarti mendapat perlindungan dari perlakuan: (a)
hukum memberikan perlindungan terhadap diskriminasi; (b) eksploitasi, baik ekonomi
hak-hak pelanggan dari sesuatu yang maupun seksual; (c) penelantaran; (d)
mengakibatkan tidak terpenuhinya hak-hak kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; (e)
tersebut.13 ketidakadilan; dan perlakuan salah lainnya.
Dalam hukum perdata, diketahui bahwa Perlindungan anak adalah segala kegiatan
manusia memiliki status sebagai subjek hukum untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
sejak ia dilahirkan. Pasal 2 Kitab Undang- haknya agar dapat hidup, tumbuh,
Undang Hukum Perdata memberi pengecualian berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal
bahwa anak yang masih dalam kandungan sesuai dengan harkat dan martabat
dapat menjadi subjek hukum apabila ada kemanusiaan, serta mendapat perlindungan
kepentingan yang menghendaki dan dilahirkan dari kekerasan dan diskriminasi,17 terlebih lagi
dalam keadaan hidup.14 Manusia sebagai subjek kita hidup dalam negara demokrasi. Masalah
hukum berarti manusia memiliki hak dan anak sah diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974
kewajiban dalam lalu lintas hukum. Namun terdapat pada Pasal 42, 43 dan 44.
tidak berarti semua manusia cakap bertindak Kemudian dalam Pasal 250 Kitab Undang-
dalam lalu lintas hukum. Orang-orang yang Undang Hukum Perdata mengatakan bahwa:
tidak memiliki kewenangan atau kecakapan “Tiap anak yang dilahirkan atau ditumbuhkan
untuk melakukan perbuatan hukum diwakili sepanjang perkawinan, memperoleh si suami
oleh orang lain. sebagai bapaknya”.18 Dari ketentuan tersebut,
Berdasarkan pasal 1330 Kitab Undang- bahwa wanita yang hamil kemudian ia kawin
Undang Hukum Perdata, mereka yang sah dengan seorang pria, maka jika anak itu
digolongkan tidak cakap adalah mereka yang lahir, anak itu adalah anak sah dari perkawinan
belum dewasa, wanita bersuami, dan mereka

13 15
Muhammad Naoval Adam, SH. Makala Diskusi. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
16
Perlindungan Anak Hasil Perkawinan Campuran.16 Lihat, Undang-Undang HAM pasal 13 ayat (1)
17
Oktober 2010. Hal.2 Muladi, Hak Asasi Manusia, Hal 233.
14 18
Sri Susilowati Mahdi, Surini Ahlan Sjarif, dan Akhmad Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPer. Tim Viva
Budi Cahyono, Hukum Perdata; Suatu Pengantar, Hal 21. Justicia. Hal.76

80
Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

wanita dengan pria tersebut tanpa ada batas keterangan untuk itu, kecuali apabila
waktu usia. dengan kehilangan kewarganegaraan
Persoalan yang rentan dan sering timbul tersebut, menjadi tanpa kewarganegaraan.22
dalam perkawinan campuran adalah masalah Apabila suami WNA bila ingin memperoleh
kewarganegaraan anak. UU kewarganegaraan kewarganegaraan Indonesia maka harus
yang lama menganut prinsip kewarganegaraan memenuhi persyaratan yang ditentukan bagi
tunggal, sehingga anak yang lahir dari WNA biasa. Karena sulitnya mendapat ijin
perkawinan campuran hanya bisa memiliki satu tinggal di Indonesia bagi laki-laki WNA
kewarganegaraan, yang dalam UU tersebut sementara istri WNI tidak bisa meninggalkan
ditentukan bahwa yang harus diikuti adalah Indonesia karena satudan lain hal( faktor
kewarganegaraan ayahnya. Pengaturan ini bahasa, budaya, keluarga besar, pekerjaan
menimbulkan persoalan apabila di kemudian pendidikan, dll) maka banyak pasangan seperti
hari perkawinan orang tua pecah, tentu ibu terpaksa hidup dalam keterpisahan.
akan kesulitan mendapat pengasuhan anaknya Wanita Warga Negara Asing (WNA) yang
yang warga negara asing. menikah dengan Pria Warga Negara Indonesia
Dengan lahirnya UU Kewarganegaraan yang (WNI), menganut azas kewarganegaraan
baru, sangat menarik untuk dikaji bagaimana tunggal sehingga berdasarkan Pasal 7 UU No.62
pengaruh lahirnya UU ini terhadap status Tahun 1958 apabila seorang perempuan WNA
hukum anak dari perkawinan campuran, menikah dengan pria WNI, ia dapat
berikut komparasinya terhadap UU memperoleh kewarganegaraan Indonesia tapi
Kewarganegaraan yang lama.19 Definisi anak pada saat yang sama ia juga harus kehilangan
dalam pasal 1 angka 1 UU No 35 Tahun 2014 kewarganegaraan asalnya. Permohonan untuk
tentang perubahan atas Undang-Undang No 23 menjadi WNI pun harus dilakukan maksimal
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak adalah: dalam waktu satu tahun setelah pernikahan,
“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 bila masa itu terlewati, maka permohonan
(delapan belas) tahun, termasuk anak yang untuk menjadi WNI harus mengikuti
masih dalam kandungan.”20 dengan ibunya. persyaratan yang berlaku bagi WNA biasa.
Sejak dahulu diakui bahwa soal keturunan Untuk dapat tinggal di Indonesia perempuan
termasuk status personal. WNA ini mendapat sponsor suami dan dapat
Kecondongan ini sesuai dengan prinsip memperoleh izin tinggal yang harus
dalam UU Kewarganegaraan No.62 tahun 1958. diperpanjang setiap tahun dan memerlukan
Kecondongan pada sistem hukum ayah demi biaya serta waktu untuk pengurusannya. Bila
kesatuan hukum, memiliki tujuan yang baik suami meninggal maka ia akan kehilangan
yaitu kesatuan dalam keluarga, namun dalam sponsor dan otomatis keberadaannya di
hal kewarganegaraan ibu berbeda dari ayah, Indonesia menjadi tidak jelas Setiap kali
lalu terjadi perpecahan dalam perkawinan melakukan perjalanan keluar negeri
tersebut maka akan sulit bagi ibu untuk memerlukan reentry permit yang
mengasuh dan membesarkan anak-anaknya permohonannya harus disetujui suami sebagai
yang berbeda kewarganegaraan, terutama bila sponsor. Bila suami meninggal tanah hak milik
anak-anak tersebut masih dibawah umur.21 yang diwariskan suami harus segera dialihkan
Pria Warga Negara Asing (WNA) menikah dalam waktu satu tahun. Seorang wanita WNA
dengan Wanita Warga Negara Indonesia (WNI), tidak dapat bekerja kecuali dengan sponsor
berdasarkan pasal 8 UU No. 62 tahun 1958: perusahaan. Bila dengan sponsor suami hanya
seorang perempuan warga negara Indonesia dapat bekerja sebagai tenaga sukarela. Artinya
yang kawin dengan seorang asing bisa sebagai istri/ibu dari WNI, perempuan ini
kehilangan kewarganegaraannya, apabila kehilangan hak berkontribusi pada pendapatan
selama waktu satu tahun ia menyatakan rumah tangga.
Dalam Undang-Undang kewarganegaraan
19
yang baru memuat asas-asas kewarganegaraan
Muhammad Naoval Adam, Op,cit. Hal.4
20
Solahudin Pugung. Mendapatkan Hak Asuh Anak dan
22
Harta Bersama. Indonesia Legal Center Sudargo Gautama. Tafsir Undang-Undang
Publising.Op.Cit.Hal.22 Kewarganegaraan Republik Indonesia. Alumni. Bandung.
21
Ibid. Hal. 6 1973.Hal.262

81
Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

umum atau universal. Adapun asas-asas yang PENUTUP


dianut dalam Undang-Undang ini sebagai A. Kesimpulan
berikut: 1. Jadi status kedudukan Anak seperti
1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah tertulis pada Undang-Undang No.12
asas yang menentukan kewarganegaraan Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan RI
seseorang berdasarkan keturunan, bukan memberikan jaminan kewarganegaraan
berdasarkan negara tempat kelahiran. anak dari hasil perkawinan campuran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas Berdasarkan ketentuan tersebut
adalah asas yang menentukan menyatakan bahwa anak dari hasil
kewarganegaraan seseorang berdasarkan perkawinan campuran mendapat hak
Negara tempat kelahiran, yang diberlakukan untuk menentukan atau memilih
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan kewarganegaraan. Hak tersebut
ketentuan yang diatur dalam Undang- diberikan jika telah memenuhi
Undang ini. persyaratan yang ditetapkan setelah
3. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas berusia 18 tahun
yang menentukan satu kewarganegaraan 2. Perlindungan hukum terhadap anak
bagi setiap orang. terdapat pada Ketentuan dalam Undang-
4. Asas kewarganegaraan ganda terbatas Undang No.12 Tahun 2006 Tentang
adalah asas yang menentukan Kewarganegaraan RI. hal ini dimaksud
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak untuk tetap memberikan perlindungan
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam hukum kepada anak yang lahir dalam
Undang-Undang ini. perkawinan campuran antara WNI dan
Undang-Undang ini pada dasarnya tidak WNA atau anak karena tempat
mengenal kewarganegaraan ganda (bipatride) kelahirannya mendapatkan
ataupun tanpa kewarganegaraan (apatride). kewarganegaraan di negaranya. UU
Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada No.35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan
anak dalam Undang-Undang ini merupakan Anak dalam pasal 5 dimana disebutkan
suatu pengecualian. Mengenai hilangnya bahwa setiap anak berhak atas
kewarganegaraan anak, maka hilangnya kewarganegaran anak maka negara
kewarganegaraan ayah atau ibu (apabila anak mempunyai kewajiban untuk melindungi
tersebut tidak punya hubungan hukum dengan anak warga negaranya dan juga
ayahnya) tidak secara otomatis menyebabkan berkewajiban untuk menjamin pedidikan,
kewarganegaraan anak menjadi hilang. hak-hak anak lainya semula untuk
Maka Berdasarkan UU ini anak yang lahir menentukan kewarganegaran.
dari perkawinan seorang wanita WNI dengan
pria WNA, maupun anak yang lahir dari B. Saran
perkawinan seorang wanita WNA dengan pria 1. Dengan berlakunya Undang-Undang
WNI, sama-sama diakui sebagai warga negara No.12 Tahun 2006 Tentang
Indonesia. Anak tersebut akan Kewarganegaraan RI memberikan
berkewarganegaraan ganda , dan setelah anak peluang yang besar terhadap
berusia 18 tahun atau sudah kawin maka ia perlindungan hak-hak anak dari hasil
harus menentukan pilihannya. Pernyataan perkawinan campuran. Anak hasil dari
untuk memilih tersebut harus disampaikan perkawinan campuran hendaknya
paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak memanfaatkan ketentuan tersebut untuk
berusia 18 tahun atau setelah kawin. melegasisasikan kewarganegaraan anak
Pemberian kewarganegaraan ganda ini sesudah 18 tahun.
merupakan terobosan baru yang positif bagi 2. Saran yang dapat diberikan pada
anak-anak hasil dari perkawinan campuran. pasangan perkawinan campuran yaitu
memahami dengan baik ketentuan-
ketentuan hukum kewarganegaraan
sehingga dapat mengetahui hak-hak dan

82
Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

kewajiban yang menjadi konsekuensi Sari Hukum Dan Perundangan. Komplikasi


atas perkawinan yang dilakukan. Hukum Islam. SL Media.
Seri Hukum Dan Perundangan. Hukum
DAFTAR PUSTAKA Perkawinan Indonesia. UU RI. No.1 Tahun
Abdussalam H.R., Adri Desasfuryanto, Hukum 1974. SL Media
Perlindungan Anak, Jakarta: Penerbit Soekanto Soerjono & Sri Mamudji, Penelitian
PTIK, 2016. Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
Adam Muhammad Naoval, SH. Makala Diskusi. Cet. IV . Jakarta: Raja Grafindo Perkasa,
Perlindungan Anak Hasil Perkawinan 2003
Campuran. 16 Oktober 2010 Syahrani H. Ribuan, Seluk Beluk dan Asas-asas
Fakih Mansour, Maria Indrianto, Antonius, Eko Hukum Perdata, Alumni, Bandung, 2004.
Prasetyo, Menegakkan Keadilan dan
kemanusiaan: Pegangan untuk Sumber –Sumber lain :
membangun Gerakan Hak Asasi Manusia Amandemen Undang-Undang Perlindungan
Gautama Sudargo, Hukum Perdata Anak UU RI No. 35 Tahun 2014 (Sinar
Internasional Indonesia, B, Jilid III Bagian Grafika, Jakarta, 2016), Hal 3.
I, Buku ke-7, Bandung: Penerbit Alumni, Kitab Undang-undang Hukum Perdata
1995. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPer.
---------------------. Tafsir Undang-Undang Tim Viva Justicia. Hal.76
Kewarganegaraan Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2007
Alumni. Bandung. 1973 Undang-Undang HAM
Hadikusuma Hilman, Hukum Perkawinan Undang-undang Kewarganegaraan Tahun 1958
Indonesia, Menurut Perundangan, Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang
Hukum Adat, Hukum Agama, Mandar Perlindungan Anak
Maju, Bandung, 2007 Undang-undang Dasar Negara Republik
Holt Enggi, Asas Perlindungan Anak dan Indonesia Tahun 1945
Persamaan Kedudukan Hukum Antara
Perempuan dan Pria Dalam Rancangan
Undang-Undang Kewarganegaraan
Republik Indonesia , Indonesia, 2006
Isnaeni H Moch., Hukum Perkawinan
Indonesia, Bandung: Refika ADITAMA,
2016
Kusnadi Moh, Pengantar Hukum Tata Negara
Indonesia.
Mahdi Sri Susilowati, Surini Ahlan Sjarif, dan
Akhmad Budi Cahyono, Hukum Perdata:
Suatu Pengantar, Jakarta: Gitama Jaya
Jakarta, 2005.
Pugung Solahudin. Mendapatkan Hak Asuh
Anak dan Harta Bersama. Indonesia
Legal Center Publising.
Ramulyo Mohd. Idris, Hukum Perkawinan Islam
Suatu Analisis Dari Undang-Undang No.1
Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam,
Cet. Kedua, Jakarta: Bumi Arkasa, 1999
Rasjid Sulaiman, Fiqh Islam, Cet. Ke-25,
Bandung: CV Sinar Baru, 1992
Rosyada Dede, ddk, Pendidikan
Kewarganegaraan (Civil Education).
Saleh K. Wantjik, Hukum Perkawinan Indonesia,
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1980

83

Anda mungkin juga menyukai